Berkat doa bestiq, saya sedikit pulih dari flu. Semoga ceritaku bisa berkenan di hati bestie yang setia membaca ceritaku.Salam sehat dari saya.
Keesokan paginya dokter Dante masuk ke ruang konsultasi yang nyaman , hangat dan bersih, disambut suster Amel yang sedang merapikan peralatan medis.“Selamat pagi sus, Amel.”“Selamat pagi dok. Ada pesan dari sekretaris dokter Bimantoro. Dokter diharap menghadap ..mmm.. jamnya..,Maaf ada di meja kerja catatan saya.”Dokter Dante meraup memo warna merah muda, menatapnya sejenak kemudian meremasnya lalu melemparnya ke tempat sampah.“Dok, mengapa diremas,nanti dokter lupa jamnya. Prof. Bimantoro itu disiplin dan tepat waktu.”Tegur suster Amel yang sudah berusia seumuran ibunya, suster Lita.Melihat dokter Dante berwajah kusut, keningnya mengkerut , suster Amel langsung membatin, ‘Hari ini wajahnya kusut, apakah ini karena perempuan tua yang diajak ke Prof. membuat dokter kesal?Siapa perempuan tua itu?’batin suster Amel kadang-kadang melirik kea rah dokter Dante yang kemudian terlihat serius menatap laptop yang ada di depannya.“Ada berapa pasien yang mendaftar pagi ini?”“Baru sebela
Sepanjang jalan kembali ke apartemen dokter Dante medumell tak henti,” Kejam,manipulative, Pembohong, Psikopat!”“Nak, jangan cerca ayahmu , baik buruk dia tetap ayah biologismu.” Ujar suster Lita.“Dia bukan ayahku! Dia tidak mengakuinya.”“Nak, karena dia tidak tahu. Ibu sebenarnya mau sarankan test DNA , tapi kamu keburu marah.”“Ibu, bagaimana aku tidak marah, ibu dikatakan pelacur,tatapan matanya meremehkan ibu. Tahukah ibu bagaimana ia menatap ibu, tatapannya melecehkan!”Suster Lita menoleh ke arah dokter Dante, “Sudahlah, dia tidak mau mengakui …mmm… tapi ..apakah…nak Dante perlu pengakuannya seperti yang dikatakan tadi? Untuk posisi Direktur Utama?”Dokter Dante menginjak rem, tidak menyangka ibunya bertanya hal yang sempat menjadi keinginannya, kemudian menepikan mobilnya , menatap suster Lita lekat-lekat.”Ibu sebagai anak yang tidak mempunyai identitas yang jelas ,untuk melindungi diriku agar tidak mendapat tekanan dari kelompok dokter-dokter yang sok hebat. Aku menunjuk
Raut dingin memancar di wajah dokter Bimantoro, suster Lita memilin jemarinya satu sama lain, wajahnya menunduk takut melihat aura dingin terpancar di wajah dokter Bimantoro.“Ini kantor Yayasan Rumah Sakit Santoso Husada, bukan kantor Dukcapil! Saat ini kalian ada di ruang kerja Ketua Yayasan!” Kata dokter Bimantoro.“Profesor Dr. Bimantoro Santosa, Sp.BS. Ketua Yayasan!” kata dokter Dante dengan nada tegas tanpa basa-basi, mengepalkan kedua tangannya dokter Dante menatap tajam dokter Bimantoro, “Saya datang bersama ibu saya suster Lita ingin menyampaikan bahwa anak yang dibuangnya ke panti asuhan seperti yang tadi profesor katakan adalah anaknya dengan dokter Bimantoro!”Suster Lita yang semula diam , menunduk kemudian menengadahkan mukanya,”Dokter Bimantoro, saya suster Lita. Suster yang bertugas dengan dokter di Puskesmas Melati.”Dokter Bimantoro menatap wajah suster Lita, kemudian menggeleng kepalanya seolah ingin melepaskan wajah suster Lita dari pelupuk matanya.Matanya mem
Dengan berat hati suster meninggalkan ibu Anna , Merri dan bayi yang dipercayakan Merri untuk diasuhnya, ”Mbak Merri saya akan ikut nak Dante . Setelah urusan selesai saya balik ke Surabaya.”“Tante Lita, mama dan saya bisa sih mengasuh dan merawat bayiku. Saya tahu suster perawat yang handal, setia dan lembut daripada tante saya berkutat di dapur mending merawat bayiku, pasti dia akan tumbuh menjadi bayi yang sehat dan kuat.”“Iya dik Lita, pergunakanlah waktu tiga puluh tahun lebih yang kau lewatkan bersama anakmu.Pergunakanlah waktumu, manjakan dia, masakkan masakan kesukaannya,’ujar ibu Anna.“Hum…satu hal yang tidak bisa tante manjakan dia.” Kata merri dengan wajah menggoda.“Apa itu?”“Mandikan…”“Merri..!” Tegur ibu Anna.Suster Lita tertawa terbahak-bahak, yang dibicarakan tiba-tiba muncul di depan mereka,”Apa yang ibu dan Merri tawakan?”“Rahasia perempuan,”jawab Merri sambil tersenyum-senyum nakal.Dokter Dante menatap Merri,’Ini yang kurindukan dari dirinya, kenakalannya, b
Hening…Ruangan makan tidak ada suara, hanya napas empat orang yang terdengar di ruang makan yang sempit.Mata dokter Dante mengarah ke ibu Anna, ia tidak menduga bahwa sebenarnya ingin menanyakan tentang kehamilan Merri yang viral di media sosail berakhir dengan perkataan ibu Anna , misteri mengenai kelahirannya. Ada apa dengan kelahiranku yang sebenarnya aku tidak ingin mengetahuinya, takut akan membuatku kecewa karena lahir dari seorang pelacur, lahir karena tidak diinginkan, lahir karena perkosaan. Dokter Dante menautkan jemarinya di atas meja makan, menatap ketiga perempuan , tatapannya berakhir ke suster Lita.“Misteri kelahiranku?” tanyanya.“Saya ingin menyampaikan ke nak.. mm..dokter Dante, tapi saya takut.”“Takut pada siapa? Pada saya? Saya malah sangat bersyukur jika misteri kelahiranku bisa saya ketahui, meskipun ada ketakutan juga.”“Saya takut jika dokter tidak menerima kelahiran yang tidak diharapkan.”“Memang, setiap anak yang dibuang pasti akan mengatakan , Mengapa
“Cuci tanganmu dulu baru bisa sentuh anakku,kamu dari luar takut ada virus mengikutimu!”“Ups, maaf! Dimana watafelnya?” Tanya dokter Dante , melihat sekelililngnya.“Mari saya antar ke belakang nak… eh..dokter Dante.”“Dante, ayah baptis bahasa Inggrisnya The Godfather?” tanya suster Lita.“Benar. Tapi saya bukan Godfather seperti di film GodFather yang diperankan Mario Brando.Itu Godfather para mafia.”Kata dokter Dante sambil tertawa tipis.Merri menatap punggun dokter Dante, kokoh, tegap berjalan penuh percaya diri.Nostalgia kembali menerawang di pelupuk matanya ketika melihat punggung yang pernah didekapnya, punggung yang pernah menggendong tubuhnya yang manja bergelayut di punggung dokter Dante.’Mengapa dia muncul kembali ? Mengapa aku menawarkan dia menjadi bapa baptis bayiku? Mengapa aku tidak berani mengusirnya? Beberapa hari lalu mas Dragnar ingin bertemu dengan ku, aku dengan tegas mengatakan jika ingin bertemu denganku datang ke motel. Apakah karena dia cinta pertamaku?’