Share

Bab 150

Author: Ayudia
Kakek Toni sebenarnya ingin menjaga Bravi tetap di sisinya.

Mengingat ekspresi sedih Bravi yang menangis begitu pilu, dia tahu kalau cucunya itu anak yang mudah dibujuk.

Namun, dia sendiri yang menolak.

Sejak itu, mereka hanya bertemu setahun sekali, Bravi menjadi lebih dingin terhadapnya dari tahun ke tahun.

Bravi tidak suka bersosialisasi dan berkencan, semuanya kemungkinan bermula dari pengalaman masa kecilnya.

Jadi, Kakek Toni tidak pernah memaksanya.

Dia kini sudah tua, dan pikirannya pun menjadi lebih terbuka.

Anak dan cucu punya takdir mereka masing-masing, dia tidak akan ikut campur terlalu dalam.

Kakek Toni bertanya, "Terus, kapan kau akan suka seseorang?"

Bravi berkata dengan tenang, "Kita bicarakan nanti saja."

"Dengan kepribadianmu yang seperti ini, pasti susah bisa suka sama orang, jadi dengarkan nasihat Kakek. Kalau kau sudah menyukai seseorang, pertahankan dia dan jangan pernah lepaskan. Kalau nggak, belum tentu kau bisa suka orang lain lagi seumur hidupmu."

Bravi tak k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 188

    Bravi menatap mata Raisa, tetapi tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia melirik ke arahnya dan menatap Kevin dari kejauhan.Tatapannya dingin menusuk tulang.Rasanya seperti berhadapan dengan mangsa yang berebut wilayah, situasi yang tegang, antara mati atau hidup.Setelah satu atau dua detik, Bravi mengalihkan pandangannya dan kembali menatap Raisa, tatapannya netral tanpa ada keanehan.Suaranya tidak dingin atau acuh tak acuh, nadanya tetap tenang seperti biasa, "Kembali ke Haidon."Raisa sempat bertanya-tanya bagaimana dia akan menghabiskan hari itu, tetapi sekarang tidak perlu lagi memikirkannya.Bravi menunggu di sofa lobi tamu sementara Raisa mengemasi barang bawaannya. Selain tatapan terakhir itu, dia tidak bertukar pandang dengan Kevin.Kevin tidak pergi, tetapi tetap duduk di restoran, wajahnya muram dan dingin.Para tamu di sekitar mereka memilih menghindar. Bobby melirik Bravi dan Kevin, bolak-balik beberapa kali. Dia merasa suasana di antara keduanya tak tertahankan. Dia

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 187

    Jika Kevin menyadari bahwa kehadirannya masih berefek pada Raisa, Kevin mungkin akan sengaja berkeliaran di dekatnya, sengaja membuatnya jijik.Kevin sudah menjadi lembaran usang dalam hidup Raisa, ada atau tidaknya dia, sudah tidak memiliki dampak apa pun.Ketidakpedulian yang sesungguhnya adalah perasaan yang sudah sepenuhnya mati rasa."Kau yakin mau seharian bareng begini?" tanyanya dingin."Ulang tahun berarti seharian penuh."Raisa mencibir, "Apa yang mau kau kenang sih?"Kevin balas mencibir, suaranya penuh sarkasme, "Untuk mengenang bagaimana kau mencintaiku dulu.""Jadi, kau memikirkan semua kebaikanku?" Raisa mengerucutkan bibirnya. "Kevin, kalau begitu, aku akan mengenang bagaimana kau memperlakukanku dengan begitu kejam dulu, sampai aku muak saat teringat padamu."Kevin tidak pernah mencintai Raisa, jadi bahkan jika Raisa memutuskan untuk menceraikannya, itu tidak akan berpengaruh apa pun baginya.Namun, Kevin tak ingin mendengar kata-kata dingin dan hinaan darinya. Dia be

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 186

    Raisa menatap Bobby dengan seksama.Dia tampak menggoda, tetapi sebenarnya, dia sedang melindungi Bravi.Karena ada Kevin.Di mata Bobby, dia adalah sekretaris Bravi, dan Bravi sangat protektif terhadapnya, sehingga dia merasa mereka memiliki hubungan istimewa. Tentu saja, dia tidak tahan dengan Kevin. Bobby tahu latar belakang Kevin, jadi dia harus membantu sahabatnya itu.Raisa tidak membenci perilaku itu, tetapi dia jelas juga tidak menyukainya.Dia hendak mengabaikan topik itu ketika suara dingin Kevin bergema di telinganya, "Raisa, apa yang sebenarnya terjadi semalam?"Raisa menjawab, "Itu bukan urusanmu."Bobby berkata, "Karena Raisa nggak ingin membicarakannya, aku akan diam saja. Kevin, jangan memaksa Raisa, atau bosnya akan marah."Kevin menatap Bobby dengan dingin. "Nggak usah ikut campur.""Raisa ini tamuku, jadi ini bukan ikut campur," kata Bobby sambil tersenyum santai. Mendengar ucapannya, Raisa tahu Kevin akan membahas masalah pernikahan. Karena Kevin memang akan membah

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 185

    Namun sejak insiden di bandara, kondisi mental Raisa telah berubah total. Gelombang kekuatan muncul dalam dirinya. Bahkan ketika menghadapi Kevin sendirian, dia tidak lagi merasa takut atau terintimidasi.Karena kekuatan batin mampu mengubah perspektif seseorang.Tuntutan Kevin yang tidak masuk akal tidak lagi membuatnya takut, sebaliknya, tuntutan itu hanya membuat Kevin tampak seperti macan kertas, ancaman belaka dengan dalih kosong.Meskipun Raisa tidak dapat menandingi Kevin dalam hal memobilisasi sumber daya sosial, tetapi dengan pola pikir yang kuat, Raisa dapat mengendalikan banyak masalah yang selama ini tampak tak terpecahkan.Jadi, menghadapi ancaman itu, Raisa hanya mencibir dengan nada meremehkan. "Kevin, apa kau beneran berpikir kalau kau yang memegang kendali untuk bercerai atau nggak?"Kevin berkata, "Apa maksudmu?""Maksudku, ancamanmu itu nggak berpengaruh buatku. Aku sama sekali nggak takut."Raisa berkata dengan dingin, "Lagian kau terbang pagi-pagi buta ke sini cuma

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 184

    Jika sebulan yang lalu, Raisa pasti akan sakit hati setelah mendengar kata-kata Kevin yang tak berperasaan dan dingin seperti itu.Namun sekarang, dia hanya semakin menyadari kalau Kevin benar-benar bajingan. Dia teringat tiga tahun penyiksaan mental yang telah dialaminya, ketidakpeduliannya, dan mengabaikan perasaan, pikiran dan keberadaannya.Raisa hanya bisa melakukan itu karena mengandalkan cinta masa lalunya. Sekarang setelah tak lagi mencintainya, kata-katanya tak lagi berdampak.Tatapan Raisa bahkan lebih tak berperasaan dan dingin daripada tatapan Kevin. "Kau dari tadi terus bilang nggak mencintaiku, yang aku mau juga cuma perceraian dan perpisahan darimu. Tapi, kau masih mau merayakan hari ini denganku? Kevin, apa kau sakit jiwa?"Kevin sangat terkesan dengan tatapan dingin Raisa.Perubahan dingin itu justru melengkapi temperamennya. Cinta Raisa di masa lalu selalu membuatnya lupa bahwa Raisa pada dasarnya dingin dan tanpa emosi. Raisa bisa jatuh cinta padanya adalah hal yang

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 183

    Kevin tidak bodoh. Dia mengerti setiap kata yang diucapkan Raisa. Sebelumnya dia tidak peduli, jadi dia tidak bisa mengingat apa pun yang dikatakan Raisa atau apa yang dipikirkannya.Mungkin dia mendengarnya, tetapi karena dia tidak peduli, dia tidak memasukkannya ke dalam hati. Dia hanya mengabaikannya.Tentu saja, Kevin bisa terus mengabaikannya sekarang, tetapi Kevin tidak bisa.Karena Raisa telah membuatnya benar-benar marah.Emosi ini begitu nyata, mustahil bagi Kevin untuk tidak merasakannya.Ketika Kevin berada di puncak amarahnya, dia justru bertindak tenang, tanpa menunjukkan emosi apa pun. Di bawah tatapan dingin Raisa, dia berjalan ke arah meja makan, menarik kursi, dan duduk.Raisa merasa Kevin sudah gila. "Keluar."Kevin meletakkan tangannya di atas meja, sorot matanya dingin dan muram.Meskipun Raisa telah menjelaskannya, dia masih merasa bahwa perubahannya pasti ada hubungannya dengan Bravi. "Aku tahu apa yang terjadi tadi malam.""Terus kenapa?"Kevin mencibir. "Jadi k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status