'Meski semua hal tentangmu hanyalah sebuah kesakitan, aku akan tetap menyimpannya dan mengingatnya di dalam diriku. Meski itu sebuah trauma sekalipun.'
...
"Lee Ethan!"
Teriakkan itu menggema, suara berat Hajin memenuhi koridor lantai itu. Beberapa bawahan Hajin berjengkit dengan wajah ketakutan, masing-masing dari mereka tahu jika Hajin sudah mulai emosi, itu artinya situasi sedang tidak baik-baik saja.
Sekitar belasan bodyguard yang Hajin tugaskan di rumah sakit berkumpul berdiri di sepanjang koridor, menunduk ketakutan ketika Ethan keluar dari ruangan rawat Sara setelah sekitar satu jam berlalu sejak Hanse keluar dari sana, dan mengabarkan kematian Sara.
Panggilan Hajin tidak di gubris Ethan yang tiba-tiba keluar dengan wajah dipenuhi amarah, dan meraih salah satu bodyguard dan melayangkan tinjunya berkali-kal
Saat ini Kim Jisang sedang kebingungan, dirinya kebingungan setengah mati. Sebelumnya semua masih baik-baik saja, hidupnya damai dan berjalan sesuai seperti yang selalu dirinya inginkan dan rencanakan. Atau terkadang keberuntungan sesekali menghampirinya ditengah itu semua, seperti kedatangan Ethan pada keluarganya sebagai contoh.Berkat Ethan Lee, semua koneksi bisnis dan juga jangkauan dari perusahaannya semakin menjalar bahkan hingga ke luar negeri. Si bocah Ethan benar-benar tidak main-main, Ethan bahkan dengan tanpa pikir panjang menerima kesepakatannya untuk membantu perusahaan bisnis The Kim’s miliknya yang di berikan ibunya, Kim Dain, sebagai balasan untuk Jisang yang menyetujui pernikahannya dengan Sara.Ditambah lagi di masa depan nanti, Jisang akan menjadi kakek dari pewaris Ethan Corp. Bukankah itu sangat luar biasa?Tetapi kesenangan akan semua itu hanya bertahan untuk sesaat saja, karena semua itu mendadak lenyap dalam sekejap mata, semuanya
Semuanya masih terasa bagai ilusi, Kim Taekyung dan Minjoon yang berdiri bersebelahan diantara kerumunan keluarganya memandang semua yang kedu matanya lihat dengan pandangan tidak percaya.Entah itu tentang Neneknya Kim Dain yang saat ini tengah mencoba menenangnya Minhee, Kim Jisang yang menatap penuh amarah pada Park Hajin, ataupun pada kenyataan tentang alasan mengapa dirinya berdiri di sini saat ini.Pada kematian Sara yang terasa bagai lelucon.Meski Taekyung sudah melihat dengan matanya sendiri, bahwa kematian Sara memang nyata. Tetap saja dirinya masih tidak mengerti, dan semuanya masih sulit untuk di percaya. Terutama ini terjadi tidak lama setelah apa yang terjadi pada Jooin.Seolah-olah mereka berdua saling membuat janji untuk mati bersama ditangan satu orang yang sama, dan di waktu yang sama. Benar-benar konyol bukan?Taekyung tidak tahu dengan orang lain, seperti Minjoon yang berdiri di sebelahnya dengan tatapan menyedihkan menyaksikan
‘Terima kasih, terima kasih telah hadir dalamkehidupan menyedihkanku. Terima kasih karena kedatanganmu, aku bisa belajar akan arti sebuah kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, dan kehilangan. Meskipun hanya dipenuhi kepedihan dan luka, meski hanya ada kesakitan di sana. Aku tidak pernah menyesal bertemu dengan seseorang seperti dirimu.’-Lee Ethan-…"Aku tahu semuanya. Kau selalu seperti itu, melampiaskan semua emosimu pada anak-anakmu lewat kekerasan."Ethan mengalihkan perhatiannya dari Jisang yang terlihat tercengang tak karuan di tempatnya, beralih pada kamera awak media dan pejabat-pejabat ternama yang datang tengah berbisik-bisik."Kalian semua harus tahu, mereka ini hanya sekumpulan orang kurang waras." Menunjuk Jisang dengan dingin."Ah, seluruh dunia harus tahu tepatnya." Ralat Ethan.Wajah Jisang memerah menatap Ethan penuh amarah. "Keparat kau Ethan!"Dain yang sej
Lee Ethan berdiri sendirian, diantara riuhnya orang-orang memandang kagum pada dua manusia di atas altar di depan sana. Suara tepuk tangan memenuhi udara senja, bersama angin dingin pantai yang menyapu wajah Ethan.Berdiri bersama memori lama yang terperangkap dalam pikiran kosongnya, menatap pada Park Hajin yang tersenyum bahagia memegang tangan wanita yang mulai hari ini menjadi teman hidupnya untuk hari-hari di masa depan kelak.Suka cita tergambar dengan jelas di wajah Hajin, menatap penuh arti wanita di sebelahnya. Menimbulkan seulas senyum tipis tak kentara di sudut bibir Ethan,Dan waktu pun semakin bergulir perlahan, Ethan menyingkir dari sesaknya orang-orang yang mencoba mendekati tokoh utama hari ini. Menuju sudut yang cukup sepi dan jauh dari jangkauan orang-orang dengan satu gelas wine di tangan kanannya.Kedua maniknya memerhatikan setiap wajah yang tertangkap matanya dengan malas, dan ketika mentari yang berwarna oranye di ujung laut sana se
Cuaca hari ini masih seperti hari-hari sebelumnya, langit biru tanpa awan sedikitpun di sana terbentang luas di atas kepala Sara, yang saat ini sedang berjongkok di bawah pohon besar bagian belakang gedung sekolah.Satu batang rokok beraroma mint terselip diantara jemarinya, dengan pandangan menatap pada langit diatasnya Sara kembali menghisap asap nikotin yang kemudian memenuhi paru-parunya.Termenung memandang langit diatas sana dengan pandangan kosong, sambil meikmati dengan pasti asap rokok yang masuk ke mulut, kemudian menjalar menuju tenggorokan dan paru-parunya.Sara suka sensasi ini.Sara yang sibuk dengan dunianya, tidak menyadari kedatangan seorang lelaki paruh baya yang mendekat ke arahnya dengan pandangan tajam.“Kau lagi Kim Sara!”Sara terperanjat karena teriakkan tersebut, terkejut mendapati kedatangan seorang guru yang selalu saja menangkap Sara ketika bersantai di bagian belakang gedung sekolah sendirian.
A/N PENTING! Helo maaf sebelumnya, kalo semisal ada yang bingung sama bab ini. Jadi di mulai dari depan yaitu bab AU, apa itu AU? AU (alternative universe) atau lebih sederhananya, AU merupakan dunia lain. Dan dimulai dari bab setelah ini sampai akhir, ini merupakan cerita dimana Kim Sara yang hidup di dunia lain. Semacam ‘what if’, andai saja kalo Sara membuat keputusan beda, ini, itu bla bla bla. Semacam itu, atau lebih sederhananya lagi ending dengan versi yang berbeda. Dimulainya dari Sara yang di kurung di kamar, dan saat sebelum Jooin mau membawa Sara melarikan diri dari rumah Ethan. Thanks. …
Rasanya dingin, namun hangat disaat yang bersamaan. Angin dingin dari laut lepas yang terus menerus menerpa sebagian wajah Sara, juga terik sinar matahari yang berada tepat di atas kepala Sara, berpadu dengan sangat baik. Kendati topi hitam milik Ethan melindungi kepalanya, guna mencegah sinar matahari memanggang bagian atas tubuhnya, rasa panas itu tetap menembus puncak kepala Sara. Jadi, alih-alih mengikuti dua manusia yang tidak kenal kata lelah jauh di depannya sana. Sara lebih memilih menepi menuju ke bawah pohoh kelapa di sisi pantai. Tepat ketika Sara mendudukkan dirinya di kursi santai dekat pohon kelapa, dua orang bodoh lainnya bergabung dengan Ethan. Satu hela napas panjang melewati bibir tipis Sara, lalu tersenyum tipis menyaksikan pemandangan yang membuat dadanya tidak berhenti berdesir hangat. Sara benar-benar bahagia saat ini, pemandangan yang tertangkap oleh kedua matanya sangat membuatnya bahagia. Terasa membahagiakan sehingga
Jika Sara maupun Ethan sama-sama tetap keras kepala sampai akhir, dan tidak ada satupun yang mau mengalah satupun. Maka selamanya suasana mencekik dan tidak nyaman ini tidak akan pernah hilang selamanya, harus ada salah satu yang mau mengalah dan menurunkan egonya.Jika Ethan memang tidak berniat melakukan hal tersebut, maka di sini Sara yang akan melakukannya.Sara akan mengalah, mengalah pada manusia macam Ethan Lee.Karena pada dasarnya, dalam satu hubungan harus ada satu pihak yang rela menahan perasaannya sedikit dan berkepala dingin agar tidak sama-sama meledak dan berakhir saling menyakiti.“Bantu Jooin lepas sepenuhnya dari Jeny,” kata Sara pada akhirnya, mengabaikan penolakan Ethan.Ethan tidak segera kembali menolak ataupun menjawab, lelaki jangkung itu hanya menatap Sara yang memandangnya dengan kedua alis berkerut memandangnya penuh harapan.Iris tajamnya menatap tepat pada bola mata Sara yang memandangnya tanpa ragu