Share

6. Ijab qabul

"Lalu apa yang terjadi kemudian Mbak? " tanya Rama dengan sangat penasaran.

"Para tetua kampung dan laki-laki itu marah. Mereka menyalahkan kami semua terutama Abah yang sedari awal tidak ingin menikah kan Kak Haura dengan keponakannya itu. Mereka bahkan meminta Umi untuk mengambil alih keputusan Abah dengan mengganti Saya yang menikahi laki-laki itu. Umi dengan tegas menolak, dan untung juga laki-laki itu juga menolak karena bagi dirinya anak ingusan seperti saya tidak pantas menjadi istrinya karena katanya saya jelek dan kusam. Tidak seperti Kak Haura yang sangat cantik, putih dan sangat manis saat tersenyum! " jawab Hanum lagi.

"Ya elah, katarak nampaknya mata tuh cowok! Masa cantik, manis begini di katakan jelek! Memang sih kulitnya gak putih, tapikan gak itam kayak orang negro. Kulit nya kuning langsat khas orang Indonesia pada umumnya, senyumnya manis dan tatapan mata nya teduh! Astaghfirullah hal adzim... Sadar Salman, sadar! Sejak kapan kamu memuji perempuan lain selain Yasmine istrimu! " perang batin Salman sambil menatap wajah Hanum.

"Wah, untung dia gak mau sama Mbak! Kalau dia mau gak bisa dong Pak Bos nikah sama Mbak! " goda Rama kepada Haura.

Hanum tersenyum malu mendengar perkataan Rama, sedangkan Salman memalingkan mukanya ke arah lain.

"Semenjak saat itu hidup kami berubah, Abah meninggal setelah dua minggu koma di rumah sakit tanpa sempat bertemu dengan Kak Haura! Saya berusaha untuk menjual rumah ini dan berniat pergi dari desa ini bersama Umi, tapi setiap pembeli yang datang pasti keesokan harinya mereka membatalkan nya hingga bertahun-tahun lamanya! " lanjut Hanum lagi dengan wajah sedih.

"Kok saya merasa itu ada campur tangan mereka ya? " ucap Salman dengan curiga.

"Iya Pak Bos! Saya mikirnya juga gitu tadi! " sambung Rama.

"Entahlah Mas! Orang kecil dan awam seperti kami tidak mengerti apakah ada campur tangan mereka semua atau tidak! " jawab Hanum jujur.

Pembicaraan mereka terputus dengan kedatangan Umi yang mengatakan jika mereka harus menikah sekarang karena para tetua kampung itu sudah mendesak dan berkumpul di luar rumah.

"Mereka benar-benar membuat saya hipertensi Pak Bos! " omel Rama dengan wajah geram.

"Sudah lah Rama jangan gegabah mengeluarkan emosi mu di sini! Ayo Umi kita kabulkan keinginan mereka! Maaf ya dek jika mas kawinnya hanya bisa memberikan mas kawin uang segini! " ucap Salman pada Rama dan bicara pada Umi Sarah dan Hanum.

Ia hanya punya uang cash dua juta di dalam dompet nya. Hatinya sedih memberikan mas kawin seperti itu pada Hanum meskipun hanya nikah siri.

"Tidak apa-apa Mas! Segitu saja sudah banyak karena Hanum tidak mengharapkan mas kawin yang mewah! " jawab Hanum dengan tersenyum teduh.

"Pak Bos! Ayo kita temui orang itu karena Pak penghulu juga sudah siap! " ajak Satrio datang menjemput mereka semua.

Mereka pun berjalan menuju ruang tamu yang ternyata sudah banyak penduduk desa termasuk tetua kampung itu yang ingin melihat akad nikah nya Hanum.

Singkat cerita, acara pun langsung di mulai dengan pembacaan doa oleh pak penghulu dan di lanjutkan dengan akad nikah Salman dan Hanum.

"Saya Terima nikah dan kawinnya Hanum Almahyra Binti Abdul Aziz dengan mas kawin tersebut tunai! " jawab Salman dengan suara lantang.

"Sah... Sah... Sah... " teriak mereka yang bertindak sebagai saksi.

Pak penghulu kembali membaca doa khusus untuk kedua pengantin baru sebelum acara nya di akhiri dengan penandatanganan sebuah kertas yang mengatakan jika pernikahan ini sah secara agama oleh mereka yang ada di sana. Rama juga mengabadikan proses ijab qabul tadi dengan sebuah foto dan rekaman video di ponselnya sebagai bukti jika di kemudian hari ada yang meragukan status Hanum sebagai istri Bos nya.

Setelah akad nikah selesai, Salman bersama Rama dan Satrio membubarkan semua orang dengan paksa dari rumah Umi Sarah. Sementara itu Hanum sudah di bawa ke dalam kamarnya oleh Umi Sarah.

Hanum menangis sambil memeluk tubuh Umi nya karena saat ini ia sudah menjadi seorang istri, lebih tepatnya istri kedua dari suaminya.

"Yang sabar dan ikhlas ya Nak! Umi tau tidak ada seorang perempuan pun yang mau menjadi istri kedua dari suami nya! Semua nya hanya mau menjadi yang satu-satunya, tapi jika kau ikhlas menerima semua takdir ini InsyaAllah Allah akan membalasnya dengan kebahagiaan yang hakiki! Umi yakin pasti ada pelangi setelah hujan badai. Meskipun ini hanya nikah siri, kau harus patuh dan taat pada suamimu! Layani ia setulus hati dan penuhi segala kewajiban mu sebagai istrinya meskipun kau tidak menyukainya! Surga seorang istri terletak pada suaminya! Umi harap kau mengerti dengan kewajiban mu sebagai seorang istri meskipun kita tahu pernikahan ini apakah akan bertahan lama atau tidak! " ucap Umi Sarah dengan lembut seraya mengusap punggung putrinya yang bergetar karena menangis.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status