Share

2. KESEPAKATAN

2.KESEPAKATAN

Orang tua gadis malang itu datang bersama warga setempat yang menjemputnya. Mereka begitu panik dan menyimpan amarah. Namun begitu berhadapan dengan pemilik rumah, hati mereka menciut. Kemiskinan yang membelit tak akan mampu melawan kekayaan pria berwajah indo di hadapan. Sang ibu memeluk putrinya dan menumpahkan kesedihan. Mereka saling bertangisan.

"Apa yang terjadi Rania? bilang sama ibu!"

Rania hanya menggelengkan kepala dan terus menangis dalam dekapan sang bunda. Dia tak bisa memberikan penjelasan. Rasa trauma masih bergelayut dalam kepalanya..

"Maaf, Bapak, Ibu, bisa kita bicara bertiga. Nanti akan saya jelaskan semua, sekaligus kita cari solusinya bersama-sama," ucap Rangga mencoba bernegosiasi dengan orang tua sang gadis.

"Tidak bisa, Pak! Kita bicara di sini saja, biar semua orang tahu. Dan kami bisa memastikan kalau tidak ada penekanan kepada mereka!" ucap pria yang memakai kopiah berwarna hitam selaku ketua RT.

Rangga menghela napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Kepalanya seperti hampir pecah. Benar-benar tak menyangka masalah seperti ini akan menimpa keluarganya.

Tak ada jalan lain selain menuruti keinginan warga. Lebih baik mengalah saja.

"Baiklah, kita bicarakan di sini saja!"

"Tadi kami sudah membicarakan dengan mereka. Sekarang langsung saja kita cari solusi. Tak usah berbelit-belit!" seru seorang pria yang menjemput keluarga Rania.

"Baiklah, saya ... akan memberikan berapa pun uang yang Bapak inginkan hari ini juga. Tapi tolong, semuanya berhenti di sini. Dan pastikan tidak ada persoalan di kemudian hari," ucap Rangga dengan sangat hati-hati.

"Pak, kami memang miskin. Tapi bukan berarti kami menjual anak kami!" ucap Lestari, Ibu Rania berteriak lantang dalam tangisnya.

"Saya juga tidak berkata seperti itu, Bu. Saya hanya berusaha mencari solusi dari kejadian ini!"

"Itu sama saja Bapak menghina kami!"

"Tidak Ibu, Saya hanya .... "

"Pokoknya saya mau putra bapak bertanggung jawab dengan menikahi Rania, anak kami!"

"Tidak mungkin kita menikahkan mereka. Keduanya masih sekolah. Lagi pula, belum tentu mereka sudah melakukannya!" Rangga membela putranya. Hal itu membuat wanita paruh baya itu semakin murka.

"Bapak benar-benar keterlaluan. Hanya memikirkan anak Anda saja!"

"Bukan begitu, maksud saya .... "

"Pokoknya saya gak mau tau, anak saya harus dinikahi!" Lestari memeluk putrinya kian erat.

"Pak, ngomong dong Pak, jangan diem aja!" Lestari menggoyangkan lengan suaminya.

"Sabar, bu!" jawan Rudy, ayah Rania. Pria itu terlihat lebih bisa mengendalikan diri. Walau hatinya juga terkoyak akibat kejadian ini.

"Sabar piye to,pak, anak kita diperkosa!"

"Iya, sabar." Rudy mencoba menenangkan istri dan putrinya.

Orang tua mana yang tidak marah jika putrinya diperlakukan seperti ini. Ingin rasanya menghajar lelaki yang sudah menghancurkan putrinya. Tapi kekerasan dan amarah tidak akan menyelesaikan masalah. Justru semakin bertambah runyam. Berbeda dengan istrinya yang selalu mengedepankan emosi jika terjadi masalah, hingga membuat suasana menjadi kacau.

"Maaf, tapi saya tidak setuju kalau anak saya dituduh sebagai pemerkosa! belum tentu dia sudah melakukan tindakan tak beradab itu!" Rangga masih terus membela putranya.

"Jangan belain anak terus dong, Pak! coba kalau posisi Bapak ada pada mereka! Pasti Bapak juga akan melakukan hal yang sama, meminta pertanggungjawaban!" ucapan tegas keluar dari salah satu warga dan di iyakan oleh warga lain

Rangga meremas rambutnya. Posisinya terpojok dan sulit untuk terus melakukan pembelaan. Apa pun yang terjadi, anaknya memang bersalah dan pantas mendapat sanksi tegas. Namun Rangga tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia akan melakukan apapun untuk putranya.

"Sekali lagi saya mohon maaf, anak saya memang bersalah, tapi bisakah saya yang menebusnya. Saya bersedia melakukan apa pun demi anak saya!"

"Gini aja deh, Pak, pilihannya ada dua. Anak Bapak kawinin tuh cewek, atau kita jebloskan dia ke penjara. Setuju tidak?" perkataan tegas seorang warga di ikuti persetujuan seluruh warga yang hadir.

"Saya juga setuju!" Lestari berteriak dengan lantang. "Jangan coba menawarkan kami uang! Kami memang miskin, tapi punya harga diri!"

"Tapi saya tidak mungkin menikahkan anak saya! apalagi membiarkan anak saya di penjara!"

"Ya, sudah. Kalau tidak mau, bawa saja bocah tengik itu ke kantor polisi!"

"Tidak! saya tidak akan membiarkan kalian membawa anak saya!" Rangga melindungi putranya dengan memeluknya erat.

"Ya, sudah. Bapak saja yang kawinin gadis itu! kasihan tuh masa depannya hancur gara-gara anak bapak! Bagaimana kalau gadis itu hamil? mikir gak sih!"

Rangga memejamkan mata. Dia tidak tau harus berbuat apa. Tiba-tiba dia membuka mata lebar dan menatap kepada pria yang baru saja berbicara. Walau ucapannya menyebalkan, tapi ucapan sambil lalu itu justru tertangkap dalam memory otaknya.

Tanpa banyak berfikir, Rangga harus segera mengambil keputusan. Dia yang akan menikahi gadis itu. Yang terpenting saat ini baginya adalah solusi yang tepat.

"Baiklah, saya memutuskan,  akan menikahi gadis itu!"

Semua orang terkejut lalu menatap tajam ke arah Rangga. Tak terkecuali orang tua Rania, Rania dan juga sang putra. Marchel benar-benar tidak menyangka akan keputusan besar yang diambil oleh papahnya. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia yakin keputusan papahnya semata-mata untuk melindunginya.

"Maksud Bapak, apa?! apa Anda pikir anak saya piala bergilir? mudah sekali Anda merendahkan harga diri anak saya!" Amarah terlihat jelas dari sorot mata Lestari.

"Dengar penjelasan saya dulu. Saya akan menikahi gadis itu bersyarat. Saya akan menikahinya dengan batas waktu. Jika dalam waktu dua bulan gadis itu tidak hamil. Saya akan melepasnya tanpa menyentuh sedikitpun. Dan dia bisa bebas meraih masa depannya. Saya juga bisa bantu dia dalam berkarier. Saya rasa tidak ada yang dirugikan dalam hal ini. Bagaimana, apa kalian setuju?"

"Bagaimana dengan istri Bapak? apa dia setuju?" Tanya ketua RT.

"Hal itu biar menjadi urusan saya dengan istri," jawab Rangga mantap.

Mereka saling berdiskusi. Suasana begitu tegang. Rangga berharap cemas. Entah apa yang akan terjadi. Semoga terjadi kesepakatan sesuai harapan kedua belah pihak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status