Ibu Anna menanti kedatangan suster Lita dan dokter Dante. Kemarin suster Lita menelponnya mengatakan bahwa dia akan kembali ke Surabaya, sudah kangen sama baby Dragnar. Teredengar pintu mobil dibanting, sambil menggendong baby Dragnar, ibu Anna mengintip dari balik tirai ,dilihatnya suster Lita sibuk mengangkat kopernya segera membuka pintu ruang tamu. Melihat baby Dragnar dalam gendongan ibu Anna suster Lita langsung meletakkan kopernya mendorong kedalam ruang tamu, bergegas menuju ke washtafel , mencuci tangan dan cuci muka mengambil tisu langsung mengambil baby Dragnar dari gendongan ibu Anna. “Dik Lita kok sendirian, mana dokter Dante?” “Nak Dante tidak ke Surabaya dia ada kepentingan lain….mmm… sedang dalam perjalanan ke Agats.” “Ke Agats? Jauh banget. Apakah ada pasien yang harus dibedahnya di sana?”Tanya ibu Anna. “Mbak, nanti saja saya ceritakan kalau mbak Merri ada, sekalian deh ceritanya ,ngakk usah bolak balik cerita.Bisa sedih hatiku.” Ibu Anna menatap suster Lita de
Dokter Dante duduk sambil termenung, keputusan berani untuk keluar dari rumah sakit Santosa Husada sudah merupakan keputusan yang bulat. Dia tidak bisa menerima tawaran dokter Bimantoro ayah yang kemudian diketahuinya sebagai ayah kandungnya, menyembunyikan identitasnya sebagai anak kandung dokter Bimantoro agar dapat menikah dengan dokter Anjel, anak sambung dokter Bimantoro yang semula dikiranya anak kandung dokter Bimantoro.‘Aku akan meninggalkan semua masa lampau, meninggalkan kepopuleranku sebagai dokter terkenal begitu pesawat mendarat di Timika aku harus melupakan semua masa laluku menjalani kehidupan yang baru,’batin dokter Dante menoleh kearah jendela pesawat .“Para penumpang yang terhormat selamat datang di Makassar. Kami akan segera mendarat, mohon pastikan sabuk pengaman Anda terpasang dengan baik, meja lipat dan sandaran kursi dalam posisi tegak, serta semua barang bawaan tersimpan dengan aman. Terima kasih atas pilihan Anda terbang bersama kami. Bagi penumpang yang aka
Sepasang mata menatap dokter Dante yang duduk di sofa dengan wajah menahan amarah.Wajah yang sama dimiliki oleh ayah biologisnya ketika sedang menahan emosi marah, ketampanannya tidak nampak lagi yang ada wajah penuh dengan kerut-kerut di keningnya, matanya semakin kuat dipejamkan. Sakit hati yang dibawa dari rumah sakit masih mengikutinya sampai tiba di apartemen, dipandang ibunya dengan penuh tanda tanya. Ibunya hanya memandang anaknya dengan raut iba kemudian duduk berseberangan dengan anaknya yang akhirnya membuka matanya, meraup wajahnya dengan kasar, mengeluarkan hembusan napas berat. “Hasil test DNA sudah keluar,” katanya dengan lirih. “Oh, dokter Bimantoro …..” Kerutan di wajah dokter Dante bertambah, “99,9% adalah ayah biologisku.” “Bagaimana tanggapannya?” Hening. Tidak ada jawaban dari dokter Dante kemudian menatap ibunya yang sabar menunggu jawaban anaknya menatap anaknya dengan tatapan sayu. “Dia mengakui aku anak biologisnya.” “Dokter Bimantoro mengakuinya? Puji T
“Dokter Dante, ke ruanganku setelah selesai visite!”Perintah dokter Bimantoro saat mereka berpapasan di koridor perawatan rumah sakit . Dokter Dante akan menuju ke ruang perawatan pasien bedah, kebetulan dokter Bimantoro sedang mengunjungi seorang pejabat pemerintah yang sedang di rawat.Dokter Bimantoro bicara sambil berjalan tanpa berhenti, meneruskan langkahnya diikuti Direktur Rumah Sakit , Direktur Medis dan Direktur Keperawatan serta dua perawat yang mengekori di belakangnya. Para dokter yang mempunyai posisi tinggi mengekor di belakang dokter Bimantoro melirik ke arah dokter Dante kemudian tersenyum sinis.Para perawat tersenyum manis kea rah dokter Dante yang berjalan tegak penuh percaya diri tidak memusingkan tatapan sinis para dokter senior.Suster Elma yang ikut visite dengan dokter Dante, menyamakan langkahnya kemudian berbisik ke dokter Dante,”Anda dipanggil lagi. Kemarin dipanggil sekarang dipanggil. Ihh… dokter pasti mendapat perhatian dari dokter Bimantoro, mungki
Dokter Anjel menelan ludahnya, hatinya sakit menyadari bahwa dia ditolak, bahkan diusir oleh dokter Dante. Sepanjang perjalanan dalam pesawat dia mengkhayal pertemuan romantis dan penuh gairah karena mereka saling merindukan dan saling menginginkan. Kepergiannya tanpa diketahui oleh dokter Dante, karena pemisahan paksa oleh ayahnya yang tidak setuju menikah dengan dokter Dante. ‘Bukankah perpisahan mereka bukan salahku, itu salah ayah yang memisahkan kami dengan segala ancaman? Aku tidak akan pergi, aku harus tetap di sini.’batin dokter Anjel. “Darling , kita memang bukan suami isteri yang sah. Tapi selama ini kita telah melakukan hubungan suami isteri? Ruang tamu, ruang makan , kamar mandi dan kamar tidur saksinya. Memang mereka tidak berbicara, tapi mereka adalah saksi yang menyimpan kenangan romantis dan gairah kita. Sulit untuk membuang kenangan indah itu walaupun kita sudah berpisah lebih dari satu tahun …..” “Akhhhh!” Teriak suster Lita tidak percaya dengan apa yang dikatakan
Dokter Dante larut serta kalut mendengar bahwa dokter Anjel akan kembali ke Indonesia.Perasaan terluka, berdosa segera berseliweran di benaknya mendengar perkataan ibu Abigail. ‘Oh. Tuhan ia akan kembali dan akan kembali prakterk di rumah sakit ini, ‘batinnya kemudian memencet tombol lift turun ke bawah .Keluar dari lift perasaan nikmat yang pernah dirasakan bersama dokter Anjel, rasa senang kembali menyeruak ketika dirinya melewati koridor rumah sakit kemudian melewati ruang konsultasi milik dokter Anjel yang tertutup.Dokter Dante tahu bahwa dokter Anjel sangat terobsesi pada dirinya, teringat kembali perkataan ibu Abigail tadi,”Semoga kalian bisa menjadi patner kerja yang baik. Anjel mengagumimu dan menyukaimu.Datanglah ke rumah setelah dia tiba di Semarang.” Dokter Dante hanya tersenyum kecil ketika ibu Abigail mengundangnya ke rumah.“Sampaikan salamku ibu,” kata dokter Dante dengan mengatupkan ke dua tangannya di dadanya yang bidang.“Saya akan mengundangmu makan malam pada a