Kayla keluar dari ruangan sana. Masih bisa ia dengar dengan jelas bagaimana Galen berteriak di dalam sana. Benar-benar menggelikan mendengar orang itu masih tetap berusaha mencari simpati kepada Kayla.Dirinya hanya bisa menghela napas, lega setelah bisa berbicara sejenak dengan seseorang yang selama ini mengganggunya. Kayla mengepalkan tangannya, berusaha untuk menerima dengan lapang bahwa memang tidak semua orang bisa baik terus selamanya.“Bagaimana, dia mau bicara?” tanya Kenzo, yang datang menghampirinya.“Tidak. Tapi dia tidak bisa mengelak sama sekali. Dia juga masih bersikukuh tidak melakukan semua itu. Tapi, semua sudah ada buktinya, dia tidak bisa mengelak, kan?” Kayla membalas dengan nada yang sedikit merasa kecewa.“Yah. Biarkan saja kalau begitu, biarkan saja proses hukumnya berjalan dengan sebagaimana mestinya,” ucap dari Kenzo.Kayla kelihatan murung setelah memberikan jawaban tersebut kepada Kenzo. Ia merasa sedikit terpukul dan merasa sedikitnya tidak senang sama seka
Kembali ke rumah mereka, entah mengapa rasanya seperti semuanya terasa sangat hampa dan juga hambar sekali. Pandangan Kayla kosong, dan terasa begitu menyedihkan hanya dengan melihat dirinya sendiri.“Aku akan ke kamar ya,” Kayla berkata dengan tatapan yang masih sama.“Oh iya, aku akan memberikan laporan perkembangan kasus dulu ke perusahaan,” jawab Kenzo, yang tidak melihat ke arah Kayla sama sekali.Kayla langsung berjalan menuju kamar dan menutup pintu dengan sangat rapat. Entah kenapa rasanya ia ingin menggulung diri di atas selimutnya yang nyaman, dan ingin sedikit menutup diri dari dunia luar yang begitu kejam.Matanya terpejam dengan rapat, namun ia tidak merasakan kantuk atau merasa ingin tertidur sama sekali. Yang ada hanya perasaan bimbang.Isi pikiran yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya malah bermunculan. Memenuhi semua isi kepalanya hingga membuat Kayla menjadi stres sendiri.‘Memang apa salahku selama ini? Sampai-sampai aku tidak punya keluarga yang harmonis, dan di
Kayla dan Kenzo mendatangi tempat ini lagi, setelah sekian lama setelah mereka berdua sama-sama terpisahkan oleh kesalahpahaman yang cukup lama sekali. Rasanya semuanya terasa begitu baru bagi mereka berdua.“Kamu mau bunga?” tanya Kenzo, yang daritadi sedang berjalan sambil memegang tangan Kayla.Kayla menoleh ke arah Kenzo dengan wajah yang sedikit merasa tersipu, “Apa sih!” ucapnya sambil sedikit tertawa dan memukul pelan bahu Kenzo, “biasanya mah orang-orang langsung belikan tanpa tanya dulu,” sambung Kayla.Dia merasa sedikit kecewa, karena Kenzo memilih untuk bertanya terlebih dulu kepadanya, ketimbang langsung membelikan Kayla barang yang tadi ia sebutkan tersebut.Malah Kenzo tertawa kecil setelah mendengar reaksi dari Kayla yang sedikit kekanakan tersebut. Namun, tak disangka sama sekali. Dari sebelah tangan yang satunya, kenzo mengeluarkan sepucuk mawar merah yang mekar sempurna di depannya.Terbelalak pandangan Kayla, namun ia tidak bisa menyangkal bahwa dirinya merasa begi
Kayla cukup kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Kenzo kepadanya. Ia sama sekali tidak tahu arah pembicaraannya kenapa malah menjadi ke arah sana? Padahal Kayla tidak berpikir ke sana. “Tidak. Tidak. Kenapa kamu berpikir aku ingin punya anak!” Kayla sedikit gelagapan menjawab ucapan dari Kenzo. Tak bisa langsung percaya dengan apa yang dikatakan istrinya, Kenzo jadi curiga dan merasa ada yang janggal dari jawaban sang istri kepadanya barusan. Tentu saja dia jadi menerka-nerka kenapa demikian. Kenzo memegang tangan Kayla yang ada di atas meja. Ia mencoba memberikan tatapan yang tulus, dan berusaha untuk membuat Kayla bisa memberitahu apa yang mengganjal di dalam hatinya. “Kalau begitu apa? Daritadi kamu melamun ke arah mereka,” Kenzo mengatakan mereka, yang merupakan anak-anak tersebut. DEGHH. Jantung Kayla seperti baru saja dipukul dengan sekali pukulan yang begitu keras sekali. Apa yang baru saja keluar dari mulut Kenzo bak sebuah notifikasi yang mengungkapkan kebenaran dari i
Kayla yang ditinggalkan oleh Kenzo langsung menangis tersedu-sedu di dalam sana. Ia merasa seperti dibuang oleh pria yang ia ajak berjuang untuk bisa mendapatkan buah hati.Apa dia pikir Kayla sama sekali tidak berjuang dan bersabar selama ini? Kayla melakukan itu semua! Dia bahkan sampai merasa kurang tidur karena memikirkan bagaimana cara supaya prosesnya bisa lebih efektif.Tetapi, ternyata pemikiran Kayla dan Kenzo mesih belum benar-benar sejalan. Masih saja ada pembantas antara mereka berdua yang terlalu kentara, sampai-sampai mereka tidak menyadarinya sama sekali.Kayla dan Kenzo terpisah ruang dan waktu yang begitu jauh jaraknya. Perasaan Kayla terus beradu merasa dibuang dan dilupakan, bahkan merasa tidak dipedulikan oleh sang suami.“Kalau memang dari awal dia memang tidak mau, harusnya katakan saja! Tidak perlu basa-basi seperti ini!” pekik dari Kayla, yang merasa amat kesal sekali.Sementara itu, di luaran sana, Kenzo memilih menuju perpustakaan kota. Ia menenangkan diri di
Namun, setelah mendengar semua penjelasan dari sang ahli, Kayla tidak mendengar ada masalah atau keluhan pada sperma Kenzo. Ia jadi merasa sedikit bingung dan tidak paham.Akhirnya dirujuknya kali ini untuk pemeriksaan Kayla. Dia melakukan usg untuk melihat kondisi rahimnya, dan Kayla berubah menjadi sangat antusias memikirkan bagaimana hasil pemeriksaannya.Ia menunggu dengan wajah yang begitu sumringah di depan dari dokter yang baru saja memeriksanya tersebut. Kayla benar-benar merasa tidak sabar.Sementara itu, Kenzo yang menyadari bahwa ekspresi dari sang dokter yang kelihatan mengkerut tersebut sudah menunjukkan bahwa ada berita buruk yang akan disampaikan. Kenzo sekarang malah jadi was-was menunggu jawaban.“Bagaimana??” Kayla bertanya, namun dengan raut wajah yang sangat bersemangat sekali kala tersebut.Dokter tampak melirik ke arah Kenzo, seolah memberikan sinyal supaya dia bisa lebih mendekat ke arah sang istri sebelum mendengar jawabannya dari sang dokter.“Apa sebelumnya a
Kayla yang baru saja masuk, melihat ada banyaknya pegawai dari toko tersebut nampak sedang sibuk. Karena mungkin baru saja buka, jadi lumayan ramai pada saat itu.“Ada yang bisa saya bantu?” Dirinya segera didatangi oleh pelayan di sana, dalam bahasa inggris.“Oh, aku ingin membeli roti untuk mengganjal rasa laparku. Apa ada roti yang yang manis, tapi masih sehat?” balas tanya Kayla.“Tentu saja. Mari saya antar untuk melihat beberapa roti yang mungkin anda suka,” ajaknya. Kayla mendengarkan dengan baik bagaimana penjelasan dari sang pelayan yang sangat detail sekali menjelaskan. Bahkan detailnya benar-benar lengkap sekali saat didengarkan. Bahkan hanya dengan mendengarkannya saja sudah membuat Kayla merasa lapar.Dirinya melihat beberapa roti yang terlihat lezat dan masih hangat sekali. Ia memesan salah satu yang diatasnya berisi krim dan juga buah strawberi. Karena kelihatan enak sekali.“Apa ada yang anda inginkan lagi? siapa tahu untuk dimakan di rumah,” tawar sang
Kayla benar-benar bingung. Ia sampai mencoba untuk memastikan lagi, apakah dia benar salah lihat, atau mungkin yang tadi itu memang benar adanya atau tidak. Dia bahkan melihat ke segala arah dan mencari gadis tersebut.Tapi sudah dicari dengan keadaan panik pun tidak menghasilkan apa pun. Hasilnya benar-benar nihil. Sosok tersebut seolah menghilang dalam hitungan detik, bahkan mungkin setelah Kayla berkedip sekali pun.Ia segera melihat ke arah Kenzo kembali, berbicara dan berusaha memberitahukan sang suami bahwa dia benar-benar berbicara dengan seseorang tadi.“Sungguh! Aku tidak bohong! Aku berbicara dengan seorang gadis di sini. Dia terus berkata tidak masuk akal, dan tidak menjawab pertanyaanku dengan serius!” Kayla mencoba menegaskan pemikirannya tersebut.Kenzo yang melihat betapa panik istrinya tersebut, mencoba menenangkannya. Dia memeluk Kayla dan berusaha membuatnya tidak tenggelam dalam pemikiran yang berantakan tersebut. Meski dengan kopi di kedua tangannya, Kenzo berusaha