Share

Bab 3. Aku Akan Patuh

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2025-08-14 19:01:10

“Evelyn, kamu benar-benar keras kepala. Demi pria licik itu kamu bahkan bersedia melakukan apapun.” Saga bergumam. Tapi dia sedikit terkejut dan merasa tidak percaya saat melihat Evelyn menepis tangan Reno.

“Aku nggak akan pergi denganmu!” Evelyn berdiri. Kemudian dia berbalik menatap Saga.

Semua kejadian saat sebelum dia mati terlintas jelas diingatannya. Saat ini hatinya berdebar hebat.

Dia tidak bisa menahan kesedihan sekaligus rasa senang.

“Kak Saga..” Saat dia hendak melangkah, Reno menahan tangannya.

“Evelyn, jangan kesana. Kalau kamu sampai tertangkap lagi, akan semakin sulit untuk kamu keluar. Ayo pergi. Masih ada kesempatan untuk lari.”

Emily menoleh ke arah Reno, kemudian dia menarik tangannya.

“Sudah ku bilang, aku nggak akan pergi denganmu!”

Reno tercengang. “Jangan bercanda, Evelyn! Keadaannya sudah sangat gawat sekarang. Saga datang dengan anak buahnya. Ayo cepat! Kita masih bisa melarikan diri!”

Evelyn menatapnya dengan sinis.

Terakhir kali dia menuruti saran Reno, tapi dia justru berakhir dengan sangat tragis.

Dia sudah berjanji, tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Evelyn menggeleng. “Mulai hari ini, jangan menampakkan wajahmu lagi. Reno, aku menyesal sudah jatuh cinta padamu!”

Reno tercengang.

Apakah ini hanya trik?

Tapi Evelyn tidak mempedulikan ekspresi wajah tidak percaya itu, kemudian dia menatap Saga yang berdiri di kejauhan.

Lalu dia segera berlari ke arah Saga. Begitu sampai di depan Saga, dia langsung memeluk Saga dengan sangat erat.

“Kak Saga. Kamu masih hidup? Huhu.. aku nggak menyangka bisa bertemu lagi denganmu.”

Saga membeku. Seumur hidupnya, ini adalah pertama kalinya Evelyn memeluknya.

Jujur, hati Saga tersentuh dan dia hampir terlena. Tapi setelah teringat trik-trik licik gadis kecil ini, dia hanya bisa menelan kekecewaan.

Saga mendorong pelan tubuh Evelyn.

“Apa karena sudah tertangkap, jadi kamu langsung memainkan trik baru?”

Evelyn tertegun.

Selama ini, dia memang selalu memainkan banyak trik-trik licik. Membohongi Saga demi bisa kabur dengan Reno. Lalu saat tertangkap dia akan memberontak, memarahi Saga, memakinya dengan kata-kata kejam.

Evelyn menepis tangan Saga, kemudian kembali memeluknya.

“Kak Saga. Aku sangat takut. Aku beneran takut. Bawa aku pulang. Kali ini aku akan patuh. Kedepannya, aku nggak akan pergi lagi.”

Kata demi kata dari Evelyn justru membuat Saga muak. “Bilang seperti itu sekarang, besok kamu akan berulah lagi.”

“Nggak akan. Sekarang nggak akan lagi.” Setelah berkata seperti itu, Evelyn tiba-tiba merasa kalau pandangan matanya berkunang. Kepalanya sangat pusing. Detik berikutnya dia limbung.

Meskipun Saga menduga jika Evelyn hanya sedang berakting untuk menyempurnakan triknya, tetapi tetap saja, dia tidak bisa mengabaikan begitu saja. Secara naluriah tangannya terulur untuk menopang tubuh mungil itu.

“Bangun. Nggak usah pura-pura lagi,” katanya sembari menggoyang tubuh kecil Evelyn.

Tidak ada pergerakan, nafasnya juga terlihat lemah.

Saga menyerngitkan alisnya. Saat dia meletakkan telapak tangannya ke dahi Evelyn, dia terkejut bukan main.

“Panas sekali?” Wajah datarnya berubah panik. Dia menyesal telah menganggap Evelyn sedang berpura-pura.

Dia segera menggendong Evelyn dan dengan cepat membawanya pulang ke rumah.

Dokter andalan dihubungi segera, dan sekarang sedang memeriksa.

Dokter mengatakan kalau Evelyn mengalami serangan panas akibat kelelahan.

Lalu memberi suntikan untuk menurunkan demam.

Saga menarik nafas panjang. Dia menarik kursi dan duduk disamping Evelyn yang sedang di infus.

“Apa yang kamu lakukan seharian? Berlarian mengejar pacar kamu itu? Lalu malamnya masih sempat untuk berusaha kabur?” Saga bergumam sendiri, menatap wajah gadis dengan riasan tebal mirip seperti badut itu.

Saga tidak habis pikir, kenapa gadis ini bisa tergila-gila pada pria itu. Bahkan mengancam nyawanya sendiri demi bisa bersama pria itu.

Saga menghela nafas berat. Dia berdiri dan ingin beranjak. Apa selama ini dia telah salah dalam memberi perhatian?

Namun tiba-tiba dia menoleh ke arah Evelyn saat mendengar suara igauan gadis itu.

“Kak Saga, maafkan aku. Kak Saga jangan pergi …”

Saga mengerutkan dahinya.

Dia sedang demam. Tidak mungkin kan dia memainkan trik?

Apa anak ini sedang mimpi buruk tentang dirinya?

Tumben sekali menyebut namanya sampai dalam mimpi. Ada perasaan sedikit senang dalam hatinya.

Pada akhirnya, Saga kembali duduk dan mendekap tubuh kecil itu hingga Evelyn kembali tenang dan tertidur pulas.

Cahaya pagi yang lembut menyusup melalui celah tirai kamar di rumah keluarga Brahmana, membasuh lantai marmer putih dengan sinar keemasan yang hangat. Suara burung-burung kecil terdengar samar dari halaman belakang, tapi suasana kamar terasa terlalu sunyi untuk ukuran pagi seindah ini.

Evelyn membuka matanya perlahan. Dahi dan lehernya masih sedikit lembab karena demam semalam. Udara pagi terasa asing seolah waktu berjalan mundur, memberikan kesempatan kedua yang tak pernah diduga namun begitu didambakan.

Tangannya menggapai sisi ranjang. Kosong.

Ternyata Saga sudah pergi.

‘Dia pasti bangun lebih pagi,’ pikir Evelyn. Semalam, dia sedikit ingat kalau Saga duduk dengan setia disampingnya.

Senyum tipis terukir di sudut bibirnya. Dia masih hidup. Dia diberi kesempatan untuk bisa melihat pagi ini lagi.

Seharian penuh dia di dalam kamar dan tidak keluar. Saat pelayan beberapa kali datang untuk mengantar makanan, dia bertanya, “Bibi, dimana Kak Saga?”

Bibi pelayan agak terkejut. Selama Nona muda ini masuk ke rumah ini, ini adalah kali pertamanya dia menanyakan keberadaan Tuan Saga.

“Tuan Saga sedang dalam perjalanan bisnis dan akan pulang tiga hari kedepan. Apa Nona muda ingin menelponnya?”

Evelyn berkedip. Evelyn agak kecewa. Padahal kali ini, setelah dia pulang ke rumah ini setelah dari kehidupan setelah mati ini, dia berjanji akan memperbaiki semuanya. Terutama sikapnya pada Saga.

Baiklah, tidak apa-apa. Dia bisa melakukannya setelah Saga kembali nanti. Dia hanya perlu menunggu beberapa hari saja.

Lalu dia menggeleng saja pada bibi pelayan.

Tapi malam ini, rasanya dia tidak tahan menunggu kepulangan Saga.

Entah kenapa. Sejak dia mengalami kehidupan kembali setelah mati, yang ada di pikirannya hanyalah Saga. Dia benar-benar ingin selalu ada di samping Saga. Tidak lagi ingin membuat masalah, dan hanya ingin memberi perhatian Saga dengan lebih.

Saat dia sedang berbaring dengan pikiran kosong, keheningan itu segera dipecahkan oleh suara langkah cepat dan pintu yang terbuka tanpa ketukan.

“Evelyn!”

Suara itu begitu familiar, penuh kepura-puraan dan nada manis yang dibuat-buat.

__

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERLAHIR KEMBALI (Aku Bersumpah Akan Mengejarmu)   Bab 7. Menjadi Suami Istri yang Sah!

    Evelyn menegang lagi, “Eh, iya benar. Kak Saga memang hebat. Tapi, itu… Kita perlu menyiapkan beberapa dokumen kan?”“Tenang saja, Dokumen lain bisa menyusul. Yang penting KTP ada, sertifikat pernikahan tetap bisa diurus malam ini.”Saga berkata sambil memberikan anggukan singkat pada Leo yang langsung mengerti. Evelyn makin bingung. Meski dia yang awalnya mengusulkan, kenapa malah terkesan seperti Saga yang memaksanya lagi?Ah, pasti cuma perasaannya saja.Akhirnya, malam itu juga mereka berangkat ke Kantor Urusan Sipil. Dua jam berlalu.Evelyn berdiri kaku di depan pintu kamarnya.Sertifikat pernikahan ada di tangannya.Pandangan Evelyn jatuh pada foto di sertifikat itu, sementara suara Saga masih terngiang di telinganya, “Kita sudah menjadi suami istri yang sah.”Dengan langkah linglung, Evelyn masuk ke kamarnya dengan menggenggam sertifikat pernikahan erat-erat.Di lantai bawah, Saga menyandarkan dagunya di tangan, memperhatikan Evelyn yang perlahan menghilang dari pandangan.“

  • TERLAHIR KEMBALI (Aku Bersumpah Akan Mengejarmu)   Bab 6. Ayo Kita Menikah Sekarang

    ,Apa ini mimpi? Evelyn mundur beberapa langkah saat tangannya ditarik oleh Reno. Dia juga dengan kasar melepaskannya. “Evelyn?” Reno kaget dan bingung. “Apa barusan aku sudah setuju untuk pergi denganmu?” Evelyn mendengus pendek, lalu menatap Reno dari ujung rambut sampai ujung kaki. “Aku tegaskan sekali lagi padamu ya, Reno! Kamu jangan bermimpi lagi! Aku nggak akan pergi lagi dengan kamu, sampai mati pun nggak akan pernah! Saga itu lebih kaya dari kamu. Lebih tampan. Lebih berkuasa. Dan jujur saja, dia juga punya tubuh lebih seksi dari kamu. Dan yang lebih penting, dia adalah pria yang apa adanya. Bukan seperti kamu! Munafik! Menghabiskan satu malam dengannya jauh lebih baik daripada hidup seumur hidup sama kamu.” Reno membelalak, bibirnya mengatup kencang. Di balik bayang-bayang pohon, Saga yang semula dipenuhi kemarahan… mulai berangsur tenang. Sebuah senyum hampir tak terlihat muncul di sudut bibirnya. Leo justru yang kini benar-benar bingung. Apa-apaan ini? Bukankah Nona

  • TERLAHIR KEMBALI (Aku Bersumpah Akan Mengejarmu)   Bab 5. Lebih Baik, Mati Ditangan Saga!

    ‘Ternyata dia belum berubah.’ Tapi Saga tidak mengucapkan apa-apa.Evelyn melangkah keluar . Wajahnya tampak tenang, tapi di dalam dadanya kebencian mulai mencuat.Sekarang ini dia harus berhati-hati. Bukan hanya pada Reno, tapi pada Amira juga.Dia harus berhadapan dengan lawan yang menakutkan.Dia teringat upaya gigih Amira untuk membantunya melarikan diri malam itu. Hingga berakhir takdir yang mengenaskan. Sepertinya Amira ditakdirkan sampai mati untuk menghancurkan hidupnya.Udara di halaman rumah Brahmana malam itu tenang tapi terasa ganjil. Langit dikuasai bulan bundar yang menggantung indah, pucat keperakan, memberi cahaya suram pada pekarangan luas yang sepi.Evelyn berjalan perlahan keluar dari pintu samping. Pakaian tidurnya tampak lusuh, oversized, menutupi tubuhnya yang mungil. Wajahnya seperti biasa—penuh riasan mencolok yang tampak seperti lelucon. Eyeshadow gelap, lipstik hitam keunguan, alis menukik tajam seperti dandanan layaknya anak punk.Ia berdiri sejenak di tepi

  • TERLAHIR KEMBALI (Aku Bersumpah Akan Mengejarmu)   Bab 4. Ayo Kita Menikah

    Amira berdiri di ambang pintu, wajahnya dipoles kekhawatiran. Rambutnya disisir rapi ke samping, mengenakan blus putih dan rok pastel seperti biasa, gadis baik yang tak tahu apa-apa. Tapi Evelyn tahu betul jika di balik senyum lembut itu tersembunyi racun yang siap membunuhnya saat dia masih di kehidupan yang lalu.“Evelyn, ya ampun... kamu nggak papa? Apa yang Kak Saga melakukan hal buruk ke kamu? Dia menyakiti kamu, ya?”Amira buru-buru mendekat, duduk di tepi ranjang, tangannya menggenggam pergelangan Evelyn dengan sok akrab.“Aku sudah bilang kan, hati-hati. Jangan sampai kamu tertangkap lagi. Dia sangat berbahaya. Evelyn, kamu harus kabur lagi dari sini. Sekarang! Sebelum semuanya terlambat. Aku bisa bantu. Aku bisa bawa kamu ketemu Reno lagi. Dia sangat khawatir setengah mati memikirkan kamu sepanjang malam.”Evelyn menatap wajah Amira dengan pandangan datar. Dalam hatinya ada ledakan rasa jijik yang ditahan, tapi wajahnya tetap tenang.Dia ingin memainkan peran dengan sempurna

  • TERLAHIR KEMBALI (Aku Bersumpah Akan Mengejarmu)   Bab 3. Aku Akan Patuh

    “Evelyn, kamu benar-benar keras kepala. Demi pria licik itu kamu bahkan bersedia melakukan apapun.” Saga bergumam. Tapi dia sedikit terkejut dan merasa tidak percaya saat melihat Evelyn menepis tangan Reno.“Aku nggak akan pergi denganmu!” Evelyn berdiri. Kemudian dia berbalik menatap Saga.Semua kejadian saat sebelum dia mati terlintas jelas diingatannya. Saat ini hatinya berdebar hebat.Dia tidak bisa menahan kesedihan sekaligus rasa senang.“Kak Saga..” Saat dia hendak melangkah, Reno menahan tangannya.“Evelyn, jangan kesana. Kalau kamu sampai tertangkap lagi, akan semakin sulit untuk kamu keluar. Ayo pergi. Masih ada kesempatan untuk lari.”Emily menoleh ke arah Reno, kemudian dia menarik tangannya.“Sudah ku bilang, aku nggak akan pergi denganmu!”Reno tercengang. “Jangan bercanda, Evelyn! Keadaannya sudah sangat gawat sekarang. Saga datang dengan anak buahnya. Ayo cepat! Kita masih bisa melarikan diri!”Evelyn menatapnya dengan sinis. Terakhir kali dia menuruti saran Reno, tap

  • TERLAHIR KEMBALI (Aku Bersumpah Akan Mengejarmu)   Bab 2. Terlahir Kembali

    “Tidak… aku tidak mau! Kak Saga. Ayo kita pergi bersama!” “Evelyn, berjanjilah padaku. Hiduplah dengan baik.” Bruk! Pintu gudang ambruk. Saga terjepit di antara reruntuhan gudang dan tidak bisa bergerak. Sedangkan api telah berkobar dengan sangat besar. Evelyn tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa menangis histeris menyaksikan Saga terbakar hidup-hidup di hadapannya. “Kak Saga… Kak Saga…!” Emily berteriak sekuatnya dengan suara tercekat. Dia menangis sejadi-jadinya. “Maafkan aku. Maafkan aku..” Dada Evelyn terasa sangat sesak, dan nafasnya mulai terputus-putus. Tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan, darahnya terus mengalir dari luka tikaman di perutnya. Dia tahu jika dia tidak akan selamat dari kematian. Dia menatap ke arah Saga yang telah dilahap api. Sekarang, hanya ada penyesalan yang memenuhi seluruh sarafnya. Saga adalah orang yang sangat dibencinya sepanjang hidup. Orang yang terus di tentangnya, dihina dan selalu dibohonginya. Selama ini dia selalu memperla

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status