Share

Bab 13: Meminta Menemaninya di Kuburan!

Aku terbangun disebuah ruangan sempit, lembab, juga pengap. Indra penciumanku menangkap bau tanah yang begitu anyir. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Hanya tanah merah yang ditangkap oleh indra penglihatan.

"Aku di mana?" Sesak makin mencekikku.

Tubuh ini mulai dibanjiri keringat dingin, napasku tersengal, juga bau busuk menguar begitu tajam. Seperti ada bangkai di sekitarku. Perlahan, aku coba bangkit berdiri. Namun, puncak kepalaku malah terjedot sesuatu. Bersamaan dengan itu, tanah merah berguguran jatuh menimpa kepalaku.

Aku mendongak dengan telapak tangan menggapai ke atas. "Tanah?" gumamku. Mata ini sontak melebar.

Aku meraba sisi kanan juga kiri. Tanah. Aku berada di dalam tanah. Segera aku memukul-mukul tanah yang berada di atas kepalaku. Membuat tanah malah kembali berguguran menimpa wajah ini.

"Apa aku sudah mati?" Tak henti-hentinya aku menggumam ketakutan. "Aku belum ingin mati. Siapa yang akan menjaga Mamah kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status