Bacaan dewasa 21 tahun ke atas. Arjuna Levin pria dingin dan angkuh. Seorang CEO di sebuah perusahaan ternama yang berada di Jakarta. Selama ini, dia hidup dengan mempermainkan banyak wanita. Dengan kekuasaan yang pria itu miliki, menjadikannya lebih mudah untuk mencari wanita yang akan dia jadikan mangsanya, tanpa adanya ikatan cinta sedikit pun darinya. Namun kehadiran seorang gadis bernama Jane Calista Cintania, mampu memporak-porandakan benteng kokoh hatinya, yang selama ini telah dirinya tutup rapat untuk wanita mana pun. Kelembutan dan keluguan Jane malah membuat sang arjuna bertekuk lutut di hadapan gadis itu, sampai dirinya memohon dan mengemis cinta Jane. Mampukah Arjuna menaklukan hati Jane? Ataukah dia akan kembali merasakan kegagalan cinta sebelum sempat memiliki? Plagiarisme melanggar undang-undang hak cipta nomor 28 tahun 2014.
Lihat lebih banyak"Oh, Yes! Teruskan! Akh! Permainanmu sungguh lihai, Dona! I like it so much!" seru Arjuna tidak tahan dengan sesuatu yang dilakukan oleh seorang wanita bayaran di alat tempur miliknya.
"Arghhhh!" erang Arjuna merasakan sensasi yang tak tertandingi nikmatnya. Wanita bayaran itu tersenyum puas saat mendengarkan erangan nikmat dari mulut Arjuna Levin, pria yang diam-diam telah lama dirinya cintai. Apapun yang diminta oleh sang pria, selagi Dona dapat melakukannya, dia pasti akan memuaskan Arjuna dengan full service. Namun sayangnya, Arjuna tidak pernah memandangnya sebagai seorang wanita. Lelaki tampan itu hanya melihat Dona sebagai suatu objek pemuas hasratnya saja. Tidak ada rasa cinta lagi di raga dan jiwa Arjuna. Pria itu telah mati rasa. Seakan tahu keinginan Arjuna, Dona segera melepaskan bajunya helai demi helai. Sehingga Arjuna dapat melihat lekuk tubuhnya yang begitu indah. Namun sayangnya, Arjuna hanya menatap dingin ke arah Dona. Tidak ada sedikit pun rasa ketertarikan kepada gadis itu. Dia malah sibuk mempersiapkan alat tempurnya dengan memasukkan pengaman di dalamnya. Setelah itu Arjuna menghujam Dona dari arah belakang. "Uh ... ah! Juna! Kamu hebat! Lagi! Goyang lebih cepat!" racau Dona ditengah gempuran alat tempur Arjuna di dalam liang kenikmatan miliknya. Gadis itu benar-benar merasakan nikmatnya king cobra milik Juna yang begitu lihai bermain panas di dalam surga dunia milik Dona. Saking nikmatnya goyangan maut dari Arjuna. Gadis itu beberapa kali meraih tangan sang pria untuk dirinya jadikan pegangannya. Namun tiba-tiba saja, tanpa diduga oleh Dona. Arjuna malah menghentikan serangannya dan mulai menjauh dari gadis itu. "Juna! Kamu kok mengakhirinya? Aku belum keluar!" protes Dona. "Cih! Siapa Lo ngatur-ngatur gue, Dona? Lo tahu sendiri gue tidak suka kontak fisik! Lo tahu aturan gue! Kenapa Lo malah melanggarnya?" sergah Arjuna, lalu mulai melepas pengaman dari alat tempurnya dan hendak berjalan ke kamar mandi pribadinya. "Maaf, aku lupa. Bisakah kita melanjutkannya lagi? Aku janji tidak akan menyentuh bagian tubuh mu lagi," cecar Dona yang masih terbalut hasrat membara. "Ha-ha-ha! Kok jadi Lo yang mengatur Dona? Ke luar dari sini secepatnya! Bayaran Lo sudah gue transfer!" hardik sang pria. "Tapi, Juna? Ayo kita lanjutkan lagi. Berikan king cobra mu, aku akan membuat mu melayang lebih jauh," Dona masih mencoba merayu pria itu. "No! Sekali tidak tetap tidak! Lo telah berani melanggar aturan gue! Jangan pernah bermain perasaan dengan gue, Dona! Karena gue tidak butuh itu!" Sang pria lalu masuk ke dalam kamar mandi dan benar-benar lenyap dari pandangan gadis itu. Hati Dona terasa sakit mendengar semua ucapan dari Arjuna yang begitu menusuk. Pria itu adalah klien tetapnya. Tentu saja Dona sangat dimanjakan oleh uang bayaran yang mahal dari Arjuna kepadanya. Dengan berlinang air mata, Dona kembali memakai pakaiannya yang tadi dia buka semuanya dengan sempurna di hadapan Arjuna, berharap pria itu tergiur deng kemolekan tubuhnya. Akan tetapi ternyata Dona salah besar. Arjuna sama sekali tidak tertarik dengan Dona. Bahkan pria itu sangat dingin menatap tubuhnya. Namun Dona tidak dapat berbuat apa-apa. Sedikit banyak dirinya tahu tentang masa lalu yang kelam dari seorang Arjuna Levin yang pernah tersakiti oleh cinta. Arjuna Levin, seorang CEO tampan yang memiliki segalanya di dunia bisnis. Ternyata menyimpan luka yang mendalam di dalamnya. Kilau matanya yang dulu penuh semangat kini redup, dipenuhi bayang-bayang kekecewaan yang tak kunjung pudar. Sebagai pemimpin perusahaan sukses, tak seorang pun menyadari bahwa di balik senyumnya yang tenang, terdapat cerita pahit cinta yang merajam hatinya. Di masa lalu, Arjuna terjerat dalam sebuah hubungan yang seakan-akan indah namun hancur berantakan di ujungnya. Wanita yang pernah mengisi hari-harinya dengan tawa dan canda tiba-tiba menghilang begitu saja, meninggalkan luka yang sulit disembuhkan. Kini, kepedihan itu menjadi tembok tak terlihat yang melindungi hatinya dari ancaman cinta dan keintiman. Setiap kali matahari terbenam di gedung pencakar langit tempat perusahaan milik nya berada. Arjuna duduk sendirian di kantornya yang megah. Ditemani oleh bayang-bayang kenangan, dia terlelap dalam kesendirian yang menusuk. Ponselnya berdering tanpa henti, akan tetapi Arjuna tak lagi peduli dengan pesan-pesan dan panggilan yang memenuhi layarnya. Dunia luar seolah terasa jauh, terlupakan oleh rasa pahit yang terus menghantuinya. Arjuna tidak lagi percaya pada kata-kata manis dan janji-janji palsu. Baginya, cinta adalah ilusi yang hanya memunculkan kepedihan. Kegelisahan di matanya menceritakan kisah pahitnya, dan senyumnya yang dulu tulus kini hanya menjadi masker untuk menyembunyikan luka yang terpendam. Meskipun Jakarta adalah kota yang tak pernah tidur, Arjuna merasa terisolasi dalam keheningan malam. Gedung-gedung tinggi di sekitarnya hanyalah bayangan bisu dari kehidupan yang seolah-olah terus berjalan tanpa merasakan getirnya cinta. Arjuna merasa seperti orang asing di tengah keramaian, terpinggirkan oleh kenyataan yang tak lagi menyapanya. Di balik karir cemerlangnya, Arjuna adalah manusia yang hancur di dalam. Bisnisnya mungkin sukses, namun kehidupan pribadinya seakan menjadi reruntuhan. Dia menolak untuk membuka pintu hatinya, takut terluka sekali lagi. Setiap wanita yang mendekat dianggap sebagai ancaman, dan cinta dianggap sebagai beban yang tak ingin diemban. Namun, entah bagaimana, di sudut gelap hatinya yang tersembunyi, ada keinginan kecil untuk menemukan kedamaian. Terkadang, ketika langit Jakarta digelayuti oleh cahaya bulan, Arjuna merenung. Tapi, pada akhirnya, dia kembali mengunci pintu hatinya rapat-rapat, menutup diri dari kemungkinan cinta yang bisa menyentuhnya. Arjuna Levin, sang CEO tampan, mungkin berhasil mengelola bisnisnya dengan gemilang, akan tetapi dibalik pintu-pintu kantor megahnya, terdapat seorang lelaki yang masih terluka dan takut memulihkan hatinya yang retak. Kesedihannya, seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari keberhasilan yang diperolehnya. Dona ke luar dari ruangan pribadi Arjuna dengan masih menyisakan hasrat yang belum terpenuhi dari dalam batinnya. "Sial! Arjuna memang yang terbaik! Tapi aku malah menyia-nyiakannya! Bodohnya aku!" gerutunya sendiri. Dona terlihat sedang menelepon seorang pria bayaran untuk memuaskan hasratnya yang tidak terselesaikan karena kebodohannya sendiri. Arjuna punya prinsip. Setiap kali dia berhubungan intim dengan wanita-wanita bayaran. Para wanita itu tidak boleh menyentuh area tubuhnya selain king cobra andalannya. Jika ada yang melanggarnya, maka Arjuna akan menghentikan genjotan nya secara sepihak. Seperti yang terjadi saat ini kepada Dona. "Selamat siang, Nona Dona. Apakah urusan Anda dengan Tuan Muda Arjuna telah selesai?" tanya Boris, asisten dari Arjuna. Pria itu menjadi penasaran apa yang terjadi di dalam ruangan kebesaran Arjuna. Karena Dona ke luar dari sana dengan berlinang air mata di kedua sisi pipinya. "Gue melakukan kesalahan fatal, Boris. Juna menjadi sangat marah kepadaku!" ujarnya lalu berlalu dari hadapan pria itu.Musim semi di Negara Jepang adalah waktu yang sangat dinanti. Pohon sakura yang mekar menciptakan bentangan alam yang menakjubkan dengan warna merah muda yang menghiasi setiap sudut kota. Di sinilah, Arjuna memutuskan untuk mengajak istrinya tercinta, Jane, dan putra mereka yang baru berusia satu tahun, Elrod, untuk menikmati liburan keluarga yang tak akan terlupakan.Keluarga Arjuna tiba di Tokyo pada suatu pagi yang cerah. Setelah penerbangan yang cukup lama dari Jakarta, Indonesia, mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat sejenak. Arjuna, seorang pria tampan yang juga merupakan pengusaha sukses dengan kaca mata hitamnya, terlihat sangat bersemangat. Jane, dengan senyum lembutnya, memeluk Elrod yang tampak mengantuk di pelukannya."Aku tidak sabar untuk melihat bunga sakura, Mas." ujar Jane dengan mata berbinar saat mereka memasuki lobi hotel."Ya, ini akan menjadi pengalaman pertama Elrod melihat keindahan seperti ini, Sayang." balas Arjuna sambil merapikan rambut putranya
Pada hari yang cerah itu, Tamani Kids Kafe di daerah Kemang, Jakarta Selatan, dipenuhi dengan suasana riang gembira. Jane dan Arjuna, pasangan muda yang penuh cinta dan kebahagiaan, merayakan ulang tahun pertama putra mereka, Elrod Levin. Hari itu sangat istimewa bagi mereka, dan mereka memastikan semuanya sempurna untuk hari besar Elrod.Dekorasi kafe dihiasi dengan tema Kapten Amerika, lengkap dengan balon-balon berwarna merah, biru, dan putih, serta poster-poster superhero yang menghiasi dinding. Di sudut ruangan, terdapat meja penuh dengan makanan lezat, mulai dari kue ulang tahun berbentuk perisai Kapten Amerika, hingga berbagai camilan yang disukai anak-anak.Para tamu mulai berdatangan satu per satu, dan suasana menjadi semakin ramai. Tuan William dan istrinya, Nyonya Amelia, datang bersama ketiga anak mereka, Isaac, Jacob, dan Josie. Mereka disambut dengan hangat oleh Jane dan Arjuna."Selamat ulang tahun, Elrod!" ujar Tuan William sambil menggendong Elrod. "Semoga panjang u
Pagi itu, Jane terbangun dengan rasa mulas di perutnya. Awalnya dia mengira itu hanya ketidaknyamanan biasa yang sering dia rasakan akhir-akhir ini, akan tetapi rasa mulasnya semakin kuat dan intens. Jane mencoba bangun dari tempat tidur dengan hati-hati, tapi rasa sakit itu membuatnya terhenti sejenak."Mas Arjuna …" panggil Jane dengan suara gemetar."Aku merasa ada yang tidak beres di perutku."Arjuna, yang baru saja selesai mandi, segera menghampiri Jane dengan wajah cemas. "Ada apa, Sayang? Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanyanya dengan khawatir."Perutku mulas sekali, Mas. Sepertinya ini lebih dari sekedar kontraksi biasa," jawab Jane sambil memegang perutnya.Arjuna tahu bahwa waktunya telah tiba. Tanpa ragu, dia segera mengambil kunci mobil dan membantu Jane menuju pintu depan. "Sayang, sepertinya kita harus segera ke rumah sakit. Jangan khawatir, aku akan mengemudi dengan cepat dan hati-hati," ucapnya sambil membantu Jane masuk ke dalam mobil.“Iya, Mas. Ada baiknya kita
Di kediaman utama Levin yang megah dan elegan, suasana hari itu dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan. Pagi yang cerah seakan menyambut acara tujuh bulanan kandungan Jane dengan penuh suka cita. Rumah Keluarga Levin yang selalu bersinar dengan kemewahan, hari ini terlihat lebih bersinar lagi karena persiapan yang telah dirancang dengan matang oleh Arjuna untuk istrinya tercinta, Jane.Arjuna, seorang pria dengan karakter kuat dan perhatian yang mendalam, memastikan setiap detail acara ini sempurna. Jane, dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya, tampak anggun dengan balutan kebaya modern berwarna biru pastel. Kandungannya yang sudah memasuki tujuh bulan tampak jelas, dan itu menjadi pusat perhatian dan kebahagiaan semua orang yang hadir."Mas Arjuna, terima kasih sudah mengatur semua ini," ucap Jane sambil tersenyum manis kepada suaminya. "Tentu saja, Sayang. Ini semua untuk kamu dan Baby Elrod," jawab Arjuna dengan tatapan penuh kasih.Di taman belakang rumah, berbaga
Setelah sebulan penuh menikmati bulan madu mereka di Pulau Bora-Bora, Arjuna dan Jane akhirnya kembali ke Jakarta dengan kenangan indah yang tak terlupakan. Mereka menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan dan cinta. Namun, kebahagiaan mereka tak berhenti di situ. Tak lama setelah kepulangan keduanya, Jane mulai merasakan mual dan muntah, terutama di pagi hari."Mas Juna, aku merasa mual setiap pagi," ucap Jane suatu pagi sambil memegang perutnya. Arjuna yang sedang siap-siap berangkat ke kantor segera menghampiri istrinya. "Apakah kamu baik-baik saja, Sayang?" tanya Arjuna dengan wajah khawatir."Aku tidak tahu, Mas. Mungkin saja aku hanya kecapekan," jawab Jane dengan lemah.Namun, gejala mual dan muntah yang dialami Jane tidak kunjung hilang. Arjuna pun memutuskan untuk membawa Jane ke sebuah rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya. Di rumah sakit, setelah serangkaian pemeriksaan, dokter akhirnya memberikan kabar yang sangat mengejutkan dan menggembirakan."Selamat, Nona J
Pulau Bora-Bora selalu memancarkan pesonanya, namun malam ini terasa lebih istimewa. Senja mulai turun, langit memerah keemasan, dan angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma laut yang segar. Di salah satu kafe tepi pantai yang romantis, persiapan sedang dilakukan dengan hati-hati. Arjuna, dengan bantuan Farah dan Peter, telah menyewa kafe tersebut untuk mengatur momen penting dalam hidupnya, yaitu ingin menyampaikan permohonan maaf kepada Jane, istrinya.Dekorasi kafe malam itu sangat indah. Bunga mawar putih menghiasi setiap sudutnya, melambangkan kesucian dan permintaan maaf yang tulus dari Arjuna. Meja-meja dihiasi lilin-lilin kecil yang akan menerangi malam dengan cahaya lembut. Di tengah kafe, sebuah panggung kecil disiapkan, lengkap dengan alat musik sederhana untuk menyemarakkan suasana.Arjuna berdiri di depan cermin, merapikan pakaiannya dan menarik napas dalam-dalam. Dia merasa gugup, tapi juga bersemangat. Malam ini, sang pria akan mengungkapkan isi hatinya yang t
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen