Share

Chapter 442

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-18 20:13:23

Liang Zheng berdiri di depan balkon tinggi Istana Langit, menatap ke arah langit kelam yang diselimuti awan abadi. Angin malam di wilayah ras iblis terasa dingin menusuk, namun hatinya jauh lebih beku.

Sejak lama, ia memendam rasa pada Liang Xue. Namun baginya, Liang Xue selalu seperti puncak gunung es, dingin, tajam, dan tak tersentuh.

Tak peduli berapa kali ia menunjukkan kesetiaan, Liang Xue tetap menjaga jarak, menganggapnya sekadar kerabat... bukan pria yang layak dipertimbangkan.

Kini, Liang Xue kembali dari celah dimensi bersama dua pria asing, salah satunya bahkan dikabarkan mengalahkan entitas darah yang selama ini jadi mimpi buruk para iblis.

Liang Zheng tak bodoh. Ia melihat gelagat berbeda pada Liang Xue. Tatapan matanya saat menyebut “jangan perlakukan mereka sebagai tawanan” mengandung sesuatu... yang membuat darahnya mendidih.

“Aku tidak bisa membiarkan ini berlanjut,” gumamnya pelan.

Ia mengepalkan tangan. Satu-satunya cara memastikan Liang Xue tetap menjadi miliknya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
sangat seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 442

    Liang Zheng berdiri di depan balkon tinggi Istana Langit, menatap ke arah langit kelam yang diselimuti awan abadi. Angin malam di wilayah ras iblis terasa dingin menusuk, namun hatinya jauh lebih beku.Sejak lama, ia memendam rasa pada Liang Xue. Namun baginya, Liang Xue selalu seperti puncak gunung es, dingin, tajam, dan tak tersentuh. Tak peduli berapa kali ia menunjukkan kesetiaan, Liang Xue tetap menjaga jarak, menganggapnya sekadar kerabat... bukan pria yang layak dipertimbangkan.Kini, Liang Xue kembali dari celah dimensi bersama dua pria asing, salah satunya bahkan dikabarkan mengalahkan entitas darah yang selama ini jadi mimpi buruk para iblis. Liang Zheng tak bodoh. Ia melihat gelagat berbeda pada Liang Xue. Tatapan matanya saat menyebut “jangan perlakukan mereka sebagai tawanan” mengandung sesuatu... yang membuat darahnya mendidih.“Aku tidak bisa membiarkan ini berlanjut,” gumamnya pelan.Ia mengepalkan tangan. Satu-satunya cara memastikan Liang Xue tetap menjadi miliknya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 441

    Celah dimensi menutup perlahan di belakang mereka, menyisakan kesunyian berat di udara. Liang Xue berdiri dengan tubuh lemah, darah mengering di ujung bibirnya. Ia memandang sekilas ke arah Xuan Li dan Mo Xiang yang tak sadarkan diri di belakangnya.“Kalian berdua... bukan orang biasa,” gumamnya lirih.Ia menoleh pada pasukan khusus yang berdiri rapi menantinya. Para iblis itu mengenakan jubah hitam dengan pola merah yang hanya dimiliki oleh pengawal istana dalam. Aura mereka tajam dan mengancam, namun saat ini mereka semua berlutut, menunggu perintah.“Bawa mereka ke ruang pemulihan. Perlakukan sebagai tamu... bukan tawanan,” kata Liang Xue dingin. “Kalau mereka menunjukkan gelagat aneh, beri laporan langsung padaku.”“Dimengerti, Ratu Langit!” seru mereka serempak.Liang Xue menghela napas berat, lalu berjalan ke dalam gerbang utama istana. Tubuhnya menggigil, energi spiritualnya masih belum stabil. Ia tahu betul, jika ia tidak segera menutup diri dan memulihkan diri, ia bisa hancur

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 440

    “Jadi kau sudah tahu siapa aku sebenarnya,” suara Xuan Li datar, dingin seperti ujung pedang yang belum pernah tercabut. “Kalau begitu, aku tak perlu menyembunyikan apa pun lagi.”Udara di sekitarnya langsung bergolak. Kilatan cahaya lembut, hampir tidak terlihat, muncul dari pori-porinya. Dalam sekejap, seluruh tubuhnya dipenuhi pola-pola kuno yang bersinar redup. Energi tubuh gioknya diaktifkan penuh—tak tertahan lagi.Tidak ada satu makhluk hidup pun yang menyaksikan wujud aslinya. Hanya entitas darah yang lahir dari jutaan jiwa terkorbankan yang kini menjadi saksinya.“Hahahaha! Tubuh giok! Aku sudah menanti saat ini selama berabad-abad!” Raungan entitas itu menggema tanpa suara, menghantam langsung ke dalam kesadaran. “Dengan tubuhmu, aku akan melampaui batas dunia ini. Tidak akan ada makhluk, dewa, atau iblis yang bisa menandingi kekuatanku!”“Tentu saja… kalau kau bisa mengambilnya dariku.” Xuan Li berdiri tegak, tanpa ragu.Cahaya di sekelilingnya berputar, menyatu dalam pusar

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 439

    Suasana berubah drastis.Kabut merah yang melayang di atas sungai darah bergolak hebat. Dari kedalaman tanah, sesuatu merangkak naik, bukan tubuh, tapi kehendak jahat. Entitas itu bukan makhluk biasa. Ia adalah kumpulan kesadaran penuh dendam, lahir dari jutaan jiwa yang dikorbankan di tempat ini.Xuan Li berdiri diam, namun matanya tajam. Aura dari entitas itu menekan setiap helaan napas."Makhluk itu... bukan lagi roh. Ini kehendak yang dibentuk dari penderitaan. Jiwa yang tak pernah tenang," gumamnya lirih.Mo Xiang yang berdiri di sisinya langsung mencengkeram gagang pedang. "Kita bertarung?""Tidak seperti itu," jawab Xuan Li. "Kekuatan fisik tidak akan berguna di sini. Ini ranah kesadaran."Dengan satu gerakan tangan, Xuan Li memanggil kekuatan dari dalam Lautan Kesadarannya. Cahaya hitam menyala samar di antara jari-jarinya. Api Jiwa Gelap, teknik pengendalian jiwa tingkat dua yang hanya bisa digunakan oleh mereka yang memiliki tubuh khusus… tubuh giok.Dari telapak tangannya,

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 438

    Belum sempat mereka bergerak, langit di atas sungai darah berderak. Retakan dimensi muncul perlahan, membelah kabut kelam dengan suara tajam yang seolah menembus tulang. Aura kuat menyebar ke segala arah.Xuan Li refleks mundur satu langkah. Napasnya tertahan. "Retakan itu... seseorang dengan kultivasi tinggi datang."Beberapa sosok muncul dari balik celah langit. Tubuh mereka dibalut jubah gelap dengan tanduk hitam yang mencuat dari kepala, ras iblis. Jumlah mereka enam orang, berjalan perlahan di atas udara seperti raja yang baru turun dari singgasana.Xuan Li menyipitkan mata. “Mereka bukan manusia biasa… dan mereka pasti bukan datang untuk sekadar lewat.”Ia segera menarik Mo Xiang ke balik dinding batu raksasa. Mereka menahan napas, menyembunyikan aura sebaik mungkin.“Kenapa kita bersembunyi?” bisik Mo Xiang. “Apa mereka mengenalmu?”Xuan Li mengangguk tipis. “Bisa jadi. Kalau mereka dari Istana Iblis, kita tak boleh muncul sekarang.”Tak lama, langit kembali robek. Retakan kedu

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 437

    Pusaran itu muncul tiba-tiba, tanpa peringatan. Arus sungai darah yang semula tenang bergejolak, membentuk spiral besar berwarna merah pekat. Sebelum sempat bereaksi, tubuh Xuan Li dan Mo Xiang terhisap masuk.Tubuh mereka terlempar ke dalam pusaran seperti daun dalam angin ribut. Dalam sepersekian napas, kesadaran mereka lenyap, dan ketika mereka membuka mata kembali, pemandangan di sekitar sudah berubah total.Cahaya suram menyelimuti tempat itu. Mereka berdiri di tanah berlumpur berwarna hitam keunguan. Meski tak ada langit atau sumber cahaya yang jelas, tempat itu tidak sepenuhnya gelap. Seperti ada sinar samar yang merembes dari balik kabut tipis yang menyelimuti udara.Mo Xiang terbatuk pelan. Ia menyentuh dadanya. "Kita... masih hidup?"Xuan Li menatap sekeliling, matanya tajam menyapu setiap detail. Ia mencoba merasakan energi spiritual di sekitarnya dan terkejut."Kita berada di dalam ruang terisolasi. Dimensi internal," gumamnya. "Tapi... kita tetap bisa bernapas. Bahkan tub

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 436

    Langit Alam Luar selalu gelap dan pekat. Tidak ada bintang, tidak ada bulan, hanya bayangan hitam yang menggantung tanpa arah.Xuan Li dan Mo Xiang melintasi udara dengan tenang, tetapi langkah mereka terhenti di atas hamparan daratan asing. Di saat mereka hendak menyeberang, tubuh mereka mendadak kehilangan daya apung spiritual.“Aneh.” Mo Xiang berseru pelan. Ia melayang turun bersama Xuan Li. “Energi spiritualku mendadak tak merespons.”Xuan Li mengangguk pelan. “Tempat ini memiliki tekanan tak terlihat. Jalur energi seperti ditekan paksa oleh suatu kekuatan.”Langkah mereka kini beralih ke tanah. Setiap tapak terasa berat, seakan bumi menolak kehadiran mereka.Hamparan di depan adalah dataran tandus berwarna merah kehitaman, seolah pernah diliputi kobaran api atau darah yang membeku. Di kejauhan, mengular sungai yang tidak seperti sungai lain: airnya merah pekat, kental seperti darah, dan mengalir perlahan dengan aroma logam menusuk hidung.Mo Xiang menatap takjub. “Sungai darah?

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 435

    Tiga hari berlalu.Bagi banyak orang, itu waktu yang terlalu singkat untuk menyiapkan sebuah pernikahan. Tapi di Istana Naga Ular, segalanya berjalan cepat. Terencana. Terstruktur. Tanpa celah bagi keraguan.Saat matahari mulai naik dari balik pegunungan kabut, beberapa pelayan berseragam ungu gelap mengetuk pintu kamar tamu yang dihuni Xuan Li. Mereka membungkuk sopan dan menyerahkan sebuah peti hitam panjang, dihiasi ukiran naga dan ular melilit.“Ini jubah pengantin, sesuai adat klan kami,” ucap salah satu pelayan.Xuan Li menerimanya tanpa berkata apa-apa. Tatapannya singkat, lalu ia menutup pintu dan mempersiapkan diri.Di luar, Istana Naga Ular dihiasi dengan lilin spiritual dan kain merah pucat. Tidak ada suara riuh, tidak ada denting seruling atau tabuhan genderang. Klan naga ular tidak pernah menyukai keramaian. Bagi mereka, ikatan suci tak perlu dirayakan dengan sorak sorai. Yang penting adalah kehormatan dan pengakuan.Mo Xiang berdiri di salah satu sudut aula utama, menya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 434

    Ketua klan naga ular suci menatap Xuan Li dalam diam. Hanya sekejap, lalu ia mengangguk tipis. “Ikut aku. Tidak baik membicarakan hal penting di luar sini.”Ia berbalik tanpa menunggu jawaban dan melangkah ke dalam istana. Xuan Li menyusul tanpa ragu, sementara Mo Xiang mengikutinya dengan langkah ringan, namun waspada. Meskipun tidak bisa dikatakan akrab, setidaknya mereka tidak sedang dalam posisi saling bermusuhan.Langit di atas Istana Naga Ular mulai menggelap, meski belum malam. Cahaya yang temaram dari dinding batu memberi suasana sunyi yang menekan. Aula utama begitu besar, dengan ukiran ular dan naga yang saling membelit di setiap tiang penyangga. Aura kuno terasa menekan jiwa.Mei Hua sudah menunggu di dalam. Ketika pandangannya bertemu Xuan Li, tubuhnya menegang sesaat. Ia tidak menyangka pria itu sekuat itu. Ketika pertama kali menggodanya, ia hanya ingin mempermainkan seseorang yang tampak dingin. Namun kini, ia justru segan."Aku... tidak menyangka kau akan menang," gu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status