Home / Rumah Tangga / Tambah Istri Gara-gara Kambing / Bab 4 : Menyelamatkan wanita yang di Dzolimi

Share

Bab 4 : Menyelamatkan wanita yang di Dzolimi

Author: Nur hikmah
last update Last Updated: 2022-03-21 15:12:36

"Nak... Nak... Berhenti nak! " Panggil seseorang dari jauh di atas sepeda motor.

Salman yang hendak masuk mobil menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. Ia melihat seorang wanita paruh baya bergegas turun dari sepeda motor berlari menemuinya.

"Loh, Ibu kan yang tadi pagi itu? " ucap Salman ketika Ibu itu sudah keliatan wajahnya.

"Hu... Hu.. Hu... Tolong putri saya Nak, Selamatkan harkat dan martabat nya sebagai seorang perempuan muslimah. Hu... Hu.. Hu... Tolong nikahi putri saya Nak, Selamat kan lah putri ku dari kejahatan ini? Selamatkan harga dirinya Nak? Jangan biarkan semua orang melihat aurat yang selama ini ia jaga. Hu... Hu... Hu... Tolong nikahi anak saya? Setelah itu silahkan engkau menceraikan anakku, karena lebih baik ia menjadi janda dari pada harkat dan martabat nya di rendahkan dengan cara seperti ini. " ucap Umi Sarah yang langsung bersimpuh di hadapan Salman dengan bercucuran air mata.

"Astaghfirullah hal adzim Bu? Ayo berdiri! Hanya Allah lah yang pantas tempat kita bersimpuh.

Janganlah Ibu bersimpuh di hadapan manusia seperti saya. " jawab Salman dengan membantu Umi Sarah untuk bangkit berdiri.

"Maaf Bu, memang nya apa yang terjadi pada anak Ibu sekarang ini? " tanya Rama dengan sopan.

"Para tetua kampung dan yang lainnya sudah membawa Hanum secara paksa ke lapangan di tengah desa Nak, Hu... Hu.. Hu... " Jawab Umi Sarah masih dalam keadaan menangis.

"Astaghfirullah hal adzim... " ucap Salman, Rama dan Satrio berbarengan dengan wajah terkejut.

"Pak, orang-orang kampung ini keterlaluan sekali! Ini tidak bisa di biarkan. Ya Allah, saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika anak perempuan saya mengalami hal seperti ini! " ucap Rama dengan geram.

"Kamu benar Ram! Saya tidak bisa membiarkan kedzoliman terjadi di depan saya! Apalagi mereka dzalim terhadap seorang wanita yang selalu menutup aurat nya. " jawab Salman dengan tangan terkepal menahan amarah.

"Bu, Ibu tenang saja! Saya akan menikahi putri Ibu. Tapi saya tidak akan menceraikannya karena saya tidak mau mempermainkan sebuah pernikahan. Tapi maaf karena saya hanya bisa menikahinya secara agama saja. " ucap Salman dengan terus terang.

"Ta-tapi Pak, bagaimana dengan Ibu Yasmine? " tanya Rama kaget dengan keputusan Salman.

"Saya akan membicarakan ini dengan Yasmine, dan menjelaskan semuanya bagaimana pernikahan ini bisa terjadi. Kita doakan saja semuanya berjalan lancar. " jawab Salman dengan sungguh-sungguh.

Umi Sarah sedikit bernafas lega ketika mendengar kata-kata Salman. Ia menghapus air matanya dengan hijab panjangnya.

"Nak, saya sebagai seorang Ibu, mengucapkan terimakasih karena kau mau menyelamatkan putriku dengan menikahinya walaupun itu hanya dengan nikah siri. Tapi, saya tekan kan sekali lagi, kalau kau bisa menceraikan putri ku setelah kau menikahi nya karena saya tidak mau membuat istrimu marah karena melakukan poligami tanpa sepengetahuan nya sebagai istri pertama. " ucap Umi Sarah panjang lebar.

"Bu.... " ucap Salman yang terpotong.

"Panggil saja Umi seperti Hanum Nak! " sahut Umi Sarah memotong ucapan Salman.

"Umi, saya hanya mau bilang, untuk saat ini Umi tidak usah pikir kan tentang yang lainnya termasuk Yasmine karena itu tanggungjawab saya sebagai suaminya. Sekarang ini yang lebih penting, kita harus menyelamatkan Hanum sebelum semuanya terlambat. " ucap Salman dengan tenang.

"Astaghfirullah hal adzim.. Umi lupa kalau Hanum sendirian di sana! " seru Umi Sarah sedikit panik.

Ia pun lalu menaiki sepeda motor dengan salah seorang warga yang mengemudikannya.

Sedangkan Salman beserta Rama dan Satrio mengikuti nya dari arah belakang menggunakan mobil.

Mereka semua akhirnya sampai di sebuah tempat yang di sebut lapangan dengan banyaknya orang-orang yang berkumpul seperti ingin menyaksikan pertunjukan dangdut saja.

Umi Sarah bergegas turun dari motor dan Salman melompat agar bisa mencegah Umi Sarah yang terlalu terburu-buru.

"Umi, sabar Umi, saya tidak akan membuat mereka menghancurkan harga diri Hanum. Kita terobos kerumunan ini dengan pelan-pelan, jangan tergesa-gesa karena nanti malah kita yang terinjak-injak oleh manusia-manusia bodoh seperti mereka. " ucap Salman ketika berhasil mencegah Umi Sarah yang buru-buru dengan menarik ujung hijabnya.

"Astaghfirullah hal adzim... Astaghfirullah hal adzim... " ucap Umi Sarah beristighfar sambil menarik pelan nafasnya.

Dari kejauhan, mereka melihat jika Hanum sudah berdiri di sebuah panggung dengan dua orang pria yang berambut putih yang pernah Salman lihat dan seorang pria yang juga berambut putih memakai cincin-cincin besar di tangan kanannya. Mereka berdiri di sisi kanan dan kiri Hanum, mungkin berjaga-jaga agar Hanum tidak bisa melarikan diri.

Hanum menangis tiada henti menerima nasibnya yang malang ini, sehingga membuat matanya bengkak, hidung memerah karena kelamaan menangis. Ia pasrah akan hidupnya kepada sang Khaliq, ia hanya tidak menyangka jika ia akan di permalukan, di hina, dan di jatuhkan harkat dan martabat nya sebagai seorang wanita muslimah yang menutup aurat.

"Dengar para penduduk kampung xxx, hari ini kita akan menyaksikan sanksi tegas untuk wanita yang melanggar ketentuan adat dan tradisi kampung kita ini. Ingatlah semua! Ini akan menjadi pelajaran bagi kalian semua jika tidak seorang pun yang bisa menghalangi ritual ini karena jika kita tidak melakukan nya maka kampung kita akan mengalami sial selama 40 hari 40 malam. Apakah eksekusi nya bisa kita lanjutkan?? " ucap pria tua yang memakai cincin besar di tangannya itu dengan kencang menggunakan microphone.

"Bisa Ki! Bisa! Ayo lanjutkan! " jawab para warga dengan bersorak-sorai.

Sungguh miris adab dan akhlak warga kampung xxx ini, yang menganggap wanita hanya seonggok sampah yang tidak berguna. Mereka tega berbuat dzalim terhadap wanita santun hanya karena tradisi gila yang di lakukan turun temurun itu. Benar-benar tidak punya akal dan hati nurani para manusia ini.

Pria yang berambut putih yang satunya mengambil sebuah gunting dan mendekat kearah Hanum yang menangis terisak sambil menunduk. Ketika tangan pria tua itu hendak memegang hijab Hanum untuk membukanya, tangan itu tiba-tiba saja di lempar kayu yang lumayan besar hingga membuat yang punya tangan meringis kesakitan.

"Jangan pernah tangan kotormu itu menyentuh Hanum sedikit saja, walaupun hanya hijabnya. Aku tidak segan-segan untuk mematahkan tangan tua mu itu jika kau berani melakukannya lagi. " teriak Salman dengan keras sambil berjalan menaiki panggung di iringi Umi Sarah, Rama dan Satrio yang berada di belakang nya.

"Hei... Dengarkan ucapan ku ini! Saya, Salman Hidayatullah bin Sultan Hidayatullah akan menikahi Hanum dan membawanya pergi dari kampung ini setelah kami menikah. Dengar itu! " ucap Salman dengan lantang dengan tangan terkepal kuat.

Semuanya terkejut dengan ucapan Salman yang naik panggung tiba-tiba, apalagi dengan sengaja melempar kayu ke tangan tetua kampung ini dengan sengaja.

Seorang pria naik ke atas panggung dengan tersenyum sinis melihat Salman. Pria tersebut memakai blangkon lengkap dengan bajunya dan kumis tebalnya yang tampak menyeramkan bagi anak-anak, tapi tidak pada Salman. Salman malah menatap balik dengan tatapan tajam dengan aura mengintimidasi yang kuat sehingga beberapa orang bergerak untuk mundur ke belakang.

"Tidak semudah itu sampean bicara. Kalian tidak akan bisa meninggalkan kampung ini sebelum melakukan malam pertama dengan bukti darah keperawanannya. " ucap laki-laki itu dengan tersenyum menyeringai.

"Astaghfirullah.. Keterlaluan sekali orang kampung ini! Bisa-bisa nya mereka melakukan hal ini yang seperti ini. " ucap Salman dalam hati dengan menarik pelan nafasnya agar tidak terpancing emosinya.

"Cih.. Aku tidak peduli dengan bualan mu itu. Ayo Umi bawa Hanum pulang! " jawab Salman tidak peduli dengan teriakan lelaki itu sambil mengiringi langkah Umi Sarah dan Hanum dari belakang.

Salman dan rombongan nya pergi meninggalkan lapangan tersebut dengan cuek meskipun terdengar bisik-bisik para penduduk terutama Ibu-ibu yang hobi bergosip. Mereka menggosipi Hanum dari belakang dengan tertawa cekikikan.

Mereka semua sudah sampai di rumah sederhana Umi Sarah. Dan Umi Sarah langsung menyuruh Hanum untuk mandi agar terlihat segar.

"Rama, Satrio, saya minta tolong pada kalian berdua. " ucap Salman sambil menarik nafasnya.

"Katakan saya Pak Bos! Saya akan membantu selama saya bisa! " jawab Satrio dengan mantap.

Rama pun menganggukkan kepala nya membenarkan kata-kata Satrio.

"Rama, saya beri kamu tugas untuk mencari penghulu yang bisa di percaya, Saya tidak yakin dengan penghulu di kampung ini. Pergilah dengan di temani Satrio! " ucap Salman dengan tegas.

"Baik Pak! " jawab mereka berdua serempak.

Rama dan Satrio pun bergegas pergi melakukan perintah Salman karena hari sudah hampir masuk waktu ashar.

"Assalamualaikum Umi, Umi Sarah! " panggil seseorang dari arah luar.

Seorang wanita tiba-tiba langsung masuk begitu Umi Sarah menjawab salam dari dalam rumah.

"Ya Allah Umi... Beneran Hanum akan menikah malam ini? " tanya wanita itu dengan gelisah sambil menggenggam erat tangannya sendiri.

"Alhamdulillah benar Desi! " jawab Umi Sarah dengan tersenyum ramah.

"Ya Allah Umi.. Gawat ini! " jawab wanita di panggil Desi itu dengan raut wajah panik.

"Kenapa kamu panik begitu Desi? Apanya yang gawat! " ucap Umi Sarah dengan bingung.

Salman yang tadi cuek bebek, akhirnya ikut duduk di samping Umi Sarah. Begitu juga dengan Hanum yang baru saja keluar dari kamarnya langsung ikutan duduk di kursi di samping wanita yang bernama Desi itu.

"Mbak! Coba jelaskan apa yang terjadi? Kenapa Mbak panik begini? jelaskan pelan-pelan saja Mbak! " ucap Salman penasaran.

"Anu Mas, sampean calon suami Hanum? " tanya nya lagi dengan gugup.

Salman menganggukkan kepalanya dengan pasti.

"Anu Umi, Mas, it-itu saya tidak sengaja mendengar pembicaraan suami saya dengan Kang Tarjo. Kang Tarjo meminta kesediaan suami saya untuk mencari preman sebanyak 20 orang untuk menjaga rumah Umi Sarah dari sebelum akad nikah Hanum sampai pagi. Katanya supaya Hanum dan suaminya tidak kabur sehabis akad nikah. " jawab Desi dengan tangan gemetar.

"Astaghfirullah hal adzim... " ucap Umi Sarah, Hanum dan Salman berbarengan sambil mengurut dada.

"Maafin suami Desi ya Umi karena tadi Desi dengar Kang Tarjo mengancam Kang Malih kalau gak mau gudang padi kami akan mereka bakar.. Hiks... Hiks.. " ucap Desi sambil menangis.

"Ya Allah... Keterlaluan sekali mereka! Apa salah kita sama mereka sampai mereka membuat kita seperti ini. " ucap Umi Sarah juga ikut menangis.

"Istighfar Umi.. Istighfar.. Serahkan semuanya kepada Allah. Biarkan saja mereka melakukan nya. Kita akan pergi dari sini besok pagi. Sekarang sudah masuk waktu ashar, lebih baik kita sholat dulu. " ucap Salman menenangkan Umi Sarah.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   36. Penyamaran terbongkar

    Salman yang cemburu tidak sadar jika sikapnya itu membuat beberapa karyawan Hanum mencurigainya. Ia bahkan tidak sadar mendekati Yasmine dan Hanum yang ada di dekat pintu keluar setelah melepaskan tamunya pergi. "Tuan, mau ambil roti atau cake? Sedari tadi saya lihat Tuan hanya diam dan bengong saja melihat ke arah majikan kami," tegur pelayan yang bernama Mita dengan tatapan curiga. Salman yang di tegur karyawan sang istri langsung tersentak kaget sehingga tanpa sadar tangannya menyenggol kumis palsunya sehingga kumis tersebut copot. Yasmine dan Hanum yang kebetulan melihat kearahnya langsung terbelalak kaget melihat siapa yang di tegur karyawan Bakery. "Papi!!" teriak Yasmine kaget. "Mas Salman!!" ucap Hanum tidak kalah kagetnya. Mereka berdua syok melihat Salman ada di dalam toko dengan menyamar. Salman yang penyamarannya terbongkar menghela napas kasar sembari melotot kearah karyawan Bakery yang menegurnya tadi. "Kamu, gara-gara kamu tegur dan sok akrab, penyamaran saya ket

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   35. Kecemburuan Salman

    "Ah,membosankan! Hampir tiga jam menunggu Yasmine di depan butik, tetapi gak kelihatan karena dia tidak menampakkan diri keluar dari ruangannya. Padahal aku sangat merindukannya, meskipun hanya melihat dari jauh saja sudah membuat hatiku menjadi lega. Memang serba susah menghadapi amarahnya perempuan, marahnya awet. Apa aku ke toko Bakery Hanum saja ya? Siapa tahu bisa melihat wajah teduh Hanum? Ah, aku sangat merindukan mereka berdua! Tidak enak sekali di cuekin dan diasingkan seperti ini oleh istri sendiri," keluh Salman dengan wajah lesu sambil bertopang dagu. Ia bahkan tidak menghiraukan tumpukan berkas yang ada di atas mejanya. Sepulangnya dari mengawasi butik Yasmine, Salman terpaksa kembali ke kantor karena ada meeting penting dengan klien lamanya. Sehingga ia gagal mengawasi sang istri selama sehari penuh. Jangankan sehari penuh, setengah hari saja tidak sampai ia di sana. "Ah, bodoh amat! Lebih baik aku ke toko Hanum saja, lumayan bisa melihat Hanum dari jauh meskipun t

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   34. Pria aneh

    "Bu Bos, itu Tuan Salman gak di suruh masuk aja gitu ke dalam butik?" tanya Jamilah pada Bos cantiknya. "Biarin aja deh, Mil. Mas Salman lagi dalam masa hukuman. Lagian juga ada-ada aja tingkahnya, bikin orang tambah kesel tau gak!" jawab Yasmine dengan nada malas. "Hehehehe, Tuan Salman lucu juga Bu Bos! Masa ngawasin butik istrinya sambil bawa pedagang makanan segitu banyak kayak mau gelar pesta jajanan nusantara," kekeh Jamilah asisten Yasmine dengan geli. "Tau, bikin malu aja!" omel Yasmine membenarkannya. Yasmine mengintip kelakuan sang suami dari lantai dua butiknya dengan geleng-geleng. Ia tersenyum lega saat melihat sang suami kemudian memasuki mobilnya dan pergi dari tempat tersebut tidak lama berselang. "Mil, berhubung suamiku sudah pergi maka aku juga mau pergi! Kamu cek barang yang masuk dan rekapan nya harus dikirim ke e-mail aku secepatnya! Baik-baik di butik dan awasi karyawan lainnya," ucap Yasmine memberikan pesan pada asistennya itu. "Baik, Bu Bos!

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   33. Rama dan Syahdan

    Rama mencak-mencak mendapatkan tugas yang tidak biasa dari Bosnya. Ia memasuki rumah megah Hidayatullah dengan muka masam, bahkan teguran Mbok Yem yang sedang menyapu rumah pun tidak ia hiraukan. "Emak! Bapak! Rama mau pulang! Bisa-bisanya anak kalian ini disuruh mencari pasangan untuk kambing sedangkan mencari pasangan sendiri saja tidak mampu," teriak Rama merengek dengan wajah frustasi. "Rasanya pengen nangis guling-guling, tetapi malu sama umur!" keluhnya lagi sambil melihat keadaan sepanjang jalan. Tiba-tiba saja ia melihat Syahdan, adik sang Bos yang sedang turun dari ojol didepan toko bakery. "Aha..." ucap Rama tiba-tiba punya ide yang brilian. Ia langsung menepikan mobilnya ke pinggir, lalu keluar dari mobil dengan cepat sebelum Adan masuk ke dalam toko bakery tersebut. "Hei, lepaskan gue!" teriak Adan saat lengannya tiba-tiba ditarik seseorang dari belakang. "Ini saya, Tuan muda! Sekarang Tuan muda harus ikut saya tanpa banyak bantahan! Ini perintah Bos!"

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   32. Random nya pria kesepian dan sang asisten

    Sudah seminggu yang lalu Salman menikah ulang dengan Hanum di kantor KUA dengan disaksikan keluarganya kecuali Yasmine. Padahal wanita satu itu yang paling antusias menyewa MUA terkenal untuk mendandani ia dan Hanum agar tampil memesona. Namun sayangnya ia gagal menyaksikan pernikahan ulang suami dengan adik madunya karena Saga tiba-tiba saja demam. Saat ini Salman mendatangi kandang kambing yang ada di bagian belakang kediamannya. Beberapa hari lalu tukang kebun yang merawat kambing tersebut izin pulang kampung karena anaknya mau dilamar. "Enak banget hidupmu Siti, makan tinggal makan sudah disiapin, tidur juga tinggal tidur, gak perlu galau karena kesepian," keluh Salman sambil memberi rerumputan yang sudah di cacah kecil. "Gak kayak aku merana seorang diri. Labelnya sih punya dua istri, tapi kenyataannya malah kayak lagu angka satu. Apes banget," curhatnya dengan si Siti. Si Siti bukannya bersimpati, ia malah mengembek dan terus mengunyah tanpa tahu penderitaan Tuannya.

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   31. Kenapa jadi begini sih?

    Tidak seorangpun yang tidak terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut Yasmine terutama Hanum dan Umi Sarah. "Nak, apa kau yakin dengan apa yang kau katakan tadi?" tanya Umi Sarah yang akhirnya menampakkan diri sambil membawa nampan berisi teh. Ia meletakkan nampan tersebut di atas meja dan duduk di kursi yang kosong di sebelah Hanum. "Yakin Umi. Memangnya kenapa Umi bertanya seperti itu? Apakah Umi tidak mau anak perempuan Umi menikah secara sah dan diakui oleh negara?" jawab Yasmine sambil bertanya kembali. "Bukan begitu maksud Umi. Ibu mana yang tidak ingin anaknya menikah secara sah agama dan negara, tetapi Umi sadar diri karena pernikahan Hanum tidak seperti pernikahan perempuan pada umumnya. Mereka menikah karena keadaan dan terbukti secara agama saja Umi sudah bahagia asalkan mereka tidak berzina atu kumpul kebo. Hanya saja yang menjadi pertimbangan Umi adalah dirimu, Nak. Umi tidak mau nama baikmu tercoreng karena mempunyai adik madu dan Umi tidak ingin Hanum di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status