Share

Part 6 Masa Lalu

Penulis: La Bianconera
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-02 16:11:07

Kening Darren mengernyit tipis mendengar pertanyaan itu. Tatapannya pada Renata semakin dalam. Sedetik kemudian, Darren tertawa lirih. Menurut Darren pertanyaan Renata tergolong aneh.

"Mas Darren tahu juga tentang masa lalu Mas Yuda?" ulang Renata lirih.

Meskipun tidak lazim, mengorek informasi dari Darren, Renata harus cari tahu tentang masa lalu Yuda. Seseorang yang memiliki fantasi seks nyleneh, biasanya dipicu oleh masa lalu. Karena orang normal tidak mungkin menyakiti pasangannya untuk mencapai puncak kepuasan.

"Aku belum mengerti, Rena! Maksudmu, tentang pacar Yuda sebelum bertemu denganmu?"

Renata terdiam karena bimbang. Tidak mungkin dia menceritakan aib suaminya. Lantas, wanita itu menggigit bibir gugup.

Di sampingnya, Darren terkekeh pelan. Sebelah alisnya terangkat, melihat sikap aneh Renata. Darren semakin yakin, kalau rumah tangga Renata dan Yuda tidak baik-baik saja.

"Yuda tidak selingkuh, kan?" canda Darren karena Renata masih diam. "Ha ha ha, aku cuma becanda, Rena! Yuda tidak mungkin selingkuhi kamu!" ralatnya.

Renata mendongak cepat, menatap manik cokelat Darren. Darren kembali tersenyum memamerkan sepasang lesung pipinya.

"Bukan itu, Mas! Aku tidak berpikir begitu! Bukan soal selingkuh, tap-tapi ..."

"Tapi?" Kening Darren kembali mengernyit. "Waduh, aku justru bingung, Rena. Kami memang berteman sejak kuliah, tapi ..."

"Rena, aku cari malah di sini!"

Tiba-tiba Alina memegang tangan Renata, lalu menatap penuh tanya pada Darren. Darren mengangguk samar, lalu kembali menatap Renata. Baik Renata, maupun Darren tidak nyaman dengan kehadiran Alina.

"Em, mungkin lain kali, kita bicarakan lagi, Rena!"

"Ah, lupakan saja, Mas! Aku pergi dulu!"

"Rena, ah iya! Hati-hati!"

Renata mengangguk samar. Dia bergegas pergi diikuti tatapan tak terbaca dari Darren. Alina sempat menoleh, ternyata Darren masih menatap langkah Renata.

"Kenapa cowok itu care banget sama kamu, Rena?"

"Dia sahabatnya Mas Yuda. Tidak ada yang care!"

"Tapi aku lihat, dia peduli banget sama kamu! Em, atau mungkin dia suka padamu?"

Renata menatap tidak suka pada Alina. "Apa katamu? Jangan fitnah!" semburnya.

Alina terkikik melihat wajah Renata yang bersemu merah. Seperti ada yang menyuruh, Renata tiba-tiba menoleh pada Darren. Ternyata, benar. Darren masih berdiri di tempatnya, menatap Renata.

Saat bertemu pandang dengan Renata, Darren mengulum senyum. Selanjutnya, laki-laki itu mengambil pisau cukur dan bergegas pergi.

"Masa lalu Yuda? Aku belum mengerti apa maksud Rena! Tapi kalau itu yang membuat Rena menderita, kamu brengsek, Yuda!" gumam Darren.

Karena sering bertemu dengan Yuda dan Renata, Darren bisa menebak, wanita cantik itu sedang memendam masalah. Entah apa yang disembunyikan Renata di balik senyum kaku dan tatapan gelisah itu.

*

Sore itu, Darren yang fokus di depan komputer, dikejutkan dengan kedatangan Yuda. Tidak biasanya Yuda datang mendadak.

"Tumben, ada proyek baru?" canda Darren sambil mempersilakan Yuda duduk.

Yuda menatap sekeliling. Ruangan kantor Darren memang tidak seluas tempatnya. Namun, terlihat nyaman dan minimalis. Beberapa foto bangunan hasil desain Darren terpajang di dinding.

Di sudut ruangan ada maket tiga dimensi. Sebuah bangunan masjid dengan desain campuran Timur Tengah dan Eropa. Itu miniatur masjid di Kazakhstan hasil rancangan Darren.

"Apa aku mengganggumu?" tanya Yuda datar. "Kulihat kamu sibuk!" lanjutnya basa basi.

"Santai saja! Ada yang bisa kubantu?" tanya Darren. Bergegas dia bangkit dan duduk di sofa, berseberangan dengan Yuda.

"Besok malam kamu datang ke rumah! Ajak cewek barumu! Istriku mengundang beberapa temannya juga."

Alis Darren terangkat sebelah, sebelum mengangguk samar. Darren sadar, sejak peristiwa tidak sengaja di toilet itu, sikap Yuda berubah. Dia juga memanggil Renata dengan sebutan "istriku", tidak seperti biasanya.

Yuda seolah ingin menegaskan sekali lagi, kalau Renata adalah istrinya. Meskipun pada Darren yang dikenalnya cukup lama.

"Oke, InshaAllah aku datang! Aku akan kabari Nina!" jawab Darren.

"Nina?" ulang Yuda dengan mata menyipit.

Darren terkekeh pelan. "Iya, cewekku namanya Nina!" jawabnya.

Alis Yuda terangkat sebelah, lalu mengangguk. "Oh, aku harap Nina akan menjadi sahabat istriku. Rena pasti senang!"

"Ah, tentu saja! Bye the way, apa ada acara spesial?"

"Ya, spesial! Minggu depan kami akan berlibur seminggu. Renata mengajakku bulan madu kedua!"

Darren terdiam. Namun, sedetik kemudian, dia mengangguk. Diam-diam, Yuda tersenyum miring melihat sikap aneh sahabat yang mungkin berpotensi sebagai ancaman itu.

Hanya beberapa menit, Yuda di kantor Darren. Laki-laki itu bergegas ke tempat parkir. Jari-jarinya mencengkeram erat setir. Yuda semakin curiga jika Darren dan Renata tidak hanya kebetulan bertemu.

Puncaknya malam itu. Noda bekas lipstik di lengan kemeja Darren, jelas milik Renata. Meskipun Darren menyangkalnya.

"Nina, selamat bertemu di rumah kami!" ucap Yuda sambil tersenyum satu sudut.

Namun, sedetik kemudian, wajah Yuda memerah. "Nina ... Renata Mardanina ..." Yuda mengusap kasar wajahnya. "Shit! Lihat saja besok malam! Kalau ada pengkhianat di antara rumah tanggaku, aku tidak akan diam, Darren!"

Dari kaca jendela kantornya, Darren bisa melihat mobil Yuda yang masih terparkir di sana. Sejak tadi, Darren berdiri di situ sambil memasukkan telapak tangan ke saku celana. Dia menggeleng pelan, menyadari sikap over posesif Yuda.

"Sepertinya, Yuda ingin menjebakku. Kenapa kamu begitu curiga pada orang lain, Yuda? Kalau kamu punya masa lalu yang sakit, seharusnya kamu sembuhkan itu, bukan malah memperburuk keadaan!"

Darren menarik napas panjang, lalu kembali ke kursinya. Besok malam, Darren akan membuktikan pada Yuda jika tuduhan itu tidak berdasar....

Tidak banyak yang diundang ke rumah Yuda. Hanya beberapa rekan Renata sesama guru. Mereka datang bersama pasangannya. Yuda tampak gelisah sambil sesekali melirik arloji di pergelangan tangannya.

Renata mendekati Yuda. "Siapa yang kamu tunggu, Mas?"

Yuda melongok, lalu menarik napas lega, ketika sebuah mobil berhenti di depan rumah. Renata yang hafal itu mobil Darren hanya tersenyum.

"Sudah datang. Kita tidak mungkin melewatkan acara tanpa sahabatku!"

Sekali lagi, Renata tersenyum. Ternyata, kecemasan Yuda tidak terbukti. Dari dalam mobil, Darren tidak sendirian. Laki-laki itu menggandeng wanita cantik. Tampak mereka tersenyum, layaknya pasangan yang bahagia.

Mereka melangkah mendekati tuan rumah. "Halo, maaf kami telat!" ucap Darren, lalu melirik pada wanita di sampingnya.

Darren segera mengenalkan Nina pada Yuda dan Renata. Renata tersenyum ramah dan memeluk sekilas Nina.

"Senang sekali kedatangan pasangan baru!"

"Nina, ini Renata istriku. Kalian bisa menjadi sahabat!" Yuda menggamit pinggang Renata.

Nina mengerutkan kening, lalu menatap heran pada Darren. "Nina? Siapa dia?"

****

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 8 Kedatangan Mertua

    Yuda yakin, kecurigaannya benar. Dia hanya perlu mengumpulkan bukti-bukti hingga Renata dan Darren mengakuinya.Mobil Darren berhenti di dekat sebuah gang. Dista menoleh, lalu melepas seat belt. Darren menatap ke samping mobil. Berbeda dengan rumah Darren yang megah, bangunan di sekitar sini sangat sederhana."Kamu tinggal di sini, Dis?""Iya, Pak! Hanya kontrakan ini yang dekat dengan tempat kerja!"Darren mengangguk. "Oke, terima kasih atas kerja samanya! Sudah aku transfer. Coba dicek!"Dista segera membuka handphone. Matanya mendelik memperhatikan angka-angka yang masuk ke rekeningnya. Ternyata, Darren mentransfer lebih besar dari yang mereka sepakati."Pa-Pak, ini banyak sekali!""Untuk tambahan tabungan anakmu!" ucap Darren, lalu membuka lock bagasi. "Kamu ambil saja leci dan makanannya. Bisa kamu bagi sama keluargamu!""Tap-tapi itu punya Pak Darren!""Tidak apa-apa, Dista! Aku tidak mungkin makan lagi malam ini. Sudah, kamu ambil saja semuanya!""Ah, terima kasih, Pak! Bapak s

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 7 Nina Kekasih Palsu

    "Nina? Siapa Nina?" Wanita itu menoleh, tatapannya menuntut jawaban pada Darren.Darren menggaruk tengkuk yang tidak gatal, lalu segera merangkul bahu wanita itu. Melihat sikap agresif Darren, wanita cantik itu justru tidak nyaman.Yuda memperhatikan interaksi pasangan itu, dengan alis terangkat sebelah. Sebelah sudut bibirnya tersenyum sinis. Tiba-tiba, Yuda curiga dengan wanita bernama Nina itu.Darren segera menarik tangan Nina dan membawanya menyingkir. Meskipun sedikit terkejut, Nina hanya menurut saja. "Pa-Pak Darren, kenapa Anda begitu aneh?" tanya Nina palsu bingung dan tidak nyaman.Darren mengerutkan bibir, lalu tertawa kecil seolah tidak terjadi sesuatu. Dengan sengaja, dia merangkul dan mengusap kepala Nina palsu."Dista, maaf, ada yang salah. Seharusnya, tadi aku katakan dulu padamu. Please, kita harus menjalankan sandiwara ini sebaik mungkin!""Saya belum mengerti!" Wanita bernama Dista itu mengernyitkan dahi."Di depan semua orang, kamu kenalkan namamu Dista Karenina,

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 6 Masa Lalu

    Kening Darren mengernyit tipis mendengar pertanyaan itu. Tatapannya pada Renata semakin dalam. Sedetik kemudian, Darren tertawa lirih. Menurut Darren pertanyaan Renata tergolong aneh."Mas Darren tahu juga tentang masa lalu Mas Yuda?" ulang Renata lirih. Meskipun tidak lazim, mengorek informasi dari Darren, Renata harus cari tahu tentang masa lalu Yuda. Seseorang yang memiliki fantasi seks nyleneh, biasanya dipicu oleh masa lalu. Karena orang normal tidak mungkin menyakiti pasangannya untuk mencapai puncak kepuasan."Aku belum mengerti, Rena! Maksudmu, tentang pacar Yuda sebelum bertemu denganmu?" Renata terdiam karena bimbang. Tidak mungkin dia menceritakan aib suaminya. Lantas, wanita itu menggigit bibir gugup.Di sampingnya, Darren terkekeh pelan. Sebelah alisnya terangkat, melihat sikap aneh Renata. Darren semakin yakin, kalau rumah tangga Renata dan Yuda tidak baik-baik saja."Yuda tidak selingkuh, kan?" canda Darren karena Renata masih diam. "Ha ha ha, aku cuma becanda, Rena!

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 5 Bertemu Lagi

    "Rena, apa yang kamu bicarakan?""Kenapa kamu selalu kasar dan tidak ingin punya anak? Beri tahu aku alasan yang bisa kuterima!"Pertanyaan di luar perkiraan itu, sukses membuat Yuda termangu. Tatapannya berubah sendu, tetapi menyimpan teka teki. "Apa kamu tidak ingin cerita sesuatu, Mas? Mungkin kita butuh ke dokter! Aku yakin, kamu bisa berubah, Mas!"Tatapan sendu Yuda berubah tajam. "Tidak! Apa kamu pikir aku gila?"Yuda melengos, menghindari tatapan Renata. Dia enggan mengungkit masa lalu dan tidak tertarik membahasnya. Terdengar dengusan kecewa dari bibir mungil Renata. Jika Yuda sudah berkata begitu, apa yang diharapkan? Seumur hidup, Renata harus pasrah menerima siksaan."Baiklah, aku tidak memaksamu, Mas!" Renata memunggungi Yuda, lalu menggigit jari menahan luapan sedih."Apa kamu tidak mau menerima kekuranganku, Rena? Bukannya pernikahan itu harus saling menerima kekurangan pasangan?"Ucapan tanpa rasa bersalah itu, seolah menegaskan, Renata harus siap menanggung siksa seu

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 4 Siksaan ( Lagi )

    Renata langsung menatap Darren yang mengulurkan handphone padanya. Namun, tatapan Yuda justru tertuju ke lengan atas kemeja putih Darren."Ini ponselmu!" Darren mengulurkan handphone Renata.Dengan gerakan kaku, Renata menerima benda pipih itu. "Terima kasih, Mas!" "Tidak apa-apa. Hei, Bro!" Darren langsung menyapa Yuda. Namun, Yuda masih menatapnya datar. "Kenapa handphone Rena ada sama kamu?" selidiknya.Renata langsung menggigit bibir takut. Dia tidak berani menatap Yuda maupun Darren. Darren tersenyum sekilas, sambil mengusap tengkuknya."Oh, tadi kami berpapasan di depan toilet. Sepertinya, Rena buru-buru, sampai handphonenya jatuh!"Mata Yuda menyipit semakin curiga. Lalu, pandangannya kembali berhenti pada lengan atas Darren. Kemeja putih itu ternoda lipstick. Darren menunduk mengikuti arah pandangan Yuda. Dia baru menyadarinya, lalu menatap sekilas pada Renata yang masih mematung.Darren menelan ludah. Ternyata, pelukan tidak disengaja tadi meninggalkan bekas di sana. Senyum

  • TERJEBAK DALAM PELUKAN TEMAN SUAMI    Part 3 Tidak Nyaman

    "Apa kamu dengar, Rena?" Yuda memastikan, karena Renata tidak kunjung menjawab.Renata hanya mengangguk. "Iya, Mas. Maaf!"Yuda menarik jemari tangan Renata ke dalam genggaman. Sebelah tangannya memegang setir. Renata hanya diam, tidak ingin melanjutkan pembicaraan. Bahkan, sampai di rumah, mereka tidak lagi membahas perihal Darren. Sebenarnya, Renata keberatan dengan sikap over Yuda. Namun, menjelaskan pada laki-laki itu, sama saja mengundang perbuatan kasar Yuda.Entah apa yang ada di benak Yuda. Setiap kali istrinya diperhatikan laki-laki lain, dia selalu menunjukkan sikap posesif. Bahkan, rasa tidak suka Yuda dibawa dalam setiap hubungan intim. Selalu saja ada alasan Yuda untuk menyakiti Renata di saat seharusnya romantis itu. Berulang kali, Renata menarik napas lelah. Dia meraba dadanya yang masih tampak jelas bekas tanda kepemilikan Yuda.Tangan Renata bergerak pelan, dan berhenti di perut. Matanya terpejam, ketika ingat penolakan Yuda atas kehadiran anak. Setidaknya untuk saa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status