Di tengah riuhnya medan pertempuran, tempat tanah terbelah, darah menyembur, dan teknik bertabrakan, Xu Ming berdiri tegak di atas batu karang datar yang masih utuh. Angin racun menerpa wajahnya, namun tubuhnya dilindungi aura api ungu-keemasan yang menari di kulitnya. Tatapannya tajam. Jelas. Tegas.“Paman,” serunya keras. “Kau ingat bukan tujuan kedatangan kita ke sini dan membantu Kota Pembantaian?!”Sha Bu yang berdiri sambil memukul-mukul dada dengan tongkat besi setebal pohon cemara mengangguk mantap, wajahnya dilapisi setengah helm dari sisik hitam.“Rumput Roh Api berusia seribu tahun,” jawabnya berat. “Satu-satunya bahan penstabil untuk tubuhmu… dan mungkin kunci pemurnian racun Death Cursed Poisons Fire yang kau simpan.”Xu Ming menatap mereka satu per satu. Lin Feng, Liu Mei, dan Sha Bu. Satu tim, satu tujuan.“Dengarkan aku!” seru Xu Ming.“Tujuan kita adalah menerobos ke dalam reruntuhan kuno di Lembah Moyan! Tempat itU berada di balik kabut gunung selatan, pusat formasi
Langit masih retak. Udara penuh dengan bau belerang dan logam terbakar. Bidak-bidak Domain Catur Keagungan Langit kini beterbangan tak terkendali, sebagian hancur, sebagian jatuh seperti meteor ke medan perang. Zhuge Liang berdiri tegak di tengah pusaran energi, jubahnya compang-camping, rambutnya berkibar liar, namun tatapan matanya tetap tajam, fokus seperti mata elang yang mengunci mangsa. Domainnya memang telah dihancurkan, tapi kehendaknya belum padam.“Shi Tian…”Tanpa berkata banyak, Zhuge Liang merentangkan tangan. Sebuah cahaya putih keemasan meledak dari dalam tubuhnya. Dari pusaran cahaya itu, sebilah pedang besar melesat keluar, mengguncang tanah saat ujungnya menancap. Panjangnya hampir dua meter, lebarnya setengah tubuh manusia dewasa, dan beratnya lebih dari dua ratus pon. Pedang Langit Agung Zhuge.Ia mencabutnya dalam satu tarikan halus, lalu menggenggam gagangnya dengan satu tangan. Qi putih keemasan berkobar di sepanjang bilahnya, memancarkan cahaya seperti kilatan
“Jadi... mereka benar-benar datang.”Sosok tinggi berjubah hitam berdiri di ujung balkon batu hitam, memandang ke arah barat. Di bawahnya, Lembah Moyan telah berubah. Bukan lagi lembah sunyi yang tertutup kabut dan bisikan kematian. Kini, ribuan pasukan berjubah gelap berbaris rapi, bersenjata lengkap, siap tempur. Formasi pertahanan disusun berlapis, dan gerbang utama telah diperkuat dengan array pelindung tingkat tinggi yang memancar cahaya merah darah.Di antara deretan pemimpin di atas panggung batu, salah satu tetua utama menatap lurus ke lembah depan.“Shi Tian belum muncul,” gumamnya pelan.Namun sebelum ia sempat melanjutkan, suara dari balik bayangan menjawab dingin, “Karena aku belum ingin terlihat... sampai mereka benar-benar memperlihatkan gigi mereka.”Sosok dengan jubah berurai bayangan perlahan melangkah keluar dari balik dinding kabut. Shi Tian. Matanya bersinar kehijauan, namun auranya tak seperti sebelumnya. Lebih pekat. Lebih kelam. Uap racun mengambang samar di sek
“Retakan ruang?! Tekanan ini… Dia… sudah bukan manusia biasa lagi.”Nada suara Sin Wok Yu bergetar ringan saat melihat sosok Zhuge Liang melayang turun perlahan dari langit. Aura keperakan gelap menyelubungi tubuhnya, dan meski mulai mereda, tekanan spiritual yang ia pancarkan masih mengguncang formasi pelindung Paviliun Obat hingga batu-batunya bergetar lirih.Di hadapan mereka, hampir sepuluh ribu pendekar dan prajurit dari berbagai kekuatan besar, Sekte Pengemis, Biara Tathagatha, Keluarga Mo, hingga rumah bordil Seribu Bunga milik Keluarga Bai membeku, menyaksikan sosok sang Penguasa Kota muncul kembali setelah satu hari koma akibat pemurnian racun.Kekhawatiran dan kecemasan yang menggantung di wajah mereka sejak kemarin seketika tersapu gelombang aura ini. Semangat yang sempat runtuh, kini menyala kembali. Para pemimpin dari lima keluarga besar bangkit berdiri. Langit Paviliun Obat terbelah seperti kaca, dan dari celah itu, Zhuge Liang melangkah keluar. Sepasang Sayap Dao terben
“Tuan Penguasa Kota, persiapkan dirimu dalam mode meditasi, aku dan pak Tua Sin akan memulai proses pemurnian racun dalam tubuhmu!”Zhuge Liang hanya mengangguk setuju. Aula utama Paviliun Obat berubah menjadi medan yang senyap namun penuh tekanan. Semua mata tertuju pada Xu Ming yang kini duduk bersila di hadapan tubuh Zhuge Liang. Di sekeliling mereka, formasi pelindung digelar oleh Sin Wok Yu dan beberapa Dan Shi senior. Aura ketegangan terasa seperti benang busur yang siap putus.Xu Ming menarik napas dalam. Kedua telapak tangannya mengambang di atas dada Zhuge Liang, hanya beberapa jengkal. Dalam kesadarannya, ia memanggil segel itu, Segel Pemurnian Ekstrem. Sebuah pola rumit dari rune-rune kuno yang bersinar samar muncul di udara, membentuk cincin-cincin konsentris yang berputar perlahan.“Aktifkan!”Cahaya ungu kebiruan menyelimuti kedua tangannya. Qi-nya mulai beresonansi dengan Tulang Suci Naga Abadi di tulang belakangnya. Sebuah tekanan luar biasa menjalar ke setiap ruas tul
Darah hitam menetes pelan dari sudut bibir Zhuge Liang. Tubuhnya berlutut, seolah menolak roboh hanya dengan sisa kehendak terakhir. Tangannya mencengkeram dada, sementara napasnya tersengal seolah ada api membakar dari dalam. Di atasnya, langit malam bergemuruh, dan awan hitam menggulung seperti kutukan yang hendak turun. Wajah para pemimpin kota mengeras, mata mereka dipenuhi kegelisahan.Sin Wok Yu telah menyalurkan Qi selama beberapa menit. Tapi alih-alih meredakan, wajahnya kini tampak pucat.“Ini, bukan racun biasa. Ini Api Hitam, jenis racun spiritual yang membakar meridian dari dalam ke luar. Bukan hanya tubuhnya, jiwanya juga mulai digerogoti,” desisnya.“Meridiannya sudah hampir runtuh. Qi-nya sudah menyala dari dalam tapi tak bisa keluar. Kalau ini diteruskan, ia akan meledak membakar dirinya sendiri.”Suasana mendadak tegang. Para pendekar, tabib, dan komandan hanya bisa saling pandang. Tak ada satu pun dari mereka yang tahu cara menetralisir racun api hitam itu. Mereka jel