Share

Terbawa Kenangan

Pagi yang cerah mendadak gersang. Panas menyengat terasa menggigit kulit Dira. Sengatan tajam dan menyakitkan itu menerobos masuk hingga ke hatinya. Panas dan sangat menggerahkan, hingga Dira tak lagi menghiraukan panggilan Ria.

Dengan menggeleng pelan, Ria hanya bisa menggerutu, “Kenapa lagilah anak itu. Udah ah, aku berangkat aja.”

Beberapa saat kemudian, Dira melirik ke arah ruang tamu guna memastikan kepergian Ria. Segera menutup rapat pintu rumah dan menjatuhkan dirinya di atas sofa. Lelah, wajahnya begitu lelah hingga kini pundak dan kepalanya terkulai lemas di atas sandaran kursi.

“Gilak, gilak, gilak! Dia cowon pertama yang berani nyentuh aku. Syukur enggak kena bogem tuh orang!” gerutu Dira yang tanpa sadar mengingat kembali momen dimana Daffin membelai lembut kepalanya.

Seketika matanya berkaca-kaca, membayangkan masa kecilnya yang suram. Masa itu Dira mendapati kebahagiaannya. Dira kecil mendapat kasih sayang yang cukup dari ibu terutama ayahnya. Sebagai anak sulung berstat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status