Jiwenhu menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tidak tahu siapa yang sudah berulah. “Aku tidak tahu, sebelumnya ada masalah di pasar, ah aku ingat! Kemarin aku tidak sengaja menabrak putri perdana menteri, dia sedang berbelanja di pasar membeli kain sutera. Aku membawa keranjang obat, aku tidak melihat jalan dengan jelas, bahan obat jatuh menimpanya dan membuat bajunya kotor. Dia meminta ganti rugi padaku, aku tidak punya cukup uang! Dia pergi begitu saja dan aku juga tidak pernah melihatnya lagi hari ini.”
Dania mendengarkan penjelasan Jiwenhu dengan cermat, Dania tahu keluarga perdana menteri mungkin sengaja memberikan saran pada permaisuri untuk mencari tabib di sana, dan pasti mereka membesar-besarkan bakat Jiwenhu untuk menjebak Jiwenhu dan membalas dendam pada Jiwenhu karena sudah membuat putri perdana menteri itu kesal.Dania sudah tahu masalahnya, dan dia memutuskan untuk mundur karena merasa bakatnya sama sekali tidak cukup untuk melakukan pengobatan seJiwenhu menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tidak tahu siapa yang sudah berulah. “Aku tidak tahu, sebelumnya ada masalah di pasar, ah aku ingat! Kemarin aku tidak sengaja menabrak putri perdana menteri, dia sedang berbelanja di pasar membeli kain sutera. Aku membawa keranjang obat, aku tidak melihat jalan dengan jelas, bahan obat jatuh menimpanya dan membuat bajunya kotor. Dia meminta ganti rugi padaku, aku tidak punya cukup uang! Dia pergi begitu saja dan aku juga tidak pernah melihatnya lagi hari ini.” Dania mendengarkan penjelasan Jiwenhu dengan cermat, Dania tahu keluarga perdana menteri mungkin sengaja memberikan saran pada permaisuri untuk mencari tabib di sana, dan pasti mereka membesar-besarkan bakat Jiwenhu untuk menjebak Jiwenhu dan membalas dendam pada Jiwenhu karena sudah membuat putri perdana menteri itu kesal.Dania sudah tahu masalahnya, dan dia memutuskan untuk mundur karena merasa bakatnya sama sekali tidak cukup untuk melakukan pengobatan se
***Pada kehidupan selanjutnya Dania telah terlahir kembali, kali ini dia terlahir sebagai putri angkat Jiwenhu, kali ini dia dibesarkan oleh keluarga miskin. Selama beberapa tahun ini toko obat yang dikelola Jiwenhu mengalami kemunduran dan mereka hanya mendapatkan penghasilan sedikit. Waning lebih pandai dalam masalah ramuan hampir setiap hari dia kirim pergi untuk mencari obat di wilayah gunung. Semuanya menjadi awal baru baginya. Dia sama sekali tidak ingat dengan kehidupannya di masa lalu. Statusnya sebagai Dewi Tinggi juga tidak bisa dia ingat. Seperti telah melewati mimpi yang panjang, sekarang usianya baru delapan belas tahun. Baju yang dipakainya adalah baju zaman kuno. Semua di sekitarnya terasa asing, di depannya terbentang sebuah danau yang luas. Dilihatnya ada sebuah keranjang obat di sampingnya. Dia bangun dan berdiri lalu meletakkan keranjang di punggungnya. Tidak lama setelah berjalan melewati hutan dia melihat sosok t
Ketika dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, masalah serupa terjadi di sel tahanan. Guwenki tiba-tiba muntah dan kejang-kejang. Tubuhnya membeku dan koma. Sutangji menerima telepon darurat jadi dia tidak jadi pergi ke rumah sakit, Sutangji memutuskan kembali ke kantor. “Mereka benar-benar ingin melenyapkan bukti-bukti! Dalam kasus ini Guwenki memiliki peran penting karena pria itu mendengar percakapan Wali Kota dengan beberapa penguasa!” geram Sutangji. Ketika dia tiba, Guwenki sedang dalam penanganan dokter di markas. “Bagaimana kondisinya?” tanya Sutangji. “Kondisinya tidak begitu baik, masih kritis. Ada yang menaruh racun untuk mencelakainya. Racun ganas ini tidak mudah didapatkan, bagaimana orang itu bisa masuk ke dalam markas?” tanya dokter militer yang bertugas. Sutangji mendekat lalu menatap Guwenki yang kini terbaring di ranjang pasien dalam kondisi kritis dan tengah berjuang melawan kematian. “Aku akan memerin
Sutangji bersama para bawahannya masih menyelidiki kasus tersebut, pelaku yang berusaha mencelakai Wali Kota mengenakan pakaian hitam dan juga memakai masker. Sutangji melihat rekaman CCTV dari kediaman Wali Kota. Pelaku kejahatan menyelinap ke dalam untuk merusak peralatan penting di badan mobil. Saat melihat postur tubuh dari pelaku tersebut, Sutangji langsung teringat dengan sosok yang beberapa kali sempat ditemuinya. Setelah memikirkannya cukup lama, Sutangji sengaja pergi menemui Dania di rumah sakit. Saat perawat mengantarkannya menuju ke ruangan kerja Dania, Sutangji mendapati Dania duduk di kursi sambil melamun.Asisten Dania mengetuk pintu kemudian berkata, “Dokter Dania, Jenderal Su datang untuk bertemu!”Spontan Dania tersadar dari lamunannya.“Ya, masuk!”Sutangji tidak bicara panjang lebar, pria itu hanya mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan bukti rekaman yang berhasil dia dapatkan.“Guwenki? Kenapa dia rela melakukan semua ini? Untuk apa menc
Bukannya tenang ketika ambulans datang, Yulia malah panik dan ingin melarikan diri. Semua orang di kediaman menjadi sibuk untuk membuatnya tenang.“Aku tidak mau ke rumah sakit! Aku tidak mau!”“Nona muda, Anda harus segera dirawat!” ujar Bibi pelayan sambil menenangkannya.Yulia menggeleng dan meronta, semua orang sibuk memeganginya untuk dibawa masuk ke dalam ambulan.Tidak lama kemudian seseorang datang sambil membawa peralatan medis, Yulia melihat wanita memakai masker datang menghampirinya. Ketika melihat sinar mata yang akrab di balik masker dia langsung panik dan ingin kabur, untungnya beberapa perawat ikut membantu memegangi tangan Yulia.“Ti-tidak! Kamu dokter iblis! Kamu datang untuk membelah perutku! Dania kamu wanita licik! Kamu yang membuat Jenderal Su datang ke rumah kami untuk membatalkan pertunangan dan membuatku keguguran!” teriaknya.“Pegangi dengan baik, aku akan memeriksa sebentar!” perintah Dania pada asistennya.“Dania! Kamu sudah gi
Yulia pikir setelah kunjungannya di kediaman keluarga Su hari ini maka semuanya akan berjalan lancar seperti yang dia harapkan. Yulia pikir Sutangji akan luluh ketika mendengar semua orang membicarakan tentang dirinya yang sudah begitu perhatian pada Tuan Besar Su. Sambil terus membayangkan dirinya mengikat janji seumur hidup dengan Sutangji, Yulia terus menunggu kabar baik tersebut akan segera datang. *** Di sisi lain, Sutangji baru saja diizinkan pulang, Dania sedang memeriksa kondisi Sutangji di dalam kamar dalam rumah sakit. Sutangji tampak gelisah dan resah akibat kabar di kediaman keluarga Su mengenai pertunangannya dengan Yulia. Sutangji mengira Dania akan memberikan beberapa patah kata yang bisa menenangkan hatinya saat ini. Akan tetapi Dania sejak tadi hanya fokus memeriksa luka bekas sabetan pisau pada sisi perut Sutangji. “Kondisi Tuan Ji sudah aku periksa, tidak ada masalah, lukanya hampir kering sepenuhnya, Tuan Ji bisa mulai bek