Share

Bab 368

Author: Patricia
"Di luar negeri?"

"Ya, kedua buku itu punya penjualan elektronik dan buku fisik yang sangat baik."

Irene lagi-lagi terkejut. "Aku nggak tahu kalau kedua buku itu juga diterbitkan di luar negeri."

"Aku sudah memperkirakan, pendapatan yang diperoleh dari The Killer dan Village School setidaknya ...." Nadine menjulurkan satu jarinya.

Jeremy bertanya, "Satu miliar?"

"Ayah, lebih dari itu."

"Sepuluh miliar?"

Nadine menggeleng. "Seratus miliar. " Bahkan, itu adalah perkiraan konservatif.

Jeremy tentu terkesiap.

"Ibu." Nadine duduk di samping Irene, perlahan-lahan menggenggam tangannya. "Kamu pasti sangat bingung sekarang, tapi yang sudah berlalu biarlah berlalu. Dengan berakhirnya kontrak ini, hubungan sepuluh tahun yang terikat dengan Lauren juga selesai."

"Yang paling penting sekarang adalah gimana cara mengembalikan waktu yang hilang. Aku tahu, dibandingkan dengan kerugian materi, yang paling kamu sesali adalah karyamu yang terkubur. Seorang penulis hanya punya beberapa dekade untuk menul
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 369

    Selama ini, Irene bermimpi agar karya misterinya bisa diterbitkan kembali. Dia sudah berkali-kali berdiskusi dengan Lauren, tetapi selalu ada alasan untuk menundanya.Sekarang, seseorang tiba-tiba memberitahunya bahwa karyanya bisa diterbitkan. Yang lebih mengejutkan lagi ....Hugo berkata, "Kalau kamu setuju, kami akan segera mengajukan ISBN sekaligus menghubungi percetakan dan media untuk mempersiapkan semuanya. Setelah itu, akan ada proses penyusunan, pencetakan, promosi, dan peluncuran. Proses ini diperkirakan akan selesai dalam dua bulan.""Untuk biaya hak cipta dan pembagian pendapatan, kami sudah membuat rencana. Tapi, setelah mendengarnya, kamu boleh mengajukan pendapat dan kita bisa berdiskusi lebih lanjut."Hugo jelas sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Biaya royalti dan pembagian yang ditawarkan sangatlah wajar. Selain itu, dia bahkan sudah membawa kontraknya.Irene yang awalnya terkejut dan bingung pun mulai mendengarkan dengan serius, sampai akhirnya benar-bena

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 370

    Nadine dan Jeremy duduk di luar kedai kopi, terpisah oleh jendela kaca besar. Meskipun tidak bisa mendengar percakapan di sana, mereka bisa melihat ekspresi Irene berubah dari bingung menjadi serius, lalu menjadi menyesal lagi. Tampaknya percakapan mereka tidak berjalan dengan lancar.Hugo sudah berdiri dan bersiap untuk pergi, tetapi tiba-tiba Irene mengangkat kepala dan berkata sesuatu. Kemudian, wajah Hugo langsung terlihat cerah.Setelah itu, Hugo duduk kembali dan mereka melanjutkan percakapan. Kali ini, Irene bicara lebih banyak. Ekspresinya yang awalnya agak kaku kini menjadi bersemangat.Saat percakapan berakhir, Hugo berdiri dan mengulurkan tangannya lagi. "Bu Irene, semoga kerja sama kita menyenangkan."Kali ini, Irene tidak ragu lagi. Dia berdiri dan membalas jabatan tangan itu. "Terima kasih. Sebenarnya kalau kamu memberi draf yang sudah diperiksa sejak awal, percakapan kita pasti akan lebih lancar."Namun, Hugo berkata, "Kata-kata adalah hal yang sangat suci. Mereka bisa b

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 371

    Malam itu, saldo rekening bank Nadine tiba-tiba bertambah empat miliar. Dia menerima notifikasi perubahan saldo dan tertegun. Setelah itu, dia langsung membuka selimut, bangkit, dan berlari ke kamar sebelah ...."Bu, kenapa Ibu transfer uang ke aku?"Irene dan Jeremy saling berpandangan, seolah sudah menduga bahwa reaksinya akan seperti ini. "Aku dan ayahmu sudah diskusi. Kamu mengeluarkan banyak uang untuk beli vila. Dulu kami nggak mampu membantu, tapi sekarang kami bisa. Meskipun nggak banyak, setidaknya ini bisa sedikit meringankan bebanmu.""Aku nggak kekurangan uang!""Aku tahu," Irene menjawab lembut sambil tersenyum, "Aku juga bukan ngasih karena kamu kekurangan uang. Vila itu kami tinggali sama ayahmu. Sekarang kami punya kelebihan uang, wajar saja kalau kami bantu bayar.""Tapi kita ini keluarga, nggak perlu dibedain sejelas itu.""Aku setuju. Jadi, apakah kamu mau membedakan semuanya dengan kami sejelas itu?" balas Irene.Nadine terdiam karena dibalas dengan ucapannya sendir

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 372

    Hari itu, Nadine bangun pagi-pagi sekali. Dia pergi ke kantor administrasi untuk melapor, lalu ke fakultas untuk menyelesaikan proses pendaftaran.Upacara pembukaan dijadwalkan pada hari berikutnya.Berhubung Nadine tidak tinggal di asrama, dia tidak perlu repot-repot memindahkan barang ke kamar asrama, sehingga siang harinya dia tidak memiliki banyak kegiatan. Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke Fakultas Informatika untuk menemui Mario."Nadine? Kenapa kamu ke sini?!" Mario terlihat bersemangat."Aku datang untuk melihatmu. Takutnya ada seseorang yang mengeluh aku nggak pernah menjenguknya, lalu marah-marah dan sengaja memberikan soal sulit untukku, padahal sebenarnya itu untuk ujian akhir semester.""Uhuk, uhuk!" Mario berdeham pelan, mencoba menyembunyikan rasa malunya. "Aku, itu ... cuma mempraktikkan semangat efisiensi, memanfaatkan setiap soal dengan maksimal!"Mereka mengobrol sejenak. Di tengah percakapan, Nadine menerima telepon dari Freya yang memintanya datang ke kantor.

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 373

    Mikha kebingungan. Nadine mengambil sepotong biskuit. "Terima kasih.""Gimana? Enak nggak?" Mikha menatap Nadine dengan penuh harap, seperti seorang anak kecil yang menunggu pujian.Nadine tersenyum. "Enak, nggak terlalu manis.""Sudah kubilang! Aku sudah coba banyak merk, dan merk biskuit cokelat ini yang paling enak!"Setelah berpikir sejenak, Mikha kemudian menoleh ke arah Darius."Kamu mau coba satu?"Darius menjawab, "Nggak, terima kasih. Kalorinya terlalu tinggi, gampang bikin gemuk." Dia bersumpah, dia tidak bermaksud menghina siapa pun. Dia hanya sedang menjaga pola makan karena sedang rutin berolahraga.Namun ....Dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan 73 kg, Mikha langsung merasa tersinggung. Apa maksud teman baru ini? Apa mereka masih bisa berteman dengan baik?!Nadine segera mencairkan suasana. "Mikha, aku boleh minta satu lagi nggak?"Mikha langsung mendekat dan duduk di samping Nadine. "Kak Nadine, kamu memang baik sekali padaku."Darius kebingungan.Tak lama kemudian,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 374

    Mikha berkata dengan suara pelan, "Yang namanya Nella ini ... nggak sederhana.""Kenapa begitu?" tanya Nadine penasaran."Setelah pengumuman penerimaan mahasiswa pascasarjana keluar, aku langsung bergabung di grup mahasiswa baru. Di sana, nama yang paling banyak dibicarakan adalah dia, Nella ...."Dia adalah lulusan unggulan kampus ini. Meskipun IPK-nya tidak mencapai standar untuk diterima langsung di program pascasarjana, dia diterima secara khusus oleh fakultas karena selama kuliah sarjana, dia berhasil menerbitkan enam makalah di jurnal SCI.Dijuluki sebagai "gadis genius" dan "bintang baru akademik"."Jadi, dia yang sangat terkenal itu," komentar Mikha sambil mengamati dari jauh.Di antara kelompok lima mahasiswa baru itu, seorang pria, Kaeso, membuka percakapan sambil tersenyum lebar. "Oh, jadi Anda adalah Profesor Freya yang terkenal itu! Sungguh suatu kehormatan bertemu dengan Anda."Meskipun kata-katanya terdengar sopan, nada bicaranya menunjukkan kesan sebaliknya.Mikha menge

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 375

    Ucapan itu tidak hanya menghina Kaeso, tetapi juga menyeret Diana dan murid-murid lainnya."Jadi kamu ini yang disebut mahasiswa pascasarjana tua, ya?" Diana akhirnya melirik Nadine dengan ekspresi menghina dan menyunggingkan senyum sinis. "Mulutmu memang tajam, tapi apakah kemampuanmu juga sebanding?"Kaeso menimpali, "Benar! Mahasiswa normal mana yang hampir umur 30 baru bisa masuk pascasarjana? Kalau bukan otaknya bermasalah, berarti memang nggak berbakat. Sekarang standar untuk dunia akademik sudah serendah ini?"Mendengar ucapannya, ekspresi Nadine tidak berubah. "Apakah otakku bermasalah atau nggak, itu bukan urusanmu. Tapi kamu jelas ... sakit."Darius yang diam sedari tadi, tiba-tiba ikut bicara, "Dan sakitnya seperti rabies ... menggigit siapa saja."Setelah itu, dia menatap langsung ke arah Diana yang memimpin kelompok tersebut. "Kalau aku jadi pemiliknya, anjing seperti ini yang nggak bisa diatur, sebaiknya cepat dibunuh. Jangan sampai suatu hari menggigit tuannya sendiri."

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 376

    Setelah upacara pembukaan selesai, kehidupan Nadine sebagai mahasiswa pascasarjana pun resmi dimulai. Jadwal kuliah sangat padat. Dari pukul sembilan pagi hingga tengah hari, hampir tidak ada jeda.Pada hari pertama, Mikha nyaris terlambat masuk kelas. Dia datang dengan santai, mengenakan sandal berlubang dan celana pendek. Nadine tertegun sejenak sebelum mengingatkannya, "Mikha, kamu lupa ganti sepatu, ya?""Ah?" Mikha melirik ke bawah dan melihat sandal berlubangnya. "Nggak, memang ini. Kenapa?""Kamu ... pakai sandal ke kelas?""Iya, memangnya kenapa? Di tempatku, semua orang pakai sandal jepit dan celana pendek waktu musim panas. Aku bahkan sudah berusaha tampil lebih rapi dengan beli sandal berlubang ini."Darius melirik sekilas dan bertanya, "Rapi?"Mikha membalas dengan cepat, "Kenapa nggak rapi?!"Darius menatapnya sebentar sebelum menyerah. "Oke, terserah kamu saja."Mikha mendengus kecil. "Kamu nggak ngerti."Darius hanya menghela napas. Dia benar-benar tidak mengerti.Setela

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 745

    "Aku memang belum pernah menerbitkan jurnal, belum ada hasil akademi. Tapi, gimana dengan hasil-hasil yang dimiliki Nella selama ini? Memangnya kamu nggak tahu apa-apa?"Mata Diana sedikit berkilat. "Aku nggak paham apa yang kamu maksud.""Kamu mungkin lupa, sebagai putri Keluarga Yudhistira, aku paling nggak kekurangan uang dan relasi. Cuma perlu sedikit uang, aku sudah bisa sewa orang buat cari informasi tentang Nella. Mudah saja. Kamu tahu apa yang aku temukan?"Diana tampak terkejut."Di dunia ini nggak ada hal yang begitu kebetulan. Bu, margamu dan marga Nella sama. Kalian punya hubungan keluarga, 'kan?""Terus, kenapa?" tanya Diana. Nada bicaranya keras, tetapi terkesan rapuh.Clarine tersenyum mengejek. "Kenapa? Nilai Nella waktu SMP jelek banget, tapi pas SMA tiba-tiba jadi genius. Bukan cuma menang berbagai kompetisi, dia juga menerbitkan makalah yang dimuat di majalah bergengsi. Apa perlu aku bantu kamu cari tahu semua detailnya?""Kamu ...." Diana terdiam, tubuhnya gemetar k

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 744

    Kompetisi Ilmu Hayati Mahasiswa Nasional diadakan setahun sekali. Tiga tahun lalu, kompetisi ini secara resmi masuk dalam daftar peringkat kompetisi mahasiswa nasional untuk perguruan tinggi umum yang dirilis oleh kelompok kerja evaluasi dan manajemen kompetisi perguruan tinggi asosiasi pendidikan tinggi.Sejak saat itu, kompetisi ini menjadi salah satu ajang akademik tingkat nasional yang diakui oleh kementerian pendidikan.Ini juga merupakan kompetisi paling bergengsi di bidang ilmu hayati untuk mahasiswa di seluruh negeri.Kompetisi ini terdiri dari dua kategori, penelitian ilmiah eksploratif dan inovasi kewirausahaan yang dibagi dalam jalur berbeda dan berlangsung dalam periode yang sama.Tujuannya untuk menguji kemampuan inovasi mahasiswa dan proses penelitian eksperimen mereka.Tanpa diragukan lagi, Nadine jelas akan ikut serta. Begitu mendengar kabar ini, Mikha dan Darius langsung bersemangat hingga menggosok tangan mereka. Bagaimanapun, bonus nilai di akhir semester saja sudah

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 743

    Bahkan, Jinny tidak panik meskipun nilai rata-rata ujian akhirnya hanya 70 dan ada beberapa mata kuliah yang nilainya pas-pasan. Toh dia memang tidak ambil pusing soal itu. Untuk apa capek-capek mikirin hal yang bukan prioritas?Sebagai perempuan, kuliah tinggi-tinggi, mengejar gelar dari kampus top, pada akhirnya tujuannya hanya untuk menikah dengan pria mapan dan hidup enak.Saat ini, dia duduk di antara Nella dan Clarine. Wajahnya tenang, tidak terburu-buru, seolah-olah dia hanya penonton yang tidak terlibat.Nella tahu Jinny punya pacar tajir dan sekarang tidak peduli lagi pada urusan akademik. Wanita ini hanya ingin menikah dengan pria kaya.Nella paling jijik dengan tipe-tipe perempuan yang hanya mengandalkan pria kaya dan ingin hidup sebagai istri manja.Namun, yang membuatnya bingung adalah Eden juga terlihat santai seperti Jinny. Laboratorium mereka sedang dalam masa perbaikan. Selain Diana, orang yang paling panik seharusnya adalah Eden!Beberapa topik riset penting yang dita

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 742

    Diana menantang, "Pergi saja! Kalau aku kena masalah, kamu juga bakal kena batunya!"Clarine membalas, "Siapa takut ...."Diana menyipitkan mata. "Clarine, kayaknya kamu lupa gimana dulu bisa keterima S2?"Langkah kaki Clarine langsung terhenti.Diana tertawa kecil. "Aslinya kamu itu nggak lulus tes. Kalau bukan karena aku buka jalan untukmu, kamu pikir kamu bisa berdiri di sini hari ini?""Silakan saja kalau kamu mau lapor, aku nggak akan halangi. Pokoknya kalau harus jatuh, kita jatuh bareng. Kalau aku dipecat, kamu yang masuk pakai cara kotor dengan sogok sana sini juga bakal kena. Bagus, 'kan?"Clarine sampai gemetar karena marah. "Dasar nenek sihir jahat!""Jahat?" Diana mendengus. "Kita sama saja."Tanpa nilai tambahan dari proyek, nilai akhir semester Clarine benar-benar menyedihkan. Dia gagal di tiga mata kuliah. Nilai mata kuliah lainnya pun rata-rata cuma 70-an. Kalau orang lain tahu, dia bisa ditertawakan. Bahkan nilai Kaeso si penjilat itu pun lebih bagus dari dia!Setiap k

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 741

    Selain itu, laboratorium atas nama Diana dilaporkan karena tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran dan terpaksa menjalani perbaikan.Sampai sekarang pun perbaikannya belum juga disetujui. Selama masa itu, sudah pasti tidak mungkin ada hasil akademik apa pun. Jadi, dalam rapat kali ini, tim Diana jauh lebih sunyi dibanding sebelumnya.Kaeso yang biasanya setiap rapat selalu menyeringai sinis, kali ini justru diam seperti ayam di kandang.Wajah Clarine pun tampak masam. Karena laboratorium sedang dalam proses perbaikan, proyek riset yang sebelumnya susah payah dia rebut dari Diana juga ikut menguap.Saat dia mencoba meminta Diana mengaturkan proyek lain, dia malah langsung disemprot habis-habisan."Proyek! Proyek! Aku juga ingin proyek! Sekarang labku harus diperbaiki, semua proyek mandek. Terus, aku harus cari di mana buat kamu?""Lagi pula, kalaupun aku punya proyek, kamu yakin sanggup mengikuti ritmenya dan menghasilkan sesuatu yang konkret?""Jangan serakah kalau nggak sanggup!

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 740

    Nadine sempat termangu, lalu tertawa geli. "Ada! Tentu saja ada! Aku kasih ke kamu, kamu bantu kasihkan ke dia ya?""Oke, oke!"Nadine mengambil beberapa kaleng lagi dan meletakkannya di mobilnya."Hehe. Kak Nad, kamu baik banget!""Aku rasa kamu dan Darius cocok juga." Usai mengatakan itu, Nadine turun dari mobil, lalu menarik koper dan berjalan menuju gedung apartemen.Mikha sama sekali tidak menyadari nada menggoda dalam ucapan tadi. Dia mengeluarkan ponselnya dengan gembira."Halo! Darius! Kamu di apartemen nggak? Aku bawain dendeng dan saus daging sapi buat kamu! Ya, dari Kak Nadine."Di seberang sana, Darius menyahut, "Ya, aku di apartemen. Kamu datang saja.""Oke deh! Aku bakal sampai dalam 20 menit.""Hm, hm."Setelah menutup telepon, Darius segera berlari turun, mengenakan jaket, dan mengganti sepatu. "Nenek, siang ini aku nggak makan di rumah, malam ... malam juga nggak pulang!""Kamu mau ke mana?""Balik ke apartemen!""Eh? Bukannya sudah janji makan di sini hari ini?"Dariu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 739

    Terutama Safir, selama dua hari ini tinggal di vila, matanya sudah membaik, pinggang juga tidak sakit lagi. Sepanjang hari dia tersenyum, makannya juga lahap sekali.Corwin sampai memanggil dokter pribadi, sopir, serta pengawal kemari. Sepertinya, mereka sudah siap untuk tinggal lama di sini.Irene sempat khawatir Jeremy tidak terbiasa. Hasilnya ...."Terbiasa dong! Kenapa nggak? Ibu bisa tanam bunga dan sayur bareng aku, Ayah juga bisa main catur sama aku."Sebelumnya, dia justru bingung apa yang harus dilakukannya selama liburan musim dingin. Irene kebanyakan menghabiskan waktu di ruang kerja untuk mengetik. Namun, sekarang Jeremy bukan hanya punya partner bercocok tanam, tetapi juga teman bermain catur.Irene hanya bisa tersenyum. Sepertinya dia yang berpikir terlalu jauh.Jeremy pun terkekeh-kekeh melihat istrinya. "Hehehe."Nadine hanya tinggal dua hari. Hari ketiga, dia langsung balik ke Kota Juanin. Eksperimen belum selesai, tesis juga harus dikejar sebelum tahun baru.Seperti o

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 738

    Rebut? Stendy langsung tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, harus yakin bisa direbut juga."Paulus berkata, "Kalau nggak coba, bagaimana bisa tahu nggak bisa direbut?""Kenapa? Kamu ingin merebut Bibi Irene? Hah. Kamu harus bisa melewati Kakek dan Nenek dulu," kata Stendy.Paulus yang tidak tahu harus bagaimana menanggapinya pun langsung menatap Stendy dengan tajam. "Wanita mana yang sebenarnya sudah meninggalkanmu? Coba ceritakan."Stendy pun terdiam."Bukankah tadi kamu begitu pandai melawan? Kenapa tiba-tiba jadi diam?" sindir Paulus."Kamu juga nggak kenal," jawab Stendy.Paulus juga tidak bertanya lebih lanjut lagi, melainkan mengangkat gelasnya. "Sini. Kita jarang bisa bertemu seperti ini, ayo kita minum."Klang.Setelah mengatakan itu, keduanya bersulang dan menelan kembali kekhawatiran masing-masing.Saat malam makin larut. Stendy yang sudah minum cukup banyak pun pandangannya mulai kabur. Sebaliknya, Paulus yang sudah minum banyak pun ekspresinya tetap terlihat sadar dan tang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 737

    "Apa? Pria berengsek ini begitu hebat? Datang ke bar untuk mabuk pun sampai bawa pengawal?" kata gadis itu."Mana tahu," jawab temannya.....Stendy sengaja meminta dua pengawal untuk mendekat. Setelah telinganya akhirnya tenang, dia kembali menuangkan segelas minuman untuk dirinya lagi. Namun, kali ini dia tidak minum dengan liar seperti semalam lagi, melainkan meminumnya perlahan-lahan dan ekspresinya datar. Pada saat itu, pandangannya tiba-tiba berhenti dan fokus pada tempat duduk yang tidak jauh darinya.Saat menyadari ada orang yang mengamatinya, Paulus melihat ke arah yang sama dan ternyata matanya bertemu dengan mata anaknya. Suasananya menjadi hening sejenak dan keduanya langsung mengalihkan pandangan mereka.Setelah berpikir sejenak, Stendy membawa botol minuman dan mendekati tempat duduk Paulus. Dia langsung duduk di samping ayahnya dan bertanya, "Wah, datang buat minum ya?"Paulus melihat ke sekeliling sekilas dan berkata, "Omong kosong."Jika datang ke bar bukan untuk minum

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status