Share

8. Raja Hutan

Asta segera membungkam mulutnya begitu menyadari suaranya bisa di dengar oleh si raja hutan yang kini berkacak pinggang. Sebuah gestur yang membuat Asta mati-matian menahan tawa.

Mendapati situasi yang tidak menguntungkan, Asta segera berdeham untuk menghilangkan nada tawa itu dari getar suaranya.

“Oh, maafkan aku. Aku sungguh tidak bermaksud demikian, hanya saja, ini benar-benar hal yang baru bagi kami,” balas Asta seraya menangkupkan kedua tangan di depan dada dengan nada penuh penyesalan. Sorot matanya bahkan meredup seakan merasa bersalah.

Sebuah sikap yang membuat Arion nyaris tersedak. Ini sungguh kali pertama dirinya melihat sikap Asta yang tampak begitu mengiba. Seolah sikap tanpa ekspresi dan tanpa emosi yang selalu ditunjukkannya, yang bahkan menjadi identitasnya itu luntur begitu saja.

Inikah Asta yang sesungguhnya? Begitu hangat dan lembut? Lantas, kenapa ketika di lingkungan istana ia tampak begitu dingin tak tersentuh?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status