#Testpack (138) Test Pack ART-ku-Izinkan Abang Ikhtiar ke Guangzhou----“Shania, kamu kelihatannya lelah. Gimana kalau kamu menenangkan diri saja dulu. Dalam keadaan kalut, khawatir seperti ini, jangan buat keputusan apapun, ya. Inget, semua persiapan sudah sejauh ini. Keluarga kedua belah pihak sudah siap menggelar pernikahan ini. Jangan kecewakan mereka, oke?” Kubingkai kedua pipi yang masih memerah itu. “Mbak, please. Hatiku meragu.”Kepegang kedua bahunya. Menatapnya dengan bersungguh-sungguh. Semoga ia melihat pengharapan besar dari kedua mataku. Wajahnya memang menunjukkan kekhawatiran dan keraguan, tapi aku tahu, ia akan teramat berat untuk melepas Mas Hangga. Itu tidak mudah baginya. Jadi ia pasti akan bahagia seandainya pernikahan itu sudah dihelat. Hanya keresahan hati yang akan teredam dengan sendirinya bila telah berhasil melewati ini semua.“Mbak, yakin, kamu bisa lewati keraguanmu ini. Ini hanya keraguan sesaat. Oke?”Kuguncang bahunya pelan, untuk lebih meyakinkann
#Testpack (139) Test Pack ART-ku-Siapa Lelaki Yang diusap Dengan Sapu Tangan Itu-Usai ia pulang, aku kembali menangis sejadi-jadinya. Kuluahkan semua rasa yang sedari tadi tertahan. Mengharap sesuatu yang sulit ditebak, kanker yang sudah sedemikian rupa dilumpuhkan, ternyata ia lebih kuat, melumpuhkan seseorang yang kukira tak akan terkalahkan, jangankan oleh sakit, bahkan mimpi-mimpi yang bagi orang lain sulit terwujud. Lelaki ini mampu mewujudkannya. Semua cita telah ia genggam.Ia hanya kalah dua hal, takdir kematian istrinya, dan takdir sakitnya. Dua hal ini, ia tak akan mampu melawan, karena ini adalah kehendak Allah. Allah Sang Maha Hebat, Sang Pemberi ujian kepada hamba-hambanya. Berarti memang benar, Allah hanya memberi ujian kepada hamba yang mampu. Bang Saga hebat, Bang Saga Allah anggap mampu. Kalau Allah saja percaya padanya, harusnya aku percaya, akan ada keajaiban, atau rencana allah yang lebih indah lainnya. Kupasrahkan padamu Robbi. Hamba berserah.***Ajt.Hari ini,
#Testpack (140) Test Pack ART-ku-Shania Semakin Meragu-Siapa lelaki itu? Shania selalu terbuka denganku. apakah ada sesuatu yang ia sembunikan dariku belakangan ini? Ah, nggak mungkin teman spesialnya. Sedepat itu? Aku nggak yakin. Meskipun ada masalah dengan Mas Hangga, semuanya belum berakhir, ia belum membatalkan semua kerja sama dengan tim weddingnya. Aku masih yakin ada itikad baik dari Shania untuk melanjutkan pernikahannya. Ia hanya butuh diyakinkan. Tapi jika secepat ini dia menjalin hubungan dengan lelaki lain, rasa-rasanya kok mustahil. Shania bukan wanita seperti itu.Apa aku hampiri saja mereka, ya? Sopan tidak? Jujur, meski erusaha untuk positif thingking, dada ini berdebar. Kini kulihat mereka tampak mengobrol. Tertawa, saling menoyor bahu. Mereka seperti sudah mengenal dekat satu sama lain. Shania tampak enjoy dengan lelaki itu. apakah dia kakak lelaki Shania? Tapi Shania tidak pernah bercerita memiliki kakak lelaki. Yang aku tahu dua kakaknya perempuan semua.Kala
#Testpack (141) Test Pack ART-ku-Lelaki Superhero-Daun-daun di hadapanku jatuh, gugur tertiup angin. Kunikmati moccacino hangat di taman belakang rumah sendiri. Memegang satu buah tasbih yang terus kugunakan berdzikir. Aku hanya tak ingin hari-hariku di isi dengan hal tak bermanfaat. Aku hanya ingin merasakan apa yang terjadi dalam hidup adalah hal positif yang tetap harus disyukuri keberadaannya.Apapun bentuknya, apapun keadaannya, itu hanya bentuk yang berbeda pemberian Allah untuk membuat kita, hamba agar semakin terlatih dan mampu menghadapi segala kondisi hidup yang akan terlewati.Berada di usia ini, berada di posisi ini, membuatmu merasakan, bahagia dan duka itu tak ada bedanya. Berbahagia, ya tentu kita tersenyum, tertawa. Bersedih, dirundung duka, tentu kita muram, menangis, terluka. Tapi itu semua sudah terlalu sering aku terima bukan, dan dari waktu ke waktu itulah hidup, akan selalu bergulir seperti itu. susah, senang, semua silih berganti menghampiri. Tapi satu janji
#Testpack (142) Test Pack ART-ku-Kenapa Harus Cemburu, Cinta-Lalu membopong ke tepian kolam. Ajanta segera memuntahkan air yang diminumnya. Ya Allah syukurlah Ajanta nggak apa-apa. Secepat kilat lelaki bermasker itu menghampiriku. “Karin!” teriaknya histeris melihat kakiku sudah berlumuran darah.Mas Hangga! Dia membuka maskernya.Lalu mengangkat tubuhku ke atas sampai kakiku terlepas dari lobang air itu. Masyaa Allah Allahu Akbar! Sakit luar biasa. Kurasa tulang betis dan tulang keringku benar-benar lepas dari tempatnya. Bahkan batok lutut letaknya sudah berpindah kebelakang, kulit yang sobek membuat tulang-tulang itu menyembul keluar, darah terus mengalir segar. Aku sudah tak kuat lagi merasakan nyeri.Suasana di sini menjadi riuh. Mama yang menangis berusaha mengeringkan Janta dan melihatku yang penuh darah histeris.“Bawa ke rumah sakit secepatnya, Hanggaaaa!” teriak Mama.“Iya, Ma.”Tubuhku terguncang-guncang saking cepatnya Mas Hangga berlari membopongku. Nyeri di bawah san
#Testpack (143) Test Pack ART-ku-Sebuah Permintaan Dari Sefina-Entah kenapa aku mendadak merasa bersalah menyadari ada yang salah dengan sikapku. Harusnya aku bisa menolak saat hendak disuapi Mas Hangga, harusnya aku menghargai lelaki di seberang sana yang sebentar lagi akan menikahiku. Ah.“Sudah, Mas. Jangan suapi aku, lagi,” sendok itu kudorong dengan punggung tanganku perlahan. Melihat aksiku, Mas Hangga yang beberapa menit lalu begitu bersemangat menyuapiku mengurungkan niatnya. Tangannya mematung. Kemudian menarik mundur sendok itu, meletakkan bubur dalam stereofoam itu ke atas nakas.“Oke, maaf kalau Mas salah.” Ia mulai menyadari kalau tindakannya mungkin telah dicemburui Bang Saga. Ah kenapa jadi serba sensitif semua saat ini. Mas Hangga berbalik menuju meja di dekat Papa. Duduk di sana dan diam mematung. Kini aku yang jadi mulai serba salah, karena ternyata kedua lelaki itu sepertinya tengah tersinggung.***Ajt.“Mbak Lastri dan Mbak Wati, bisa tidak kalau kalian ibu mint
#Testpack (144) Test Pack ART-ku-Jika Semua orang Berubah, Aku Tak Akan Berubah Terhadapmu-“Sayang, kok Fina bicaranya begitu …? Papa baik sama kita, karena memang Papa adalah orang tua kalian, baik sama Mama karena hubungan Mama baik dengan Papa. Tapi Papa ini, calon ayahnya Altaf dan Alga, calon suaminya tante Shania. Kalian lihat tante Shania cocok kan dengan Papa?”“Tapi, Ma, Fina sudah tahu kok, Papa maunya sama Mama, bukan sama tante Shania. Mama juga kelihatannya masih sayang dengan Papa. Aku sering lihat Mama diam-diam menangis melihat foto Papa di kamar.”“Eh, Sayang. Mama menangis karena sedih saja. Bukan karena Papa.”“Tapi aku lebih dari sekali lihat Mama sedih kalau lihat Papa. Waktu Papa pulang dari rumah ini aja, Mama nangis. Habis teleponan sama Papa, Mama nangis. Secengeng itu Mama kalau sudah soal Papa.”Ya Allah, anakku, sudah sedewasa itu kamu, Nak. Ternyata diam-diam selama ini dia mengamatiku. Aku yang selalu menangis tanpa sadar, tanpa terbendung. aku memang
#Testpack (145) Test Pack ART-ku-Aku Akan Menikah, Mbak-“Aku paham, kok, aku dengar. Tante sudah nggak mau sama Papa. Dan Om Papa Saga, juga kelihatannya seperti itu. Mama tahu nggak, kenapa aku begini? Karena, ketika Mama sedang tidur, malam-malam Om Saga menelepon. aku yang angkat. Di telepon, Om Saga mengenalkan seorang tante, cantik sekali. Sangat cantik, Ma. Kata Om, itu temannya.”Deg!---“Oh, ya?”Kutatapi wajah polos itu. Ia tak berbohong, kurasa Bang Saga benar telah mengenalkan sosok perempuan itu pada Sefina. Barangkali suster yang menjaganya. “Terus tantenya baik apa nggak?”“Baik, Ma. Namanya Tante Clea. Terus ngajakin Fina ngobrol. Tapinya pas Fina lihat lama-lama dia malah bercanda dengan Om Papa, terus aku tiba-tiba jadi nggak suka lihatnya. Sudahlah Ma, itu mungkin pacar baru Om. Mama harusnya memang sama Papa. Papa sama Mama masih saling sayang ‘kan?”Aku terbahak melihat ekspresinya. Kucubit pipi gembul itu.“Oiya, tantenya menyapa Fina pakai bahasa Indonesia