Share

Bab 8 - Positif

Sementara itu Ditempat lain Seara baru saja tiba dirumah sakit. Setelah sampai didepan lobi rumah sakit, bi Elis pun langsung keluar dari mobil untuk meminta bantuan para perawat pria untuk mengangkat tubuh Seara dari dalam mobil.

Dua perawat pria pun datang dengan membawa brankar yang sudah disediakan untuk membawa pasien darurat seperti Seara ini contohnya. Lalu mereka pun menggotong tubuh Seara dari dalam mobil dan meletakkannya di brankar dangan Hati-hati. Dan Dengan sigap kedua perawat itu membawa Seara menuju ruang IGD untuk segera ditangani.

Jasmin dan Elis juga sang supir tengah menunggu didepan ruang IGD. Jasmin terlihat sangat khawatir karena kondisi sang gadis yang memang sangat mengkhawatirkan, ya wanita paruh baya itu adalah Jasmin ibu sambung dari Rigelaldo Damian Bagaskara.

“Bi tolong tlpn putraku, bilang sama dia suruh datang kerumah sakit sekarang,” Ucap Jasmin. Yang sedang ketakutan dia takut terjadi hal yang fatal pada sang gadis penolongnya itu, karena sang suami sedang ada seminar di Singapore untuk satu minggu kedepan, jadi dia meminta tolong pada Asistennya untuk menghubungi putra sambungnya Rigel.

“Iya nyonya,” Jawab Elis. Lalu dia langsung menghubungi putra sulung sang majikan.

Saat Elis tengah menghubungi putra majikannya, tidak lama dokter yang menangani Seara pun keluar dari ruang IGD.

Jasmin langsung menjalankan kursi roda otomatisnya untuk menghampiri sang dokter, dan menanyakan keadaan gadis yang telah menyelamatkannya itu.

“Bagaimana keadaan dia, Dok?” Tanya Jasmin dengan raut wajah cemasnya.

Sang dokter pun menghela nafasnya lalu dia mengatakan keadaan Seara.

“Keadaannya tidak terlalu serius untung saja benturan kepalanya tidak terlalu keras tapi-“

“Tapi apa, Dok?” Tanya Jasmin lagi karena penasaran. Saat dokter menjeda ucapannya.

“Tapi Kandungannya sangat lemah, hampir saja putri anda mengalami keguguran. Karena benturan diperutnya,” Ucap Sang dokter yang mengira gadis yang berada di ruang IGD itu adalah putrinya.

“A-apa di-dia hamil, Dok?” Mendengar ucapan sang dokter. Jasmin sedikit shock meski gadis itu bukan putrinya tapi dia merasa bersalah karena dirinya lah yang membuat gadis itu ada diruang IGD itu hampir saja kehilangan bayinya.

“Iya Bu, sebaiknya putri ibu langsung dipindahkan keruang rawat inap. Karena dia butuh perawatan untuk memulihkan kondisi ibu dan janinnya,” Ucap sang dokter yang seolah mengerti kekhawatiran wanita paruh baya dihadapannya itu.

“Baiklah Dok. Terima kasih atas informasinya,” Ucap Jasmin. Yang kini mulai terlihat tenang. Karena penolongnya baik-baik saja, meski kandungnya dalam keadaan lemah.

“Sama-sama Bu, ya sudah kalau gitu saya permisi dulu, karena harus memeriksa pasien lainya, nanti biar saya beri tahu perawat untuk memindahkan putri ibu ke ruang-“

“VIP Dok. Pindahkan dia ke ruang VIP dirumah sakit ini,” Sela Jasmin sebelum sang dokter menanyakan mau dirawat druangan apa.

“Baik Bu, silahkan ikut perawat yang akan membawa pasien ke ruang VIP,” Ucap sang dokter. Sebelum pamit Elis pun mengantarkan Jasmin mengikuti Seara yang akan dibawa ke ruang rawat, sementara sang supir membawa tas Seara dan juga Jasmin dia pun mengikuti majikannya ke ruang rawat VIP yang sudah ditentukannya.

Setelah sampai diruang rawat Seara pun dibaringkan di brankar yang empuk menyerupai tempat tidur dikamarnya. Namun, yang berukuran single size. Dan setelah memasang infus Suster dan dua perawat pria pun pamit keluar dari ruangan itu. Dan kini di ruangan itu tinggal hanya Jasmin, Bi Elis dan sopir Jasmin.

“Gimana Bi? Apa Igel sudah dihubungi?” Tanya Jasmin. Yang kini berada dekat Seara dengan duduk dikursi rodanya.

“Sudah nyonya. Kata den Igel dia akan segera kesini, mungkin sekarang sedang di jalan,” Jawab bi Elis yang berdiri tidak jauh dari Jasmin.

“Ya sudah tolong kamu urus administrasinya. Kalau sudah tahu biaya untuk perawatan dan kamar rawatnya telepon saya. Nanti saya transfer ke rekening bibi biar bibi langsung bayar,” Ucap Jasmin meminta tolong pada bi Elis.

“Baik nyonya. Kalau gitu saya permisi dulu,” Jawab Elis. Lalu dia pergi meninggalkan ruang rawat itu. Untuk mengurus administrasi perawatan Seara.

“Pak tolong ambilkan ponsel saya di tas,” Ucap Jasmin. Setelah kepergian Elis. Sang supir pun mengangguk dan menyerahkan ponselnya pada sang majikan. Setelah itu dia pun permisi keluar untuk menunggu didepan ruang rawat saja, sambil beristirahat sejenak. Jasmin mengangguk pertanda mengijinkan.

“Cantik dan terlihat masih sangat muda. Apakah dia sudah menikah? Atau dia hamil diluar nikah? Kalau iya kasihan sekali dia. Siapa pria ya  beruntung yang menjadi kekasihnya itu?” Gumam Jasmin pelan bertanya pada dirinya sendiri. Sambil menatap Seara. Setelah siuman nanti Jasmin akan menanyakan siapa namanya dan juga tentang keluarganya agar bisa menghubungi orang tuanya untuk memberi tahu tentang kejadian yang menimpanya.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status