Share

Bab. 44

Ibu meraih jemariku seraya menatap dengan kedua netra yang telah basah oleh air matanya.

“Adnan berada di tahanan. Sementara Irwan, menjadi buronan Polisi karena dugaan penipuan. Sekarang Ibu hidup menumpang di rumah salah satu saudara Ibu, Aisha.”

Aku terhenyak mendengar penuturan mantan ibu mertua. Beliau kini sudah tidak memiliki tempat tinggal, karena rumah satu-satunya terpaksa dijual untuk menutupi hutang Mas Adnan. Sungguh miris hidupnya kini. Aku baru paham maksud perkataannya barusan, bahwa beliau mengakui tidak dapat mendidik kedua putranya dengan baik karena nasib kedua putranya kini menyedihkan.

“Lalu untuk kebutuhan ibu sehari-hari darimana, Bu?” tanyaku penasaran.

Beliau terdiam dan menundukkan wajah. Namun kemudian beliau berkata lirih, “Ibu hidup dari belas kasihan saudara. Jika kondisi kesehatan Ibu cukup baik, Ibu bekerja mencari barang bekas untuk dijual ke pengepul.”

“Maksud Ibu, bekerja jadi pemulung?” tanyaku seolah tidak percaya dengan pengakuannya.

Tiba-tiba r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status