Home / Romansa / Takdir Sang Perawan Tua / Bab 6 : Dilema hati Elvira

Share

Bab 6 : Dilema hati Elvira

Author: Parikesit70
last update Last Updated: 2023-06-03 16:31:09

Irwan memberikan isyarat pada Gilang agar pergi dari kamar itu. Lalu, lelaki penyuka sesama jenis itu pun, bangun dari lantai dan berjalan masuk ke dalam kamar. Terlihat Gilang mengambil satu setel pakaiannya dari dalam koper dan berlalu menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya yang berisi darah yang telah kering serta membersihkan wajahnya ke kamar mandi.

“Vira, gimana keputusan kamu?” tanya Irwan mendekati wanita cantik yang telah terlihat tenang.

“Keputusan apa lagi?! Pak Irwan mau saya kembalikan uang yang 100 juta itu? Kalau mau besok kita ke Bank.” Ketus Elvira menjawab pertanyaan lelaki tampan itu dengan menatap tajam ke arahnya.

“Vira, asal kamu tau ... sebenarnya berapa pun nilainya, aku maunya tetap pakai kamu. Aku suka wanita yang bersih, terutama bagian ternikmatmu itu,” cicit Irwan dengan lidah yang dimainkan olehnya.

Elvira yang tanpa sengaja melihat Irwan memainkan lidahnya, melempar pandangannya ke tempat lain dan beranjak dari tempat duduknya. Saat Elvira telah berjalan menuju kamarnya, tangan Irwan pun meraih tubuh wanita cantik itu dalam pelukannya.

“Vira ... kalau kamu jadi bercerai, jadilah simpananku, gimana?” tanya Irwan berbisik persis ditelinganya.

Elvira pun menatap tajam wajah lelaki tampan itu dengan wajah kesal meludahi wajah Irwan, “Cuih! Dasar brengsek!”

Irwan yang tak menyangka reaksi Elvira, menarik tubuh Elvira ke sudut dapur, memegang kedua tangan wanita itu dengan satu tangannya dan tangan lainnya memegang wajah Elvira. Kemudian, dengan kasar Irwan pun mencium bibir wanita cantik itu. Walaupun Elvira meronta berupaya melepaskan diri, namun kuatnya tubuh lelaki itu, tak mampu dilawannya.

Gilang yang keluar dari dalam kamar terlihat menyeret kopernya. Melihat Irwan tengah mencium paksa Elvira, tidak ada yang dilakukan Gilang, selain melakukan pembiaran dan tetap melangkahkan kakinya menuju pintu keluar kamar, berlalu tanpa terusik sedikit pun oleh pemandangan yang ia saksikan.

Blam!

Elvira yang mendengar pintu kamar ditutup, sudah dapat menduga kalau Gilang akan pergi begitu saja, tanpa memberikan pertolongan padanya yang dicium secara paksa oleh Irwan. Ia pun mengutuk tindakan Gilang dengan mengucapkan sumpah serapah di dalam hatinya, ‘Dasar banci! Gue sumpahin elo mati kena Aids!’

Elvira pun menyerah usai berulang kali Irwan menyesap bibirnya dan lidahnya mulai menjelajahi rongga mulut hingga menyesap lidahnya dengan kuat. Sampai akhirnya, sebagai bentuk penyerahannya, ia pun balas menyesap lidah Irwan.

Merasa Elvira membalas permainan lidahnya, tangan Irwan mulai melepas kedua tangan wanita cantik itu. Begitu juga dengan tangannya yang memegang wajah Elvira di lepasnya. Namun, kini tangan Irwan mulai menggerayangi kedua gundukan bukit menantang milik Elvira.

Masih dalam posisi memainkan lidah Elvira, tangan Irwan mulai melepas kancing kemeja Elvira. Lalu, bibir Irwan mulai beralih kebagian gundukan besar nan putih bersih dengan menyesap dan meremas pada bagian lainnya secara bergantian.

Elvira hanya memejamkan matanya dengan detak jantung yang kian berdebar kencang. Berulang kali, ia mulai menelan salivanya saat merasakan getaran pada bagian ternikmatnya dan pikirannya mulai relax dan bergumam pada dirinya sendiri.

‘Gue pikir, kalau melawan pun percuma. Gue cerita sama mama juga malah tambah beban dan buat hati di lebih sakit dari pada gue. Mau cerita sama Ulfa dan kedua adik gue juga percuma. Semua udah terjadi. Mau nggak mau gue harus jalani hidup yang gue pilih. Berdamai dengan keadaan dan menjalani semua ini dengan wajar, kalau kagak gitu, gue bisa mau masuk RSJ.’

Irwan yang mendengar desahan kecil Elvira kala ia terus menyesap, meremas kedua gundukan besarnya merasa, kalau Elvira mulai menikmati permainannya. Kemudian, ia pun membuka celana panjang dan boxer nya. Lalu, diraihnya tangan Elvira untuk memegang rudal miliknya yang kian mengeras.

“Tarik perlahan, biar tambah kencang,” pinta Irwan yang membuka resleting celana jeans Elvira dan memasukkan jemarinya pada celana dalam wanita cantik itu yang terlihat malu-malu menarik rudal Irwan.

“Punyamu udah basah,” ucap Irwan melepas sesapannya dan menatap Elvira dengan senyum samar. “Sekarang buat aku mendesah.”

“Maksudnya?” tanya Elvira sembari mengambil kemejanya yang berada di bawah kakinya.

“Lakukan oral,” pinta Irwan, merebut pakaian yang di ambil Elvira. “Jangan kamu pakai lagi. Aku ingin liat kamu dalam bentuk polos. Aku suka liat kedua gundukanmu yang masih kencang itu.

“Aku jijik lakukan hal itu. Kamu tau aku sama sekali belum pernah lakukan itu.” Elvira menolak dengan tetap berdiri di hadapan Irwan, saat lelaki itu memintanya untuk berjongkok di hadapannya.

“Ayolah ...! lama-lama kamu akan terbiasa,” bujuk Irwan.

“Aku nggak mau!” tolak Elvira kembali.

“Vira ... aku aja melakukannya padamu. Sekarang lakukan hal itu padaku. Buar aku histeris,” pinta Irwan dengan terus meminta Elvira berjongkok.

Elvira yang telah kepalang basah, akhirnya dengan terpaksa berjongkok dan mulai melihat secara nyata, bentuk rudal milik Irwan yang berwarna coklat muda. Dengan ragu-ragu Elvira mendekatkan rudal tersebut ke bibirnya. Terlihat dahinya mengerut dan saat ia mencium aromanya, Elvira pun menggelengkan kepalanya.

“Aduh! Bau sekali ... aku nggak bisa ... nggak bisa. Aku bisa muntah,” tolak Elvira kembali dengan memalingkan wajahnya dan menutup kedua bibirnya rapat-rapat.

Melihat hal itu, Irwan hanya tersenyum lebar dan berucap, “Ya sudah ... sekarang aku ingin melihat kamu bugil, dan kita akan melakukannya disini, berdiri.”

Terlihat Elvira menarik napas lega, saat Irwan memaklumi dirinya yang tak nyaman dengan aroma khas rudal lelaki yang tak pernah dilakukannya. Dalam hati Irwan pun bergumam, ‘Baiklah .. nanti malam kita lakukan perlahan-lahan wanitaku.’

Setelah itu, Irwan yang telah sangat berpengalaman pun memberikan arahan pada Elvira baik dalam posisi atau pun cara ia melakukan hentakan atau goyangan. Disana Elvira mulai merasakan yang namanya klimaks dan berulang kali tubuhnya bergetar hebat, kala Irwan yang telah berpengalaman memberikan rasa nikmat yang baru dirasakannya.

“Aku sangat puas dan punya kamu, terasa sangat nikmat sekali. Rasanya aku ingin terus melakukannya, tapi apa daya rudalku tampaknya udah lelah. Hahahhahaha,” tawa Irwan dengan menepuk-nepuk bokong Ervira.

Vira hanya terdiam. Ia masih malu untuk mendesah keras, dan ia selalu bisa mengontrol dirinya untuk tidak mengerang keras seperti Irwan.

“Vira, apa kamu puas juga?” tanya Irwan saat telah usai menyemprotkan cairan kenikmatannya ke perut Elvira.

“Ya,” jawabnya singkat.

“Hahahahahaha, kamu itu sangat pemalu sekali. Tapi aku lihat saat matamu terpejam menahan rasa nikmat. Aku harap besok atau lusa kamu sudah bisa menjerit atau mencakar aku jika mencapai klimaks. Jangan kamu tahan dengan menggigit bibirmu. Kasian, bibir seksimu itu. Ayo mandikan aku, lalu kita keluar jalan ke pantai dan cari makanan,” ajak Irwan yang menggandeng tangan Elvira berjalan menuju kamar mandi.

Dalam hati Elvira bertanya pada hatinya atas apa yang dirasa dan dilakukan bersama lelaki lain, ‘Ya ampun, sekarang gue harus gimana? Terus jalani ini atau pergi setelah tujuh hari ini?’

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
HAHAHAHA... Kak Amy(⁠っ⁠.⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)⁠っ
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Sangat sulit Kak saat kita mau balik dan cerita karena bnyk orang yang akan terluka. Makasih udh hadir ya Kak༼⁠ ⁠つ⁠ ⁠◕⁠‿⁠◕⁠ ⁠༽⁠つ
goodnovel comment avatar
amymende
memang bakat rupanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 101 : Nikahi Aku ( THE END)

    Sudah dua bulan ini, bayi cantik yang dilahirkan oleh Larasati diasuh oleh Elvira. Sejak hari kematian Larasati, Elvira akhirnya menyusui ketiga bayi. Antara si kembar dan bayi Larasati hanya beda usia satu setengah bulan. Rasa lelah Elvira yang bersemangat untuk tetap memberikan ASI eksklusif untuk ketiga bayi tersebut selama 6 bulan, membuat Irwan merasa kasihan pada Elvira harus bangun tengah malam, hingga tubuhnya terlihat lebih kurus. Irwan selalu menemani Elvira saat mengurusi ketiga bayi mereka. Sementara Anastasia yang telah berusia 6,5 tahun sudah bisa mengurus dirinya sendiri.Tetapi, tidak seperti malam ini. Saat halilintar saling bersahutan membuat ketiga bayi menangis dan Anastasia yang biasanya sudah terbiasa tidur di kamarnya sendiri, merasa takut kala mendengar suara halilintar dengan curah hujan yang sangat besar usai perayaan tahun baru. Hingga akhirnya, Irwan pun membawa busa spring bed milik Anastasia ke kamar ketiga bayi mereka.“Gimana..., sekarang Ana udah ngga

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 100 : Kesedihan yang mendalam

    Satu bulan kemudian, di bulan Desember saat hujan mulai kian mencurahkan intensitasnya. Irwan yang selalu datang ke rumah Elvira, tidak menampakkan batang hidungnya. Biasanya lelaki tampan itu selalu ke rumah pukul tujuh pagi. Irwan selalu sarapan di rumah itu. Dan jika matahari tidak bersembunyi dari balik awan, Irwan selalu mengajak si kembar dengan kereta dorongnya.Rutinitas yang dilakukan oleh Irwan sebelum kerja dan selalu menghabiskan waktu saat libur, membuat Elvira merasakan kesepian yang sejak kelahiran si kembar selalu di temani Irwan di pagi hari, kini wanita cantik itu sarapan seorang diri.“Ibu akan sarapan sekarang? Atau tunggu bapak?” tanya Urip salah seorang pelayan di rumah itu.Elvira memandang jam didinding. Dilihat jam telah menunjukkan pukul 8 pagi. Sudah satu jam berlalu, Irwan pun belum datang ke rumahnya.Dalam hati Elvira pun berkata, ‘Ehm..., apa karena hujan, pak Irwan nggak ke rumah yaa? Padahal hari ini kan dia libur?’“Buu..., sarapan sekarang?” tanya pe

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 99 : Takdir Gilang

    Dua minggu kemudian, berita buruk menimpa Gilang. Lelaki gemulai itu dikatakan tengah meregang nyawa. Kondisinya sedang sekarat. Karena itu, Gempita yang selama ini bolak-balik menjengguk Gilang pun berinisiatif untuk menghubungi Elvira, di hari minggu kala semua masalah Elvira selama dua minggu itu terselesaikan.“Pagi Kak Vira,” sapa Gempita pada sambungan telepon dengan suara parau.“Pagi Gempita, apa kabar? Semua baik-baik saja kan?!” tanya Vira dengan cemas. Padahal selama ini mereka selalu berkirim kabar dengan Gempita.“Kak Vira, apa bisa ke Jakarta? Kak Gilang waktunya nggak lama lagi. Kondisinya semakin melemah. Padahal Gempi udah janji mau pertemukan Kak Vira sama kak Gilang. Kakak, apa bisa tolong Gempi buat menuruti keinginan terakhir kak Gilang?” tanya Gempita dalam isak tangisnya.“Baiklah, aku akan kabari kamu sore ini. Kamu yang sabar yaa..., bisikkan ke telinga Gilang. Kalau aku sudah memaafkan dia,” pinta Elvira dan sambungan telepon mereka pun berakhir.Usai berkomu

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 98 : Elvira memeluk Larasati

    Elvira dan Amelia menempati satu kamar hotel yang sama dengan Irwan. Hanya saja Irwan kali ini bersama Bram. Sedangkan Narto dan Harto, kakak ipar Bram telah pulang dini hari usai seluruh rangkaian pemeriksaan dan forensik atas diri almarhumah Melisa telah selesai.Di dalam kamar hotel 101 di lantai satu, Elvira telah bersiap dengan pakaian serba hitam begitu juga dengan Amelia.“Kak Vira, kemarin aku lihat pak Irwan menangis di sebelah kamar jenazah. Aku dengar dia berbicara dengan pak Bram. Katanya, ingin sekali dia memeluk Kak Vira. Tapi, kata dia suatu hal yang mustahil. Kasihan aku liatnya.”“Kasihan apa sih, Dek. Wong aku bukan istrinya ... Jelas nggak mungkin dia berani peluk aku,” jawab Elvira tersenyum simpul.“Sekarang kalau kakak ngomong udah kayak wong Suroboyo, hahahahahaha..., tapi Kak, kalau diajak nikah mau kan?” tanya Amelia sembari menyisir rambutnya.“Ogah! Aku nggak mau punya suami yang masih punya istri. Tapi, aku juga nggak mau punya suami yang ceraikan istrinya u

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 97 : Kesedihan berbalut kebahagiaan

    Acara pengajian di rumah baru Irwan Kusuma untuk menyambut kedua putra kembar keluarga itu, disambut dengan derai air mata. Irwan membawa bayi Andre dan Amelia membawa bayi Andri ke dalam rumah. Suasana di dalam rumah telah ramai oleh ibu-ibu pengajian yang ada di kompleks perumahan itu.Lalu, Nita yang mengkoordinasikan ibu-ibu pengajian, meminta pada ibu-ibu yang sudah datang mengirimkan doa untuk Elvira.“Terima kasih saya ucapkan pada Ibu-ibu semua yang telah hadir di rumah ini. Saya mohon bantuannya untuk mengirimkan doa pada Elvira Purnamasari, mama si kembar. Semoga Allah melindunginya dan bisa segera ditemukan,” pinta Nita dalam isak tangisnya.“Aamiin...,” serempak ibu-ibu pengajian itu pun menadahkan tangan dan mengusap wajahnya.Setelah itu, salah satu dari ibu-ibu yang berada di ruang keluarga yang cukup besar itu pun, memimpin doa dengan menyebutkan nama Elvira. Setelah itu, mereka pun semuanya mengaji.Saat ibu-ibu yang diundang pengajian di rumah Irwan tengah mengirimkan

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 96 : Elvira melarikan diri

    Saat mobil yang membawa Elvira masuk ke dalam halaman pertokoan sesuai dengan lokasi yang diberikan oleh Wicaksono. Namun, terlihat keempat orang penculik tidak keluar dari dalam mobil. Kesempatan itu di pakai oleh Darsono untuk memberitahukan pihak berwajib terdekat pada wilayah Surabaya.“Siang menjelang sore Pak! Saya Darsono, wartawan sebuah koran kriminal. Izin ingin melaporkan kejadian yang saya lihat di sebuah Rumah Sakit. Tapi, saya nggak tau apa ini perampokan atau apa. Sebuah mini bus dengan plat nomor X000xx dari Rumah sakit menuju tol. Sekarang ini berada di sebuah ruko dekat dengan pos polisi perumahan,” lapor Darsono pada bagian kepolisian terdekat.Namun, alangkah terkejutnya saat polisi yang mendapat laporan langsung merespons dengan cepat laporan tersebut.“Terima kasih Pak Darsono, kesatuan polisi telah bersiap-siap meluncur ke lokasi. Mobil mini bus tersebut tidak merampok, tetapi mereka menculik seorang wanita yang habis melahirkan bayi kembar di rumah itu. Apa Pak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status