Share

Bab 7

Author: Okalyna
Tubuh Keisha langsung bergetar hebat ketika melihat kamera tersembunyi di kursi penumpang depan menyala, lampu merahnya berkedip dua kali.

Detak jantungnya berpacu kencang. Dia buru-buru meraih gagang pintu, tapi baru sadar, entah sejak kapan pintu mobil sudah terkunci rapat dari luar.

"Rekaman bisa jalan, tapi suaranya nggak masuk, Kak Tono. Masih ada waktu buat aku atur lagi nggak?"

"Sudahlah, nggak sempat. Bisa rekam gambar saja sudah cukup."

Keisha mematung ketakutan. Presley menjebaknya di sini ... sebenarnya apa lagi yang ingin dia lakukan padanya?!

Tiba-tiba dari arah trotoar, seorang pria muda yang tinggi dan tegap melewati jalan itu dan masuk ke mobil yang berhenti tepat di depan mobil Keisha.

Tak lama kemudian, speaker Bluetooth mobil kembali menyala, "Eh eh, Harlan datang! Kali ini biar Keisha menabrakkan mobil ke mobilnya, sekalian bantu Presley kasih pelajaran buat pesaingnya. Lumayan, satu lagi pengorbanan buat koleksi. Kak Presley memang cerdas, hahaha!"

"Aku di sini sudah mulai rekaman, bisa dimulai sekarang!"

Setetes keringat dingin mengalir dari pelipis Keisha. Mereka mau merekam apa? Tabrakan? Mana mungkin dia bisa melakukannya?

Namun seketika, mobilnya malah bergerak sendiri. Mesin menyala tanpa kendali dan kecepatan melonjak tajam. Mobil melaju lurus menabrak mobil di depannya.

"Brak!"

Suara benturan keras mengguncang seluruh tubuh Keisha. Airbag meletup dan menghantam Keisha hingga dia kehilangan kesadaran.

Ketika membuka mata lagi, yang pertama dia lihat hanyalah ruangan yang putih dan terang. Dia berusaha bangkit, lalu menyadari dirinya sudah berada di rumah sakit.

Ingatannya yang kacau perlahan kembali. Saat mengingat detik-detik sebelum pingsan, jantung Keisha kembali berdebar keras dan perasaan takut menyapu seluruh tubuhnya.

Di saat itulah, pintu diketuk. Seorang pria dengan pakaian pasien rumah sakit melangkah masuk.

Keisha segera mengenalinya, itu adalah pria yang tadi duduk di mobil yang ditabraknya.

Harlan.

Wajahnya memang sedikit pucat dan lengannya masih terbalut perban, tetapi sorot mata yang tegas dan ketampanan di raut wajahnya sama sekali tidak bisa ditutupi.

Tatapan Harlan tertuju pada Keisha, lalu dia berkata dengan suara jernih, "Aku dengar dari pacarmu, mobilmu rusak makanya menabrak mobilku. Jadi itu bukan kesengajaan. Karena itu, aku nggak akan menuntutmu. Jangan khawatir."

Keisha sempat tidak langsung mengerti maksud ucapannya, "Jadi maksudmu ...."

"Aku ingin bilang, kalau memang masalahnya ada pada mobil, berarti kita sama-sama korban. Jadi kamu nggak perlu merasa terbebani. Selain itu, aku juga ingin memastikan keadaanmu."

Sambil berkata demikian, Harlan benar-benar meneliti kondisi Keisha sejenak. Akhirnya dia menyimpulkan, "Kalau masih bisa duduk, berarti lukanya nggak terlalu parah. Rawat dirimu baik-baik. Kita pasti akan bertemu lagi."

Setelah berkata demikian, Harlan berbalik dan meninggalkan ruangan. Sebaliknya, Keisha masih lama terdiam, bahkan setelah sosok Harlan lenyap dari pandangan.

Tak lama kemudian, telepon di samping ranjang berbunyi. Keisha melirik sekilas, ternyata nomor ibunya.

"Halo, Bu." Begitu membuka mulut, suaranya terdengar serak dan kering.

"Keisha, kenapa suaramu serak sekali? Kamu sakit, ya?"

Mendengar pertanyaan itu, hidung Keisha terasa perih menahan tangis. "Bu, aku nggak apa-apa. Aku akan segera pulang. Jangan khawatir."

Dari seberang, ibunya menghela napas panjang, "Keisha, kamu boleh pulang kapan pun kamu mau. Tapi yang paling penting adalah menjaga kesehatanmu."

"Oh iya, Keisha, soal calon pasangan perjodohan yang Ibu sebutkan terakhir kali itu ... belakangan ini dia juga ada di Kota Nordam. Dia bilang ke Ibu, kalau kamu butuh apa pun, kamu bisa langsung menghubunginya. Ibu kasih kontaknya, ya. Orangnya baik, namanya Harlan."

"Baik, Bu."

Ibu Keisha mendengar jelas nada lelah dalam suara putrinya. Setelah berulang kali berpesan agar Keisha beristirahat dengan baik, dia pun menutup telepon.

Namun bagi Keisha, yang dia rasakan bukan sekadar lelah, melainkan kehampaan yang begitu menusuk.

Presley pasti benar-benar mencintai Lara, ya? Kalau tidak, mana mungkin dalam waktu sesingkat itu dia bisa merancang sebuah "kecelakaan", memalsukan seolah-olah Keisha sengaja menabrak mobil pesaingnya, lalu menjadikannya sebagai rekaman ke-98?

Di mata Presley, keselamatan Keisha jelas bukan sesuatu yang patut dipertimbangkan.

Keisha hanya bisa menunduk dan tersenyum getir, lalu menggelengkan kepala dengan perasaan pahit.

Tepat saat itu, pintu kamar rawatnya kembali diketuk. Orang yang masuk, tak lain adalah Presley.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 23

    Tatapan Presley terpaku pada Keisha. Bibirnya bergetar, suaranya sangat serak. "Keisha, aku baru saja melihatmu memakai gaun pengantin. Kamu benar-benar cantik. Tapi, kok bisa kamu memakai gaun itu untuk menikah dengan orang lain?"Harlan langsung menanggapi dengan nada tidak senang. "Kawan, apa maksudmu dengan ucapan itu?"Keisha menarik ujung lengan Harlan, memberi isyarat agar dia tidak memperpanjang masalah ini. Karena kondisi Presley sekarang terlihat sangat buruk, dia tidak ingin Presley terpancing hanya karena beberapa kalimat, lalu terjadi sesuatu yang lebih gawat dan akhirnya menyeret mereka berdua ke dalam masalah."Presley, sampai di titik ini, aku pikir kamu juga sudah tahu aku akan menikah. Lalu, apa yang masih kamu cari dariku?"Presley membuka mulutnya, akhirnya mengungkapkan semua isi hati yang dia simpan, "Keisha, setelah kamu pergi, aku membaca diarimu. Aku tahu betapa murni dan tulusnya perasaanmu padaku.""Mungkin kamu nggak percaya, tapi saat pertama kali mendekati

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 22

    Presley tidak tahu sudah berapa lama dirinya pingsan. Saat dia sadar kembali, kaki kirinya sudah sama sekali tak ada rasa.Sahabat-sahabatnya mengelilingi ranjangnya, mata mereka merah penuh kelelahan."Kak Presley, akhirnya kamu bangun juga. Kamu sudah koma tujuh hari tujuh malam. Kami sempat berpikir kalau kamu masih belum sadar, terpaksa harus memberi tahu orang tuamu.""Hais ... bukannya kami mau menyalahkanmu, tapi kamu benar-benar gila. Balapan sampai taruhan nyawa, lihat sekarang tubuhmu penuh luka.""Begini, dokter bilang kaki kirimu sudah lumpuh, nggak bisa dipulihkan lagi. Setelah ini, kamu hanya bisa hidup dengan tongkat. Kami sebenarnya mau menunggu sampai kamu sadar, lalu langsung pindahkan kamu ke dokter di Kota Nordam, mungkin saja ada cara lain ...."Semua orang tahu kondisi medis di Kota Souta jauh lebih maju daripada di Kota Nordam. Presley dirawat di rumah sakit terbaik di Kota Souta. Jika dokter di sini sudah angkat tangan, pergi ke Kota Nordam pun hasilnya tidak ak

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 21

    Mobil dengan cepat membawa mereka ke vila Keluarga Palevi. Sebenarnya, alasan ayah dan ibu Harlan mengundang Keisha makan malam di rumah hari ini adalah karena mereka juga sudah melihat 99 video itu.Mereka khawatir Keisha akan terpengaruh oleh komentar di internet dan kembali terjebak dalam kesedihan masa lalunya, jadi mereka berencana menenangkannya sedikit.Namun, melihat Keisha sepanjang waktu tersenyum dan terus berinteraksi dengan putra mereka, hati pasangan itu akhirnya lega.Seusai makan malam, Harlan membawa Keisha ke kamarnya. Sejak dia dewasa dan pindah keluar rumah, kamar itu sudah lama tidak ditempati. Namun, tata letaknya masih sama seperti saat dia berusia 18 tahun.Keisha melihat sekeliling dengan rasa penasaran, hingga pandangannya jatuh pada sebuah foto. Di dalam foto, Harlan mengenakan seragam balap profesional, bersandar santai di depan mobil balap merah. Sosoknya penuh semangat masa muda.Keisha bertanya dengan penasaran, "Kamu bisa balapan? Keren sekali. Aku ingin

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 20

    Kalimat itu seperti palu berat yang menghantam Presley, membuatnya membeku di tempat. Dia menatap tangan Keisha yang digenggam erat Harlan dengan tak percaya."Jadi, Harlan nggak bohong tadi? Keisha, kamu ... sudah tunangan dengan Harlan? Ini nggak mungkin, 'kan? Aku tahu kamu marah karena aku pernah menipumu, tapi jangan pakai kebohongan seperti ini untuk menghukumku. Aku ... aku benar-benar nggak akan sanggup."Keisha menatap Presley dengan tatapan penuh penghinaan. "Presley, kamu kira masih pantas membuatku menggunakan kebohongan untuk menghukummu? Aku dan Harlan sudah bertemu dengan orang tua masing-masing sebagai tunangan resmi dan akan segera menggelar pernikahan formal."Mendengar itu, Presley tak mampu menahan diri lagi, langsung menyela, "Jangan bicara lagi! Aku nggak percaya. Kamu dulu begitu mencintaiku, gimana mungkin dalam waktu singkat kamu sudah punya orang lain?""Aku nggak mengizinkan ini terjadi! Dulu kamu pergi begitu saja tanpa bicara, apa pernah kamu menanyakan pen

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 19

    Setelah Presley dan rombongannya sampai di Kota Souta, mereka segera menemukan alamat vila Keluarga Narendra.Namun, penjaga di gerbang vila langsung memasang ekspresi sinis setelah Presley memperkenalkan diri. Mereka menghalau rombongan dengan tongkat listrik."Ternyata kamu Pak Presley, bajingan dari Kota Nordam itu! Beberapa hari lalu kami sudah melihat videonya. Kamu berani mempermainkan nona kami, mengira kami ini lemah?""Setelah Tuan dan Nyonya melihat video itu, mereka sampai nggak bisa tidur beberapa malam. Sekarang kalian berani datang ke sini, sepertinya sudah siap menerima konsekuensinya ya!"Presley dan teman-temannya dimaki habis-habisan, bahkan beberapa pukulan mendarat di tubuh mereka saat dorong-mendorong. Meskipun begitu, mereka tetap bersikeras ingin melihat Keisha.Biasanya Presley selalu sombong dan tinggi hati, tetapi kali ini dia bahkan membungkuk memohon kepada para penjaga. "Aku mohon, bisakah kalian menyampaikan pesan kalau aku benar-benar menyesal? Aku hanya

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 18

    Di sisi lain, Kota Nordam.Presley belum sampai di bandara. Tiba-tiba, dia menerima telepon darurat dari orang tuanya yang memintanya segera kembali ke rumah lama.Dia sama sekali tak menyangka Lara menyimpan rekaman gagal penculikan yang dibuatnya di kapal pesiar sebelumnya. Rekaman itu disunting dan digabungkan menjadi satu video.Kemudian, Lara juga mengeluarkan 98 video Keisha sebelumnya, digabung menjadi 99 video, dan menyerahkannya kepada orang tua Presley.Untuk mendapatkan kepercayaan, Lara berdusta bahwa dia sebelumnya tidak mengetahui rahasia aturan Keluarga Hanoman. Dia baru mengetahuinya setelah melakukan pengorbanan ke-99, lalu mengetahui Presley diam-diam merekam video-video itu.Aksi Lara yang tampak tulus itu berhasil menyentuh hati orang tua Presley. Setelah menonton 99 video yang dia serahkan, mereka sangat terkesan dengan pengorbanannya dan langsung mengakui Lara sebagai calon menantu Keluarga Hanoman.Presley yang kembali ke rumah lama dan mengetahui semuanya, terke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status