Share

Bab 9

Sepanjang perjalanan menuju hotel tempat Mas Brian menunggu aku deg-degan sekali takut penampilan ku kali ini tidak sesuai dengan permintaan Mas Brian, di dalam mobil aku beberapa kali mengganti posisi aku duduk dan membuang nafas agak keras sungguh aku gelisa sekali.

Mang Karyo beberapa kali melirik ke arah ku lewat kaca spion,aku hanya menunduk kan muka biar tidak terlalu grogi,untuk mengurangi rasa gelisah,ku ajak mang Karyo bercerita.

"Mang Kayo,,, gimana dengan penampilanku cantik nggak ,takut saja jangan sampai terlalu gimana gitu..." Aku sambil mengangkat muka .

"Menurut saya.. penampilan Ibu kali ini cantik sekali pasti Pak Brian pangling deh, pokoknya is the best."Mang Karyo senyum senyum saja.

"Ah Mang Karyo ...bisa saja deh ,aku jadi malu."aku memalingkan muka keluar biar tidak terlalu grogi.

"Bu...ini kita sudah sampai, bapak sudah menunggu di dalam."

Mang Karyo langsung membukakan pintu mobil dan mempersilahkan aku turun dan masuk kedalam hotel.

"Trimakasih ya Mang Karyo... Sudah mengantar aku ke sini."begitu pintu mobil terbuka aku langsung masuk ke dalam hotel.Aku langsung menuju ballroom hotel, di mana Mas Brian sudah menungguku.Lho ini ruangannya gelap sekali masa iya hotel yang sebesar ini mati lampu,kan tidak lucu .

Begitu aku buka pintu .Tak... tiba-tiba lampu menyala,aku kaget ternyata di dalam bukan hanya ada Mas Brian,tapi kedua buah hatiku Almeera dan Al Jazair ada juga,ada Bi Jumi, Mang Udin beserta keluarganya, Mang Karyo beserta keluarganya,ada juga sekretarisnya Mas Brian Mbak Marisa dan beberapa karyawan kantornya Mas Brian,ada juga  keluagany Mas Brian, Mas Rian beserta keluarganya dan Alia .Pas aku menoleh ke samping aku melihat Abah sama Ummi juga ada di sini.

Mas Brian langsung menyambut dan memelukku dan mengecup keningku

"Selamat ulang tahun Bunda..semoga di ulang tahun Bunda yang ke 32 ini Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan dan satu lagi selamat ulang tahun pernikahan kita Bunda yg ke 11 ,semoga pernikahan kita ini ,akan langgeng sampai kita menua bersama hingga maut yang memisahkan kita, Aamiin.."Mas Brian memberikan sebua kotak kado.

"Aamiin... Trimakasih atas hadiah dan kadonya."aku langsung memeluk Mas Brian.

Kemudian satu persatu yang hadir di sini mengucapkan selamat kepada kami berdua tanpa terlewatkan seorang pun.

Aku langsung menitikkan air mata,ini seperti mimpi saja, walaupun di dasar hati ku yang paling dalam ada sejumput kekecewaan di setiap perayaan ulang tahunku dan ulang tahun pernikahanku dengan Mas Brian,mertuaku tidak pernah ada,mereka tidak pernah menghargaiku sebagai menantu alasannya, karna saya berasal dari kampung tidak selevel dengan mereka, yang notabene keluarga pengusaha.

"Bunda... maaf ya tadi sengaja keluar diam diam,ini semua ide Ayah, katanya mau kasi kejutan untuk Bunda."Almeera menghampiri aku sama Mas Brian,dia merasa bersalah sudah tidak jujur padaku.

"Iya tidak apa-apa kakak..."aku mengulas sebuah senyum kearah Almeera, agar dia merasa terlalu bersalah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status