Home / Pendekar / TULANG SUCI NAGA ABADI / BAB 94 : MENCARI BAHAN PIL

Share

BAB 94 : MENCARI BAHAN PIL

Author: Faisalicious
last update Last Updated: 2025-06-02 20:38:20

Suara lembut tapi tegas menggema dalam ruang kesadaran spiritual Xu Ming. Sejuk seperti angin malam yang menyusup lewat celah, namun mengandung peringatan yang tak bisa diabaikan.

“Nak, seharusnya Dao Breaking Pill dapat membantu pria besar itu merusak segel yang membelenggu kultivasinya,” ucap Bing’er dari dalam kalung kristal es di dada Xu Ming, mengalir lewat transmisi spiritual.

Xu Ming, yang duduk di hadapan Sha Bu, membuka matanya perlahan. Matanya menatap lurus, namun dalam pikirannya, dialog batin itu terus berlangsung.

“Tapi kau harus tahu... itu adalah pil bintang 4,” lanjut Bing’er.

“Bahan-bahannya tak akan mudah didapatkan, bahkan mungkin harus melalui perburuan ke wilayah berbahaya atau negosiasi dengan kekuatan besar.”

Xu Ming bergumam pelan, hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. “Pil... bintang empat?”

Bing’er mengangguk dari dalam kesadarannya. “Benar. Dan satu hal lagi, Nak,” suaranya lebih berat kali ini.

“Entah pria ini orang baik atau tidak. Tapi kau harus memp
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 100 : DUA ESENSI MONSTER TARAF EMPAT

    Kabut tipis mulai menyebar di celah pepohonan yang rubuh, melingkari area pertarungan seperti tirai tak kasatmata. Tanah berderak di bawah tekanan aura yang masih tersisa. Uap qi membumbung dari retakan tanah yang hangus. Kedua monster itu masih bertarung.Ular Kayu Purba kini kehilangan sepertiga sulur pertahanannya. Beberapa bagian sisiknya menghitam, terbakar oleh gelombang serangan suara dan pusaran angin dari sang Serigala Angin Berkepala Dua. Serigala itu sendiri kini pincang. Salah satu kakinya tertarik ke belakang seperti terpelintir, dan kepala kirinya menunduk lidah menjulur keluar dengan darah perak menetes perlahan.“Sudah mulai sekarat,” bisik Sha Bu. “Tapi yang satu ini... ular itu... dia menyerap qi dari tanah.”Xu Ming memicingkan mata. “Tidak hanya dari tanah. Lihat garis patahan itu. Energi spiritual dari dasar Kolam Bening Kehidupan sedang bergerak... menuju tubuhnya.”Mereka semua memusatkan perhatian. Uap hijau keemasan yang semula hanya samar kini berkumpul perla

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 99 : KOLAM BENING KEHIDUPAN

    Sha Bu melangkah perlahan mendekat, bahunya yang lebar mengguncang tanah setiap kali ia bergerak. Tatapannya tajam namun tidak menunjukkan permusuhan, hanya penilaian.“Hmm...” gumamnya sambil mengelilingi Lin Feng setengah lingkaran, memperhatikan postur, napas spiritual, dan aura kontrak yang masih samar terikat pada monster di belakangnya. “Fondasi kultivasimu... baru tahap awal Taraf Dua, bukan?”Lin Feng mengangguk pelan, tubuhnya kaku berdiri.Sha Bu menyipitkan mata. “Tapi kau sudah berhasil melakukan kontrak darah dengan seekor monster Taraf Empat. Itu bukan hal yang biasa, bocah. Sangat jarang terjadi.”Ia menyilangkan tangan di dada, lalu mendengus pelan.“Biasanya, seorang pengendali monster hanya mampu menaklukkan binatang yang setingkat dengan dengannya, atau paling jauh satu tingkat di atasnya. Apalagi jika monster itu membawa darah naga di dalam tubuhnya... bahkan sebagian besar murid sekte besar pun tak berani mencobanya di usia muda.”Lin Feng menunduk hormat. “Aku ta

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 98 : PENGENDALI MONSTER MUDA

    Sha Bu berhenti, mengangkat tangan. “Ini dia...” gumamnya. “Batas lapisan kedua.”Xu Ming mengangguk. “Aura spiritualnya berbeda. Lebih berat.”Xu Ming menatap ke dalam ke arah kegelapan yang tak sepenuhnya gelap, di mana suara ranting patah bisa berarti kemunculan monster... atau pemburu lain yang siap menikam dari belakang. Mereka kini tim berburu sesungguhnya. Angin malam mulai merayap turun di sela pepohonan ketika suara gemuruh pelan terdengar dari balik semak tinggi. Tanah bergetar. Ranting berderak. Burung roh terbang melesat dari tajuk-tajuk pohon.Dari balik kabut hijau tipis, muncul siluet besar empat kaki, tubuh setinggi dua orang dewasa, bulu seperti baja tipis berwarna hitam kehijauan. Matanya merah menyala, tapi bukan merah liar... melainkan merah dingin. Seperti bara yang diawasi. Seekor beast taraf empat.“Bersiap!” seru Sha Bu cepat.Liu Mei melompat ke samping kiri, pedangnya menari, membentuk kelopak-kelopak tajam di udara. Xu Ming membentuk medan beku, menahan laju

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 97 : HUTAN SEJUTA BINATANG

    Langit mulai menguning di ufuk barat ketika ketiganya duduk melingkar di bawah pohon mati yang tumbuh di sisi bukit berbatu, tak jauh dari pintu keluar istana batu. Kabut pagi telah sirna, namun hawa dingin masih menggigit. Sha Bu duduk bersandar pada batu besar, kedua tangannya menyilangkan dada. Ia mengamati Xu Ming yang sibuk menggambar sesuatu di atas tanah dengan sepotong ranting.“Lalu, apa rencanamu, Ming’er?” tanyanya akhirnya. Suaranya berat, tapi mengandung rasa hormat yang perlahan tumbuh. “Apa kau punya ide untuk semua ini?”Xu Ming berhenti menggambar. Ia menatap sekilas pada Liu Mei di sebelahnya, lalu ke Sha Bu. Pandangannya mantap, tak ada keraguan.“Sudah tentu aku memikirkannya.” Ia berdiri pelan, menepuk debu dari lutut celananya.“Pertama, dalam perjalanan, kita rekrut orang kuat. Mereka yang tak punya faksi, tapi cukup kuat untuk bertahan hidup. Kita bentuk organisasi kecil, fondasinya dari kita bertiga. Tapi perlahan, kita kembangkan.”Ia menunjuk bagian tertentu

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 96 : SEBELUM BERANGKAT BERBURU

    Fajar belum sepenuhnya naik ketika suara gesekan kayu terdengar dari gudang tua di sisi barat aula batu. Pagi itu, langit di atas reruntuhan batu istana mulai memudar dari hitam ke kelabu. Udara masih dingin, tapi keputusan sudah bulat. Xu Ming, Liu Mei, dan Sha Bu bersiap untuk berangkat.“Ambillah.” Suara Sha Bu berat, seperti biasa, tapi kali ini terdengar lebih sibuk dari biasanya.Lelaki raksasa itu membungkuk dalam di hadapan tumpukan peti kayu yang ditumpuk sembarangan sebagian telah berdebu, sebagian lainnya berlumut. Ia mengangkat sebuah peti panjang dengan satu tangan, lalu membukanya dengan dengusan pendek. Debu mengepul, aroma kayu tua bercampur kulit binatang tercium samar.Di dalamnya, dua set pakaian pemburu terlipat rapi meski usianya jelas tak muda. Yang satu dirancang untuk pria, berwarna kelabu tua dengan jubah luar dari kulit setengah keras, bagian bahu dilapisi tulang hitam yang mengilap, tulang binatang roh yang pernah ia buru belasan tahun lalu. Yang satu lagi,

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 95 : MENJANJIKAN TIGA SYARAT

    Xu Ming segera bertanya cepat, “Di mana tepatnya lokasi itu, Senior?”“Di sini. Lembah Moyan. Dulu dianggap wilayah tak berpenghuni, tapi memiliki aliran bawah tanah yang mengandung api roh dari celah magma purba. Menurut legenda, hanya jenis rumput tertentu yang bisa tumbuh di atas tanahnya. Dan hanya satu jenis itu: Rumput Roh Api Seribu Tahun.”Sha Bu mengangguk perlahan, lalu mendesah berat. Tubuh raksasanya bergoyang ketika ia bangkit setengah dari duduknya. “Bahkan jika aku harus mempertaruhkan nyawaku... aku harus mencobanya. Sekarang atau tidak pernah.”Xu Ming menggenggam lututnya diam-diam. Sorot matanya mengeras.Dalam kesadaran spiritualnya, suara dingin dan ringan bergema pelan."Nak," suara Bing Bing muncul dari dalam kalung es di dadanya, "pria besar bodoh di hadapanmu ini... mungkin kasar dan tempramental. Tapi kalau kau bisa memenangkan hatinya, dia bisa jadi pelindung yang setia. Perjalananmu mencari orang tuamu... akan penuh bahaya. Sendirian, kau tak akan cukup."X

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status