Beranda / Romansa / TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA / BAB. 4 Arjuna Memang Yang Terbaik

Share

BAB. 4 Arjuna Memang Yang Terbaik

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-13 19:29:09

Mendengar ucapan Erlan, semua mata di dalam ruangan meeting itu langsung tertuju kepada sang CEO yang sedang tertidur di ruang meeting.

Erlan juga ikut melihat sepupunya yang sedang tertidur pulas itu. Dia terlihat geleng-geleng kepala melihat tingkah Arjuna yang tidur tapi tidak tahu tempat.

"Tuan Arjuna Levin!" hardik Erlan tajam.

Suara Erlan yang menggelegar besar itu, mampu membuat Arjuna terbangun. Seraya berkata,

"Siap, Tuan Erlan! Laksanakan!" ucapnya mantap.

Arjuna terlihat menguap beberapa kali di hadapan semua peserta meeting.

"Ayo, Tuan Arjuna. Kami menunggu penjabaran dari Anda tentang pembangunan hotel di daerah Nusa Dua Bali!" ujar Erlan terus mendesak adik sepupunya.

Arjuna lalu berdiri di depan meja bulat yang memanjang di ruang rapat yang penuh dengan peserta meeting dan tim proyek serta beberapa kolega bisnis.

Dia lalu menata peta proyek hotel Nusa Dua di layar proyektor.

Kemudian Arjuna berkata, "Selamat sore semua. Saya senang bisa berada di sini untuk memaparkan rencana kerja sama mengenai proyek pembangunan hotel di Nusa Dua Bali. Proyek ini tidak hanya tentang bangunan, akan tetapi juga tentang memberikan dampak positif secara luas bagi komunitas lokal dan lingkungan sekitar," tutur Arjuna memulai presentasinya.

"Jika boleh tahu apa visi dan misi proyek ini, Tuan Arjuna?" tanya salah satu kolega bisnisnya.

"Visi pembangunan hotel ini adalah untuk menciptakan destinasi unik yang menggabungkan kemewahan dan keeleganan. Tentu saja kita ingin kerjasama ini menjadi teladan dalam industri pariwisata dengan menghormati budaya lokal dan lingkungan sekitar."

Lalu kolega lain berkata,

"Bagaimana Anda berencana memastikan keberlanjutan lingkungan tetap terjaga stabil tanpa ada pencemaran?"

"Untuk itu beberapa pihak terkait telah merancang sistem pengelolaan limbah yang canggih dan akan mengintegrasikan teknologi hijau seperti panel surya. Selain itu, juga akan melibatkan komunitas dalam program pelestarian alam sekitar."

"Apa dampaknya terhadap ekonomi lokal?" tutur kolega berikutnya.

"Tentu saja dengan memberdayakan masyarakat lokal dengan melaksanakanpelatihan dan penyerapan tenaga kerja. Juga, semua yang terlibat dalam proyek besar ini, perlu berkomitmen untuk membeli barang dan jasa lokal sebanyak mungkin dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi daerah."

Para peserta meeting semakin bersemangat mereka terus saja bertanya kepada Arjuna,

"Bagaimana rencana untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan?"

"Hal itu bisa dilakukan dengan menyelenggarakan pertemuan terbuka dan mengadakan konsultasi dengan masyarakat untuk mendengar aspirasi mereka. Partisipasi masyarakat akan menjadi bagian integral dari pengembangan proyek ini."

"Bagaimana dengan aspek budaya lokal?" tanya yang lainnya.

"Tentu saja dengan menggabungkan seni dan kearifan lokal dalam desain bangunan dan menyediakan platform untuk seniman setempat. Ini akan memberikan tamu-tamu hotel nantinya, pengalaman yang kaya secara budaya."

"Terus ada tantangan apa yang mungkin dihadapi dalam proyek ini?"

"Tantangan utama nya adalah mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan memastikan pemahaman bersama antara semua pihak terkait. Untuk itu semua harus siap untuk bekerja sama mengatasi setiap kendala yang muncul."

"Bagaimana dengan keamanan proyek?" seru yang lain.

"Pastinya dengan bermitra kepada pihak keamanan terkemuka yang akan mengimplementasikan standar keamanan tinggi. Tentunya keamanan tamu dan lingkungan sekitar adalah prioritas utama."

"Berapa besar investasi yang diperlukan, Tuan Arjuna?"

"Proyek ini membutuhkan investasi sekitar dua ratus juta dolar. Akan tetapi semua harus yakin bahwa investasi ini akan memberikan hasil positif jangka panjang bagi semua pihak yang terkait."

"Bagaimana dukungan dari pemerintah daerah?"

"pasti kita sangat mengharapkan dukungan dalam bentuk perizinan dan kolaborasi dalam promosi pariwisata. Pemerintah daerah memiliki peran kunci dalam kesuksesan proyek ini."

"Terima kasih, Tuan Arjuna. Atas pemaparan yang begitu jelas dan sempurna. Kami percayakan semuanya kepada Anda."

Semua orang yang berada di dalam ruang meeting itu bertepuk tangan karena penjelasan Arjuna yang begitu akurat. Erlan juga turut bangga kepada sepupunya.

Walaupun Arjuna seorang pemain wanita kelas kakap. Namun dalam urusan perkerjaan dan perusahaan, tetaplah yang utama.

"Selamat Juna! Kakak bangga kepadamu! Kamu tahu, kamu adalah yang terbaik! Kamu memiliki potensi tinggi di dalam dirimu, dan jangan sia-siakan itu!" ujar Erlan tegas.

"Baiklah, Kak? Apakah aku bisa pergi sekarang?" tutur Arjuna yang ingin segera melarikan diri dari ruang rapat itu.

"Kamu ini! Kakak sedang berbicara kamu malah menyela dan tidak mau mendengarkan," kesal Erlan.

"Lagian yang Kakak katakan, itu-itu saja. Aku sudah tahu semua Kak, tidak perlu diulang-ulang lagi!" ujar Arjuna.

"Memangnya kamu mau ke mana? Kok buru-buru begitu?" selidik Erlan sambil menatap tajam ke arah sepupunya.

Aku mau bertemu dengan rekan bisnis ku yang lain," seru Arjuna mencari alasan.

"Asal iya!" sindir Erlan lagi.

"Yaiyalah, Kak! Masa yaiya dong! Durian aja dibelah bukan dibedong!" tukas Arjuna sambil tersenyum jenaka ke arah kakak sepupunya.

"Sudah-sudah! Kamu jangan banyak alasan, Kakak tahu kamu mau ke mana!" Lalu tiba-tiba ponsel Erlan berdering.

Ternyata panggilan itu dari istrinya, Mitha. Yang mengatakan jika sang istri tidak dapat menjemput anak-anaknya di tempat les piano karena ada arisan dengan teman-temannya. Dia meminta Erlan untuk menjemput Asher dan Ayin di sana.

Hal itu membuat Erlan memiliki ide cemerlang saat ini. Dia berencana meminta bantuan dari sepupunya, Arjuna untuk menjemput anak-anaknya.

"Halo, Kak. Mau sampai kapan Kakak menahan ku di sini? Aku puny janji dengan teman ku, Kak." Arjuna mulai kesal karena Erlan masih tidak mengizinkan dirinya untuk pergi.

"Mitha baru saja menelepon dan mengatakan jika dia tidak dapat menjemput anak-anak di tempat les. Jadi Kakak tugaskan kamu untuk menjemput Asher dan Ayin. Mereka itu keponakan mu, apakah kamu tega kepada keduanya?" sergah Erlan kepada Arjuna.

"Cih! Dasar Kak Erlan! Tahu saja kelemahan ku!" gerutu Arjuna dalam hatinya.

"Siap, Kak! Aku yang akan menjemput Ayin dan Asher di tempat les mereka!" ucap Arjuna lalu segera berlalu dari hadapan Erlan.

"Boris! Lo yang nyetir! Pastikan semua telah ready!" perintahnya kepada sang asisten.

"Siap, Bos!" ujar sang asisten kemudian mengikuti langkah Arjuna ke luar dari ruangan itu.

Tersisa Dio dan Erlan yang terlihat geleng-geleng kepala melihat kekompakan atasan dan asistennya.

"Bos, Tuan Arjuna dan Boris bagai sepasang merpati yang terbang di angkasa tinggi. Serasi dan selaras dalam satu ikatan," ujar Dio kepada Erlan, selaku atasannya.

"Cih! Sepasang merpati! Kok nggak sepasang gorila, saja?" ketus Erlan.

"Maksud saya, mereka itu sehati dan sepikir, Bos." tutur Dio penuh harap.

"Jadi maksud Lo, kita harus seperti mereka? Sehati, sepikir. Seiya sekata?"

"Tepat sekali, Bos!" Dio tersenyum senang akhirnya Erlan mengetahui keinginan hatinya.

"Ha-ha-ha! Dalam mimpi, Lo! Sorry, Bro! Gue sudah punya istri, tempat gue berbagi kasih. Sana Lo ikutan saja nimbrung bareng Arjuna dan Boris!" tukas Erlan lagi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ZekWar77
lanjut....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Musim semi di Negara Jepang adalah waktu yang sangat dinanti. Pohon sakura yang mekar menciptakan bentangan alam yang menakjubkan dengan warna merah muda yang menghiasi setiap sudut kota. Di sinilah, Arjuna memutuskan untuk mengajak istrinya tercinta, Jane, dan putra mereka yang baru berusia satu tahun, Elrod, untuk menikmati liburan keluarga yang tak akan terlupakan.Keluarga Arjuna tiba di Tokyo pada suatu pagi yang cerah. Setelah penerbangan yang cukup lama dari Jakarta, Indonesia, mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat sejenak. Arjuna, seorang pria tampan yang juga merupakan pengusaha sukses dengan kaca mata hitamnya, terlihat sangat bersemangat. Jane, dengan senyum lembutnya, memeluk Elrod yang tampak mengantuk di pelukannya."Aku tidak sabar untuk melihat bunga sakura, Mas." ujar Jane dengan mata berbinar saat mereka memasuki lobi hotel."Ya, ini akan menjadi pengalaman pertama Elrod melihat keindahan seperti ini, Sayang." balas Arjuna sambil merapikan rambut putranya

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 99 Hari Ulang Tahun Baby Elrod

    Pada hari yang cerah itu, Tamani Kids Kafe di daerah Kemang, Jakarta Selatan, dipenuhi dengan suasana riang gembira. Jane dan Arjuna, pasangan muda yang penuh cinta dan kebahagiaan, merayakan ulang tahun pertama putra mereka, Elrod Levin. Hari itu sangat istimewa bagi mereka, dan mereka memastikan semuanya sempurna untuk hari besar Elrod.Dekorasi kafe dihiasi dengan tema Kapten Amerika, lengkap dengan balon-balon berwarna merah, biru, dan putih, serta poster-poster superhero yang menghiasi dinding. Di sudut ruangan, terdapat meja penuh dengan makanan lezat, mulai dari kue ulang tahun berbentuk perisai Kapten Amerika, hingga berbagai camilan yang disukai anak-anak.Para tamu mulai berdatangan satu per satu, dan suasana menjadi semakin ramai. Tuan William dan istrinya, Nyonya Amelia, datang bersama ketiga anak mereka, Isaac, Jacob, dan Josie. Mereka disambut dengan hangat oleh Jane dan Arjuna."Selamat ulang tahun, Elrod!" ujar Tuan William sambil menggendong Elrod. "Semoga panjang u

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 98 Kelahiran Baby Elrod

    Pagi itu, Jane terbangun dengan rasa mulas di perutnya. Awalnya dia mengira itu hanya ketidaknyamanan biasa yang sering dia rasakan akhir-akhir ini, akan tetapi rasa mulasnya semakin kuat dan intens. Jane mencoba bangun dari tempat tidur dengan hati-hati, tapi rasa sakit itu membuatnya terhenti sejenak."Mas Arjuna …" panggil Jane dengan suara gemetar."Aku merasa ada yang tidak beres di perutku."Arjuna, yang baru saja selesai mandi, segera menghampiri Jane dengan wajah cemas. "Ada apa, Sayang? Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanyanya dengan khawatir."Perutku mulas sekali, Mas. Sepertinya ini lebih dari sekedar kontraksi biasa," jawab Jane sambil memegang perutnya.Arjuna tahu bahwa waktunya telah tiba. Tanpa ragu, dia segera mengambil kunci mobil dan membantu Jane menuju pintu depan. "Sayang, sepertinya kita harus segera ke rumah sakit. Jangan khawatir, aku akan mengemudi dengan cepat dan hati-hati," ucapnya sambil membantu Jane masuk ke dalam mobil.“Iya, Mas. Ada baiknya kita

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 97 Acara Tujuh Bulanan Kehamilan Jane

    Di kediaman utama Levin yang megah dan elegan, suasana hari itu dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan. Pagi yang cerah seakan menyambut acara tujuh bulanan kandungan Jane dengan penuh suka cita. Rumah Keluarga Levin yang selalu bersinar dengan kemewahan, hari ini terlihat lebih bersinar lagi karena persiapan yang telah dirancang dengan matang oleh Arjuna untuk istrinya tercinta, Jane.Arjuna, seorang pria dengan karakter kuat dan perhatian yang mendalam, memastikan setiap detail acara ini sempurna. Jane, dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya, tampak anggun dengan balutan kebaya modern berwarna biru pastel. Kandungannya yang sudah memasuki tujuh bulan tampak jelas, dan itu menjadi pusat perhatian dan kebahagiaan semua orang yang hadir."Mas Arjuna, terima kasih sudah mengatur semua ini," ucap Jane sambil tersenyum manis kepada suaminya. "Tentu saja, Sayang. Ini semua untuk kamu dan Baby Elrod," jawab Arjuna dengan tatapan penuh kasih.Di taman belakang rumah, berbaga

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 96 Kehamilan Jane

    Setelah sebulan penuh menikmati bulan madu mereka di Pulau Bora-Bora, Arjuna dan Jane akhirnya kembali ke Jakarta dengan kenangan indah yang tak terlupakan. Mereka menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan dan cinta. Namun, kebahagiaan mereka tak berhenti di situ. Tak lama setelah kepulangan keduanya, Jane mulai merasakan mual dan muntah, terutama di pagi hari."Mas Juna, aku merasa mual setiap pagi," ucap Jane suatu pagi sambil memegang perutnya. Arjuna yang sedang siap-siap berangkat ke kantor segera menghampiri istrinya. "Apakah kamu baik-baik saja, Sayang?" tanya Arjuna dengan wajah khawatir."Aku tidak tahu, Mas. Mungkin saja aku hanya kecapekan," jawab Jane dengan lemah.Namun, gejala mual dan muntah yang dialami Jane tidak kunjung hilang. Arjuna pun memutuskan untuk membawa Jane ke sebuah rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya. Di rumah sakit, setelah serangkaian pemeriksaan, dokter akhirnya memberikan kabar yang sangat mengejutkan dan menggembirakan."Selamat, Nona J

  • TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA   BAB. 95 Arjuna Menyesali Perbuatannya

    Pulau Bora-Bora selalu memancarkan pesonanya, namun malam ini terasa lebih istimewa. Senja mulai turun, langit memerah keemasan, dan angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma laut yang segar. Di salah satu kafe tepi pantai yang romantis, persiapan sedang dilakukan dengan hati-hati. Arjuna, dengan bantuan Farah dan Peter, telah menyewa kafe tersebut untuk mengatur momen penting dalam hidupnya, yaitu ingin menyampaikan permohonan maaf kepada Jane, istrinya.Dekorasi kafe malam itu sangat indah. Bunga mawar putih menghiasi setiap sudutnya, melambangkan kesucian dan permintaan maaf yang tulus dari Arjuna. Meja-meja dihiasi lilin-lilin kecil yang akan menerangi malam dengan cahaya lembut. Di tengah kafe, sebuah panggung kecil disiapkan, lengkap dengan alat musik sederhana untuk menyemarakkan suasana.Arjuna berdiri di depan cermin, merapikan pakaiannya dan menarik napas dalam-dalam. Dia merasa gugup, tapi juga bersemangat. Malam ini, sang pria akan mengungkapkan isi hatinya yang t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status