Share

Godaan Masa Lalu (32)

-Godaan Masa Lalu-

“Eh, Aksa.”

Aku melambaikan tangan ke arahnya.

“Nunggu jemputan?”

“Oh, enggak, aku lagi nunggu taksi.”

“Taksi, udah sepi, Rin. Mau pulang ke arah mana?”

“Owh, Eee, ke Hang Jebat, Sa.” Wah dia menawarkan bantuannya. Kurasa harus menolaknya. Baru pertama kali bertemu, lalu merepotkan, tentu tak akan enak rasanya. Lagian pasti berbeda arah.

“Hang Jebat? Ayok sekalian?”

“Oh, emang kamu ke arah mana, Sa? Beda ‘kan?”

“Enggak, kok, aku melewati Hang Jebat, juga.”

Aku ragu.

“Dah, nggak apa-apa. Bahaya, loch, perempuan sendirian di jalan. Belum tentu ada taksi yang jalan ke arah sini. Bisa-bisa sampai pagi, Rin.”

Ya Allah, aku sebenernya ingin menolak. Tapi sekali lagi mendengarkan apa yang Aksa katakan seperti yang Mas Hangga katakan juga, tak ada taksi yang akan melintas di sini, membuatku harus berpikir ulang jika menolak.

“Maaf, Rin, bukan aku nggak sopan ngajak pulang bareng. Tapi daerah sini rawan kejahatan, jangan nolak, ya.”

“Maaf, Sa. Kamu pulang saja. Nich kelihat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status