Share

Cari Tau Soal Orang Ini!

“Di sini?” Rama mengecup singat tulang panggul Jenna, sedangkan perempuan itu hanya menggeleng pelan. Rama benar-benar membuatnya kelelahan hari ini.

“Ah, kalau begitu di sini?” Kali ini Rama mengecup bagian di bawah panggul, sembari sesekali memberikan gigitan pelan.

“Ram, udah ya. aku cape.”

“Sttt, masih banyak tempat yang belum gue tandain Jenna.”

“Ram..” Jenna melengkungkan tubuh, sama sekali tidak siap dengan serangan yang di berikan Rama dengan tiba-tiba. Tanggan Jenna terulur ke atas, mencari pegangan saat Rama lagi-lagi membuat tubuhnya tersentak kuat.

“Sttt, Ram. Emh..”

“Kalian juga melakukan ini?” Jenna menggeleng, mulutnya tidak lagi bisa di gunakan selain untuk mendesah dan merengek agar lama memperhalus gerakannya.

“Jangan coba-coba Jenna, atau lo bakal tau gimana rasanya neraka di dunia.”

“Eng! Ramh.. Rama!” Rama mebiarkan Jenna menggigit pundaknya ketika pelepasan itu datang, setelahnya laki-laki itu juga membiarkan Jenna tertidur. Perempuannya itu pasti lelah karena harus mengikuti kemauannya sepanjang siang hingga malam ini.

Rama masih berusaha mengeringakan sisa-sisa air di rambutnya ketika Jenna menggumamkan berbagai jenis makanan dalam tidurnya, hal itu membuat Rama tidak bisa menahan senyum. Laki-laki itu langsung memerintahkan kepala pelayan menyediakan makanan-makanan yang sudah ia catat, sama sekali tidak peduli kalau pelayannya itu harus berkeliling dari ujung ke ujung karena beberapa tempat makanan tersebut tidak menyediakan layanan pesan antar.

***

“Jadi?” Rama mengabaikan Bima yang menaikan alis, saudaranya itu jelas menunggu penjelasan darinya.

“Jenna enggak kenapa-napakan?”

“Menurut lo?” Bima berdecak, bukan tanpa alasan ia menghawatirkan Jenna yang malang karena menjadi obsesi saudaranya sejak bertahun-tahun lalu. Bima mengenal Rama dengan baik, termasuk kelemahan laki-laki itu dalam mengendalikan emosi.

“Biar gue cek sendiri aja kalau gitu.”

“Jangan coba-coba!” Bima langsung mengangkat tangan, tidak berani menyulut emosi saudaranya yang baru saja terbakar api cemburu.

“Enggak usah macem-macem lo, diem aja di sini atau balik ke kamar lo sana. Gue temuin Mike dulu sebentar.” Rama menghampiri Mike yang langsung memberikan salam hormat begitu melihat kedatangannya, asisten pribadinya itu membawakan beberapa berkas penting yang  harus ia laporkan kepada Pandu besok pagi.

“Laporin ayah aja Mike, bilang wakil presiden direkturnya mabal gara-gara cemburu ‘temennya’ jalan sama orang lain.” Bima langsung berlari ke kamarnya setelah melemparkan kalimat olok-olokan itu kepada Rama.

“Ekhm, silahkan pak. ini laporannya.”Mike mencoba tetap professional, sudah menjadi rahasia umum betapa atasannya itu sangat terobsesi dengan perempuan bernama Jenna.

“Kerjaan kamu enggak banyak kan Mike?”

“Ya?” Mike bisa merasakan tubuhnya berkeringat dingin, Rama pasti hanya berbasa basi ketika menanyakan banyak atau tidaknya pekerjaan mereka di kantor. karena kenyataannya atasannya itu sendiri yang membuat jadwal kerja mereka menjadi super padat sepanjang tahun ini.

“Saya mau kamu kumpulin informasi soal orang ini.” Mike mengambil lima lembar foto yang di ukurkan oleh Rama.

“Laporin ke saya, gimana lingkungan tempat tinggalnya, temen-temennya, pekerjaannya, sehari-hari dia ngapain aja, ketemu siapa pokoknya laporin. Ngerti?”

“Siap pak.” Mike tidak punya pilihan, tidak peduli besok gunung meletus atau loading pekerjaan yang padat dan menggila ia tetap harus membawakan informasi yang di butuhkan oleh Rama jika tidak ingin kehilangan pekerjaannya. Karena berbeda dengan Pandu yang lebih tenang atau Bima yang usil, Rama sangat dingin dan tidak pernah mengenal ampun.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lina Astriani
Rama dan Jenna sejauh ini? dan tidak ada Ikatan❓❓😭😭😭
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status