Kayla benar-benar sudah menduganya. Makanya dia sudah punya firasat dari awal dan segera mencoba mengantisipasinya.Tangan Kayla yang memegang ponsel seperti sudah hapal dimana letak nomor telepon suaminya tersebut. Ia meneleponnya dengan segera, dengan volume yang sangat kecil sekali.“Kenapa memangnya? Tidak ada untungnya juga aku menjawab semua pesanmu,” balas Kayla, setelah ia tahu bahwa panggilannya diangkat.Untung saja pertemuan mereka berada di dekat taman dan juga supermarket. Jadi pastinya masih ramai orang, dan Kayla merasa aman kalau semisal orang ini macam-macam.Galen tersenyum miring, sembari kedua tangannya berada di kantong celana sambil menatap ke arah Kayla yang ada di depannya tersebut.“Tentu saja menguntungkan. Kamu bisa hidup mewah, dan tidak akan hidup keterpurukan kalau kamu bersamaku. Bukankah kamu akan menerimaku bila aku berubah, kan?” Galen mulai membahas masa lalu.Kayla menghela napas dengan perasaan yang kesal. Dia memandangi Galen dengan tatapan dingin
Galen lebih banyak melawan saat baru saja ditangkap. Dia benar-benar terus menyangkal dan berusaha mengeluarkan pembelaan diri untuk dirinya tersebut. Namun usahanya sia-sia.Kenzo dan Kayla ikut ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian. Entah sudah berapa kali diri mereka ini harus ke sana, berurusan dengan orang-orang bermasalah semuanya.Kenzo lebih banyak memberikan kesaksian dan bukti-bukti yang dia miliki, sebagai orang yang menjadi jembatan untuk perusahaannya.Dan Kayla baru saja tahu, kalau ternyata di tempat lamanya Galen, dia telah melakukan penggelapan dana besar-besaran dan sengaja kabur untuk bisa menghindarinya. Dan yang lebih parah, dia menggunakan nama lain saat melakukannya.Benar-benar merinding. Kayla kira, orang sepolos dan secupu Galen dulu akan hidup normal dan akan menjalankan hidup seperti biasa, dan tidak akan membuat masalah sama sekali kedepannya.Kayla diberikan izin untuk bertemu dengan Galen. Bukan tanpa alasan. Karena Galen sama sekali tidak mau buka
Kayla keluar dari ruangan sana. Masih bisa ia dengar dengan jelas bagaimana Galen berteriak di dalam sana. Benar-benar menggelikan mendengar orang itu masih tetap berusaha mencari simpati kepada Kayla.Dirinya hanya bisa menghela napas, lega setelah bisa berbicara sejenak dengan seseorang yang selama ini mengganggunya. Kayla mengepalkan tangannya, berusaha untuk menerima dengan lapang bahwa memang tidak semua orang bisa baik terus selamanya.“Bagaimana, dia mau bicara?” tanya Kenzo, yang datang menghampirinya.“Tidak. Tapi dia tidak bisa mengelak sama sekali. Dia juga masih bersikukuh tidak melakukan semua itu. Tapi, semua sudah ada buktinya, dia tidak bisa mengelak, kan?” Kayla membalas dengan nada yang sedikit merasa kecewa.“Yah. Biarkan saja kalau begitu, biarkan saja proses hukumnya berjalan dengan sebagaimana mestinya,” ucap dari Kenzo.Kayla kelihatan murung setelah memberikan jawaban tersebut kepada Kenzo. Ia merasa sedikit terpukul dan merasa sedikitnya tidak senang sama seka
Kembali ke rumah mereka, entah mengapa rasanya seperti semuanya terasa sangat hampa dan juga hambar sekali. Pandangan Kayla kosong, dan terasa begitu menyedihkan hanya dengan melihat dirinya sendiri.“Aku akan ke kamar ya,” Kayla berkata dengan tatapan yang masih sama.“Oh iya, aku akan memberikan laporan perkembangan kasus dulu ke perusahaan,” jawab Kenzo, yang tidak melihat ke arah Kayla sama sekali.Kayla langsung berjalan menuju kamar dan menutup pintu dengan sangat rapat. Entah kenapa rasanya ia ingin menggulung diri di atas selimutnya yang nyaman, dan ingin sedikit menutup diri dari dunia luar yang begitu kejam.Matanya terpejam dengan rapat, namun ia tidak merasakan kantuk atau merasa ingin tertidur sama sekali. Yang ada hanya perasaan bimbang.Isi pikiran yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya malah bermunculan. Memenuhi semua isi kepalanya hingga membuat Kayla menjadi stres sendiri.‘Memang apa salahku selama ini? Sampai-sampai aku tidak punya keluarga yang harmonis, dan di
Kayla dan Kenzo mendatangi tempat ini lagi, setelah sekian lama setelah mereka berdua sama-sama terpisahkan oleh kesalahpahaman yang cukup lama sekali. Rasanya semuanya terasa begitu baru bagi mereka berdua.“Kamu mau bunga?” tanya Kenzo, yang daritadi sedang berjalan sambil memegang tangan Kayla.Kayla menoleh ke arah Kenzo dengan wajah yang sedikit merasa tersipu, “Apa sih!” ucapnya sambil sedikit tertawa dan memukul pelan bahu Kenzo, “biasanya mah orang-orang langsung belikan tanpa tanya dulu,” sambung Kayla.Dia merasa sedikit kecewa, karena Kenzo memilih untuk bertanya terlebih dulu kepadanya, ketimbang langsung membelikan Kayla barang yang tadi ia sebutkan tersebut.Malah Kenzo tertawa kecil setelah mendengar reaksi dari Kayla yang sedikit kekanakan tersebut. Namun, tak disangka sama sekali. Dari sebelah tangan yang satunya, kenzo mengeluarkan sepucuk mawar merah yang mekar sempurna di depannya.Terbelalak pandangan Kayla, namun ia tidak bisa menyangkal bahwa dirinya merasa begi
Kayla cukup kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Kenzo kepadanya. Ia sama sekali tidak tahu arah pembicaraannya kenapa malah menjadi ke arah sana? Padahal Kayla tidak berpikir ke sana. “Tidak. Tidak. Kenapa kamu berpikir aku ingin punya anak!” Kayla sedikit gelagapan menjawab ucapan dari Kenzo. Tak bisa langsung percaya dengan apa yang dikatakan istrinya, Kenzo jadi curiga dan merasa ada yang janggal dari jawaban sang istri kepadanya barusan. Tentu saja dia jadi menerka-nerka kenapa demikian. Kenzo memegang tangan Kayla yang ada di atas meja. Ia mencoba memberikan tatapan yang tulus, dan berusaha untuk membuat Kayla bisa memberitahu apa yang mengganjal di dalam hatinya. “Kalau begitu apa? Daritadi kamu melamun ke arah mereka,” Kenzo mengatakan mereka, yang merupakan anak-anak tersebut. DEGHH. Jantung Kayla seperti baru saja dipukul dengan sekali pukulan yang begitu keras sekali. Apa yang baru saja keluar dari mulut Kenzo bak sebuah notifikasi yang mengungkapkan kebenaran dari i
Kayla yang ditinggalkan oleh Kenzo langsung menangis tersedu-sedu di dalam sana. Ia merasa seperti dibuang oleh pria yang ia ajak berjuang untuk bisa mendapatkan buah hati.Apa dia pikir Kayla sama sekali tidak berjuang dan bersabar selama ini? Kayla melakukan itu semua! Dia bahkan sampai merasa kurang tidur karena memikirkan bagaimana cara supaya prosesnya bisa lebih efektif.Tetapi, ternyata pemikiran Kayla dan Kenzo mesih belum benar-benar sejalan. Masih saja ada pembantas antara mereka berdua yang terlalu kentara, sampai-sampai mereka tidak menyadarinya sama sekali.Kayla dan Kenzo terpisah ruang dan waktu yang begitu jauh jaraknya. Perasaan Kayla terus beradu merasa dibuang dan dilupakan, bahkan merasa tidak dipedulikan oleh sang suami.“Kalau memang dari awal dia memang tidak mau, harusnya katakan saja! Tidak perlu basa-basi seperti ini!” pekik dari Kayla, yang merasa amat kesal sekali.Sementara itu, di luaran sana, Kenzo memilih menuju perpustakaan kota. Ia menenangkan diri di
Namun, setelah mendengar semua penjelasan dari sang ahli, Kayla tidak mendengar ada masalah atau keluhan pada sperma Kenzo. Ia jadi merasa sedikit bingung dan tidak paham.Akhirnya dirujuknya kali ini untuk pemeriksaan Kayla. Dia melakukan usg untuk melihat kondisi rahimnya, dan Kayla berubah menjadi sangat antusias memikirkan bagaimana hasil pemeriksaannya.Ia menunggu dengan wajah yang begitu sumringah di depan dari dokter yang baru saja memeriksanya tersebut. Kayla benar-benar merasa tidak sabar.Sementara itu, Kenzo yang menyadari bahwa ekspresi dari sang dokter yang kelihatan mengkerut tersebut sudah menunjukkan bahwa ada berita buruk yang akan disampaikan. Kenzo sekarang malah jadi was-was menunggu jawaban.“Bagaimana??” Kayla bertanya, namun dengan raut wajah yang sangat bersemangat sekali kala tersebut.Dokter tampak melirik ke arah Kenzo, seolah memberikan sinyal supaya dia bisa lebih mendekat ke arah sang istri sebelum mendengar jawabannya dari sang dokter.“Apa sebelumnya a