Share

Bab 242

Author: Ayudia
Apa lagi yang bisa Mirna katakan?

Dia berdiri, memegang tasnya, dan berkata, "Maaf, Aku pasti sudah merusak selera makanmu. Kau lanjutkan saja. Aku sudah bayar tagihannya."

Mirna pun berbalik dan pergi.

Raisa menatap punggungnya yang menjauh, lalu mengalihkan pandangannya.

Wajahnya tetap dingin saat memandang hidangan yang masih mengepul harum di depannya, namun dalam hati dia bersyukur Rian tidak menyusulnya.

Jika Rian tahu, dia pasti akan marah besar.

Dia bahkan akan memarahi Raisa karena datang menemui tantenya, sambil mengejek, "Datang ke sini cuma buat dimarahi? Bodoh!"

Kehidupan dan pekerjaan Raisa sehari-hari sangat membutuhkan tenaga fisik yang besar, jadi dia tidak pernah membatasi makanannya.

Karena belum kenyang, dia pun lanjut makan.

Selain Rian yang datang lebih awal untuk menguping, ternyata ada juga Yumi.

Yumi yang tahu Raisa tidak mengenalinya, terang-terangan duduk di meja terdekat. Yumi memesan makanan untuk dirinya sendiri, makan sambil mendengarkan dengan seksama.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 499

    Raisa berusaha mengalihkan topik pembicaraan, matanya tertuju pada jadwal yang tertulis di komputer. Jadwal tersebut mencantumkan konferensi teknologi internasional bersama Suri, lalu singgah di Monako untuk bertemu para tokoh ternama. Setelah kembali, Raisa akan mengunjungi Derlin di lokasi syuting sebelum dia bergabung dengan tim produksi. Oh, dan perjalanan terakhir kembali ke Tech Tower untuk berpamitan secara resmi sebelum meninggalkan perusahaan."Aku nggak pulang beberapa hari ini ya," katanya, "Aku ada perjalanan dinas. Tante Stevi juga sudah pergi. Bravi, kau bisa tinggal di rumahku atau kembali ke rumahmu."Baru saat itu Bravi menjawab, "Oke."Panggilan pun ditutup, dan Raisa menghela napas lega. Raisa juga tidak tahu dari mana tekanan itu muncul, dia cuma khawatir ada kata-katanya yang mungkin membuat Bravi merasa tidak nyaman. Gimanapun, Raisa benar-benar tidak bisa membalas perasaannya saat ini.Satu hal yang membuatnya lega adalah Bravi belum tahu bahwa dia sudah tahu se

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 498

    Bravi bertanya tentang Rian, tetapi Raisa sudah mengesampingkan hal itu dari pikirannya.Raisa hanya bisa mendengar suara Bravi yang rendah dan merdu, dan untuk sesaat dia terdiam. Bravi menyukainya! Kata-kata itu berputar-putar tanpa henti di benaknya, membuatnya merasa sesak napas.Raisa tanpa sadar menggenggam ponselnya erat. Sejak kecil terbenam dalam seni, dia memiliki selera estetika yang bagus dan menyadari kecantikannya sendiri. Dari kecil hingga dewasa, Raisa memang cukup disenangi lawan jenis. Namun karena banyak hal yang menarik perhatiannya, dia belum pernah menemukan seseorang yang benar-benar membuat hatinya berdebar, jadi tidak tertarik berpacaran. Para pemujanya ditolak dengan halus, kebanyakan mundur, sementara yang gigih menghadapi penolakan yang tegas dan langsung.Semua itu berubah ketika Kevin menyelamatkannya dari laut. Saat membuka mata dan melihatnya, Raisa merasakan apa itu jatuh cinta.Perasaan itu sangat kuat pada saat itu, namun selama tiga tahun pernikaha

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 497

    Raisa mengakui dengan tulus, "Oke, aku akui soal itu. Mulai sekarang, kalau ada hal penting yang terjadi, aku akan memberitahumu duluan, supaya kau nggak khawatir." Rian merasa lega mendengar kata-kata itu, ketidaknyamanan kecil di hatinya menghilang.Meskipun hanya sebentar!Namun, dia tetap tersenyum tipis.Ketika tidak tersenyum, dia tampak tenang dan dingin seperti pria dewasa, namun saat tersenyum, kesan muda langsung mendominasi, membuatnya cukup tampan."Kenapa belum dilepas?"Rian tidak melepaskan genggamannya. Sebersit rasa bangga melintas di sorot matanya saat senyumnya memudar, suaranya menjadi serius, "Aku mungkin nggak punya pengalaman sebanyak kau, tapi aku sudah setinggi ini sekarang."Dia bahkan memperagakan dengan tangannya. "Lihat? Aku hampir setengah kepala lebih tinggi darimu. Kau nggak bisa melepaskan diri dari genggamanku. Jadi, kalau soal berkelahi, kau nggak bisa mengalahkanku. Kau harus akui itu. Aku harus punya sesuatu yang lebih baik darimu, kalau nggak, kes

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 496

    Kata-kata ini adalah penjelasan Raisa, berdasarkan fakta bahwa dia dan Bravi sudah menjalin hubungan. Namun, Raisa secara tidak terduga merasa bahwa kata-kata itu juga mencerminkan hubungannya saat ini dengan Bravi. Bravi menyukai Raisa, bukankah dia adalah seseorang yang ingin berjalan bersama Raisa?Hal yang perlu dipertimbangkan Raisa adalah apakah dia akan menerima Bravi atau tidak.Percakapan antara Raisa dan Rian sangat tulus, Rian juga banyak bercerita. Tentu, agar Rian mau membuka hati sepenuhnya, Raisa perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam, kalau tidak, dengan sifat keras kepalanya, Rian tidak akan pernah mau mengatakannya.Setelah menyelesaikan penjelasannya, Raisa berdiri dan berjalan mendekati Rian.Kata-kata kakaknya membuatnya terdiam. Dia merasa agak bodoh sekarang, karena dari ucapan Raisa dia mendapatkan beberapa pelajaran hidup yang belum pernah dia miliki sebelumnya.Tiba-tiba, Rian bertanya-tanya apakah dia telah sedikit kasar dengan Agam...Sering

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 495

    Rian menjawab, "Pertama, keluarga kita nggak sekaya keluarga mereka. Kedua, waktu kau jadi sekretarisnya dulu, yang kulihat cuma kau yang terus-menerus berusaha menyenangkan dia!"Rian adalah tipe pemberontak, dia tidak akan pernah mau menjilat atau menyenangkan siapa pun. Bahkan pada tantenya sekalipun, kalau dia tidak menyukainya, Rian tidak akan menganggapnya penting, tidak bisa dikendalikan olehnya. Itulah yang paling tidak bisa dia terima.Kakaknya merendahkan diri di hadapan seorang pria yang tidak ada hubungan darah dengannya, menempatkan dirinya di posisi yang rendah…Pikiran itu saja sudah membuat tekanan darahnya naik.Rian menggertakkan giginya. "Kenapa harus gitu? Kak, kau jelas nggak perlu mengemis belas kasihan dari semua orang di dunia. Kenapa kau harus menyenangkan orang lain? Bravi itu cuma laki-laki biasa. Semua laki-laki itu sama saja, nggak ada yang baik, semuanya kotor dan menjijikkan. Apa yang istimewa dari dia? Kau bisa hidup bebas dan bahagia, biar laki-laki yan

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 494

    Rian benar-benar tidak mengerti apa yang menarik dari pacaran. Dia sama sekali tidak tertarik pada hal itu. Wanita hanya akan mengganggu masa bulan madu dengan permainannya, sama sekali tidak ada pikiran tersebut.Raisa justru berkali-kali terjatuh ke pelukan pria, dan tipe yang sama pula.Rian akhirnya mengerti, kakaknya memang suka tipe seperti Kevin dan Bravi. Tipe pria tampan yang berusaha keras untuk menyenangkan dirinya, mungkin malah terasa membosankan.Rian sangat kesal, mengangkat gelas kopi lalu meminumnya dengan kasar, tatapannya masih galak memandang Raisa seolah memaksanya putus agar dia lega. Raisa juga meneguk kopinya, duduknya tak lagi kaku tetapi bersandar nyaman di sofa. "Kalau putus, kayaknya nggak mungkin." Walaupun belum memikirkan bagaimana cara menjalani hubungan dengan Bravi ke depannya, ini adalah satu-satunya jawaban yang bisa Raisa berikan pada Rian.Rian jelas tidak menerima dan berkata, "Jadi kau masih mau melanjutkan hubungan ini, ya?"Karena sekarang su

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status