Hari itu juga Reno mendatangi Freddy di lapas.
Reno ingin meminta keterangan langsung dari Freddy dan meminta pihak kuasa hukum Freddy untuk tidak ikut campur.
Setelah menunggu hampir satu jam akhirnya orang yang Reno tunggu di ruang interogasi datang juga.
Dengan seragam narapidana serta kedua tangan yang di borgol, Freddy masuk di kawal oleh dua orang petugas lapas yang hanya mengantarnya sampai pintu ruang interogasi.
Freddy duduk di kursi kosong yang tersedia berhadapan dengan Reno. Jarak mereka terpisah oleh sebuah meja kosong.
Tatapan Freddy sinis ke arah Reno, sama halnya dengan Reno sendiri.
"Kasus yang menjerat anda tampaknya semakin rumit, Tuan Freddy," ucap Reno dengan senyuman miring.
Freddy tertawa. Tawa yang terdengar mengerikan.
"Jangan senang dulu, Jaksa Reno. Kita sudah saling mengenal sejak lama, pastinya anda tahu bagaim
Malam itu Gaby pergi bersama Gibran untuk mencari Mirella."Kita mau kemana Gib?" tanya Gaby saat mereka sudah di mobil. Kendaraan Gibran baru saja memasuki tol."Ke Bandung," jawab Gibran singkat. Dia terus fokus menyetir."Bandung? Ke rumah ortu lo?" tanya Gaby lagi."Bukan. Gue mau cari Mirella ke kediaman orang tuanya, siapa tau dia pulang ke sana. Tadi selepas maghrib, Reno telepon gue, Reno bilang, ada kemungkinan Mirella kabur dari tawanan Freddy, karena dari pengakuan Freddy ke Reno, tua bangka itu nggak tau di mana Mirella saat ini," jelas Gibran pada Gaby. Kemungkinan Mirella ada di Bandung memang sangat kecil, tapi apa salahnya dicoba. Gibran tak akan bisa tenang sebelum memastikan keadaan Mirella baik-baik saja.Gaby hanya diam sambil terus mencerna kalimat Gibran mengenai berita terbaru tentang Mirella.Entah kenapa, kenyataan ini membuat kecurigaannya semakin
Kasus kematian Yogi Finanda akhirnya menemukan titik terang, di mana pelakunya adalah Jimmy dan Alan.Itulah yang dikemukakan oleh pihak kepolisian siang ini dihadapan Media.Jimmy dan Alan yang memiliki dendam pribadi pada Freddy sengaja memanipulasi keadaan sehingga polisi nantinya akan mencurigai Freddy atas dalang dari pembunuhan keji tersebut.Kedua lelaki itu kini mendekam di sel tahanan setelah mendapat vonis hukuman sesuai pasal 339 KUHP dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan terencana.Hari itu, Reno dan Gaby baru saja mendatangi lapas untuk mendengar kesaksian langsung dari Jimmy dan Alan.Sayangnya kedatangan mereka sia-sia.Pihak polisi tidak mengizinkan mereka untuk bertemu dengan Jimmy dan Alan karena alasan kedua lelaki itu sedang dalam keadaan tidak sehat.Reno dan Gaby akhirnya pergi meninggalkan lapas dengan meme
"Jadi, Emily sekarang di Indonesia?" pekik Gaby tak percaya saat Gibran menceritakan perihal pertemuannya dengan Emily di kafe tadi begitu Gibran sampai di apartemen.Hubungan Gaby dengan Emily sewaktu di Amerika memang sangat dekat. Bahkan semua rahasia Gaby, Emily tahu."Yaudah kalau gitu, kita harus dateng malam ini ke acaranya Emily. Gue kangen banget sama dia," ucap Gaby lagi. Binar matanya menunjukkan sebuah antusiasme yang tinggi."Lo aja deh yang pergi, gue males," kata Gibran. Lelaki itu merebahkan tubuhnya di sofa.Gaby langsung cemberut."Emily kan taunya lo itu suami gue sekarang, masa gue harus pergi sendiri!""Lo bilang aja gue ada urusan mendadak," balas Gibran cepat. "Nih alamat rumah barunya Emily," Gibran melempar kartu nama ke meja tepat dihadapan Gaby.Gaby mengambil kartu nama itu dan menjadi sangat kaget begitu dia membaca nama yang t
Pertemuan dengan Emily malam ini terasa menyenangkan. Meski sesekali Gaby merasa canggung jika harus bersitatap dengan Frans.Dari tatapan lelaki itu ke Gaby, sepertinya Frans masih dendam pada Gaby karena kehilangan aset berharganya yang hangus terbakar oleh orang tak di kenal.Menurut Frans, Gaby lah yang harusnya bertanggung jawab atas kebakaran yang menimpa kediaman pribadi Frans di Amerika.Meski, lelaki itu tak mampu menuntut Gaby lebih jauh karena tidak adanya bukti, terlebih dirinya juga telah bersalah karena sudah berniat jahat pada Gaby.Sejak saat itu, Frans memilih untuk menjauh dari Gaby karena tak ingin terlibat masalah yang lebih serius.Menurut lelaki bule itu, orang yang mengancamnya di ponsel dan membakar rumahnya itu sudah pasti seorang psikopat yang terobsesi dengan kecantikan Gaby. Secara, Gaby itu dulunya adalah bunga kampus."Gimana, Gibrannya
Setelah berkendara beberapa jam, akhirnya Gibran sampai di lokasi tujuan saat waktu shubuh hampir tiba.Gibran menoleh ke samping di mana Mirella sedang terlelap begitu pulasnya.Meski wajah Mirella kotor dan tanpa make up, namun dia tetap terlihat cantik.Kedatangan Gibran di sambut oleh Mang Ujang, tukang kebun yang bekerja mengurus Villa keluarganya."Tolong bawakan tas saya ke kamar ya, Mang," perintah Gibran seraya memberikan tas ransel miliknya yang berisi beberapa potong pakaian milik Gibran.Mang Ujang pun menuruti perintah majikannya.Gibran turun dari mobil dan menghampiri Mirella yang masih tertidur."Mi, Mimi? Bangun, Mi. Kita sudah sampai," ucap Gibran sambil mengguncang lembut bahu Mirella.Setelah menunggu beberapa detik, Mirella tak juga merespons."Mimi, bangun Mi," ulang Gibran yang kali ini mengelus pipi
Mendekati masa peralihan musim, suhu udara di Lembang bisa mencapai 13 derajat celcius akhir-akhir ini.Terlebih saat malam hari tiba maka cuaca akan terasa sangat dingin.Tak ada bedanya dengan pagi ini.Bahkan awan mendung sudah menggelayut di langit sejak kedatangan Gibran dan Mirella ke tempat itu malam tadi.Pagi ini tak ada cahaya matahari yang menyinari kota Bandung, yang ada hanya kabut tebal dan awan hitam yang bergulung-gulung di langit.Gibran semakin merapatkan selimutnya.Diliriknya sekilas ke arah seseorang yang masih tertidur pulas di sampingnya.Perlahan, Gibran merubah posisi tidurnya menyamping, menghadap Mirella hingga posisi mereka jadi berhadapan.Wajah Mirella yang begitu dekat membuat Gibran leluasa menatapnya.Lelaki itu tak menyangka jika Miminya bisa menjelma menjadi seorang wanita cantik seperti
"Apa tawaranmu untuk menikah denganku dahulu masih berlaku? Aku sudah cantik sekarang. Aku tidak perduli dengan semua kekurangan yang kamu miliki. Yang aku tahu, aku mencintaimu... Sejak dulu..."Gibran sempat tertegun beberapa saat sampai akhirnya lelaki itu berkata, "kalau memang kamu mencintaiku, kenapa kamu terus menghindariku kemarin-kemarin?" balas Gibran cepat.Kali ini gantian Mirella yang terdiam."Jawab Mimi!" ucap Gibran tidak sabaran.Kepala Mirella yang tadinya tertunduk perlahan mendongak, menatap lurus bola mata Gibran."Sejak berita mengenai pernikahanmu dengan Gaby tersiar di berbagai media massa dan aku mengetahuinya, aku sadar, detik itu juga semua harapanku pupus. Hancur berkeping-keping. Lagi pula, siapa aku ini? Aku hanya seorang wanita hina yang kotor. Tidak seharusnya aku bermimpi terlalu tinggi,"
Lenguhan panjang terdengar saling bersahutan tatkala kedua insan manusia yang saling bertindihan di atas ranjang itu sama-sama mencapai pelepasannya.Sorot terang cahaya lampu kamar memantulkan sinar dari tubuh mereka yang berkeringat.Gibran mendekap tubuh Mirella semakin kuat seiring dengan siksaan kenikmatan yang menguasai dirinya. Miliknya sudah semakin dalam terbenam di bawah sana menghadirkan sensasi kenikmatan tiada tara.Ini pengalaman pertama dalam hidup Gibran.Pengalaman yang mungkin tak akan terlupakan seumur hidupnya di kala dia tahu bagaimana rasanya berhubungan intim dengan lawan jenis.Mirella telah memberinya sesuatu yang tak pernah Gibran dapatkan dari wanita lain.Wanita mana pun.Yakni, ketulusan hati dan cinta yang sebenarnya."Aku mencintaimu, Mimi..." bisik Gibran dengan napas terengah-engah. Tubuhnya ambruk di atas