All Chapters of TERJEBAK CINTA BOS KEJAM : Chapter 1 - Chapter 10
31 Chapters
Bab 1 Dilabrak
“Ya, Sarah.” “Mas di mana? Ini sudah jam berapa belum sampai rumah, katanya hari ini pulang?” cerocos Sarah, istri Adipati. “Aku masih ada rapat! Besok mungkin aku pulang ke Surabaya.”"Awas saja kalau di Jakarta kamu selingkuh ya! Tak pites gendakanmu!” ancam Sarah. Adipati tersenyum ke arah Nesya, karena Nesya berjalan menghampirinya sambil membawa potongan kue ulang tahunnya.“ Ora, wis yo, aku isih sibuk!” Adipati pun memutuskan sambungan ponselnya begitu saja lalu secepat mungkin ia mengantongi ponselnya. “Siapa, Mas. Rekan kerja?” tanya Nesya."Iya.” Adipati kemudian memeluk Nesya. Adipati tidak tahu jika beberapa bulan ini sang istri sudah curiga dan terus memantau suaminya. Benar saja Adipati kedapatan selingkuh dengan Nesya bawahnya di kantor. Saat sedang asyik suap-suapan, ada seseorang yang menekan tombol bell apartemennya dengan begitu tidak sabar. Nesya mengerutkan dahinya siapa gerangan tamu yang datang, sebab ia tidak mengundang siapapun di ulang tahunnya."Ya, sebe
Read more
Bab 2 Kehilangan Mahkota
Setelah menuntaskan hasratnya, Gunawan meninggalkan Nesya begitu saja ke kamar mandi. Gunawan tertawa puas setelah selesai dengan aksi tidak terpujinya. Hasratnya yang yang sudah ia pendam bertahun-tahun karena sang istri sudah meninggal dunia, ia lampiaskan pada Nesya yang tidak tahu apa-apa tentang menantunya tersebut. Nesya dengan tatapan kosong dan air matanya yang tidak bisa dibendung, perlahan menarik dress-nya yang tadi di buang Gunawan di atas sofa. Ia begitu syok dan mencerna apa yang sudah terjadi saat ini."Papa ... Papa...,” lirihnya menyebut nama Almarhum Papanya.Nesya teringat almarhum Papanya yang tidak pernah marah dan berkata kasar serta tidak pernah menyakiti dirinya. Tetapi kini ia merasakan sakit yang amat sangat luar biasa sampai tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Nesya masih meringkuk di sofa, ia diam tetapi air matanya terus mengalir. Rasa sakit dibagian intinya tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya. Masa depannya hancur dan ia saat ini tidak tahu ha
Read more
Bab 3 Sarah Mengamuk
Sarah mengamuk di kamar hotel, tidak hentinya ia menampar Adipati dan Gunawan hanya duduk menyaksikan saja sambil merokok didekat pintu balkon. Gunawan tersenyum miring melihat anaknya yang memang tidak menyukai pengkhianatan. “Kau sudah tidur dengannya? Kalian berdua sudah berbuat apa saja?” teriak Sarah lalu mengambil kursi dan hendak menghantam Adipati. Namun Gunawan mencegahnya. "Cukup, Sarah! Papa sudah pastikan gadis itu dan Adipati tidak akan pernah lagi berhubungan. Besok kalian pulang ke Surabaya. Papa akan menangani perusahaan di sini.” Gunawan kemudian Keluar dari kamar Sarah dan melihat sinis menantunya yang duduk diam di atas tempat tidur. Adipati tidak berdaya karena yang mempunyai kuasa adalah istrinya. Tanpa Sarah mungkin ia masih menjadi orang biasa. “Katakan, Mas! Kau sudah tidur dengannya!” teriak Sarah yang masih dikuasai emosi. “Tidak, Sarah! Aku tidak pernah tidur dengannya,” tegas Adipati memegang tangan Sarag yang hendak memukulnya lagi.“Dasar pembohong,
Read more
Bab 4 Gadis Malang
Nesya masih meringkuk di tempat tidurnya, sudah satu minggu ia tidak ke kantor. Air matanya seolah tidak pernah kering, ia terus meratapi nasibnya. Bintang yang dari awal terus menemani bersama Bulan pun tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa menghibur sebisanya. Karena mereka juga tidak tahu permasalahan pokok utamanya. Nesya melihat ke arah pintu saat seseorang masuk. Ia sekilas melihat orang tersebut lalu bangkit dari tidurnya."Kak, Bintang. Kakak pulang saja, aku sudah tidak apa-apa,” ucap Nesya yang masih terlihat lemah.“Nes, aku mana mungkin meninggalkan dirimu begitu saja, kecuali kamu benar-benar sudah baik-baik saja.”“Tapi, pekerjaan Kakak bagaimana?” jawab Nesya lemah. “Bisa dikerjakan dari rumah,” jawab Bintang lalu tersenyum.Bintang duduk di tepi tempat tidur, sontak Nesya menjauh. Ia masih takut jika ada pria terlalu dekat dengannya walau ia tahu bintang tidak mungkin melakukan apa yang dilakukan Gunawan.Bintang yang melihat Nesya ketakutan pun bingung, karena
Read more
Bab 5 Denda Lima Miliar
Nesya sudah sedikit membaik dimata Bintang dan Bulan, walau sebenarnya Nesya begitu trauma dengan apa yang sudah ia alami. Nesya juga tidak menceritakan jika dirinya dinodai Gunawan. Ia pura-pura sudah tidak apa-apa. Karena Nesya juga tidak ingin merepotkan mereka berdua terlalu lama.“Ya sudah, kalau kamu sudah membaik. Kami pulang. Oh iya, dapat salam dari abah dan emak, katanya kamu cepat sembuh, biar anak bujang ya ini bisa bantu jualan lagi!” ucap Bintang diiringi canda, Nesya tertawa kecil mengingat orang tua Bintang dan Bulan yang suka bercanda. "Iya, Nesya minta maaf sudah merepotkan Kak Bintang sama Bulan.” Nesya tersenyum kearah keduanya.“ Tidak apa-apa, santai saja.” Bulan sekilas mengusap lengan Nesya. “Ya sudah, kami pulang. Kalau butuh sesuatu, hubungi aku atau Bulan,” ucap Bintang. “Iya,” jawab Nesya singkat. Bulan dan bintang akhirnya pulang dan Nesya sendirian di apartemen. Nesya menutup pintu dan menguncinya lalu ia duduk di sofa. Saat duduk di sofa, ingatannya
Read more
Bab 6 Selalu Salah
Nesya begitu malas saat mengenakan baju kantornya, apalagi melihat tanda pengenalnya dan melihat nama perusahaan tempat ia bekerja. Namun ia juga tidak mungkin bisa membayar denda kontrak yang disebutkan Gunawan, bosnya, apabila ia mengundurkan diri begitu saja.“Tuhan, berikan aku kekuatan untuk menghadapi Gunawan yang super kejam itu,” batin Nesya sambil melihat tanda pengenalnya.Nesya menghela nafas panjang sambil berpikir bagaimana bisa lepas dari ancaman Gunawan.“Apa aku harus meminta bantuan kak Arya?” batin Nesya, tetapi secepat kilat ia menggeleng, mana mungkin ia tiba-tiba datang ke keluarga almarhum papanya sedangkan ia saja berusaha melepas bayang-bayang nama keluarga papanya. “Tidak, aku harus bisa menyelesaikan masalahku sendiri, aku tidak mau menyusahkan keluarga papa, apalagi kak Arya,” ucap Nesya lalu ia mengambil tasnya kemudian keluar dari kamarnya dan bersiap untuk berangkat bekerja. Saat membuka pintu apartemennya, ia dikejutkan dengan Gunawan yang tiba-tiba sud
Read more
Bab 7 Ancaman Gunawan
Nesya keluar dari ruangan sambil nangis menuju kamar mandi, sedangkan Gunawan membenarkan kerah bajunya dan keluar dari ruangan Nesya begitu santai. Semua karyawan hanya melongo melihat mereka berdua. “Tuan, apa yang terjadi? Kenapa Nesya menangis?” tanya salah satu karyawan memberanikan diri untuk bertanya.“Konsep desainnya aku tolak,” jawab Gunawan yang terus berjalan menuju ruangannya. “Oh iya, siapkan ruang meeting sekarang, dan beritahu Nesya agar membawa konsep dan desain yang baru,” ujar Gunawan pada karyawannya.“Baik, Tuan” "Oh iya, satu lagi. Nanti ada pemberitahuan penting tentang pak Adipati.” “Baik, Tuan.” karyawan tersebut pun sedikit berlari memberitahu beberapa staf yang terlibat di projects Nesya untuk ke ruang meeting.Sementara Nesya masih menangis tanpa suara di kamar mandi. Ia menangis karena Gunawan sempat mencium dan melecehkannya sesaat setelah ia berteriak.Nesya menarik nafasnya dalam-dalam mencoba menenangkan pikiran dan hatinya kemudian ia mencuci waja
Read more
Bab 8 Tidak Akan Melepaskanmu
Nesya dengan malas membuka pintu apartemennya, karena ia juga baru bangun tidur. Ia tidur setelah pulang dari kantor karena merasa tubuhnya begitu lelah. Jam juga menunjukan jam sembilan malam. “Mas Adipati? Kamu mau ngapain datang kemari lagi? Kamu mau buat aku susah lagi?” tanya Nesya tanpa jeda saat membuka pintu dan ternyata Adipati yang datang.“Nes, tolong berikan aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya dan aku mau minta maaf, Nes.” Adipati meraih tangan Nesya tetapi Nesya menepisnya. "Cukup, tidak perlu dijelaskan. Semua sudah jelas. Hubungan kita sudah selesai saat istrimu melabrakku dan Gunawan menghancurkan masa depanku.” Nesya menutup pintu, Namun dihadang Adipati.“Sebentar saja, Nesya. Aku mencintaimu. Aku tahu ini salah, tapi hatiku tidak bisa berbohong.” Adipati masih berusaha meraih tangan Nesya.Nesya tetap menepis tangan Adipati dan mengingat ucapan dan perbuatan Gunawan terhadap yang begitu kejam. “Mas, aku mohon, pergi dari hidupku. Hubungan kita sudah selesa
Read more
Bab 9 Pria tidak punya hati
“Lepaskan aku.” Nesya terus memberontak saat Gunawan menariknya masuk ke dalam apartemen milik Nesya sendiri.Gunawan menghempaskan Nesya ke lantai sampai Nesya tersungkur. “Apa Adipati menemui tadi?” tanya Gunawan.“Tidak!” “Bohong!” Gunawan kemudian menarik rambut Nesya. “Jujur padaku!” teriak Gunawan dan masih menjambak rambut Nesya.Nesya merasa kesakitan saat rambutnya dijambak. Ia serba salah jika jujur dengan Gunawan, jujur pun Gunawan pasti tetap akan memberikannya hukuman.“Iya! Dia sendiri yang datang kemari, bukan aku yang menyuruhnya datang,” balas Nesya memegang rambutnya.Gunawan semakin marah dan menghempaskan Nesya.“Jadi kalian bertemu, kenapa kau mau bertemu dengannya? Kenapa kau membuka pintu apartemen ini untuknya. Sudah aku peringatkan padamu, jika kau atau Adipati menemuimu, kau akan aku hancurkan.” Gunawan bangkit lalu melepas ikat pinggangnya. Gunawan melihat ikat pinggangnya menjadi dua dan siap memukul Nesya.Nesya begitu ketakutan melihat Gunawan dengan ik
Read more
Bab 10 Nesya Hamil
Satu bulan lebih berlalu, Nesya seperti orang gila. Ia ketakutan ketika bell apartemennya berbunyi sampai-sampai ia memasang monitor di dekat pintu masuk, agar ia tahu siapa saja yang datang. Ia juga sudah satu bulan tidak ke kantor, semua ia kerjakan di rumah dengan alasan ia sedang sakit dan harus berobat. Dan setelah kejadian itu Gunawan pun langsung terbang ke Jepang untuk urusan bisnis. Namun, saat ini ia sudah satu bulan lebih di rumah dan sudah saatnya ia kembali ke kantor. Mau tidak mau ia pun pergi ke kantor. Nesya begitu berat melangkahkan kakinya masuk ke gedung kantor tempat ia bekerja, rasanya menginjak duri dan pecahan kaca saat melangkahkan kakinya memasuki gedung kantornya.“Pagi, Nesya. Eh, Bu bos,” ledek salah satu staff bagiannyaNesya mengernyit heran mengapa dirinya dipanggil bu bos.“ Apa sih, Vin. Tiba-tiba manggil bu bos,” kesel Nesya mendengus lalu meninggal Vina. “Halo, Nesya. Cemberut terus sih, kangen pak bos ya?” goda Shinta rekan satu tim Nesya.“Apaan
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status