Share

74. Cuma pingsan

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-09 16:51:18

Jarum pertama meluncur dan menancap tepat di sela ibu jari dan telunjuk kanannya, titik akupuntur pengendali cengkeraman.

Belati sang pembunuh pun terlepas.

Bae Ya menyentak ke belakang, terlepas dari pegangan. Tapi tak sempat lari. Hei Xian mengayunkan siku kiri untuk menjatuhkan Sua yang mendekat.

Sua mengelak, lalu menusukkan jarum kedua ke bahu kiri Hei Xian.

Tepat di titik pengendali gerak otot bahu.

Tangan pembunuh itu seketika melemas, gerakannya melambat drastis. Tapi wajahnya tetap dingin, dan ia mencabut belati kedua dari sepatu dalamnya, siap membalas.

Sua mundur cepat—

Namun, terpeleset oleh pecahan krim yang berceceran dari meja saat mengambil jarum. Ketika tubuhnya meluncur ke belakang, ia melempar jarum ketiga yang diambil dari kotak kecil saat menyambar sebelumnya.

ZAK!

Tepat ke pelipis kiri Hei Xian.

Tubuh pembunuh itu terhuyung. Ia mencoba melawan refleksnya sendiri, tapi koordinasi tubuhnya telah terganggu parah oleh tusukan-tusukan akurat itu.

Lalu … jatuh.

Tubuh
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   75. Benang hitam

    Sua melangkah perlahan mendekat, membungkuk sedikit agar sejajar dengan wajahnya. “Jangan salah paham. Kalau aku ingin kau mati, jarum ketiga itu sudah aku tanam di nadi lehermu, bukan pelipis.”Tatapan matanya tidak bergetar sedikit pun.“Kau ingin pelayanku. Tapi sekarang kaulah yang jadi tawanan.”Hei Xian membuka mulut, namun Sua mendahuluinya.“Beritahu aku siapa yang mengirimmu,” ucapnya datar. “Dan jika kau berbohong, aku akan tahu. Kita lihat berapa banyak titik saraf yang bisa kuganggu sebelum kau kehilangan kendali atas tubuhmu.”Untuk pertama kalinya sejak ia menjalani pelatihan pembunuh bayangan, Hei Xian merasakan satu hal yang tak biasa muncul. Dan ia pun mulai gentar.Puteri pertama Kediaman Perdana Menteri, yang selama ini disangka hanya seorang gadis lugu yang lemah lembut, ternyata adalah badai yang selama ini diam di balik kabut. Aura Sua kini bukan sekadar milik seorang bangsawan, tetapi seorang penguasa yang tahu caranya menundukkan musuh tanpa harus mengangkat pe

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   74. Cuma pingsan

    Jarum pertama meluncur dan menancap tepat di sela ibu jari dan telunjuk kanannya, titik akupuntur pengendali cengkeraman.Belati sang pembunuh pun terlepas.Bae Ya menyentak ke belakang, terlepas dari pegangan. Tapi tak sempat lari. Hei Xian mengayunkan siku kiri untuk menjatuhkan Sua yang mendekat.Sua mengelak, lalu menusukkan jarum kedua ke bahu kiri Hei Xian.Tepat di titik pengendali gerak otot bahu.Tangan pembunuh itu seketika melemas, gerakannya melambat drastis. Tapi wajahnya tetap dingin, dan ia mencabut belati kedua dari sepatu dalamnya, siap membalas.Sua mundur cepat—Namun, terpeleset oleh pecahan krim yang berceceran dari meja saat mengambil jarum. Ketika tubuhnya meluncur ke belakang, ia melempar jarum ketiga yang diambil dari kotak kecil saat menyambar sebelumnya.ZAK!Tepat ke pelipis kiri Hei Xian.Tubuh pembunuh itu terhuyung. Ia mencoba melawan refleksnya sendiri, tapi koordinasi tubuhnya telah terganggu parah oleh tusukan-tusukan akurat itu.Lalu … jatuh.Tubuh

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   73. Di atas atap

    Setelah kepergian Chunying untuk menyusul Rai, Sua duduk kembali di kursi dekat meja ramuannya. Helaan napas panjang akhirnya keluar dari mulutnya, seperti batu besar yang sempat menindih dadanya kini bergeser sedikit.Walau khawatir, setidaknya Chunying membawa pesan itu dan jika seseorang bisa tiba tepat waktu tanpa meninggalkan jejak, hanya dia orangnya.Sua kembali menoleh pada krim yang sejak tadi terbengkalai di meja kecil. Ia menarik napas, mencoba menenangkan pikirannya, lalu membuka wadah krim itu perlahan. Peraduan aroma herbal lidah pakaya dan minyak itun menyebar ringan dan menyegarkan.Perlahan, ia mengoleskannya ke pipi dan dagu, di mana kulitnya masih dalam masa pemulihan dari efek luka lamanya. Suhu dingin krim menenangkan kulit yang hampir mengelupas sempurna, namun pikirannya tetap waspada.Saat ia sedang mengusapkan krim ke sisi leher, telinganya menangkap sesuatu.Tek!Suara kayu tua mengeluh, samar, namun jelas di atasnya. Langkah ringan di atap.Sua langsung terh

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   72. Ruan Mei

    Rai bangkit dan mengambil gulungan itu. Ia membukanya cepat, matanya menyapu tulisan tangan Sua yang tergesa namun tetap bisa terbaca jelas.___________Jika setelah meminum ramuan, tubuh Ibu menunjukkan reaksi keras dan kehilangan kesadaran, itu hal yang bagus. Itu artinya parasit telah tercerabut dari akar chi-nya, dan tubuh sedang memaksa jiwa untuk mempertahankan kestabilan.Namun, dalam waktu dua hingga tiga jam, penderita bisa kehilangan akal sementara. Tolong pastikan Ibu tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain. Jauhkan dari api, air, atau bayangan cermin.Jaga beliau agar tetap hangat. Jangan biarkan sendirian. Sentuhan manusia bisa menjaga agar jiwanya tidak tersesat.Aku mohon … jaga Ibu!Terima atas perhatian Anda.– Sua Linjin –__________Rai menurunkan gulungan itu perlahan. Napasnya tertahan, namun kali ini bukan karena kebingungan, melainkan karena ia kini tahu apa yang sedang dihadapi, dan bagaimana harus menghadapinya.Ia menoleh pada Chunying. “Siapkan tali kai

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   71. Disosiasi jiwa

    Sua masih terduduk di tepi tempat tidur, napasnya pendek, wajahnya pucat. Jemarinya menggenggam keras lutut jubahnya, seolah itu satu-satunya hal yang bisa ia pegang agar pikirannya tak runtuh total.Suara sandal di lantai kayu terdengar pelan dari arah belakang. Chunying dan Bae Ya sudah berdiri beberapa langkah darinya, keduanya menatapnya dengan ekspresi bingung dan waspada.“Nona …,” ucap Bae Ya pelan, suaranya mengandung kegelisahan. “Apa yang terjadi? Anda terlihat ... sangat terguncang.”Sua mengangkat kepalanya, matanya memerah, namun penuh kesadaran. Ia menatap keduanya dalam-dalam, lalu berdiri perlahan.“Aku lupa menyampaikan sesuatu kepada Pangeran Rai,” ujarnya cepat. “Ramuan tahap terakhir itu … efeknya sangat kuat. Ia bisa memaksa parasit keluar, tapi pada saat yang sama, bisa membuat Ibu mengalami disosiasi jiwa.”Bae Ya mengerutkan kening. "Di-so-si-a-si ...?”Sua mengangguk cepat. “Ya. Akan tampak seperti kerasukan, tapi sebenarnya jiwanya sedang bertahan dari tekana

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   70. Lupa

    Rai melompati pagar dengan gerakan senyap, kakinya mendarat di semak belukar yang lebat. Botol ramuan di balik bajunya tetap aman, tak berguncang sedikitpun. Matanya menyapu sekeliling, tidak ada yang mengejar. Dia merayap menyusuri pekarangan, melewati pohon-pohon ceri yang mulai berbunga. Di kejauhan, rumah kayu tua berdiri sepi, atapnya sebagian sudah roboh dimakan usia.Udara di bawah tanah terasa lebih padat daripada biasanya. Lentera minyak berayun pelan di langit-langit, memantulkan bayangan emas kusam ke dinding tanah dan tiang kayu penyangga.Rai melangkah masuk ke ruang persembunyian Su Ying, langkahnya ringan dan tanpa suara, menyatu dengan keheningan yang membungkus ruangan.Di tangan kirinya, ia membawa wadah tanah liat berisi ramuan tahap terakhir, dosis paling kuat yang diramu Sua dengan penuh ketelitian. Ramuan ini hanya bisa diberikan pada saat Shi Si, saat tubuh manusia dianggap berada dalam siklus energi tertinggi untuk melawan penyakit dan kekuatan roh gelap.Rai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status