Share

Bab 17

Aku melihat reaksi Mas Adrian yang melotot. Seperti terkejut, tapi setelahnya dia bereaksi biasa saja.

"Kenapa Mas? Kok kamu kayak kaget?" tanyaku penasaran.

Mas Adrian nampak menggeleng cepat. "Eng-nggak, Dek. Iya … mas cuma kaget, kok barang seperti cincin begini bisa ada di bak wastafel? Apa mungkin milik tetangga sebelah itu? Kalo iya, berarti yaa dia ceroboh banget kan."

Aku mengangguk setuju. "Iya bener, Mas. Kok bisa-bisanya barang berharga seperti ini ketinggalan, apalagi di bak wastafel. Kalo ini emang punya Mba Yolan, apa dia ngga balik ke sini lagi kemarin buat nanyain cincinnya ini, Mas?"

Mas Adrian menggeleng. "Enggak ada, Dek. Dia cuma ikut ke kamar mandi, habis itu ga balik lagi. Mungkin dia udah stok air galon buat ganti sementara airnya yang macet. Ga tau juga deh."

Aku mengatupkan bibir. Jadi cincin emas putih ini milik Mba Yolan. "Mas aku udah kenyang. Udah ah makannya," ucapku saat Mas Adrian hendak menyuapiku kembali.

"Bener, nih?" tanyanya meyakinkan.

"Hu'um. Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status