Home / Historical / Tabib Kesayangan Tuan Jenderal / Bab 4 Lamaran Jenderal Su

Share

Bab 4 Lamaran Jenderal Su

Author: Jackie Boyz
last update Last Updated: 2025-05-12 03:48:25

Setelah keluar dari penginapan, Bibi Sumo pelayan kediaman yang biasa melayani Waning langsung menghampirinya dan menyelimuti tubuh Dania dengan mantel tebal.

“Nona Waning ke mana saja? Sejak kemarin Tuan besar terus mengutus orang untuk mencari, untungnya saya menemukan Nona lebih dulu, jika tidak maka Nona akan dihukum!” tuturnya dengan wajah cemas.

Dania mengerutkan keningnya. Wanita paruh baya ini kenapa juga ada di sini? Bibi Sumo juga melayaniku di zaman kuno? Baguslah! Setidaknya masih ada orang-orang baik yang berada di sekitarku.

“Aku hanya minum terlalu banyak lalu pelayan restoran membiarkan aku menginap di penginapan!” Dania sengaja berbohong.

***

Semenjak kejadian di penginapan, Dania yang kini menempati tubuh Waning menjadi lebih pendiam dan tidak banyak bicara. Semua orang di kediaman Waning mengira Nona muda mereka sedang sakit.

Padahal diamnya Waning karena Dania sibuk memikirkan cara untuk kembali ke zaman modern, Dania tidak mau tinggal di zaman kuno apalagi menikah dengan jenderal Agung Sutangji yang memiliki watak kasar dan menakutkan.

Saat sedang gelisah memikirkannya, tiba-tiba orang yang Dania pikirkan datang ke rumah.

Dania terlihat malas dan tetap duduk di halaman samping sembari memainkan ranting kayu pada permukaan kolam teratai.

“Waning! Waning! Jenderal Agung datang ke sini! Dia mencarimu!” Juan berteriak pada Waning.

“Suruh saja Ayah kalian pergi menemuinya!” balas Waning.

Juan terlihat bingung, adik bungsunya yang biasanya penakut tiba-tiba berubah menjadi berani dan bahkan bisa berteriak dengan suara lantang.

“Heh? Apa katamu? Apa kamu sudah salah makan obat? Jenderal bisa memenggal kepala semua orang di keluarga kita kalau kamu menolak menemuinya! Ayo cepatlah!” Juan menarik lengan Waning agar Waning lekas berdiri untuk menyambut kedatangan Sutangji di rumah mereka.

Waning cemberut, tangannya ditarik Juan menuju ke kediaman utama. Di sana Jiwenhu sang ayah, dan Butai kakak ke dua Waning sudah menunggu.

“Waning, kemarilah!” Jiwenhu melambaikan tangannya agar Waning bersedia mendekat.

Waning menatap Sutangji, aura membunuh dari sorot mata tajam Sutangji membuat tubuh Dania mengginggil.

“Aku akan langsung mengatakan niat datang ke sini, tidak lain untuk melamar Waning menjadi selir ke tujuh!”

Waning langsung berdiri dari kursinya, akal sehatnya tiba-tiba menyerang. Sosok Waning yang bodoh dan takut dengan jenderal Agung seharusnya mengangguk setuju malah berdiri dan menarik lengan Sutangji lalu menyeretnya keluar menjauh dari semua orang.

Orang di dalam rumah langsung ikut mengejar dan menguping percakapan Waning dan Sutangji di sisi dalam rumah dekat pintu.

“Apa kamu sudah tidak waras?! Otakmu benar-benar hancur karena tidur denganku?” Sutangji bertanya dengan mata membelalak.

Waning berjinjit lalu membisikkan niatnya pada Sutangji.

“Aku sudah bilang padamu kemarin, masalah itu tidak perlu diperpanjang! Kamu sama sekali bukan tipeku. Sekarang pergilah! Bawa saja orangmu pulang kembali. Em, ngomong-ngomong kamu Jenderal Agung, tumben sekali kamu senggang datang ke sini?” pancing Dania.

Sutangji merasa aneh dengan sikap Waning. Waning yang dia kenal bodoh, ceroboh, manja bisa mengambil keputusan tersebut tanpa berpikir terlebih dahulu. Sutangji berkacak pinggang lalu bertanya pada Waning.

“Aku tidak mau wanita ceroboh sepertimu mencemarkan nama baikku. Jadi aku buru-buru datang ke sini untuk mengkonfirmasi kembali ucapan yang aku katakan padamu sebelumnya. Jika bukan karena kamu terlalu bodoh untuk apa aku repot-repot datang?”

“Kamu yang salah meminum arak obat, kenapa malah menyalahkanku!” Waning balas mengomel. “Pulanglah, masalah ini sebaiknya jangan diungkit lagi!”

“Kamu serius dengan ucapanmu? Kamu tidak berpikir setelah malam kemarin kamu akan hamil lalu berteriak dan mengumumkan kalau aku sudah menghamilimu di sepanjang jalan desa?”

Waning mengukir senyum, setelah kejadian malam itu dia langsung meracik obat untuk mencegah kehamilan dan agar dia segera mendapatkan haid. Dengan tenang Waning berkata pada Sutangji.

“Kamu tidak perlu cemas karena yang kamu katakan tidak akan pernah terjadi!” Dania menepuk punggung Sutangji lalu pergi ke dalam rumah meninggalkan Sutangji sendirian di beranda.

Sutangji tetap tidak bisa mempercayai Waning begitu saja karena nama baiknya pasti akan hancur jika suatu hari Waning menuntutnya di pengadilan untuk menikah. Selama ini Sutangji sudah bekerja keras hingga mendapatkan gelar Jenderal Agung dari sang raja.

“Apakah ucapan Waning bisa dipercaya? Meskipun dia bilang tidak perlu untuk menikah, aku rasa aku harus tetap mengawasinya secara diam-diam untuk memantau gerak-gerik Waning.”

Pada akhirnya Sutangji memutuskan untuk undur diri dari kediaman Waning dan Sutangji memerintahkan beberapa bawahannya untuk memata-matai gerak-gerik Waning ke depannya.

“Bagaimana? Apakah Jenderal Agung serius ingin meminang Waning? Putriku ini sangat bodoh dan penakut.” Jiwenhu ingin meyakinkan dirinya sendiri tentang percakapan antara dirinya dengan Sutangji beberapa saat lalu lantaran mengetahui Sutangji selama ini selalu tidak senang dengan sikap Waning yang manja jadi Jiwenhu tidak percaya jika Sutangji berniat menikahi Waning.

“Tuan Hu, sepertinya kedatanganku ke sini tidak masuk akal, apakah ini gara-gara aku minum terlalu banyak semalam?” Sutangji berpura-pura menyentuh keningnya sendiri seolah-olah merasa pusing.

Jiwenhu terkejut sekaligus merasa lega, menurutnya jika sampai keluarganya terlibat dengan Jenderal perang maka ke depannya masa-masa yang dilalui oleh keluarga Jiwenhu akan semakin sulit dan harus serba hati-hati.

“Sepertinya memang begitu, Jenderal.”

Di kediaman Jiwenhu. Waning tinggal bersama sang ayah Jiwenhu, Jiwenhu merupakan tabib kerajaan yang dipercaya oleh Raja. Waning memiliki dua saudara laki-laki, Juan merupakan kakak pertama dan Butai kakak ke dua.

Semua orang di kediaman Jiwenhu terlihat lega ketika Sutangji pergi meninggalkan kediaman mereka.

Jiwenhu menatap Waning dengan tatapan mata penuh selidik, anak perempuanya itu sedang duduk sambil menghirup teh. Tidak hanya perilaku Waning yang berubah tapi juga sikap serta kebiasaannya pun ikut berubah.

“Katakan padaku sebenarnya apa yang sudah terjadi? Kenapa Jenderal Agung sampai datang jauh-jauh ke sini? Apalagi sebelumnya dia mengatakan ingin melamarmu.!” Jiwenhu mengambil cangkir dari genggaman Waning menunggu Waning menjawab pertanyaannya.

Waning pura-pura tersenyum lalu menjawab, “Apa mungkin Jenderal Agung sudah jatuh ke dalam pesona putrimu?”

Jiwenhu mengangkat kedua alisnya. Waning memang cantik tapi otaknya sedikit bodoh jadi mustahil Sutangji tertarik untuk menikah dengan Waning kecuali Waning sudah menyinggung Sutangji.

“Tidak! Aku rasa alasannya bukan karena itu! Katakan dengan jujur! Apa yang sudah kamu lakukan dengannya?” Jiwenhu berkacak pinggang di depan Waning.

Waning menelan ludahnya sendiri lalu menarik Jiwenhu mendekat dan membisikkan masalah yang sebenarnya.

“Dasar! Putri kurang ajar! Kamu sungguh-sungguh mencari masalah! Bagaimana bisa kamu nekat melakukan itu bersama pria yang tidak bisa disinggung oleh seisi kota!?”

Mendengar Jiwenhu begitu marah dan mengambil sapu untuk memukulnya, Waning langsung berladi kabur keluar dari dalam rumah. Tidak lama setelah itu Jiwenhu langsung melotot dan pingsan!

“Ayaaaahhh!” Juan berteriak dan langsung berlari menghampiri Jiwenhu.

“Ayah!” Butai ikut menyerbu untuk membantu.

“Astaga, Tuan Hu!” pelayan ikut panik dan membantu Butai membawa Jiwenhu ke kamar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 8 Persiapan Ujian Kenaikan tingkat

    ***Di dalam kereta kuda, Juan dan Butai terus menatap Dania dengan tatapan mata curiga dan was-was. Dania merasa dua kakak Waning menyimpan banyak pertanyaan yang ditujukan pada Dania.“Kalian kenapa bersikap canggung begini? Tanyakan saja apa yang ingin kalian tanyakan padaku.”“Kamu sungguh tidak tahu di mana Waning yang asli?” tanya Butai lantaran tidak sabar menunggu.“Aku sungguh tidak tahu di mana dia, apa dia sungguh mati? Kalau kalian bertemu dengannya aku pasti sangat bersyukur, kalian tidak ingin mencarinya?” tanya Dania pada dua kakak Waning.Juan langsung menelan ludahnya sendiri. Juan dan Butai tetap bungkam, mereka masih tidak bisa mengerti dengan semua peristiwa yang terjadi baru-baru ini.“Aku terjaga di dalam penginapan bersama Jenderal bengis itu, apa mungkin dia yang sudah membunuhnya? Apakah ini masuk akal? Sebelumnya dia sangat membenci Waning lalu tiba-tiba datang untuk melamar pagi-pagi buta!” Dania dengan sengaja mengalihkan topik per

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 7 Dewi Bulan

    Melihat Dania dan kedua kakaknya terus mencermati lukisan miliknya, Pak Tua segera mengambil lukisan itu kembali dari mereka bertiga.“Jangan sampai kalian merusaknya!” omel Pak Tua.Dania tiba-tiba memiliki ide. “Pak Tua, Anda yakin aku Dewi bulan? Bagaimana jika Anda keliru? Bisa saja aku hanya mirip dengannya.” Pancing Dania.“Ada di sini!” Pak Tua menunjuk ke arah pungungnya sendiri lalu menunjuk ke arah Dania. “Minta kedua kakakmu untuk memeriksanya! Aku tidak mungkin salah!”Butai dan Juan saling bertukar pandang mereka serentak menganggukkan kepala lalu bergegas memegangi Dania sementara Butai memeriksanya. Butai menyingkap baju di punggung Dania untuk memeriksanya.Dania ingat dia memang memiliki tanda lahir tersebut tapi dia tidak tahu apakah Waning juga memiliki tanda yang sama seperti dirinya, tanda lahirnya mirip seperti bulan sabit merah gelap di sisi kanan punggung bawah bahu.“Benar-benar ada,” gumam Butai.Juan tidak percaya jadi ikut melihat. “Ya, ada! Tapi Waning sam

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 6 Tabib Misterius

    “Ayah? Kalau kali ini aku lulus ujian kerajaan bagaimana kalau Ayah memberikan hadiah padaku?” Dania mencoba untuk membuat kesepakatan dengan Jiwenhu.Jiwenhu segera beringsut mendekat dan menatap kedua mata putrinya dengan tatapan mata bingung.“Katakan apa yang kamu inginkan?”“Klinik obat di pasar, bagaimana kalau Ayah menyewanya untukku? Aku ingin membuka klinik di sana, aku juga akan menggabungkannya dengan toko obat! Di masa depan keluarga kita akan berjaya!”Jiwenhu memikirkannya begitu lama, dia memang tidak sepenuhnya mempercayai perkataan Waning karena Waning selama ini tidak pernah memikirkan masa depan selain cinta butanya terhadap putra mahkota. Jiwenhu ingin memancingnya dengan bertanya pada Waning.“Waning, apa kamu sudah tidak ingat lagi kalau kamu ingin mendapatkan hati putra mahkota? Selama ini ayah tahu kamu sangat mencintainya, sampai-sampai tidak peduli lagi dengan kami.”“Ayah, jangan membahas masalah lain, menurutku akan lebih baik kalau keluarga kita berkembang

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 5 Ramuan emas jantung

    Waning berjalan di jalan sekitar kediaman, ini pertama kalinya Dania pergi seorang diri setelah menempati tubuh Waning. “Aku tidak bisa menyerah seperti ini, Waning sungguh konyol! Bagaimana wanita dari keluarga tabib kerajaan malah berniat menjebak putra mahkota? Dasar bodoh!” Dania terus menggerutu sepanjang jalan. Dania tidak kesulitan menemukan arah jalan karena ingatan Waning ikut menyatu ke dalam memori Dania. Untuk menghibur diri Dania pergi ke pasar, dia berjalan-jalan untuk melihat-lihat. Banyak sekali orang berjualan di pasar, awalnya Dania berhenti di depan toko yang menjual aneka aksesoris rambut. Dania merasa sangat akrab dengan pemilik toko. Dania tahu semua itu bukan tentang dirinya melainkan sosok Waning yang sangat suka berdandan dan membeli banyak perhiasan.“Nona, silahkan dilihat! Ini adalah model terbaru di toko kami! Sangat bagus, batu ini sangat berkilau dan corak warna juga sangat menarik! Banyak Nona muda bangsawan yang menginginkannya! Barang bagus ini sen

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 4 Lamaran Jenderal Su

    Setelah keluar dari penginapan, Bibi Sumo pelayan kediaman yang biasa melayani Waning langsung menghampirinya dan menyelimuti tubuh Dania dengan mantel tebal.“Nona Waning ke mana saja? Sejak kemarin Tuan besar terus mengutus orang untuk mencari, untungnya saya menemukan Nona lebih dulu, jika tidak maka Nona akan dihukum!” tuturnya dengan wajah cemas.Dania mengerutkan keningnya. Wanita paruh baya ini kenapa juga ada di sini? Bibi Sumo juga melayaniku di zaman kuno? Baguslah! Setidaknya masih ada orang-orang baik yang berada di sekitarku.“Aku hanya minum terlalu banyak lalu pelayan restoran membiarkan aku menginap di penginapan!” Dania sengaja berbohong.***Semenjak kejadian di penginapan, Dania yang kini menempati tubuh Waning menjadi lebih pendiam dan tidak banyak bicara. Semua orang di kediaman Waning mengira Nona muda mereka sedang sakit. Padahal diamnya Waning karena Dania sibuk memikirkan cara untuk kembali ke zaman modern, Dania tidak mau tinggal di zaman kuno apalagi menika

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 3 Hidup kembali setelah mati

    Setelah mengurus Sutangji dan mengirimnya ke kamar pasien, tugas Dania sudah selesai. Dania sudah membuat janji dengan keluarga Guwenki terkait rencananya untuk membatalkan pertunangan. Mobil Dania Ansel meluncur keluar dari area rumah sakit. Ketika turun dari mobilnya, sampai di ruangan utama kediaman Guwenki semua anggota keluarga terlihat gelisah, Dania tidak berniat membuka aib Guwenki jika keputusannya kali ini tidak ditentang oleh anggota keluarga dari pihak Guwenki.“Nona Dania, sebenarnya apa yang terjadi? Bolehkah kami tahu alasan Nona memutuskan hubungan antar dua keluarga?” Wajah Guwenki terlihat pucat dan gelisah, jelas sekali pria itu takut kalau sampai Dania mengatakan pada keluarga Guwenki bahwa Guwenki lah yang sudah melakukan kesalahan fatal hingga Dania memutuskan untuk memutuskan ikatan pertunangan dengan keluarga Gu.Di saat semua orang sedang menunggu jawaban dari Dania, Guwenki tiba-tiba menyela. “Kakek, Nenek, Papa, Mama, jangan salahkan Dania. Semua ini ada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status