Home / Romansa / TOLONG, CINTAI AKU LAGI / 6. SEPERTI KEHILANGAN

Share

6. SEPERTI KEHILANGAN

Author: Avaya0627
last update Last Updated: 2023-09-13 12:37:03

Dua tahun berlalu,

“Mama,” panggil Zion sambil membawa langkah kecilnya untuk menghampiri Georgina yang sedang menyiapkan makanan untuknya.

“Iya, sayang.  Mama sedang menyiapkan makanan untukmu.” 

Zion memeluk kaki Gina ketika pengasuhnya datang menghampirinya.  Ketika pengasuh itu ingin menggendong Zion, Gina melarangnya.

“Biarkan saja, nanny,” ucap Georgina.  Ketika makanan Zion sudah siap, dia membungkuk untuk mengambil putranya.  “Kamu sangat lapar?” tanyanya sambil mencium pipi gembul Zion.

“La-pal,” sahut Zion dan Gina semakin menciumi wajahnya karena tingkahnya begitu menggemaskan.

“Baiklah.  Sekarang waktunya kita makan.”  Gina mendudukkan Zion di kursi bayi, lalu dia mendapatkan makanannya.  Zion sudah terbiasa makan sendiri.  Menurut Gina, dia akan mempelajari sesuatu ketika melakukannya.

Zion tak sengaja menjatuhkan potongan daging di piringnya, dan Gina tersenyum sambil mengusap kepalanya.  “Tidak apa-apa, sayang.  Kamu tidak sengaja melakukannya jadi mama akan memberikan daging yang baru.”  Gina mengambil daging yang lain, meletakkannya di piring Zion.  Dia tidak akan marah karena Gina tahu putranya sedang mempelajari sesuatu sekarang.  Jika dia marah, mungkin saja Zion akan berpikir jika daging lebih berharga daripada dirinya.

“Kenyang,” ucap Zion setelah menghabiskan makanannya.  Georgina memang sudah hafal porsi makanan putranya dan Zion akan menghabiskannya tanpa harus dipaksa.

“Mama masih makan sekarang.  Bisakah kamu menunggu sampai mama selesai?”

Zion tidak menjawab, tetapi dia menarik sendok di tangan Gina.  “Mama masih lapar, sayang.  Mau minum jus?” Gina menawarkan.  Dia sedang mengajarkan tentang arti menunggu kepada putranya.

“Mau,” jawab Zion.

Georgina menuangkan jus apel ke gelas khusus milik Zion.  Dia memberikannya kepada putra tampannya, dan Zion menyesap minuman itu melalui sedotan.  “Enak,” ucap Zion sambil mengecap sisa minuman yang menempel di lidahnya.

***

Georgina tiba di depan sebuah butik mewah.  Dia membangun usaha ini dua tahun yang lalu.  Itu adalah hadiah ulang tahunnya yang kedua puluh delapan dari Darren.   Tentu saja dia tidak sendirian.  Ketika dia turun dari mobil, seorang wanita yang sedang menggendong Zion juga meninggalkan kursi penumpang.

“Mama,” panggil Zion sambil mengulurkan kedua tangan mungilnya.  Dia ingin berpindah dari gendongan pengasuhnya ke tangan Georgina.

“Kemarilah!”

Gina meletakkan tasnya di atas mobilnya, mengambil Zion dari Brenda.  “Bren, tolong bawa tasku ke dalam,” titah Gina ketika dia tidak bisa membawa tasnya ketika menggendong Zion.

“Baik, Nona.”

Mereka masuk, seorang pria tampan yang sedang menyesap kopinya langsung teralihkan karena kehadiran mereka.

“Putraku sudah datang,” ucap pria itu.  Georgina berdecak lidah, namun dia tidak bisa melarang Gabriel untuk mengatakan hal itu.  Gabriel akan tetap mengatakannya meskipun dia sudah melarangnya sebanyak ribuan kali.

Zion mengulurkan tangannya, tidak sabar untuk digendong pria itu.  “Putramu saja tahu kalau hanya aku yang pantas untuk menjadi papanya.” Gabriel menggoda Georgina.

Gina memutar bola matanya, dia menganggap sikap Gabriel sangat kekanak-kanakan.  “Ini masih pagi, Gab.  Kenapa kau sudah datang ke sini?”

“Ckckck!” Gabriel geleng-geleng ketika lengannya menopang tubuh Zion.  “Seharusnya kau tidak cemberut jika sudah tahu ini masih pagi.  Sambutlah hari ini dengan senyuman agar rejekimu lancar,” balas Gabriel.  Dia duduk dan meletakkan Zion di pangkuannya.  “Aku datang ke sini untuk mengambil gaun pesanan mama.  Dia akan mengomel dari pagi sampai malam jika aku belum mengambilnya.”

“Alasan!” jawab Georgina.  Dia juga ikut duduk di depan Gabriel dan Zion, lalu meminta salah satu karyawannya untuk menyiapkan kopi.  “Aku akan mengirim gaun ibumu siang ini, tapi kenapa kau harus datang sekarang?”

“Aku datang untuk menemui putraku,” jawab Gabriel dengan ekspresi santai.  Dia seakan tidak memiliki beban ketika mengatakannya.

“Mau,” ucap Zion ketika jarinya hampir menjangkau gelas kopi Gabriel. 

“No, boy! Kopi belum bisa masuk ke perutmu.  Bagaimana kalau kamu makan cookies saja?” Gabriel menawarkan camilan yang ada di piring kecil, tepat di samping gelasnya.

“Mau cookies,” tangan Zion ingin meraih piring kecil di atas meja, dan Gabriel membantunya.

“Bilang apa, Zi?” tanya Gina.  Dia harus mengajarkan tata krama kepada putranya sejak dini.

“Terima kasih, Papa.”

“Good boy!” Gabriel mengusap kepala Zion.  Gina tidak bisa melarang kedekatan mereka karena Gabriel ada sejak bayinya masih berusia dua bulan.  Ketika itu, Gabriel sedang mengantarkan kakaknya untuk memeriksakan keponakannya kepada dokter anak.  Tak sengaja dia bertemu dengan Gina dan Zion di kursi antrean.   Sejak itu mereka menjadi teman baik, bahkan Gabriel tahu tentang status Georgina sebagai single parent.

“Oh iya, Gi.  Sebenarnya aku punya tujuan lain.  Aku mendapatkan undangan bisnis dari teman lama.  Aku membutuhkanmu sebagai pasanganku.”

“Tidak bisa!” Georgina buru-buru menolak sebelum Gabriel memberikan alasannya.

“Kamu yakin? Salah satu tamu yang diundang adalah Tuan Hagai.”

“Hagai Brown?” tanya Gina.  Dia sangat mengidolakan orang tersebut.  Hagai Brown adalah seorang fashion designer ternama, bahkan produk rancangannya akan mencapai nilai fantastis dan hanya kalangan atas yang bisa membelinya.

“Ya, Hagai Brown.  Aku berencana akan memperkenalkan kamu dengannya.  Bagaimana? Apa kau akan menolak ajakanku?”

“Tentu saja tidak! kapan acaranya?” tanya Gina tanpa berpikir lagi.  Mungkin ini akan menjadi pertemuan pertama dan terakhirnya dengan Hagai Brown.  Georgina tidak akan mengabaikan kesempatan langka yang menghampirinya.

Gabriel begitu senang ketika Gina mau untuk menjadi pasangannya.  “Hari Sabtu.  Aku akan menjemputmu jam lima sore,” jawab Gabriel.  Binar kebahagiaan di matanya tak dapat disembunyikan.  Dia benar-benar bahagia sekarang.  Gabriel berencana akan mengajak Gina kencan setelah acara tersebut.

***

Asisten pribadi Joel masuk ke ruangan dan dia mengingatkan bosnya tentang undangan dari salah satu rekan bisnis.  “Acaranya hari Sabtu, Tuan.  Jika Anda ingin datang, saya akan memesan tiket untuk Anda,” ucap Raisa.

“Kamu pesan tiket pergi saja! Saya belum tahu akan kembali kapan.  Sudah sangat lama saya tidak liburan, saya akan memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat,” titah Joel.  Hampir enam bulan dia tidak pernah cuti, bahkan dia tidak pernah mampir ke bar untuk minum.  Kehidupannya benar-benar dikuasai oleh pekerjaan sejak dua tahun yang lalu.  Dia merasa kesepian namun tidak memiliki keinginan untuk mencari kekasih.

“Baik, Tuan.  Saya akan mengambil penerbangan Jumat sore agar Anda bisa istirahat di malam harinya.”

“Terima kasih, Rai.”

Raisa meninggalkan ruangan, dan detik kemudian ponsel Joel berbunyi.  “Ada apa, Zach?” Joel bertanya kepada pria yang sempat menjadi saingannya tiga tahun yang lalu.

“Masih sibuk? aku ingin mengajakmu ke bar.  Kau tahu, kan? istriku tidak akan mengizinkanku pergi tanpamu.  Dia khawatir aku tidak bisa mengontrol minumanku.”

“Kalau tidak bisa mengontrol, kenapa kau harus ke bar? Di rumahmu sudah ada mini bar dan kau bisa bersenang-senang dengan Chesa di sana.”

“Chesa membawa anak-anakku liburan ke pantai.  Aku kesepian di rumah.”

“Ch! Kau mencariku hanya saat kau kesepian saja.  Pasti istrimu sedang bersenang-senang di sana.  Seharusnya kau menyusul ke sana.”

Zachary yang sedang sibuk di kantor tiba-tiba memiliki ide.  “Kau benar! Lebih baik aku menyusul mereka daripada aku ke bar.  Terima kasih nasihatnya,” ucap Zach sebelum mengakhiri panggilannya secara sepihak.

“Chesa dan Zach sudah bahagia dengan kehidupannya sendiri.  Seharusnya aku juga mendapatkan kebahagiaanku tapi kenapa aku merasa sangat kesepian sekarang.  Aku seperti kehilangan sesuatu tapi aku tidak tahu itu apa,” ucap Joel setelah meletakkan ponselnya di atas meja.

Avaya0627

Saya punya karya tamat juga, judulnya YOU ARE MY BRIDE

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   90. KITA ADALAH KELUARGA (END)

    Usai menemui dokter, Georgina mengajak Joel ke toko kue. Dia menginginkan kue coklat dan Joel mau mewujudkannya. Sopir telah menunggu mereka di depan rumah sakit. Joel tidak bisa menyetir tanpa SIM sementara dia tidak mengizinkan Georgina yang sedang hamil menyetir. Untung saja Gabriel berbaik hati, dia memberikan salah satu sopir dari kantornya untuk membantu mereka. “Kita akan mampir di toko kue,” ucap Joel pada sopir yang sedang membukakan pintu untuk mereka. “Baik, Tuan.” Hanya membutuhkan sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di toko kue. Joel dan Georgina turun dari mobil, membiarkan sopir memarkir mobil di tempat yang telah tersedia. Karena ingin makan kue di tempatnya langsung, Joel mencari meja kosong untuk mereka. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” pelayan toko bertanya saat melihat Joel dan Georgina kebingungan. “Sepertinya semua meja sudah penuh tapi kami ingin makan kue di sini.” “Ada satu ruangan khusus di lantai tiga. Dari ruangan itu Anda bisa melihat pemand

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   89. TIDAK INGIN MERUSAK

    Joel tidak bisa membendung kebahagiaannya. Dia memeluk Georgina sangat erat, mengalirkan semua kebahagiaannya kepada wanita itu. Joel tidak menyangka jika Brittany akan mengatakan hal itu, tetapi dia tahu Georgina tidak mungkin berbohong padanya. “Mama kamu tidak akan berubah pikiran, kan?” tanya Joel untuk memastikan, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. Georgina tertawa melihat reaksi Joel. Dia pun sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka mendapatkan restu dari Brittany. “Aku yakin mama tidak akan berubah pikiran, Jo. Aku sangat mengenalnya. Dia pasti sudah memikirkan ini dengan baik.” “Ya, aku tahu itu. Akhirnya aku mendapatkan restu dari ibumu.” “Aku ingin meyakinkan papa lagi, Jo. Kamu mau menemaniku, kan?” tanya Georgina, masih tersenyum sambil menyaksikan kebahagiaan Joel. “Tentu saja aku mau. Aku juga akan memberitahu orangtuaku tentang hal ini.” Joel sangat tidak sabar, dia ingin segera menikah dengan Georgina. “Sepertinya kita tidak perlu memberitah

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   88. SUDAH TERBUKA

    Joel terkesiap saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumah Georgina. Brittany datang ke Italia tanpa memberitahu siapa pun. Tentu saja Joel tidak keberatan, tetapi di sisi lain dia memikirkan orangtuanya yang menginap di rumah Georgina. “Kapan mama datang? Kenapa tidak memberitahu kami? apakah mama naik taksi?” hujan pertanyaan keluar dari mulut Joel, masih terkejut melihat calon ibu mertuanya. Seandainya Joel tahu, dia pasti menjemput Brittany di bandara. Brittany tak menjawab semua pertanyaan Joel. Dia masuk, reflek Joel menyingkir dan memberikan jalan padanya. Brittany menelusuri rumah itu dengan matanya, mulutnya tak berhenti memanggil Georgina dan Zion. “Ma, mereka sedang keluar bersama mama dan papa.” Joel memberitahu Brittany tetapi wanita itu masih mengabaikannya. Menganggap Joel tidak ada, Brittany masuk ke kamar Georgina. Ternyata benar, dia tidak menemukan putrinya di sana. Brittany pergi ke kamar tamu dan dia menemukan koper dan barang-barang milik Har

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   87. PENYESALAN ORANGTUA

    “Hari ini Anda sudah bisa pulang. Kehamilan Anda baik-baik saja, tidak perlu khawatir.” Dokter tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Georgina. “Terima kasih, Dokter.” Georgina tersenyum ke arah Joel dan pria itu mengambil tangannya. “Apakah Gina bisa makan apa saja yang dia mau? dia tidak memiliki pantangan, kan?” tanya Joel. Dia khawatir wanitanya akan mengidam tetapi makanan yang dia inginkan tidak sesuai dengan anjuran dokter. “Tidak ada larangan, asalkan tetap makan dalam porsi yang wajar.” Gabriel masuk ke ruangan, Georgina terkejut melihatnya. Dia tidak memberitahu Gabriel apa pun tetapi pria itu mengetahui keberadaannya. “Mobil sudah menunggu di depan. Ayo turun!” ajak Gabriel, sepertinya dia sengaja datang untuk menjemput Georgina. “Dari mana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit? Apakah Syera memberitahumu?” Georgina mencurigai asistennya. Kemungkinan besar hanya Syera yang memberitahu Gabriel. “Aku meminta Gabriel untuk menjemput kita. Aku

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   86. TIDAK BERJUANG SENDIRIAN

    “Darren membutuhkan bukti, bukan kata-kata manis. Jika kau berhasil membuat Gina bahagia, aku yakin hatinya akan luluh. Selama ini Darren masih merasa bersalah karena perceraiannya dengan Brittany telah membuat dia berpisah dengan Gina. Darren hanya ingin melihat Gina menikah dengan pria yang bertanggung jawab, mencintai, dan bisa menjaga Gina seumur hidupnya. Dia tidak ingin Gina bercerai seperti dirinya.” Camelia memberikan saran kepada Joel.“Aku tidak akan bercerai dari Gina. Jika dia menginginkannya maka aku akan memakai ribuan cara untuk membatalkan keinginannya.”Camelia tersenyum sambil menepuk pundak Joel. “Darren dan Brittany ingin kau berjuang lebih keras karena mereka ingin kau menghargai Gina. Kelak, ketika kalian memiliki masalah besar, kalian tidak akan mudah menyerah karena perjuangan itu.”“Aku mengerti.”“Jangan menyerah, Joel. Suamiku memang keras kepala tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia hanya takut orang-orang yang dia cintai tersakiti.

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   85. RENCANA CAMELIA

    Sesampainya di rumah sakit, Darren buru-buru bertanya di mana ruangan Georgina Moore. “Terima kasih,” ucapnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Darren dan Camelia berjalan cepat, tidak mempedulikan Harold dan Diane yang mengikuti mereka. Sesampainya di ruangan, mereka melihat Joel sedang memperhatikan anak dan istrinya yang sedang tidur.“Bagaimana keadaan Gina?” tanya Darren, tiba-tiba melupakan kemarahannya kepada Joel. Kekhawatirannya pada Georgina mengalahkan kebenciannya pada mereka.“Pa, jangan terlalu berisik. Dokter mengatakan kalau Gina membutuhkan tidur nyenyak.” Joel menegur, tampak seperti anak menantu dan ayah mertua yang akrab.Darren berdiri di samping ranjang sambil melihat putri dan cucunya. “Apa yang terjadi? Kenapa Gina tiba-tiba dirawat di rumah sakit?” tanya Darren dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia masih mendengarkan teguran Joel meski tidak menyukainya.“Bisakah kita bicara di luar? Aku tidak ingin Gina terbangun karena suara kit

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   84. KRAM

    Dua hari telah berlalu tetapi Georgina masih bersikap dingin pada Joel. Tidak ada ciuman dan pelukan, bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama. Georgina ingin sampai batas mana Joel akan memperjuangkan dirinya. Diane dan Harold memilih tinggal di hotel karena mereka tidak mau membuat Georgina merasa tidak nyaman. Sejak kejadian di rumah Darren, Georgina masih bersikap dingin kepada mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih banyak, akhirnya mereka mengalah. Mungkin Georgina akan memaafkan saat mereka tidak memaksa. Georgina sedang duduk di depan cermin. Dia memperhatikan wajahnya sambil menghela napas. Pagi ini mereka akan bertemu dengan seorang terapis frekuensi darah, hal itu membuat jantung Georgina berdebar. Sebagai seorang ibu, dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya. Lamunan Georgina menghilang saat ketukan pintu menyentuh telinganya. Georgina beranjak dari tempat duduknya, membuka pintu, dan menghela napas lagi saat melihat Joel di depannya.

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   83. SYARAT DARI GEORGINA

    Satu jam kemudian Georgina membuka matanya dan dia terkejut saat matanya bertemu dengan mata Joel. Dia hendak duduk tetapi Joel menahan tubuhnya. “Kamu masih mengantuk. Jangan meninggalkan ranjang ini.” “Aku harus pergi,” ucap Georgina tetapi Joel tetap menahan tubuhnya. “Kamu tidak bisa pergi tanpa izinku.” Joel harus bersikap tegas karena dia tidak mau melepaskan Georgina lagi. “Simpan kepercayaan dirimu untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengarnya.” Joel tertawa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Georgina. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan segera mencium bibir Georgina. “Joel, aku tidak mau melihat wajahmu. Aku sangat membencimu.” Joel terkekeh mendengar kata-kata Georgina. “Aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kamu hanya marah padaku.” Georgina hendak protes tetapi kata-katanya tertahan saat mereka mendengar suara dari pintu. Zion memukul pintu sambil memanggil mereka. “Joel, Zion memanggilku,” ucap Georgina, berharap Joel akan melepaskannya. “Zion tidak

  • TOLONG, CINTAI AKU LAGI   82. AKU MENEMUKANMU

    Syera menghampiri Georgina yang masih meringkuk di sofa. Beberapa menit yang lalu Zion tertidur di sofa dan Syera memindahkannya ke kamar. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk bertanya kepada Georgina. Awalnya Syera marah tetapi kemudian dia mencoba mengendalikan dirinya. “Apa kau yakin, Gina? Aku yakin Joel pasti panik dan mencarimu sekarang.” Georgina menggelengkan kepalanya. “Jangan memberitahunya, Syera. Aku belum siap untuk menemuinya. Ini terlalu menyakitkan.” Syera hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa Georgina. “Istirahatlah. Kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam perutmu.” Georgina mengusap perutnya dan dia menangis lagi. Georgina takut akan mengalami hal yang sama tetapi dia belum siap untuk menemui Joel. Melihat tangisan Georgina, Syera mendekat dan memeluknya. “Kau tidak sendirian, Gina. Kau memiliki keluarga dan aku akan selalu membantumu.” Georgina menangis di dalam pelukan Syera, mengeluarkan sakit hatinya melalui air mata. “Aku takut, Sy

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status