"Apa yang kamu maksud dengan kontrak pernikahan, Seara?"
"Ne-nenek!"
"Apa yang kamu maksud dengan kontrak pernikahan? Jawab pertanyaan Nenek. Seara!" Ras yang tidak sengaja mendengar pembicaraan Seara dan Rigel saat Ras akan mengajak mereka berdua untuk makan bersama keluarga Rigel juga keluarga Seara.
"I-itu anu. Kami cuma bercanda, Nek. Iya kan, Kak Rei? Tadi kami sedang latihan buat ngeprank teman-teman kami Nek," Jawab Seara. Dengan berbohong karena belum saatnya mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sementara Rigel hanya terdiam dia tidak ingin ikut berbohong.
"Oalah ya ampun Nenek kira kalian benar-benar akan melakukan kontrak pernikahan," Ucap Nenek Ras. Yang sudah terkejut dengan apa yang tadi yang tidak sengaja dia dengar.
"Ya sudah, kalian ditunggu sama orang tua kalian untuk makan bersama," Lanjut Nenek Ras. Lalu setelah itu sang Nenek pun langsung pergi lebih dahulu meninggalkan Seara dan Rigel berdua.
Rigel baru saja sampai di butik yang sang mama rekomendasikan untuk fitting baju pengantin di acara pernikahannya dan Seara yang akan dilaksanakan dua minggu lagi."Lama banget sih sayang," Ucap sang mama saat menyambut sang putra yang baru saja memasuki butik itu."Sea sedang mencoba gaun Akadnya kamu duduk dulu sini lihat calon istrimu saat ini sedang mencoba baju akad nikah kalian nanti," Lanjut Jasmin dengan antusias. Rigel pun tidak menolak dia kini duduk disamping Sang Mama yang terus tersenyum dan terlihat bahagia."Mama berharap kamu akan memperlakukan Sea dengan baik, Gel. jangan membuat dia kecewa apalagi sampai menderita, karena Mama tidak ingin apa yang Mama alami dulu terulang pada gadis sebaik Sea terlebih dia putri dari wanita yang pernah Mama sakiti dulu," Ujar Jasmin memberi nasihat pada putranya. Rigel hanya mengangguk tanpa menjawab ucapan mamanya.Tidak lama Seara pun keluar dengan Mengenakan Kebaya berwarna put
Suara pintu kamar Seara terbuka saat seseorang dari dalam mempersilahkannya masuk. Seara masih fokus menatap cermin di depannya, sambil melamunkan akan seperti apa pernikahannya bersama Rigel kedepannya kelak. Andai saja dia tidak hamil mungkn dia tidak harus menikah jika pada Akhirnya kemungkinan dia akan kembali terluka sangat besar. "Pengantin gak boleh ngelamun pamali loh, masa mau jadi Pengantin malah ngelamun," Ucap Seseorang dengan Suara baritonnya, yang cukup Seara kenali dan itu mampu membuat Seara tersadar dari lamunannya, lalu menoleh memastikan sang pemilik Suara itu adalah benar sosok yang teramat sangat dia rindukan. "A-abang," Cicit Seara dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Lalu Pria itu yang Seara panggil abang itu pun menghampiri Seara dan langsung berjongkok dihadapan Seara setelah memutar kursi yang Seara duduki.. Ya dia Adalah Bayu Agara Kusuma putra Angkat dari K
Sandra yang masih merasakan kekecewaan hanya diam tanpa menyapa Jasmin sepatah kata pun. Karena memang dia begitu menyayangi Jasmin seperti putrinya sendiri. Maka dari itu saat mengetahui bahwa Jasmin melakukan kebohongan itu membuat Sandra sangat kecewa padanya."Makasih Vanessa. Tante Jasmin ayo masuk," Ucap Seara sambil tersenyum."Iya Jasmin masuk lah. Kamu ingin menemani Seara bukan?" Ujar Kaira. sementara Reina yang masih mengingat kejadian di apartemen beberapa tahun yang lalu memilih diam, meski sebenarnya dia penasaran kemana bayi yang Jasmin kandung apakah Calon Suami Seara atau Gadis yang kini sedang duduk disamping Saara. Tapi Reina enggan untuk bertanya pada mantan kekasih suaminya itu."Jasmin pun masuk dengan kursi roda yang didorong oleh bi Elis, lalu menghampiri Seara yang kini tersenyum padanya."Kamu Sangat cantik sayang, Mulai sekarang panggil Mama jangan tante lagi ya sayang, sebentar lagi kan kamu akan menjadi
Kini Seara pun sudah duduk disamping Rigel. Setelah memasangkan cincin pernikahan dijari manis masing-masing pasangan, lalu dilanjutkan dengan prosesi cium tangan suami dan cium kening istri, lalu lanjut lagi dengan memberi tanda tangan untuk syarat buku nikah.Mereka berdua pun kini tengah sibuk menanda tangani berkas-berkas untuk melengkapi prosedur persyaratan dari pihak KUA. Agar mereka benar-benar sah dimata agama dan hukum sebagai pasangan suami istri dan mendapatkan buku nikah.Setelah itu semua selesai, pihak KUA pun memberikan buku Nikah Rigel dan Seara lalu mereka pun berfoto sambil mempelihatkan buku nikah mereka yang dipegang masing-masing.Setelah itu mereka pun melakukan sungkem pada kedua orang tua mereka dan juga kepada keluarga yang lainnya.Proses sungkem pun berjalan khidmat dan sakral dengan mengharu biru. Tamu yang ikut menyaksikan pun ikut terharu dengan proses yang terlihat sakral it
“Nico." Ucap Seara dan Rigel secara bersamaan."Iya ini gue. Kalian berdua lagi ngapain disini?" Tanya Nico. Yang memang tidak tahu tentang pernikahan Rigel dan Seara."Aku dan Kak Rei kebetulan ketemu disini. Semalam aku ada acara di tempat ini, dan orang tuaku pulang lebih dulu. Kebetulan Kak Rei mau pulang dan aku gak ada kendaraan jadi aku mau nebeng sama dia," Ujar Seara meski sedikit gugup.Sedangkan Rigel hanya terdiam dia bingung harus memberi alasan apa pada teman satu kampusnya itu."Benar apa yang dibilang Sea. Kami kebetulan ketemu disini. Tadi aku habis nganterin temen yang mau nginep dihotel soalnya dia baru datang dari Bandung," Ucap Rigel. Yang ikut berbohong pada Nico. Meski Nico masih curiga dengan mereka tapi dia tetap berusaha mempercayai ucapan temannya itu."Oke, kalau gitu gue masuk dulu ya, nyokap udah nunggu soalnya, biasa mau ngenalin cewek katanya sih putri
Setelah membuka pintu Rigel nampak terkejut dengan siapa yang kini ada dihadapannya."Apa Sea sudah tidur?" Tanya Orang itu saat tidak sengaja melihat Seara tampak sudah memejamkan mata, karena posisi tidurnya yang memang menghadap ke arah pintu kamarnya."Su-sudah Bang. Dia kelelahan," Jawab Rigel terlihat gugup karena tatapan sang Kakak ipar yang tidak biasa padanya."Oh, bagus kalau gitu kebetulan aku ingin bicara denganmu berdua saja. ditaman belakang agar tidak mengganggu tidur Sea," Ujar Bayu, ya dia adalah Bayu Agara sang Kakak kesayangan Seara."Ba-baik Bang," Sahut Rigel, lalu Bayu pun pergi lebih dulu, setelah melihat sebentar wajah teduh Seara yang tengah tertidur, lalu Rigel menutup pintunya pelan-pelan agar tidak menganggu tidur istrinya yang mungkin memang kelelahan apalagi dengan kondisi hamil muda, setelah pintunya tertutup Rigel pun menyusul Bayu ke Taman belakang yang tidak jauh dari kolam renang.Kin
Sementara itu dirumah sakit Rigel masih belum sadarkan diri. Karena sang dokter memberi obat penahan sakit yang mengandung obat tidur agar Rigel bisa istirahat tanpa terganggu oleh rasa sakit yang bisa saja datang secara tiba-tiba dan obat tidur adalah jalan terbaik agar Rigel bisa beristirahat.Arka dan Arya tengah menemani Rigel diruang rawatnya, mereka berdua menatap iba pada menantunya itu, karena wajahnya terlihat babak belur akibat dipukuli Bayu putra mereka."Untung saja Rigel tidak sampai koma Dad," Ucap Arka sambil menatap lurus kearah brankar tempat Rigel berbaring."Iya, cucuku itu memang tidak bisa dianggap remeh kalau sudah marah. Apalagi menyangkut adik kesayangannya," Sahut Arya yang ikut menatap Rigel yang masih tidur terlelap.Setelah semalam tidak bisa tidur dan baru bisa memejamkan mata saat dini hari setelah Rigel melewati masa kritis karena sempat mengalami masa kritis karena perut Rig
"Kenapa kamu bicara seperti itu Sea. Kamu gak lihat wajah suamimu babak belur dan terlihat pucat kayak gitu," Ujar Arka yang memang melihat wajah menantunya itu babak belur dan terlihat pucat, dokter juga bilang kalau Rigel perlu dirawat bebarapa hari dirumah sakit sampai luka di wajahnya membaik dan lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi."Hmm...." Seara hanya bergumam saat menjawab Ucapan Ayahnya membuat Arka dan Kaira hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap seakan tidak peduli pada suaminya.Sedang Rigel tersenyum miris karena sempat berharap Sea nya kembali peduli padanya padahal itu hanya angan-angannya saja. Dia sadar tidak mungkin Seara memaafkannya semudah itu, dan peduli padanya juga mengkhawatirkannya keadaannya begitu saja, setelah apa yang dia lakukan padanya, mungkin kalau dia ada di posisi Seara, dia pun akan bersikap sama seperti Seara 'Tidak Akan Peduli'."Tidak apa-apa Ayah. Kalau Sea mau merawatku, aku leb