Share

Bab 83 Nyonya Su

Author: Jackie Boyz
last update Huling Na-update: 2025-08-04 07:00:14

Ketika tiba di Ibu Kota, matahari sudah terbit dan Dania tertidur di atas kuda dalam pelukan Sutangji.

Sutangji membawa Dania ke kediaman yang ditinggali oleh Dania di belakang kediaman utama, rumah besar tersebut diberikan oleh Raja Yu sebagai penghargaan atas jasa Sutangji selama bertahun-tahun lamanya. Sutangji juga diberikan hadiah beberapa tanah ladang dan toko di area pasar, Sutangji adalah pria yang makmur di usia muda dengan pencapaian luar biasa di Pemerintahan. Karena alasan itu juga banyak pejabat yang ingin mengambilnya sebagai menantu. Sebagian harta kekayaan tersebut sebenarnya sudah diatasnamakan Waning sebagai hadiah pernikahan. Meski masih dalam pengelolaannya semua hasil yang dia dapatkan akan dia berikan pada Dania.

Setelah merebahkan Dania di kamar dan menyelimutinya dia pun pergi keluar. Sutangji pergi ke ruangan yang biasa dia gunakan untuk mengurus pekerjaan. Di sana ada beberapa pembukuan kediaman yang seharusnya dia serahkan pada Dania u
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 84 Ayo lakukan sekali lagi dan kamu akan mengingatnya

    Dania menggaruk keningnya dan menghela napas panjang. “Sudah hampir gelap, kalau terus berada di sini tidak akan bisa menghitung semua ini. Bibi Li, bantu aku membawanya masuk ke dalam kediaman!” perintahnya. “Baik, Nyonya!” jawabnya, lalu menatap ke arah pelayan muda yang sejak tadi menemani Dania di luar. “Kalian bantu aku!” perintah Bibi Li. Dua gadis muda itu segera membantu Bibi Li untuk membawa setumpuk pembukuan ke dalam kediaman. Mereka meletakkannya di dalam ruangan kerja yang digunakan Dania untuk meneliti dan mencatat bahan-bahan obat. Banyak sekali buku-buku di atas rak. Bibi Li segera undur diri setelah menaruhnya di meja. “Nyonya saya mohon undur diri dulu, sebentar lagi Tuan akan datang, jadi saya harus membantu pelayan dapur untuk mengatur persiapan makan malam,” pamitnya. Dania menganggukkan kepalanya. Dua gadis muda tadi juga berdiri di luar pintu ruangan kerja Dania untuk menunggu periintah jika Dania membutuhkan

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 83 Nyonya Su

    Ketika tiba di Ibu Kota, matahari sudah terbit dan Dania tertidur di atas kuda dalam pelukan Sutangji. Sutangji membawa Dania ke kediaman yang ditinggali oleh Dania di belakang kediaman utama, rumah besar tersebut diberikan oleh Raja Yu sebagai penghargaan atas jasa Sutangji selama bertahun-tahun lamanya. Sutangji juga diberikan hadiah beberapa tanah ladang dan toko di area pasar, Sutangji adalah pria yang makmur di usia muda dengan pencapaian luar biasa di Pemerintahan. Karena alasan itu juga banyak pejabat yang ingin mengambilnya sebagai menantu. Sebagian harta kekayaan tersebut sebenarnya sudah diatasnamakan Waning sebagai hadiah pernikahan. Meski masih dalam pengelolaannya semua hasil yang dia dapatkan akan dia berikan pada Dania. Setelah merebahkan Dania di kamar dan menyelimutinya dia pun pergi keluar. Sutangji pergi ke ruangan yang biasa dia gunakan untuk mengurus pekerjaan. Di sana ada beberapa pembukuan kediaman yang seharusnya dia serahkan pada Dania u

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 82 Ruoru pelayan Chang an

    Dania dibawa paksa oleh Sutangji, begitu mereka tiba di luar goa, Sutangji berniat menaikkan Dania ke atas kuda akan tetapi Dania memiliki beberapa energi tenaga dalam dan dia bisa melawan keinginan Sutangji. Dania mendorong Sutangji menjauh darinya dengan energi dari telapak tangannya. “Waning! Di sini berbahaya, aku hanya ingin membawamu kembali!” serunya ketika tubuh Sutangji terlempar jauh dari posisi Dania. Dania tidak mengatakan apa-apa dan memutuskan untuk kembali masuk ke dalam goa dan membuat tabir penutup pintu masuk sehingga tidak ada siapa pun yang bisa masuk ke dalam. Dania melakukan itu untuk melindungi binatang kuno yang masih terluka di dalam goa. Sutangji terjatuh dalam semak, saat berusaha bangun dia melihat mustika biru tertanam di tanah. Sutangji mengernyitkan keningnya, dia sangat mengenal benda tersebut. “Kristal biru milik Dewi Bulan di masa lalu? Mereka tumbuh di sini? Artinya wilayah ini dulunya adalah wilayah Dewi Bu

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 81 pemutusan sumpah darah jiwa 2

    “Aku belum menanyakannya pada Ayah, kamu tidak melihat utusan mengirimkan dekret ke rumah?” tanyanya. Pelayan Dania yang lainnya turut serta membantu bekerja di klinik terlihat serba salah lalu menjawab. “Saya sempat melihatnya, tapi karena kondisi Nyonya waktu itu tidak ada tanda-tanda pulih jadi Tuan besar menukarnya dengan jabatan kedua Tuan Muda, mereka berdua sekarang mendapatkan posisi di Pemerintahan. Tuan besar hanya cemas kehilangan kesempatan jika sampai Nyonya meninggal dunia. Saya minta maaf, saya pikir Nyonya masih mendapatkan penghargaan lain meski jabatan sudah ditukar.” Jelasnya panjang lebar pada Dania. Dania tidak terlihat marah atau kecewa, pada hari-hari kemarin dia memang tidak tahu apakah bisa bertahan dan sembuh dari pukulan lima elemen Sutangji. “Bukan masalah besar, hanya jabatan saja, aku selama ini sudah merepotkan Ayah dan kedua kakakku, melihat mereka bisa sukses di masa depan

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 80 Pemutusan sumpah darah jiwa, monster kuno tiga kepala di perbatasan Kota Selatan

    Ketika langkah kaki Dania tiba di luar kediaman Zuyi, dia segera melepaskan tangannya dari lengan Sutangji, dan hal itu langsung membuat Sutangji melotot padanya. “Kau!” “Aku lelah bersandiwara, tunggu sampai aku menemukan solusi pemutusan sumpah darah jiwa, kita akan bercerai!” ujar Dania dengan entengnya. Sutangji mendengus lalu menggenggam tangan Dania dan menariknya pergi dari kediaman selir ke tiga dengan tergesa-gesa. “Tutup mulutmu jika tidak ingin aku marah! Lebih baik tidak usah bicara kalau ujung-ujungnya hanya ingin menjauhkanku! Tidak akan pernah ada perceraian!” “Apa kamu pikir aku mencintaimu?” tanya Dania dengan tatapan mata tidak senang. “Waning! Kau! Kamu sangat keterlaluan!” Sutangji sangat marah sekali. “Jenderal Agung Su, antara kita berdua sejak awal tidak pernah ada cinta, jangan terlalu percaya diri.” Dania sengaja

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 79 Selir Zuyi

    “Kamu belum melakukan apa pun tapi sudah berkata seperti ini? Kamu sedang khawatir padaku atau ragu dengan kemampuan yang kamu miliki?” tanya Dania dengan tatapan mata serius. Sinar mata Dania yang sekarang mengingatkan Sutangji tentang masa lalu mereka saat masih tinggal di Kota alam Dewa. Wibawa Dania di masa lalu masih terlihat di kedua bola matanya. Sutangji menelan ludahnya sendiri, entah kenapa tiba-tiba dia merasa kalah dan tidak berdaya. Sutangji tidak bisa menjawabnya, Sutangji ragu dengan dirinya sendiri juga ragu Dania mampu menghadapi masalah di masa depan.Melihat Sutangji tidak mengatakan sepatah kata pun, Dania kembali membuka kata. “Kamu tidak percaya dengan kekuatan diri sendiri lalu beransumsi seperti ini? Mengambil kesimpulan sebelum melihat situasi yang sebenarnya terjadi. Sikapmu ini membuatku berpikir kalau kamu tidak lebih dari seorang pengecut. Terlebih lagi, barusan kamu bilang hanya ingin tidur dan menikmati tubuhku? Seorang Jenderal seharusnya tid

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status