Share

7. Di dalam kamar

Begitu para tamu yang datang pulang, Salman memasuki kamar yang di tempati asistennya Rama dan Satrio. Ia tampak duduk termenung memikirkan sesuatu yang membuat hatinya gundah gulana.

Ia merogoh kantong celana nya dan mengambil ponsel. Ia mengusap sebuah foto yang menjadi wallpaper pada layar ponselnya dengan mata berembun.

"Yasmine sayang..! Maafkan Mas yang sudah menikah lagi secara diam-diam! Sedikit pun tidak ada niat di dalam hati Mas untuk menduakan dirimu sayang! Jangan kan untuk mempunyai niat, berpikir kearah sana Mas tidak pernah! Mas terpaksa melakukan nya sayang demi harkat dan martabat seorang wanita yang di perlakukan tidak adil di desa ini! Maafkan suamimu ini sayang...! Maafkan...! " ucap Salman dengan lirih sembari mengusap foto tersebut dengan perasaan bersalah.

Salman menutup matanya sejenak untuk menenangkan hatinya yang gelisah. Ia membuka mata nya setelah memikirkan semua nya.

"Yah, walau bagaimana pun aku sekarang sudah menjadi suami Hanum! Meskipun aku tidak berencana mempunyai dua istri, tapi Hanum dan Yasmine sama-sama tidak bersalah! Ini semua sudah takdir yang harus kami jalani bertiga! Hanum berhak mendapatkan nafkah lahir dan batin dari aku suaminya, begitu juga dengan Yasmine. Sepulang dari sini nanti aku akan berterus-terang kepada Yasmine tentang Hanum! " ucap Salman dengan penuh keyakinan.

Ia pun menaruh ponselnya ke dalam tas dan berjalan keluar dari kamar tersebut. Salman berjalan menuju kamar istri keduanya dan berpapasan dengan Umi Sarah mertuanya.

"Hanum di dalam kan Umi? " tanya Salman basa basi sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iya Nak, Hanum di dalam! Masuklah karena istri mu sudah menunggu di sana! " jawab Umi Sarah dengan tersenyum geli melihat pria yang menjadi menantunya salah tingkah.

"Eh iya Mi.. " sahut Salman menunduk malu.

Umi Sarah pun berjalan meninggalkan Salman yang masih berdiri di depan pintu kamar putri nya.

Salman yang ingin mengetuk pintu menjadi urung karena teringat akan sesuatu. Ia kembali membalikkan badan nya dan mengejar ibu mertuanya.

"Umi...! Tunggu Umi..! " panggil Salman dengan berjalan cepat mengejar Umi Sarah.

Umi Sarah yang mendengar ada yang memanggilnya berhenti sejenak dan menautkan alisnya saat melihat yang memanggilnya adalah sang menantu.

"Iya Nak Salman, ada apa? " tanya Umi Sarah dengan heran.

"Salman cuma mau ngasih tau Umi untuk bersiap-siap juga malam ini! Karena Salman berencana akan kembali ke kota setelah subuh nanti! Jika Umi bersiap malam ini maka besok kita akan langsung berangkat. Bawa yang penting saja Umi, tinggalkan saja yang tidak perlu! " jawab Salman panjang lebar.

"Apa gak papa kita pergi setelah subuh? " tanya Umi Sarah lagi.

"Gak papa Umi! Semakin cepat kita pergi dari sini semakin bagus! Salman hanya mau mengatakan itu saja! Salman masuk kamar dulu Umi! " jawab Salman sambil balik badan dan menuju kamar istri nya.

Di dalam kamar Hanum menunggu suaminya dengan perasaan yang berkecamuk. Kedua tangannya yang menggenggam mengeluarkan keringat dingin saking gugup nya ia.

"Assalamu'alaikum istriku! " ucap Salman dengan lembut saat membuka pintu.

Jantung Hanum berdebar kencang mendengar suara lembut laki-laki yang telah menghalalkannya dalam ikatan pernikahan. Meskipun baru menikah siri dan sebagai istri kedua, Hanum gugup dan takut secara bersamaan.

"Ya Allah..! Meski pernikahan ini sah secara agama, tapi aku takut jika setelah ini suamiku menceraikan aku! Walau bagaimana pun aku tidak pernah berniat menjadi madu bagi istri pertama suamiku! Jika ini memang takdir ku, maka bimbing lah aku ya Allah agar bisa menjadi istri yang sholehah yang selalu patuh pada suamiku! Jauhkan lah aku dari penyakit hati pada istri pertama suamiku Ya Allah... Hanya kepadaMu lah aku meminta dan memohon perlindungan.. " batin Hanum berdoa dalam hatinya.

"Waalaikumsalam Mas.. ! " jawab Hanum dengan suara lemah lembut.

Deg...

Jantung Salman berdegub kencang saat mendengar suara lembut perempuan yang menjadi istrinya itu.

Ia berjalan mendekati istrinya yang duduk di tempat tidur dengan pakaian tidur lengkap dengan jilbab lebar nya.

"Mas tau jika pernikahan ini tidak sesuai dengan pernikahan impian mu! Maafkan Mas yang membuat mu menjadi yang kedua! InsyaAllah Mas akan berusaha adil pada kalian berdua meskipun mungkin itu agak sulit. Mas akan mengatakan pernikahan kita kepada Yasmine saat kita di kota S nanti! Mas harap adek ikhlas dan ridho menjadi istri kedua Mas hingga Jannah nanti! " ucap Salman dengan menyentuh tangan Hanum.

Hanum terkejut saat Salman menyentuh tangan nya, seperti kesetrum ribuan volt tangan besar Salman menggenggam tangan mungilnya yang berkeringat.

"Bismillah... InsyaAllah Hanum ikhlas dan ridho Mas menjadi istri Mas meskipun menjadi yang kedua! Hanum gak akan menuntut lebih sama Mas, karena Hanum sadar bahwa ini adalah hal yang sulit untuk kita bertiga! Hanum akan terima apapun yang Mas berikan untuk Hanum. " jawab Hanum sambil menegakkan wajah nya untuk menatap wajah sang suami.

Wajah rupawan dengan alis tebal, mata yang tajam, rahang yang tegas meskipun ada brewok nya sedikit yang membuat nya semakin gagah, hidung yang mancung, bibir yang tebal, dan jangan lupa tubuh yang kekar dengan kulit eksotis khas pria blasteran Indonesia pada umumnya.

Hanum kembali menunduk malu saat tanpa sengaja menilai kesempurnaan wajah dan tubuh sang suami.

"Kenapa menunduk hmm? Mas suka saat adek melihat Mas kayak gitu? Gimana suamimu ini? Tampan kan? " tanya Salman sembari terkekeh melihat istrinya malu.

Salman menyentuh lembut pipi Hanum yang memerah karena malu. Desiran halus di jantung keduanya membuat suasana kamar menjadi panas.

"Bolehkah Mas membuka jilbab mu sayang? " bisik Salman di telinga Hanum.

"Bo-boleh Mas..! " jawab Hanum dengan suara tercekat di tenggorokan karena gugup.

"Jangan gugup sayang...! Mas gak akan gigit kok! Palingan nanti adek yang gigit Mas! " ucap Salman menggoda istrinya itu.

"Ish, Mas nyebelin ya! Hanum gugup dan takut Mas! Ini kan pertama kalinya bagi Hanum! " jawab Hanum mencebik mulutnya.

"Hahahaha...! Abisnya adek menunduk terus dari tadi! Emang nya lebih bagus lantai itu dari pada wajah suami mu ini hemm? " sahut Salman dengan tertawa kecil.

Hanum masih cemberut, tapi ia sudah lumayan rileks dan tidak terlalu tegang seperti tadi.

Ia mendongakkan wajah nya dan kembali menatap wajah rupawan sang suami dengan tatapan lembut. Dengan sekali tarikan jilbab lebar Hanum terlepas dari kepala nya hingga menampakkan rambut panjang hitam pekat yang bergelombang.

"MasyaAllah...! Cantik sekali istri nya Mas! Benar-benar keindahan yang tersembunyi! Mas tau ini yang pertama untuk mu sayang! Mas janji untuk tidak akan menyakitimu sayang! Izinkan Mas untuk menyempurnakan pernikahan kita malam ini sayang..! Meskipun pernikahan kita ini mendadak dan kita belum terlalu mengenal lebih dekat, tapi ikatan kita suci dan halal di hadapan Allah! Kau berhak atas diri Mas, dan Mas berhak atas dirimu sayang! Boleh kah Mas melakukan nya sayang?? " ucap Salman panjang lebar sambil bertanya.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status