Share

8. Kesusahan Hera

Kondisi ayah Hera belakangan ini semakin memburuk, dengan sisa tabungannya, Hera membawa ayahnya berobat ke dokter. Dokter di rumah sakit itu berkata jika ada penyempitan pembuluh darah di bagian kepala ayah Hera. Hal itu yang menyebabkan stroke yang berkepanjangan dan dampaknya dapat menimbulkan kelumpuhan saraf yang bisa terjadi seumur hidup. Itu berarti kemungkinan kecil ayah Hera bisa sembuh tetapi hal itu dapat di cegah jika dilakukan operasi pemulihan saraf.

Hera menanyakan kepada dokter berapa kira-kira biaya pengobatan ayahnya. Dokter  memberitahukan nominal angka yang sangat banyak mencapai milyaran rupiah. Hera sedikit kaget dengan penjelasan dari dokter. Bersama adik tirinya Ewan, mereka pun membawa pak Tobi pulang ke rumah. Hera berkata kepada adiknya agar merahasiakan biaya operasi yang besar kepada ayah mereka.

Saat pak Tobi sedang di kamar untuk istirahat. Ewan keluar dari kamar dan menghampiri Hera yang sedang mengecek barang pesanan online yang akan mereka kirim. "Kak, Bagaimana jika aku berhenti kuliah saja, aku bisa cari kerja yang full time. Untuk membantu biaya operasi ayah." Hera segera menghentikan kegiatannya dan melirik adiknya Ewan, "kakak nggak setuju idemu itu, kamu fokus kuliah dan bantuin kakak jualan online, itu tugasmu, selebihnya biar kakak yang urus."

Namun Ewan sepertinya tidak setuju dengan pendapat Hera. "Tapi kak, bagaimana dengan biaya pengobatan ayah? fari mana kakak mendapatkan uang sebanyak itu kak?"  Hera pun menghela nafasnya dan berkata kepada adiknya jika ia akan memikirkan cara untuk mencari biaya pengobatan ayah mereka.

Hera masih belum memberitahukan kepada Ewan maupun ayahnya jika ia sudah tidak bekerja lagi di Quality TBK. Saat ini, Hera berada di dalam kamarnya, ia sedang membolak-balik dokumen yang berada dalam lemari. Ia berencana untuk menggadaikan sertifikat rumah mereka kepada bank.

Setelah berpamitan dengan Ewan, ia pun bergegas menuju sebuah bank. Sesampai di bank, petugas bank menjelaskan kepadanya, jika sertifikat tanah dan rumah yang akan ia gadaikan hanya berharga lima ratus juta.  Seketika Hera mendadak lesu. Karena uang yang dibutuhkan untuk pengobatan ayahnya sangatlah besar, jauh dari nominal yang ditawarkan bank kepadanya.

Tanpa ia duga, sekretaris Wina berada di bank yang sama dengannya. Ia sedikit menguping pembicaraan Hera dan petugas bank tersebut. Setelah urusannya selesai di bank, ia hendak mencari Hera dan menanyakan keadaannya. Namun Wina tidak menemukan keberadaan Hera. Lalu Wina memutuskan untuk kembali ke kantor. Sesampai di kantor, Wina menceritakan kepada pengawal Juyan jika ia melihat Hera di bank dan sepertinya ia kesusahan uang. Juyan segera memberitahukan hal itu kepada King.

King segera memanggil Wina ke ruangannya dan memberitahukan apa yang ia lihat. "Sepertinya nona Hera, kesusahan uang boss, tadi dia sampai menggadaikan sertifikat rumahnya tapi karena bank menawarkan nominal yang rendah, ia pun tidak jadi menggadaikannya. Mungkin saja ia mencari bank lain yang menawarkan pinjaman yang lebih besar," Wina juga memberitahukan nominal pinjaman yang ditawarkan bank kepadanya.

King sejenak berpikir, "sepertinya memang ia kesusahan dengan uang." Ia segera memerintahkan Juyan untuk menaikkan tawaran pembuatan desain kantornya. "Saya sudah lakukan pak boss, namun nona Hera sama sekali tidak membuka emailnya."

"Sialan! Sombong banget wanita itu, butuh uang tapi sok jual mahal," King kembali naik pitam gara-gara Hera.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status