All Chapters of Takdir Yang Tertunda: Chapter 1 - Chapter 10
143 Chapters
Episode 1-2
Tet ... Dengan mata masih terpejam ku gapai ponsel yang berdering di samping tempatku terbaring. Rasanya berat sekali untuk membuka mata. Tuntutan kerjaan membuatku harus kerja lembur tiap hari "Sayang, ini aku. Apa kamu sudah bangun?" suara seseorang di seberang telpon membuatku terhenyak. Suara yang begitu sangat kurindukan. Seseorang denga suara khasnya serak-serak basah. Tut ... Entah sengaja atau tidak panggilan itu tiba-tiba terputus. Tidak mau munafik, ada degup keras di jantungku mendengar suara di seberang telpon, entah sudah berapa lama suara itu tak terdengar. Buru-buru aku cek kontak WhatsAap, kulihat nomerku yang terblokir sudah terbuka. "Mau apalagi manusia itu?" gumamku pelan sambil beranjak dari tempat tidur. Hampir sebulan lebih manusia brengsek itu menghilang bahkan sengaja memblokir kontak WhatsAap aku. "Tenang  Ve, tenang," ucapku dalam hati. Sambil menarik dan menghembuskannya, agar kemarahanku mereda.
Read more
Episode 3
 Aku menatap lembar demi lembar kertas itu. Berkali-kali kubuka, tetap aja ada nama dan tanganku di sana. Tanganku gemetaran memegang lembaran kertas itu. Kertas yang menunjukkan ada sejumlah uang yang ditransfer ke rekeningku. "Kenapa harus begini, kalau kamu butuh uang tinggal bilang sama Saya, Move, tidak harus melakukan tindakan ini kan ... ?" suara itu  menggema di ruang manager keuangan.  "Harus berapa kali, dijelaskan, Saya tidak melakukannya?!" suaraku tak kalah menggema. Merasa bahwa aku benar dan tidak melakukan perbuatan itu. "Tapi bukti ini mengarah padamu, Move!" Fito menunjuk kertas tanda bukti transferan itu padaku. Aku meraup mukaku dengan kasar. Antara bingung dan tidak percaya, drngan apa yang terjadi hari ini. Bagaimana bisa, ada sejumlah uang yang ditransfer ke rekeningku? Kalau aku sendiri saja tidak pernah menerima uang itu? Anehnya di hari dan tanggal itu direkeningku tidak  ada uang yang masuk. Terus uang itu kemana
Read more
Episode 4
5 menit kemudian. Aku sudah berada di ruang direktur. Dengan tangan sedikit gemetar, aku menaruh kopi itu di atas meja kerja direktur. "Kopinya, Pak," ucapku sambil menarik tanganku dari meja kerja itu. Sempat bingung harus kembali ke meja kerjaku apa menunggu laki-laki itu bicara sama aku. Dalam kebingungan seperti itu. Tiba-tiba, "Bisa kamu jelaskan, kenapa kamu bisa main peluk-pelukan dengan Dattan di ruang pantry?" suaranya membuat aku susah menelan ludah. "I-itu, hanya -, "Jawab yang benar, Move!" teriaknya membuatku terkejut bukan main. Sebegitu berpengaruhkah kejadian tadi sampai membuat dia semarah itu? aku memberanikan diri menatap matanya. Ada kemarahan yang luar biasa di sana. Kemarahan yang lebih berkesan cemburu. Apa iya dia cemburu? "Apa yang kamu lihat, cepat jelaskan!" sekali lagi aku terkejut. Kutarik mukaku kebelakang. "Saya sama Dattan, "Sebegitu dekatnya kamu sama dia, sampai kamu terbiasa memanggilnya tanpa
Read more
Episode 5
Tanpa kusadari tatapan teduh itu sudah dari tadi menatapku.Aku membalas tatapanya ,kulihat dibibirnya ada senyum bahagia. "Selamat Pagi," sapanya sambil mengecup keningku. Kupejamkan mata meresapi kasih sayangnya. Entah bermula dari mana, peristiwa semalam bisa terjadi. Tanpa komitmen apapun, aku dan dia melakukannya. Bahkan kami begitu menikmatinya. Apakah aku ini gampangan dan kelihatan murahan? Aku menggelengkan kepala berkali-kali. "Selamat Pagi," sambil memeluknya aku membalas sapaannya. Kudekap badan kekarnya. Rasanya nyaman sekali. Aku tidak bisa membayangkan kalau rasa bahagia ini tiba-tiba menghilang.  "Aku sudah bikin sarapan," bisiknya lembut di telingaku. Semakin aku mengeratkan pelukanku.  Masih kurasakan sisa-sisa semalam. Rasanya begitu indah. Bahkan laki-laki ini tidak canggung memperlakukan aku. Seolah-olah dia sudah sangat mengenalku. Dan kami seakan-akan sudah lama menjalin hubungan ini. Ingin bertanya yang sebenar-benarny
Read more
Episode 6
Kuperhatikan dengan seksama orang-orang yang sangat ku kenal itu.  "Oh ternyata, ini jawaban dari semua. Meski belum semua terkuak." Aku menghela nafas kecewa. "Feronika!" Aku baru paham kalau ternyata dia mengenal dengan baik siapa Dattan sergio sesha. Bahkan begitu dekat dengan sosok yang baru semalam begitu dekat denganku. Aku tak menyangka kalau mereka bertiga saling mengenal. Ternyata kehadiran Feronika di perusahaan ini memang sudah diskenario. Motifnya apa? Kenapa harus aku yang mereka jadikan korban konspirasi mereka?  Alangkah jahatnya! Benar-benar aku tidak menyangka Ray bisa melakukan ini sama aku. Hatiku bergemuruh menahan rasa marah dan kecewa tapi tatapanku masih lurus ke depan, dimana orang-orang itu masih terlibat pembicaraan serius. Aku benar- benar tidak percaya dengan semua ini. Bahkan Dattan, orang yang kukenal bertahun-tahun baik dan ramah juga perduli, kenapa setega itu dibelakang aku? Dengan berbagai pe
Read more
Epsode 7
Sepasang mata itu mengawasi  pembicaraan kami. Antara aku dan manager HRD. Saking seriusnya, kami tidak menyadari dari tadi ada sepasang mata itu mungkin sudah mendengar semua yang sedang kami bicarakan. Dattan merangkulku dengan senyum lebar. Sitampan yang ramah. Selalu ceria. Bahkan aku tak begitu memperdulikan dia sudah punya kekasih. Kedekatan kami sudah terjalin 6 tahun yang lalu.jauh sebelum dia  mempunyai pasangan. Mungkin dia lah satu satunya manusia yang tidak sedikitpun menghiraukan status aku. Tak pernah sekalipun dia  merasa malu kalau sedang  berjalan denganku. Tak sedikit yang bilang kami serasi. Bahkan banyak karyawan yang selalu bilang aku terlalu beruntung dekat dengan dia. Sempat ada yang bilang kami pacaran diam-diam. Karena  Dattan begitu perhatian sama aku. Entah apa yang membuat Dattan begitu nyaman berteman denganku. Sampai detik ini aku tak sekali pun ada niat menanyakannya. Masih sambil merangkul pundakku kami melewat
Read more
Episode 8
Sudah hampir telat satu jam, tapi belum datang juga dia. Aku gelisah. Berkali-kali kutengok jam tanganku.kulihat berkali-kali ponsel yang ada ditanganku. Sudah puluhan kali aku telponin tapi nggak diangkat. Tiba tiba ada perasaan bersalah mengingat kejadian  kemarin. Aku sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dengan tergesa aku keluar gedung menuju rumahnya. Setengah jam kemudian aku sudah di deoah rumahnya. Ku bunyikan bel. Aku menunggu dengan tidak sabar. Ada khawatir yang begitu sangat tidak biasa. Ketika pintu terbuka aku menatapnya. Ada pias dimukanya. Kulihat  ada bekas membiru dipipi sebelah kirinya.  "Oh Tuhan! aku menutup mulutku dengan telapak tanganku. Aku tak menyangka  tamparanku kemarin berefek seperti ini. Sekali lagi kuperhatikan wajahnya.Tanpa sungkan kutempelkan telapak tanganku  di keningnya. Astaga! demamnya tinggi banget!  "Bapak, demamnya tinggi banget! Kita kerumah sakit ya?" ucapku panik. Tapi pria tam
Read more
Episode 9
Lambaian tangan itu mengisyaratkan keberadaan dirinya sore itu di cafe dekat kantor kami bekerja. Setengah jam yang lalu,aku terima pesan dia. Kalau dia ingin bertemu denganku untuk membicarakan sesuatu. Aku melangkah mendekatinya. Sebenernya kalau boleh jujur aku malas bertemu dengannya. Karena dia mendesak, dengan alasan ada yang sangat penting mau bicarakan sama aku. Aku batalin janji bertemu dengan Dattan sepulang kerja sore ini. Aku menarik kursi duduk setelah sampai dimeja yang sudah ia pesan. Tanpa  berbicara sekatapun, tiba-tiba dia menyodorkan kertas bertuliskan cek. "Kamu bisa mengisi degan nilai seberapun kamu mau! asal kamu meninggalkan berhenti bekerja!" Aku mengernyitkan kening kuat-kuat sambil menatapnya tajam. Bahkan sedikitpun aku tak mengerti arah pembicaraannya. "Apa maksud kamu dengan semua ini Fero? kenapa tiba-tiba kamu menyuruhku untuk mengundurkan dari perusahaan?" "Bukannya sudah jelas, Move! Memang sudah seharusn
Read more
Episode 10
Sesekali aku menatap keluar kaca sambil terus mendengar ucapannya. Rasanya memang tidak bisa dipercaya kalau  ternyata dalang dibalik semua kasus ini adalah orang yang sangat ku kenal. Tapi itu baru dugaan sementara. Belum ada bukti yang benar-benar real yang bisa memberatkan orang itu bersalah. Kalau pada kenyataanya memang dia, apa hubungannya denga aku. Kenapa aku yang dijadikan target  kambing hitamnya? Seandainya bukti itu sudah konkret mungkin aku sendiri yang akan langsung berhadapan dengan dia. Semua harus jelas! tidak boleh dibiarkan dia berbuat semena-mena sama orang lain. Harus ada alasannya kenapa dia tega melakukan ini! "Tapi kita tidak boleh mengambil kesimpulan dulu Move! kita harus mencari tahu  identitas Feronika yang sebenar- benarnya! ucapnya tegas. Aku menatapnya dan mengangguk pelan. "Kita mulai penyelidikan  dari mana, Pak?" "Kita cari identitas Feronika dulu Move. kita harus cari  informasi yang
Read more
Episode 11
Rintik hujan mulai deras. Aku hanya menatap terus wajah yang seperti tak ada ekspresi itu. Kenapa dia, marahkah?  Entahlah, yang pasti sudah hampir setengah jam lebih situasi ini berlangsung. Huft-ft! Kuhembuskan nafas kuat-kuat. Kembali aku menatap wajah itu. Bahkan masih datar belum berekspresi. Aku mencoba mengalihkan fikiranku dengan menyedot kuat-kuat minuman yang sudah dipesan. Habis! Tinggal gelas sama sedotannya aja. Tapi raut muka seseorang yang ada di depanku  masih sama. "Marahkah?" tanyaku ragu dengan suara agak gemetar. Dan ku beranikan menatapnya. Sosok itu mengalihkan pandangannya ke arahku. "Punya hak kah aku marah?" Dia balik bertanya. "Akh-kh!" aku kesal dengan sikap dan nada bicaranya. Ku ketuk-ketuk gelas kosong tadi sebagai pelampiasan kekesalanku. "Cukup ...!" suara itu tenang. Meraih pergelangan tanganku dan menggenggamnya. "Kenapa kamu yang marah? Aku melotot mendengar pertanyaannya. Hei ...! Gimana ak
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status