TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#13POV Tari[Gak ada? Adikmu harus bayar uang ujian kelulusan hari ini juga. Ibu gak mau tau, pokoknya uangnya harus ada!] tekan Ibu lewat pesan.Kubalas pesan ibu namun gagal terkirim, pulsa hp sudah habis tak bersisa. Sementara ibu terus memaksa ingin dikirimi uang, bagaimana bisa? Jangankan buat bayar ujian terakhir Reihan, untuk kebutuhanku saja kurang."Mungkinkah uang bulananku di tilep oleh mbak Nani?" Aku segera bangkit dan beranjak, aku harus protes pada Mbak Nani.Kulihat dia sedang bersantai sembari membaca majalah, pasti uang bulananku dia yang ambil sehingga hanya bersisa seperti ini. Dasar orang kampung, licik, manipulatif."Mbak!" Aku menggebrak meja, melempar amplop putih itu ke hadapannya."Berapa banyak uangku yang kamu tilep?" tanyaku tanpa basa-basi."Kamu ini kenapa, sih, gak sopan banget. Uang apa? Aku udah kasih semuanya kok, ke kamu," sahutnya."Semuanya? Gak mungkin, pasti kamu sudah mengkorupsi uang bulananku. Kamu sengaja kan,
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#14Hanya cuplikanPOV author."Loh, kenapa jadi begini? Seharusnya kamu tahan aku dong, mas. Kenapa kamu malah setuju aku pergi dari sini?" tanya Tari, matanya mulai memanas."Kamu yang ingin pergi masa harus kutahan, kalau kamu berontak dan tetap kekeh ingin pergi apa aku harus memohon-mohon padamu agar kamu tidak pergi, maaf! Aku bukan pengemis yang harus memohon belas kasihan dari orang," sahut Morgan, Tari menggelengkan kepalanya."Ya, tapi gak gini juga, mas. Gak ada sedikitpun niat dari kamu buat pertahanin aku, gitu?" tanya Tari."Aku gak ingin mendrama, memangnya kamu pikir hidup ini adalah sebuah sinetron? Kalau kamu ingin keluar dari rumah ini, silahkan! Untuk apa aku mempersulit," jawab Morgan."Udah! Kalau mau berkemas biar kubantu," timpal Nani memperkeruh keadaan."Diam kamu, Mbak! Semua ini karena kamu, kalau gak gara-gara kamu keadaannya gak mungkin seperti ini." Tangis Tari tumpah saat itu juga."Jangan berakting deh, gak akan mempan ka
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#15POV Morgan.Bagaimana mungkin Tari bisa hamil sementara kami saja tidak ada berhubungan, sepulang dari negara tetangga kami tidak pernah tidur satu kamar. Sementara aku sudah tiga bulan di negara tetangga dan pulang ke Indonesia sudah hampir satu Bulan.Aku menarik senyum sembari memegangi kepala, suara Tari dari seberang telepon berhasil kurekam. Semisalnya pun, kami melakukan hubungan suami istri, ia tidak hamil dua bulan melainkan menginjak satu bulan. Pernyataannya jelas-jelas adalah sebuah kebohongan dan aku akan pura-pura mempercayainya.Mungkin dia pikir akan semudah itu membo-dohiku, sebagai orang yang waras dan sudah menjelajah ke berbagai pelosok, kota, hingga negara tentu logika harus aku utamakan. Jika sesuatu hal tidak masuk dalam logika maka patut dipertanyakan, dengan siapa dia hamil?"Kamu kenapa Morgan? Kok, senyum-senyum sendiri?" tanya mbak Nani saat melihat aku tersenyum karena memikirkan omongan Tari yang tidak masuk akal menurut
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#16POV Author."Surat dari pengadilan, maksudnya apa ini, mas? K-kamu menceraikanku?" tanya Tari matanya mulai panas."Ha? Surat cerai!" Bu Darmi merampas surat yang dipegang oleh Tari."Apa-apaan kamu, Morgan." Kemudian ia melempar surat itu pada Morgan, tanda ia tak terima kalau anaknya akan diceraikan."Sudah tidak memberi uang nafkah, alih-alih kamu datang hanya memberi surat sampah seperti ini!" ucapnya dengan nada tinggi."Keterlaluan!" lanjutnya."Mas, kamu tau sendiri kan, kalau aku lagi hamil," ucap Tari dilirihkan, sebisa mungkin ia membuat airmatanya menggenang di sudut pelupuk.Tari tertunduk sembari memegangi perutnya, seakan ia sangat terluka oleh keputusan Morgan."Ha, hamil?" Nani terkejut mendengar ucapan Tari."Bagaimana bisa, Siapa ayahnya?" tanya Nani."Wajar kalau Morgan menceraikanmu," sambungnya. Tari mendongak dan mengernyit, dia pikir dengan berpura-pura hamil akan bisa menarik Morgan kembali dalam pelukannya. Nyatanya, Morgan
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#17POV TariBerkat Nasya aku bisa menyewa pengacara, hari ini saat di persidangan aku sudah siap melawan Morgan. Meskipun ini baru sidang mediasi dan nanti akan ada mediator yang menasehati. Saat itu, aku akan berusaha membujuk Morgan agar ia mau kembali lagi padaku. Apapun, akan kulakukan! Jika cara itu gagal barulah aku akan menuntut harta gono-gini. Toh, tidak akan rugi juga lepas darinya tapi masih bisa mendapatkan separuh dari harta yang ia miliki.Aku dan ibu tersenyum, kami sudah merencanakan semuanya. Pengacara juga bilang kalau kami harus berbohong, dan mengatakan kalau Morgan tidak pernah memberi nafkah lahir bathin selama beberapa bulan ini."Kamu pasti akan menang, keluarkan saja airmatamu saat di persidangan nanti," ucap ibu memegang tanganku, menguatkan hati ini agar mampu.Ya, memang begitu seharusnya. Siapa suruh dia keras kepala dan bersikeras menceraikanku. Memangnya aku tidak bisa mencari yang lebih darinya, aku juga bisa Kale."Pasti
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#18POV auhtorMorgan keluar dari ruang sidang dan di suruh untuk memasuki ruang mediasi, karena di sana Tari sudah menunggu. Entah apa yang akan mereka bicarakan, namun hakim menyuruh supaya mereka berdua bisa berbicara dengan baik dan di tengahi oleh mediator.Meskipun masalahnya sepelik ini, hakim tetap menyarankan agar mereka rujuk. Keputusan Morgan sudah bulat untuk menceraikan Tari, lalu untuk apalagi bermediasi.Morgan lihat Tari di dalam sedang duduk di salah satu kursi bersama dengan mediator dan Morgan pun menyusul. Mereka dinasehati kalau bisa bersatu kembali sebaiknya jangan bercerai, Morgan akan tetap melanjutkan perceraian ini namun Tari, dia bilang masih ingin rujuk karena masih cinta. Ah ... Bulshit! Cinta atau uang yang dia inginkan?Tak ingin berlama-lama, Morgan pamit izin keluar terlebih dahulu. Meninggalkan Tari dan mediator, buat apalagi disuruh rujuk, kalau dia masih ingin bersama Tari pasti tak akan menggugat cerainya."Apa keputu
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#19POV author."Anda ini siapa? Datang-datang langsung menghajar anak saya?" Bu Darmi berusaha melerai perempuan yang kini tengah menjambak rambut Nasya dengan kuat."Lepasin! Anda ini tidak punya sopan-santun," timpal Tari yang juga membela adiknya."Bilangin sama adikmu ini, jangan mengganggu suamiku lagi. Gara-gara dia, suamiku menjadi tidak perduli dengan anak dan istrinya. Dasar pelakor! Perusak rumah tangga orang!" cetus wanita itu, wajahnya terlihat geram pada Nasya."Suamimu yang gatal, aku hanya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Lagian, mana ada laki-laki yang tertarik sama istri yang udah tua dan keriput seperti kamu. Wajar, jika suamimu mencari kesenangan di luar. Karena suamimu juga butuh wanita yang masih muda dan fresh kayak saya." Nasya menjawab dengan nada mengejek."Kurang ajar, kamu! Tinggalkan suami saya sekarang juga! Atau ....""Atau apa? Kamu mau ancam anak saya?" tanya Bu Darmi."Atau saya akan bawa keluarga suami saya untuk
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#20Lihat sampai bawah, ada give away koin emas.POV Author."A-aku juga gak nyangka bakalan seperti ini kejadiannya, Bu." Bibir Nasya bergetar, omongannya terbata-bata."Telepon gadun itu sekarang juga, dia harus bertanggung jawab!" Bu Darmi menyentak kasar tubuh Nasya.Nasya yang mulai menangis menekan panggilan telepon pada ponselnya."Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan coba beberapa saat lagi." Kemudian Nasya membuka aplikasi hijaunya, dan mengirim pesan pada si gadun namun ceklist. Pesannya tidak masuk dan ternyata sudah dua hari aplikasi hijau si gadun tidak online."T-tidak bisa dihubungi, Bu. Nomor dan aplikasi hijaunya tidak aktif dan tidak online," ujar Nasya ketakutan."Terus mau diapakan anak itu, ha?! Jika kamu tidak bisa meminta pertanggung jawaban dari si gadun, maka gugurkan saja!" teriak Bu Darmi di wajah Nasya."Bu, kami seperti ini karena didikan ibu juga! Jadi, jangan salahkan kami jika kami mengambil jalan yang salah.