Share

Episode 9

Lambaian tangan itu mengisyaratkan keberadaan dirinya sore itu di cafe dekat kantor kami bekerja. Setengah jam yang lalu,aku terima pesan dia. Kalau dia ingin bertemu denganku untuk membicarakan sesuatu.

Aku melangkah mendekatinya. Sebenernya kalau boleh jujur aku malas bertemu dengannya. Karena dia mendesak, dengan alasan ada yang sangat penting mau bicarakan sama aku. Aku batalin janji bertemu dengan Dattan sepulang kerja sore ini.

Aku menarik kursi duduk setelah sampai dimeja yang sudah ia pesan. Tanpa  berbicara sekatapun, tiba-tiba dia menyodorkan kertas bertuliskan cek.

"Kamu bisa mengisi degan nilai seberapun kamu mau! asal kamu meninggalkan berhenti bekerja!" Aku mengernyitkan kening kuat-kuat sambil menatapnya tajam. Bahkan sedikitpun aku tak mengerti arah pembicaraannya.

"Apa maksud kamu dengan semua ini Fero? kenapa tiba-tiba kamu menyuruhku untuk mengundurkan dari perusahaan?"

"Bukannya sudah jelas, Move! Memang sudah seharusnya kamu risaign, dengan kasus kamu! menggelapkan uang perusahaan. Bahkan bukti itu sudah ada!"

"Tapi bukti itu tidak akurat, Fero! Aku tidak pernah menerima dana transferan uang itu di rekeningku!" Perdebatanku dengan dia.

 "Siapa yang bisa menjamin kalau kamu tidak menerima transferan dana itu, Move! Tidak  ada yang tahukan?"

"Kamu-!! Hampir-hampir saja aku mengangkat tangan. Nafasku tak beraturan menahan emosi yang hampir meledak mendengar kata per kata Feronika. Rasanya aku pengen menjelaskan rekaman cctv yang kulihat kemarin. Tapi aku ingat ini hanya jadi rahasiaku dan  Fito manager keuangan. Dia yang akan membantuku membuka dan menguak siapa sebenarnya yang menfitnah aku.

"Kamu simpan saja cek ini. Barang kali kamu berubah fikiran. Ini semua demi kebaikan kamu move! percayalah  sama aku!" ucapnya sambil menyodorkan cek itu kembali.

"Kalau kamu cepat-cepat mengundurkan diri, aku jamin kamu tidak akan merasakan kesakitan dan kekecewaan berkepanjangan." sinar matanya menukik tajam.

"Bukannya aku mau sok ikut campur kehidupanmu. Tapi  tolong berfikir cerdas dengan kejadian-kejadian yang menimpa kamu akhir-akhir ini. saling berhubungan  tidak? Mungkin keputusan kamu ini, akan membuat beberapa orang bahagia!"

Jujur aku tidak pernah mengerti kata perkata yang diucapan Feronika. Baik dari awal dulu bertemu maupun sampai sekarang. Tapi memang tidak ada salahnya aku merekam kembali peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi beberapa bulan terakhir ini, untuk menjadi pembelajaran buatku dan  membuktikan bahwa aku tidak bersalah. Aku terdiam memikirkan semua kata-kata Feronika.

"Ambil cek ini, kalau kamu berubah pikiran segera hubungi aku! aku bantu kamu membuat surat pengunduran diri! ucap Feronika seraya bangkit dan memberikan kertas cek itu kedalam genggaman tanganku, lalu dia pergi.

"Sudah kubayar minuman kamu, sebaiknya kamu duduk dan minum dulu." ucapnya sekali lagi. Kemudian berlalu dari hadapanku.

Aku menarik nafas dalam-dalam. Sepertinya Feronika ini ada motif sendiri mendekati aku. Entah itu untuk kepentingan pribadinya atau untuk perusahaan. Kalau dilihat dari  segi perusahaan dia juga ngga berperan penting. Jabatannya hanya superviser. Ngga begitu berpengaruh diperusahaan. Malah akukan yang selalu dicari bos karena sekarang asisten pribadi bos. Tapi kalau dari segi personal apa motifny? ada tujuan apa Feronika? ada hubungan apa dia dengan seorang Ray Dinata? Pertanyaan demi pertanyaan itu belum menemukan jawabannya.

*******

"Maaf Pak! kalau mengganggu waktunya! Saya hanya mau mengklarifikasi soal kasus uang suap perusahaan itu apa sudah perkembangan?" suaraku menggema di seberang telfon.

"Move! sepertinya kita tidak bisa membicarakan ini ditelpon! cari waktu yang tepat untuk membicarakan ini! dan juga ini hanya menjadi rahasia kita berdua! jangan sampai orang lain mengetahui  langkah kita setahap lebih maju dari yang lainnya!" Aku mengangguk-angguk mengerti.

"Baik, Pak! Besok sepulang kerja kita cari tempat yang tepat untuk membicarakan semua ini. Saya berharap kasus ini cepat ada titik temunya!"

"Iya Move! Saya faham perasaanmu. Saya mengerti bagaimana rasanya di fitnah dan dijadikan target oleh orang yang akan menghancurkan kita! kalau begitu kita bertemu besok sepulang kerja Move!" Klik-! suara telpon ditutup dari seberang.

Aku menghela nafas berat. Masih terfikir pertemuan dengan Feronika tadi. Sebenarnya Feronika ini siapa? kenapa bersikap seolah-olah dia tahu segalanya dan memegang kunci semua masalah ini? Tiba-tiba ingatanku sampai pada Farhan. Oh Tuhan! kenapa tiba-tiba rasanya aku rindu banget sama sosok itu!

Dalam sekejab aku tertegun. Ada kesedihan yang begitu hebat. Kesedihan yang beberapa bulan kemarin mampu membuatku terpuruk. Dan detik ini begitu terasa lagi. Lagi-lagi aku terhenyak. Apakah Feronika ada hubungannya dengan Farhan?

Dapat fikiran dari mana aku ini? kenapa jadi menghubungkan Feronika dengan Farhan.

Huftttt! kenapa jadi kemana-mana fikiranku? Aku coba menangkan diri dan menetralisir perasaanku dengan menarik nafas dalam-dalam.

"Positif thinking Move! jangan berburuk sangka sama orang!" gumamku pada diriku sendiri. Menenangkan perasaanku yang tak karuan.

Masih dengan perasaan yang tidak nyaman aku membuka letop dan mencoba mencari profil Feronika tapi hasilnya mines. Feronika begitu protect dengan identitasnya. Semua akunnya terkunci. Khusus hanya orang-orang yang berteman dengannya saja.

"Sudah tidurkah? dari sepulang kerja tidak ada kabarnya sama sekali? apakah sibuk sekali sampai melupkan Aku? Aku tersenyum tipis melihat pesan diponselku.

"Ini mau tidur. Sedikit sibuk. Tadi ada yang harus dikerjain. Maaf bukan melupakan tapi belum sempat pegang ponsel. Istirahat lebih awal ya, ketemu besok di kantor! selamat malam," Aku menutup layar ponsel dan membaringkan badan. Fikiranku masih berkutek tak karuan.? 

Memang, hari ini Feronika begitu menyita perhatianku. Teringat sosok wanita yang berbaju hitam dan bermasker di rekaman cctv itu, sekilas aku tercenung. "Kok sosok itu mirip badan Feronika ya,?" aku menggumam sambil berusaha mengingat- ingat postur tubuh orang yang ada di rekaman cctv itu.

Ah! mikir apa aku ini? terlalu jauh! tidak mungkin Feronika melakukan itu! apa motifnya dia melakukan itu? untuk apa dia tega melakukan itu sama aku? mengkambing hitam aku sebagai pelaku penggelapan uang? terus saja otakku berputar-putar mencari jawaban. Namun tetap ?saja hasilnya nihil.

Kulirik jam dinding. Sudah larut. Tapi mataku masih bel mau terpejam. Apalagi ditambah banyak fikiran begini. Aku coba mengingat kembali kejadian-kejadian yang sudah terjadi.

Semua berawal ketika aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan virtual dengan Farhan. Ngga selang beberapa hari tiba-tiba Fero muncul di media sosialku. Lalu datang ke perusahaan menjadi pegawai baru. Kesininya CEO yang slama ini tidak pernah  ke kantor. Tiba-tibah pindah kantor ke perusahaanku. Kenapa serba bersamaan? aku mengurut-urutkan peristiwa yang terjadi selama ini.

Apakah ada kebetulan yang bersamaan? sepertinya semua sudah diatur. skenarionya begitu tertata rapi. Tapi siapa dalang di balik semua ini?

Huft-! hembusan nafasku kuat sekali. Seperti beban itu begitu berat. Yang membuat aku begitu terkejut, kenapa sampai ada kasus penggelapan uang atas nama aku? diluar nalar. Bertahun-tahun kerja disini baru kali ini ada kasus besar seperti ini. Mungkin orang dibalik semua ini mempunyai dendam pribadi sama aku!

Aku mengusap wajah ku dengan ke dua tanganku. Berharap bisa melupkan sesaat permasalahan ini dan mengatasi insomniaku. Karena kulihat jam sudah menunjukkan setengah satu malam.

BERSAMBUNG.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status