Sementara itu Ditempat lain Seara baru saja tiba dirumah sakit. Setelah sampai didepan lobi rumah sakit, bi Elis pun langsung keluar dari mobil untuk meminta bantuan para perawat pria untuk mengangkat tubuh Seara dari dalam mobil.
Dua perawat pria pun datang dengan membawa brankar yang sudah disediakan untuk membawa pasien darurat seperti Seara ini contohnya. Lalu mereka pun menggotong tubuh Seara dari dalam mobil dan meletakkannya di brankar dangan Hati-hati. Dan Dengan sigap kedua perawat itu membawa Seara menuju ruang IGD untuk segera ditangani.
Jasmin dan Elis juga sang supir tengah menunggu didepan ruang IGD. Jasmin terlihat sangat khawatir karena kondisi sang gadis yang memang sangat mengkhawatirkan, ya wanita paruh baya itu adalah Jasmin ibu sambung dari Rigelaldo Damian Bagaskara.
“Bi tolong tlpn putraku, bilang sama dia suruh datang kerumah sakit sekarang,” Ucap Jasmin. Yang sedang ketakutan dia takut terjadi hal yang fatal pada sang gadis penolongnya itu, karena sang suami sedang ada seminar di Singapore untuk satu minggu kedepan, jadi dia meminta tolong pada Asistennya untuk menghubungi putra sambungnya Rigel.
“Iya nyonya,” Jawab Elis. Lalu dia langsung menghubungi putra sulung sang majikan.
Saat Elis tengah menghubungi putra majikannya, tidak lama dokter yang menangani Seara pun keluar dari ruang IGD.
Jasmin langsung menjalankan kursi roda otomatisnya untuk menghampiri sang dokter, dan menanyakan keadaan gadis yang telah menyelamatkannya itu.
“Bagaimana keadaan dia, Dok?” Tanya Jasmin dengan raut wajah cemasnya.
Sang dokter pun menghela nafasnya lalu dia mengatakan keadaan Seara.
“Keadaannya tidak terlalu serius untung saja benturan kepalanya tidak terlalu keras tapi-“
“Tapi apa, Dok?” Tanya Jasmin lagi karena penasaran. Saat dokter menjeda ucapannya.
“Tapi Kandungannya sangat lemah, hampir saja putri anda mengalami keguguran. Karena benturan diperutnya,” Ucap Sang dokter yang mengira gadis yang berada di ruang IGD itu adalah putrinya.
“A-apa di-dia hamil, Dok?” Mendengar ucapan sang dokter. Jasmin sedikit shock meski gadis itu bukan putrinya tapi dia merasa bersalah karena dirinya lah yang membuat gadis itu ada diruang IGD itu hampir saja kehilangan bayinya.
“Iya Bu, sebaiknya putri ibu langsung dipindahkan keruang rawat inap. Karena dia butuh perawatan untuk memulihkan kondisi ibu dan janinnya,” Ucap sang dokter yang seolah mengerti kekhawatiran wanita paruh baya dihadapannya itu.
“Baiklah Dok. Terima kasih atas informasinya,” Ucap Jasmin. Yang kini mulai terlihat tenang. Karena penolongnya baik-baik saja, meski kandungnya dalam keadaan lemah.
“Sama-sama Bu, ya sudah kalau gitu saya permisi dulu, karena harus memeriksa pasien lainya, nanti biar saya beri tahu perawat untuk memindahkan putri ibu ke ruang-“
“VIP Dok. Pindahkan dia ke ruang VIP dirumah sakit ini,” Sela Jasmin sebelum sang dokter menanyakan mau dirawat druangan apa.
“Baik Bu, silahkan ikut perawat yang akan membawa pasien ke ruang VIP,” Ucap sang dokter. Sebelum pamit Elis pun mengantarkan Jasmin mengikuti Seara yang akan dibawa ke ruang rawat, sementara sang supir membawa tas Seara dan juga Jasmin dia pun mengikuti majikannya ke ruang rawat VIP yang sudah ditentukannya.
Setelah sampai diruang rawat Seara pun dibaringkan di brankar yang empuk menyerupai tempat tidur dikamarnya. Namun, yang berukuran single size. Dan setelah memasang infus Suster dan dua perawat pria pun pamit keluar dari ruangan itu. Dan kini di ruangan itu tinggal hanya Jasmin, Bi Elis dan sopir Jasmin.
“Gimana Bi? Apa Igel sudah dihubungi?” Tanya Jasmin. Yang kini berada dekat Seara dengan duduk dikursi rodanya.
“Sudah nyonya. Kata den Igel dia akan segera kesini, mungkin sekarang sedang di jalan,” Jawab bi Elis yang berdiri tidak jauh dari Jasmin.
“Ya sudah tolong kamu urus administrasinya. Kalau sudah tahu biaya untuk perawatan dan kamar rawatnya telepon saya. Nanti saya transfer ke rekening bibi biar bibi langsung bayar,” Ucap Jasmin meminta tolong pada bi Elis.
“Baik nyonya. Kalau gitu saya permisi dulu,” Jawab Elis. Lalu dia pergi meninggalkan ruang rawat itu. Untuk mengurus administrasi perawatan Seara.
“Pak tolong ambilkan ponsel saya di tas,” Ucap Jasmin. Setelah kepergian Elis. Sang supir pun mengangguk dan menyerahkan ponselnya pada sang majikan. Setelah itu dia pun permisi keluar untuk menunggu didepan ruang rawat saja, sambil beristirahat sejenak. Jasmin mengangguk pertanda mengijinkan.
“Cantik dan terlihat masih sangat muda. Apakah dia sudah menikah? Atau dia hamil diluar nikah? Kalau iya kasihan sekali dia. Siapa pria ya beruntung yang menjadi kekasihnya itu?” Gumam Jasmin pelan bertanya pada dirinya sendiri. Sambil menatap Seara. Setelah siuman nanti Jasmin akan menanyakan siapa namanya dan juga tentang keluarganya agar bisa menghubungi orang tuanya untuk memberi tahu tentang kejadian yang menimpanya.
Bersambung
Rigel baru saja sampai dirumah sakit. Dia terlihat sangat khawatir dengan keadaan sang mama. Meski bi Elis sudah menjelaskan kalau Jasmin baik-baik saja dan yang menolongnya lah yang terluka lumayan parah. Setelah dapat alamat rumah sakit sekaligus ruang inap orang yang menolong sang mama. Rigel pun bergegas menuju ruang rawat itu, sampai dia melupakan janjinya untuk datang untuk bertemu Tania diapartemen milik gadis itu.Setelah tiba didepan ruang rawat. Rigel pun menetralkan nafasnya yang memburu karena tadi berlari dari lobi hingga ke ruang rawat. Dia pun membuka pintu ruangan itu, setelah nafasnya kembali normal.“Mama, apa yang terjadi?" Rigel menghela nafas lega saat melihat ibunya baik-baik saja."Sukurlah Mama tidak apa-apa,” Ucap Rigel. Yang langsung menghampiri sang mama yang kini tengah duduk di sofa, yang kini sudah duduk di sofa dengan bantuan sopirnya.“Mama gak apa-apa sayang, justru gadis itu yang luka parah.
“Di-Di.. Dia.”Rigel terlihat gugup saat sang mama sudah berada dibelakangnya. Sedang Seara menatap Rigel dengan tatapan tajamnya.“Dia Pacar Rigel Ma,” Sahut Rigel tanpa mengalihkan tatapannya pada Seara.“Namanya Seara Arleta,” Lanjut Rigel masih dengan menatap wajah cantik Seara meski kini terlihat pucat.Mata Seara tiba-tiba melotot kearah Rigel karena pengakuan Rigel yang Seara anggap berbohong, karena mereka kini sudah putus jadi dia kini adalah Mantan kekasihnya bukan kekasihnya lagi.“Maksud kamu apa Gel? Mama gak ngerti apa yang kamu bilang barusan. Mama denger gadis ini kekasih kamu? Itu berarti bayi yang dia kandung itu adalah anak kamu hah!”Plakk!Tangan Jasmin pun melayang ke pipi Rigel. Membuat Rigel terkejut ibu yang dia sayangi berani menamparnya. Padahal sel
Kaira sangat sedih melihat keadaan putrinya dengan kepala yang diperban, karena baru kali ini dia melihat Sang putri seperti ini."Kenapa bisa seperti ini Nak?" Tanya Kaira sambil mengusap kepala Seara yang diperban dengan sangat hati-hati."Cuma kecelakaan kecil Bun. Udah ih Seanya juga gak kenapa-kenapa ini cuma sedikit kegores dibagian kepala dekat kening, tapi gak apa-apa kok dokter juga udah cek dan Sea cuma butuh istirahat," Jawab Seara dengan tersenyum manis."Iya dong Sea kan jagoan, masa wonder womannya Ayah kalah karena luka dikit doang," Timpal Arka meski dalam hatinya ikut khawatir dengan keadaan Sang putri, tapi kalau diamemperlihatkan rasa kekhawatirannya itu, dia takut Sang istri malah semakin kalut."Ihh.. Ayah gimana sih putrinya luka malah ngomongnya kayak gitu, nyebelin tau gak," Ucap Kaira yang mulai merajuk pada Sang Suami, Seara hanya tersenyum saat melihat kedua orang tuanya yang selalu memperli
Keesokan harinya Rigel pun datang kerumah sakit untuk menjenguk sekaligus menemani Seara, Jasmin tidak bisa ikut karena dia harus menemani Vanessa untuk mengambil hasil ujian kelas 12, maka dari itu Rigel lah yang disuruh untuk menjenguk Seara, Jasmin pun menitipkan parsel buah yang sengaja dia beli kemarin saat perjalanan pulang dari rumah sakit rencana sih dia ingin menjenguk lagi Calon menantunya itu, tapi karena harus menemani Vanessa jadi dia membatalkan untuk menjenguk Seara.Tidak butuh waktu lama Rigel pun sudah sampai dirumah sakit, namun dia hanya bertemu dengan Bunda Seara saja, karena Ayah Seara harus pulang untuk pergi ke kantor karena harus meeting dengan investor dari luar negri."Pagi Tante," Sapa Rigel dengan Sopan, saat masuk keruangan rawat Seara."Eh Nak Rigel, ayo sini masuk, Nak. Sea baru saja selesai sarapan kamu udah sarapan?" Tanya Kaira. Yang baru saja membereskan tempat makan bekas sarapan Seara."Udah Ta
Kini dokter dan Suster pun keluar dari ruangan itu. Dan saat melihat seseorang yang terpaku menatap kedalam ruangan itu. Dokter itu pun tersenyum dan mengangguk memberi salam, semenetara wanita itu terdiam. Setelah tanpa sengaja mendengar penjelasan dari dokter tadi.Sedangkan Rigel merasa menyesal karena membahas tentang keinginan Tania. Seharusnya dia bahas itu nanti saat keadaan Seara benar-benar sudah pulih. Dan itu mungkin beberapa hari lagi, salahnya dia tidak sabaran untuk membahasnya."Tante gak salah dengarkan, Nak Rei?Apa yang dikatakan dokter tadi itu tidak benarkan, putri Tante gak hamilkan? Tadi Tante cuma salah dengar saja kan?” Tanya Kaira dengan sorot mata penuh kekecewaan namun dia masih berharap kalau yang di dengarnya tadi hanya salah dengar saja.Mendengar Ucapan itu, Rigel terkesiap dia langsung memutar tubuhnya dan melihat sorot kesedihan dimata ibu Seara. Membuatnya merasa bersalah pada ibu dari Seara."Itu..
Seara sangat terkejut saat mendengar bundanya memberi pertanyaan itu bahkan bundanya tahu berapa usia kandungannya. Jantungnya seakan mau lepas dari tempatnya.Seara menatap tajam pada Rigel yang kini tengah duduk di sofa. Karena Seara mengira Rigel lah yang memberi tahu Bundanya tentang kehamilannya membuat sang bunda kini terlihat sangat shock dan kecewa padanya."Ma-maaf Bun, tapi Sea berani bersumpah. Sea baru tahu, kalau Sea sedang hamil. Saat dokter memberitahu kan kondisi Sea," Jawab Seara dengan wajah menunduk dan mata yang kini mulai berkabut karena genangan air mata. Seara merasa sangat menyesal karena sudah bersikap bodoh dengan memberikan sesuatu yang sangat berharga pada pria yang belum menjadi suaminya dan karena akibat dari perbuatannya kini dia hamil dan dia merasa menjadi anak yang tidak berguna."Kenapa kamu membuat Bunda kecewa, Nak? Mungkin ini semua salah Bunda, Bunda yang telah gagal mendidik dan menjagamu," Ucap Kaira sambil me
"Menggugurkannya mungkin," Jawab Seara dengan tenang dan tanpa melihat raut wajah Rigel. Dengan rahang yang mengeras karena Rigel harus menahan amarah saat mendengar apa yang baru saja Seara ucapkan."Sea jaga Ucapanmu!" Bentak Rigel. Dengan menatap tajam kearah Seara. Yang kini membalas tatapannya dengan tajam saat mendengar suara Rigel yang meninggi bukannya takut Seara malah ikut menibggikan Suaranya."Apa! Kenapa hah?! Kenapa aku harus menjaga ucapanku? Bukannya itu bagus setidaknya Kak Rei tidak harus bertanggung jawab untuk menikahiku karena terpaksa. Dan aku pun tidak harus menikah dengan pria yang tidak pernah mencintaiku," Sahut Seara. Yang juga sudah tersulut emosi."Tapi bukan seperti itu juga caranya Sea. Biar bagaimana pun dia darah dagingku, aku tidak akan melupakan tanggung jawabku sebagai ayah. Maaf kalau aku begitu mengecewakan mu, tapi aku tidak akan membiarkan kamu menggugurkan kandunganmu. Aku akan tetap menikahimu dan itu p
#FlashbackOn Seara baru saja memasuki kelasnya disana sudah ada Tania yang sedang berbicara dengan teman lainnya yang memang sudah datang lebih awal. "Tania ikut aku sebentar," Ucap Seara saat baru saja datang, dia langsung menarik tangan Tania untuk dibawanya ketaman belakang kampus mereka. Sesampainya ditaman belakang kampus, Seara langsung mengajak duduk Tania dikursi panjang yang tersedia disana. "Ada apa Ra? Kenapa kamu mengajakku kesini? Kalau mau bicara kan bisa dikelas Seara," Ucap Tania. Yang kini sudah duduk di samping Seara. "Gak bisa disana Tania. Soalnya ini hal yang sangat penting. Aku ingin memberi kejutan untuk seseorang," Sahut Seara dengan antusias dan mata yang berbinar-binar "Kejutan? Kejutan apa dan untuk siapa?" Tanya Tania. Yang mulai penasaran dengan apa yang