Share

Bab 28

Penulis: Zhar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-29 10:53:55

"Hei, kamu benar-benar nekat!"

"Keponakan Pak Haris saja berani kamu pukul? Kamu jelas tidak menghormatiku, kepala preman Kota Dakarta!"

"Sekarang, kamu harus membayar dengan darah atas kejahatanmu!"

Pak Haris?!

Saat itu juga, Yoga tersentak. Ia menggertakkan giginya dengan wajah muram.

"Pak Haris, ya? Dengarkan baik-baik!"

"Ini urusan antara kita berdua! Ibuku tidak bersalah. Lepaskan dia sekarang juga!"

"Kalau tidak, aku tak peduli siapa kamu—entah Pak Haris atau siapapun—semuanya akan kubunuh! Kau dengar itu?!"

Nada bicaranya yang dingin penuh dengan amarah yang siap meledak. Dunia seakan bergetar karenanya.

Namun Pak Haris hanya mencibir.

"Jangan bermimpi! Aku tumbuh besar di kota ini. Hidupku hanya diisi darah dan kekerasan. Ancaman dan ketakutan? Aku tak kenal itu!"

"Cukup ocehannya!"

Dengan cemas, Yoga berseru, "Apa yang kau mau?!"

"Sederhana."

Suara Pak Haris terdengar serak, tapi mengandung ancaman mematikan.

"Dengar, Nak. Datanglah ke ring tinju bawah tanah di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 46

    "Apa?!" Mendengar ini, Pak Gery mengerutkan kening. "Tuan Muda Yoga, benarkah?" "Benar sekali! Aku bisa menjaminnya dengan nyawaku!" jawab Yoga mantap. "Sial!" Gery yang meledak dalam kemarahan sebagai seorang atasan berteriak, "Ini jelas melanggar hukum! Tuan Muda Yoga, katakan saja, bagaimana aku bisa membantumu?!" "Sebenarnya cukup sederhana," ujar Yoga. "Febri Bruce memang kaya, tapi dia juga kejam. Jika dia menjadi Ketua, kekuatannya akan makin besar dan banyak orang yang akan dirugikan." "Itu memang benar." Gery mengangguk, mulai memahami maksud Yoga. "Tuan Muda Yoga, kau pernah menyelamatkan hidupku. Kini saatnya kau tertindas, tentu aku tak bisa berpangku tangan!" "Tenang saja. Meskipun aku tidak bisa menyalahgunakan kekuasaanku untuk menekan Febri secara langsung, keputusan apakah dia bisa menjadi Ketua Komite Dagang tetap berada di tanganku!" "Demi Kota Dakarta, aku tidak bisa membiarkan seseorang seperti dia berkuasa!" "Terima kasih, Pak Gery!" ujar Yoga tulus

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 45

    "Ssst—" Saat itu, bahkan Si Bopeng dan anak buahnya terkejut. Mata mereka membelalak, menahan napas. Uang seratus dolar... 10 miliar rupiah! Mata Manda bersinar seperti emas, penuh semangat. “Yoga, cepat… berikan uang itu ke Si Bopeng!” Namun, detik berikutnya, Yoga mencibir dingin. “Hmph, perempuan jalang!” “Kau pikir satu permintaan maaf cukup untuk membuatku memaafkanmu?” “Kau mengkhianatiku. Sekarang kau ingin kembali jadi pacarku? Sepatu bekas yang bahkan Budi buang pun masih lebih berharga darimu! Apa kau pantas?” “Sekarang, pacarku adalah wanita tercantik di Kota Dakarta Lisa Jakarya!” “Kau bahkan tak pantas menjilat sepatunya!” “Yoga… kamu…!” Manda terdiam, matanya membelalak, wajahnya pucat. Dia tidak percaya Yoga bisa mengucapkan kata-kata sekejam itu. Begitu kesadarannya kembali, dia marah bukan main. Emosinya meledak, wajahnya memerah, nyaris mengeluarkan asap dari tujuh lubangnya. “Kau mau uang, kan?! Heh… Lihat baik-baik!” Tiba-tiba, Yoga mengeluarkan kor

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 44

    “Manda, waktunya sudah habis. Di mana sepuluh miliar itu?!” “Ah!” Manda terkejut sampai wajahnya pucat. Dengan panik, ia berlari ke arah Budi dan memohon. “Budi, tolong! Mereka datang menagih uang itu! Tolong bantu aku!" “Hmph!” Budi menarik dasinya dan menatapnya dengan dingin. “Aku nggak punya uang! Lagi pula, bukankah kamu sendiri yang bilang aku pecundang? Ini urusanmu, bukan urusanku.” Manda menggertakkan gigi karena marah, namun akhirnya hanya bisa kembali mendekati para pria bertubuh kekar itu. “Mas... kakak... kumohon beri aku waktu beberapa hari lagi! Aku... aku akan cari cara!” “Cukup omong kosongnya. Bawa dia pergi!” Perintah pemimpin mereka menggema dingin. Seketika, anak buahnya maju dan menyeret Manda pergi. Budi hanya berdiri diam. Ia tidak mengatakan sepatah kata pun, wajahnya datar, seolah tidak peduli. Dalam hatinya, ia sudah lama muak dengan wanita itu. --- Tak lama kemudian, Manda dilempar ke dalam ruang VIP di Klub Hilton. Di sana, Si

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 43

    Namun di detik berikutnya, saat orang-orang kaya dan berkuasa itu melihat isi kotak dengan jelas, mereka semua terbelalak kaget. Uang triliunan rupiah! Kotak besar itu penuh dengan tumpukan uang tunai. Lembar demi lembar tersusun rapi. Satu lembar bernilai sepuluh miliar rupiah! "Ini dua puluh triliun," kata Yoga dengan senyum mencibir. "Cukup untuk membeli Grup Abadi, 'kan?" "Sialan!" Budi tampak sangat terhina. Wajahnya merah padam, matanya menatap tajam ke arah Yoga, rahangnya mengeras. "Brengsek! Kau pikir aku mainanmu?!" "Aku sarankan uang ini kau simpan saja untuk beli peti matimu sendiri," balas Yoga, dingin. Matanya menyala penuh tekad. "Grup Abadi akan kujual hari ini juga!" Budi sempat membeku, lalu bertanya dengan suara ragu, "Apa maksudmu?" "Nyawamu," jawab Yoga datar. Begitu kalimat itu terlontar, hawa dingin seperti badai es menyapu ruangan. Semburan kekuatan luar biasa memancar dari tubuh Yoga. Dia bergerak cepat, bergegas menerjang Budi! Aura pembunuh menyel

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 42

    Bahkan dengan dukungan Jason Bruce, Budi tidak berani memprovokasi dia. Maka, lebih baik dijual saja! Jual dengan ketenangan pikiran semua masalah selesai! Bagi para tamu yang hadir, perusahaan seperti Grup Abadi yang tidak bermasalah dengan arus kas, masih sehat, bebas dari utang luar negeri, dan memiliki profitabilitas stabil, jelas merupakan peluang yang langka. Apalagi, perusahaan sebagus itu sulit ditemukan meski dicari dengan susah payah. Memikirkan hal ini, semua orang kaya yang hadir mulai menunjukkan ketertarikan. Mereka tahu, ini peluang emas yang tidak boleh dilewatkan. Lelang segera dimulai, dengan harga awal 300 miliar rupiah! Orang-orang kaya itu pun mulai menawar: "320 miliar!" "360 miliar!" "460 miliar!" "500 miliar!" "1 triliun!" Tepat ketika semua orang berlomba-lomba menawar, seorang pengusaha kaya paruh baya menyodorkan angka mengejutkan: 1 triliun rupiah! Penonton langsung gempar! Sebagian besar orang langsung terdiam, sementara sis

  • TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI LEGENDA   Bab 41

    Setelah memberi pelajaran kepada keluarga Haryono, Yoga segera meninggalkan hotel, diikuti oleh Andi. "Kak Yoga!" panggil Andi dengan suara emosional. Air matanya berlinang, dan ia hampir berlutut di hadapan Yoga. "Terima kasih sudah menyelamatkanku! Kalau bukan karena Kakak, aku benar-benar tidak tahu apa arti hidupku ke depan." "Hari ini… semuanya berkat Kak Yoga!" ucapnya tersendat oleh isak tangis. Saat berada di titik terendah dalam hidupnya, Yoga datang. Memberinya kebebasan, mengembalikan harga dirinya, bahkan menyelamatkan sisa hidupnya. Tak ada cara untuk membalas kebaikan sebesar itu. "Jangan lakukan itu," kata Yoga, menopangnya dengan lembut sambil tersenyum. "Andi, kita saudara. Tak perlu mengucapkan terima kasih. Justru aku yang harus minta maaf karena sempat percaya omong kosong Budi dan menyalahkanmu. Aku berutang padamu." "Tapi jangan khawatir. Aku akan segera mengambil kembali Grup Abadi. Ketika saatnya tiba, apakah kamu bersedia kembali dan membantuku?" "B

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status