Home / Historical / Tabib Kesayangan Tuan Jenderal / Bab 10 Kamu bukan Waning

Share

Bab 10 Kamu bukan Waning

Author: Jackie Boyz
last update Huling Na-update: 2025-06-24 11:06:10

Dania awalnya terkejut dan gugup, Dania mengerutkan keningnya. Dania merasa Sutangji akan terus menindasnya jika dia menunjukkan kelemahannya.

Sutangji sudah curiga padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang? Pria ini memiliki kekuasaan di kota. Sementara aku? Bagi Sutangji aku hanya seekor semut yang hanya memiliki satu nyawa! Tapi jika aku menyerah dan terlihat lemah dia pasti akan terus menindasku sesuka hati! Aku tidak mau bernasib sama dengan Waning! Aku tidak mau mati konyol di sini!

Dania ingat perkataan tabib Tua di gunung kemarin tentang Waning yang sudah meninggal dunia, Dania tidak bisa mempercayai siapapun! Termasuk Sutangji yang ikut hadir dalam acara beberapa hari lalu di penginapan.

Tiba-tiba Dania langsung mencengkeram dada bidang Sutangji. Ekspresi wajah Sutangji berubah gugup, Dania ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak bisa diperlakukan semena-mena oleh siapa pun!

“Lihatlah lagi wajahku dengan jelas? Apa kamu masih tidak bisa melihatnya? Siapa ak
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 97 Perdebatan dengan Raja Yu

    Pada keesokan harinya, Dania dan Sutangji bersiap-siap untuk kembali ke Wilayah Dataran Tengah. Tugas di wilayah Perbatasan juga baru mereka selesaikan, seharusnya pada saat ini mereka sudah kembali ke kampung halaman kemudian pergi ke Istana untuk menghadap pada Raja Yu tentang misi yang telah selesai.Setelah berpamitan pada Wuheng dan Bibi Ansu, Sutangji dan Dania diantarkan sampai ke gerbang wilayah perbatasan oleh utusan dan juga prajurit yang menjaga keamanan mereka berdua.Dania tinggal di dalam kereta sementara Sutangji berada di belakang menunggangi kudanya, berjalan perlahan mengikuti kereta kuda yang mengantarkan Dania.Dari wilayah Kerajaan Timur mereka langsung menuju ke Ibu Kota lantaran semua orang yang bertugas dalam misi di wilayah Perbatasan Selatan sudah berkemas dan kembali pada hari kemarin. Melihat tidak ada tanda-tanda pemberontakan atau hal-hal lain yang mengkhawatirkan, semua orang di Ibu Kota merasa lega. ***Ketika hari gelap, bar

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 96 Kerajaan Timur

    ***Di sisi lain, Zusu bergegas melapor pada Yulia tentang kejadian tersebut, begitu juga orang-orang yang masih ditahan. Dua orang yang tadinya ditugaskan untuk membawa Dania menghadap padanya juga ikut serta menghadap. “Yang-mulia Selir, tolong bebaskan keluarga kami!” ujar dua orang tersebut sambil berlutut dan memohon pada Yulia.“Kalian gagal melaksanakan tugas! Masih berani meminta imbalan dariku?” tanyanya sambil mengambil tongkat pemukul untuk memukul mereka.Fanye tiba-tiba datang dengan beberapa prajurit, penduduk Kerajaan Timur yang masih ditahan segera dibebaskan.Yulia sangat kaget sekali, dia segera memberikan hormat pada Pangeran Fanye yang merupakan adik dari Guwenki.“Salam hormat, Pangeran Fanye!”“Kakakku sudah menikahimu dan mengangkatmu sebagai selirnya, bukannya menunjukkan perilaku agung dan terpuji kamu malah menahan keluarga dari penduduk Kerajaan Timur! Raja Wuheng sudah mengirimkan surat perdamaian juga menarik semua penduduk k

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 95 Diculik

    Malam itu Dania tertidur di dalam dekapan Sutangji. Sutangji merasa sangat bahagia karena sudah mendapatkan pencerahan, awalnya dia pikir dirinya sudah bersalah karena merebut wanita Chang An, pada akhirnya dirinya adalah pemenang dari perjalanan panjang tersebut. Dania memang jodoh yang ditulis oleh langit dan terikat dalam takdir kehidupannya.Pada keesokan harinya, Dania terjaga dan tidak mendapati Sutangji berada di sisinya. Perlahan Dania turun dari atas ranjang untuk melihat. Beberapa rekan kerja Dania yang ikut bertugas sedang sibuk memasak air dan menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan. Dania keluar dari tenda peristirahatan lalu membawa peralatan mandi. “Nyonya Su? Anda ingin pergi?” panggil salah satu rekan Dania dari belakang. Dania menoleh sebentar lalu mengukir senyum, rekan Dania segera bergegas menyusul dan berjalan di samping untuk menemaninya.“Sepanjang malam Jenderal Agung menemani Anda, Anda memang pasangan yang sangat serasi!” pujinya dengan sung

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 94 Takdir cinta abadi

    Dari balik pohon, Chang An keluar dari persembunyiannya, dia sudah menyaksikan semua yang terjadi. Xingyi juga baru saja pergi dijemput oleh utusan Klan Lima Bintang untuk memulihkan diri dan kembali ke Kota Sihir.“Dania sudah tahu? Apa ingatannya sungguh sudah kembali sejak sebelum dia ditahan di Kota alam Dewa?” Chang An tidak bisa menahan diri untuk tidak bertemu dengan Dania. Dia segera mengejar dan berhasil menyambar tangannya, Chang An memiliki banyak hal dan ingin dia diskusikan dengannya.“Dania!”“Chang An?” Dania mengerutkan keningnya dan melihat ke sekitar, pelayan Chang An segera memutar badan dan menjauh.“Ada yang ingin aku tanyakan padamu,” ujarnya dengan ekspresi serius.“Tentang apa?”“Ingatan masa lalu, tentang istri Dewa Perang dari Kota alam Dewa sebelum aku diturunkan di Kota alam Dewa.”Dania hanya manggut-manggut seolah-olah dirinya sama sekali bukanlah siapa-siapa.“Ya, kenapa dengan mereka?”Chang An merasa kesal dan

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 93 Serangan Xingyi

    Ketika menerima panggilan dari Chang An, Xingyi sama sekali tidak terkejut. Wanita itu dengan ekspresi penuh percaya diri segera bersiap-siap untuk menunjukkan penampilan terbaiknya. Pikir Xingyi Chang An sudah berubah pikiran dan bersedia memulai kembali hubungan antar kedua klan. “Dewa Tinggi sudah memanggilku, akhirnya apa yang aku tunggu-tunggu akan tiba! Dewa Chang An yang sangat tampan itu pasti sudah berubah pikiran dan bersedia menerima perasaanku.” Xingyi memasang beberapa perhiasan di kepala untuk mempercantik dirinya.Ketika pelayan yang ditugaskan untuk menjemput Xingyi tiba di istana Kerajaan Kota alam Dewa, Chang An segera menoleh, Chang An sedang berdiri di serambi kanan kerajaan. Dilihatnya Xingyi berdandan dengan sangat cantik, Chang An mengernyitkan keningnya. “Apa yang kamu katakan padanya?” tanya Chang An dengan suara berbisik pada pelayan yang dia tugaskan untuk menjemput Xingyi.“Saya hanya berkata bahwa Tuan mengutus saya untuk memanggil Dew

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 92 Pasangan di zaman kuno

    Sutangji segera memerintahkan bawahannya untuk membereskan dan menyingkirkan mayat mahluk aneh tersebut dari dalam kamar Dania. “Untuk sementara pindah ke kediaman utama!” Sutangji menggenggam tangan Dania dan membawanya keluar dari dalam kediaman menuju ke ruangan lain. Dania yang sudah memutuskan untuk menangani masalah mimpi itu seorang diri langsung menarik lepas tangannya dari genggaman tangan Sutangji. “Masalah ini sudah selesai, kamu tidak perlu khawatir padaku lagi.” Sutangji terkejut dan langsung menoleh ke belakang. Dia melihat Dania sengaja menghindar dari tatapan kedua matanya, bahkan memutar badan berdiri memunggunginya. “Kita suami istri sekarang, kamu menolak pergi ke tempatku? Rumah ini juga rumahmu, kamar utama juga kamarmu.” Dania menelan ludahnya lalu memaksa senyum pada bibirnya. Dia menatap kedua mata Sutangji lalu berkata, “Aku merasa lebih tenang tinggal di kediaman yang biasa aku tempati. Lagi pul

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status