[Halo, ini Aisyah?] sapa seseorang begitu Aisyah menjawab panggilan suara itu. [Iya,][Aku Anton, temannya Andaru. Aku mendapatkan nomor telfonmu dari Reina.][Iya, ada apa?] tanya Aisyah. [Sejak dua hari yang lalu aku tidak bisa menghubungi Andaru. Nomor telfonnya tidak aktif. Aku takut terjadi sesuatu padanya, bisakah kamu menolongku untuk melihat keadaanya?] Anton menjelaskannya tujuannya menelfon Aisyah. Sontak saja Aisyah mengerutkan dahinya, mencoba mengingat terakhir kali Andaru menelfonnya. Seingatnya pria itu tidak lagi menghubunginya sejak sepulang dari makan eskrim kemarin siang. [Kemarin aku bertemu dengan Andaru. Alhamdulillah dia baik-baik saja. Tapi aku akan menelfonnya untuk memastikan keadaannya.] Tanpa Aisyah sadari, ucapannya membuat Arka mengepalkan kedua tangannya erat. Ada rasa marah bercampur cemburu mendengar mantan istrinya itu membicarakan pria lain dengan nada khawatir di dalam suaranya. [Bisakah kamu mendatangi kosnya saja? Nomernya tidak aktif, sepert
"Mungkin dia sudah pergi, dari kemarin kosnya juga sepi," sahut yang lain. Degh.... Pergi? Kemana? Aisyah nampak bingung dan kaget. "Maksudnya bagaimana ya? Andaru masih kerja di sini kan?" Aisyah memastikan. "Iya, tapi sudah dua hari ini dia tidak datang untuk bekerja," jawab karyawan tadi. "Di kosannya juga sepi, tambahnya."Boleh minta alamat kosnya," ucap Aisyah setelah berpikir sebentar. "Oh iya, sebentar," jawab Karyawan dengan nametag Danang itu. Dia berbalik lantas memanggil salah satu temannya yang baru keluar dari dalam sebuah ruangan kaca. "Ini Hilman. Dia kos di dekat kosan Andaru." Sambungnya memperkenalkan salah satu teman kerjanya yang sudah akan akan pulang. Aisyah segera mengikuti Hilman setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih. Mereka membutuhkan waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di kos Andaru. Hilman menawarkan untuk membonceng Aisyah namun ibu guru itu menolak dengan sopan dan lebih memilih menggunakan taksi online yang mengikuti di belakang
"Itu Mbak yang lagi lari sambil manggil-manggil di belakang mobil saya," beritahu sopir. Segera Aisyah memutar tubuhnya melihat ke arah belakang mobil. Seketika matanya melebar karena kaget. "Andaru?" pekik Aisyah. Nampak Andaru agak sempoyongan sedang berlari sambil memanggil namanya. "Pak, tolong berhenti sebentar!" perintah Aisyah pada sopir. Nampak Andaru agak sempoyongan sedang berlari sambil memanggil namanya. "Pak, tolong berhenti sebentar!" perintah Aisyah pada sopir lantas membuka jendela mobil."Ngapain kamu lari-lari?" ujarnya pada Andaru yang segera mendekati pintu mobil saat sopir menepikan mobilnya di pinggir jalan. Bukannya menjawab ucapan Aisyah, Andaru sibuk membuka pintu mobil. "Pak tolong buka pintunya!" perintah Andaru pada sopir dengan mengetuk kaca jendela mobil bagian depan. "Terima kasih," sambungnya pada sopir yang membuka kunci otomatis pintu mobilnya. Aisyah sedikit terkejut melihat Andaru yang langsung masuk setelah membuka pintu mobil. Spontan Ia mengg
"Pak, tolong antarkan ke rumah sakit terdekat," ujar Aisyah panik melihat Andaru tak sadarkan diri. Tanpa banyak bertanya lagi sopir segera menjalankan mobilnya menuju sebuah klinik terdekat dari posisi mereka. "Rumah sakit terlalu jauh Mbak, klinik ini yang paling dekat." ujat Sang sopir saat mereka sampai di sebuah klinik. "Iya gak papa Pak, tolong bantu panggilkan perawat untuk membawa teman saya masuk," pinta Aisyah masih dengan memangku kepala Andaru. Tak lama dua perawat datang dan membawa Andaru masuk ke ruang gawat darurat. Dengan perasaan khawatir Aisyah memandang Andaru yang sedang di periksa oleh dokter dan dua orang perawat. "Bismillah, semoga kamu gak papa," gumam Aisyah pelan dengan tatapan tak lepas dari Andaru yang terbaring lemah. Seorang perawat mendatangi Aisyah untuk memberitahukan jika pasien harus diambil darahnya untuk di tes agar bisa di ketahui penyakit yang di derita. Setelah mendapatkan persetujuan nampak perawat tadi segera mengambil darah Andaru dan
Sudah empat hari ini Andaru di rawat inap. Selama itu juga Aisyah dengan setia menemani dan menjaga pria tampan itu tanpa mengeluh. Setiap pagi sebelum berangkat ke mengajar Aisyah akan mampir sebentar untuk mengantar sarapan. Setelah selesai mengajar Aisyah kembali datang ke klinik untuk membawakan makan siang tapi saat malam Aisyah memilih pulang ke rumah kontrakannya karena sudah ada Anton yang akan menjaga Andaru. Siang ini Aisyah segera merapikan mejanya setelah semua siswa-siswinya mengumpulkan lembar ujian. Sebelum ke klinik Aisyah berniat mampir ke sebuah warung soto untuk membelikan Andaru makan siang.Saat hendak keluar kelas ponselnya bergetar. Sebuah panggilan suara masuk dari nomor kontak yang disimpannya dengan nama Anton. [Halo Assalamu'alaikum] sapanya.[Aku di depan keluarlah,][Apa? kamu sudah di depan.] ujar Aisyah dengan ekspresi kaget setelah mendengar ucapan lawan bicaranya. [Andaru memintaku untuk menjemput kamu. Dia khawatir kamu di ganggu lagi sama mantan
"Aisyah Ainur Ramadhani, bolehkah aku menjadi imam di hidupmu?" Andaru menatap dalam kedua bola mata Aisyah. "Hah,,,," Aisyah tercengang. Kedua matanya membulat sempurna. Hatinya berdesir dan tiba-tiba jantungnya berdetak tak seperti biasanya. Ada rasa gugup bercampur kaget yang membuat jantungnya berdetak sangat cepat seakan-akan ia habis lari puluhan kilo. "Aku ingin kamu menjadi kekasihku dunia dan akhirat. Aku tahu, aku berlumuran dosa dan jauh dari kata pria baik yang pantas menjadi pendampingmu. Namun aku janji aku akan berusaha menjadi lebih baik lagi dan lagi, agar bisa menjadi laki-laki yang pantas untukmu," ujar Andaru serius. "Kamu bicara apa sih?" Aisyah berpura-pura tidak mengerti maksud dari laki-laki di depannya itu. "Aku benar-benar mencintaimu. Aku sangat serius dengan niatku untuk hidup bersama denganmu. Tolong beri kesempatan untukku, aku akan melakukan apapun demi kamu. Sekarang aku memang hanya montir tapi aku janji aku akan mencari pekerjaan lain yang sesuai
Hatiku. Meski dengan keraguan aku sudah membuka pintunya. Masuklah jika kamu benar-benar ingin tinggal. Benahi apa yang harus diperbaiki, Buanglah apa yang sudah rusak dan gantilah dengan yang baru. Tidak perlu lebih bagus Asalkan itu benar-benar untukku. Namun jika kamu hanya ingin singgah sementara waktu, maka berbaliklah!Batalkan niatmu untuk singgah,Dan jangan membuatnya lebih berantakan lagi. Karena dulu, Seseorang pernah tinggal disini Lalu menghiasinya dengan banyak cinta dan mimpi-mimpi. Hingga membuatku sempat berpikir dia akan menetap, Namun ternyata dia pun melangkah pergi, Disertai badai yang seketika meluluhlantakkan segalanya menjadi berkeping-keping. Meninggalkan luka yang tak bertepi. 🌺🌺🌺Hubungan Aisyah dan Andaru semakin hari semakin dekat. Aisyah sudah memutuskan untuk memberi kesempatan pada dirinya sendiri untuk membuka hati untuk cinta yang baru. Meski Aisyah masih belum bisa menerima lamaran Andaru yang ingin menjalin hubungan serius yaitu s
Hari ini Aisyah izin pulang lebih awal karena akan menjemput orang tuanya di stasiun yang hari ini akan tiba dari jakarta. Ia meminta bantuan Shania untuk menghadle siswa-siswinya di jam terakhir. "Kamu yakin berangkat sendirian? Minta Antar Angga saja, dia tidak ada jam sekarang?" ujar Shania saat Aisyah pamit akan berangkat ke stasiun. "Aku sendiri saja. Sudah pesan taksi online kok," sahut Aisyah. "Nitip anak-anak ya! Mereka sudah tak kasih tugas, jadi mereka tidak akan ramai di kelas." Tambahnya sebelum pergi. Segera Aisyah bergegas setelah mendapat pesan dari sopir taksi online yang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Untuk sampai ke stasiun membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekitar satu jam lebih karena sekolah tempat Aisyah sekarang mengajar memang sedikit jauh dari keramaian dan pusat kota. Tak perlu menunggu lama, baru beberapa menit Aisyah sampai kereta dari dari Jakarta sudah tiba. Nampak Ja'far dan Salma tersenyum lebar saat melihat putri kesayangannya sudah me