Share

Bab 3 : Benar-benar gila

Author: Nur hikmah
last update Last Updated: 2022-03-20 21:44:21

"Sudah beres semuanya Ram? " tanya Salman sebelum keluar kamar.

"Sudah Pak, semua barang-barang saya sudah siap! " jawab Rama dengan mantap.

"Ayo kita tunggu di depan, sambil berjalan kaki ke tempat mobil kita kemarin. " ajak Salman dengan santai menggendong tas ranselnya.

Salman dan Rama berjalan ke luar penginapan dengan wajah datar.

"Permisi Pak, ini kunci kamar yang kami sewa semalam. " ucap Rama dengan sopan kepada Bapak pemilik penginapan sambil menyerahkan sebuah kunci ke tangannya.

Mereka yang berbicara serius itu terkejut melihat Salman dan Rama sudah rapi lengkap dengan tas di punggungnya.

"Hei Mas, sampean mau pergi kemana? Sampean harus tanggung jawab menikahi Hanum? " ucap pria dengan blankon sedikit keras.

"Apa saya tidak salah dengar? Kenapa saya yang harus menikahinya? Emangnya dia hamil sampai saya harus tanggungjawab? Saya tidak mau ikut campur, urus saja urusan kalian, saya juga tidak mengenal kalian, kenapa saya yang harus repot? Dasar gak waras! " jawab Salman juga dengan keras sambil terus berjalan.

Salman terus berjalan tanpa menoleh ke belakang, dan Rama dengan setia mengikutinya dalam diam. Dia tidak berani komentar dengan apa yang terjadi pada bos nya saat ini, semua begitu membingungkan, dan membuat kepala bisa pecah karena masalah tradisi gila ini.

Salman melemparkan ranselnya dengan kasar ketika sudah sampai di mobilnya yang ia tinggal semalam. Ia mengusap wajahnya dengan kasar dan memukuli setir mobil berulangkali untuk melampiaskan kekesalannya.

"Di minum dulu Pak, biar sedikit tenang? " ucap Rama sambil menyodorkan sebotol air mineral.

Salman tidak menjawab, ia hanya diam sambil mengambil botol air mineral dan meminumnya hanya dalam sekali tegukan. Tidak berapa lama, ponselnya tiba-tiba berdering.

[Assalamualaikum]

[Waalaikumsalam, Pi? ]

[Papi, gimana kabarnya? kapan papi pulang? ]

[Alhamdulillah Papi baik-baik aja Mi, belum tau Mi kapan pulangnya. ]

[Kenapa suara Papi kayak gak semangat gitu? Papi sakit? ]

[Papi gak sakit Mi, hanya saja kepala Papi sedikit pusing. Nanti juga hilang setelah minum obat. ]

[Ya sudah, Papi istirahat dulu gih! Obatnya jangan lupa di minum? ]

[Ya Mi, terimakasih sudah mengkhawatirkan Papi. ]

[Ia Pi, Udah dulu ya Pi, jangan lupa istirahat, love you Papi? ]

[Love you Mami]

[Assalamualaikum Pi, ]

[Waalaikumsalam Mi, ]

Salman meletakkan kembali ponselnya di dalam kantong celana nya.

"Saya tidak habis pikir Ram, kok ada yah tradisi yang tidak masuk akal seperti itu? Mereka jelas-jelas mendzolimi para perempuan dengan mencukur habis rambutnya di depan orang banyak. " curhat Salman dengan tidak percaya.

"Iya Pak, saya juga tidak percaya ada tradisi yang seperti itu. Kasihan sekali para wanita di kampung ini kalau mereka suka sama suka sih tidak apa-apa. " jawab Rama sambil menyandarkan tubuhnya di dinding mobil.

"Kenapa Satrio lama sekali? Saya benar-benar malas lama-lama di kampung ini! " ucap Salman dengan tidak sabaran.

Mereka pun terdiam, entah apa yang ada di pikiran masing-masing tentang masalah ini. Salman benar-benar tidak habis pikir, bagaimana orang-orang di kampung ini masih melakukan tradisi yang jelas-jelas diskriminasi terhadap kaum wanita. Mereka membunuh hak seorang wanita hanya karena pasangan hidup.

Mobil yang di tungguin Salman akhirnya datang juga.

"Rama, kamu bantu Satrio mengganti ban mobil! Saya mau ngecek air radiator nya dulu. " perintah Salman kepada Rama.

"Baik Pak! " jawab Rama sambil berdiri.

Salman pun keluar dari mobil, karena tadi ia bersandar di kursi belakang mobil. Ia pergi ke depan membuka kap mobil untuk mengecek air radiator nya, masih ada apa tidak.

"Memang benar-benar sial kita! Air radiator nya tinggal sedikit lagi, kalau tidak di isi setengah jam perjalanan bakalan mogok lagi karena air radiator nya habis. Sedangkan perjalanan ke kota S masih satu jam setengah lagi. " ucap Salman dengan gusar.

"Biar saya yang mencari airnya Pak! " jawab Satrio dengan sopan.

"Apakah bannya sudah di ganti? " tanya Salman serius.

"Sudah Pak! " jawab Satrio dengan pasti.

"Ya sudah, carilah air radiator nya agar kita bisa pergi dari kampung ini! " ucap Salman sambil menutup bagian depan mobil.

Satrio pun pergi mengendarai mobil yang ia bawa tadi menuju arah perkampungan tempat Salman dan Rama menginap semalam. Salman sengaja tidak menyuruh Rama karena tidak ingin nanti orang-orang gila di kampung ini memaksanya melalui Rama, dalam artian Rama di jadikan sandera untuk melaksanakan ambisi mereka.

Cukup lama Salman dan Rama menunggu Satrio mencari air untuk mobil mereka, hingga mereka berdua menunggu dengan bosan.

Setengah jam lebih menunggu, akhirnya mobil Satrio datang juga. Satrio turun dengan membawa dua galon berisi air.

"Maaf Pak, agak lama mencari airnya! " ucap Satrio meminta maaf sambil menunduk.

Ia pun membuka bagian depan mobil dan mengisi airnya sampai penuh dan menutupnya kembali.

"Kenapa kamu mencari airnya sampai selama ini Yo? " tanya Rama penasaran.

"Anu itu Pak Rama, tadi saya mencari sampai ke ujung perkampungan karena rumah penduduk pada tutup. Untung saja ada satu yang ada di rumah karena sedang tidak enak badan, jadi saya minta airnya sama Bapak itu, Pak. " jawab Satrio dengan panjang lebar.

"Tumben rumah-rumah penduduk pada tutup, emang mereka lagi Nyepi pake tutup pintu segala, ckckckck.. " ucap Rama dengan berdecak heran.

"Itu Pak, mereka pada pergi ke lapangan kampung yang ada di belakang kantor pos. Katanya mereka pada mau menyaksikan eksekusi perempuan yang gagal menikah, katanya lagi perempuan itu akan di gunduli rambutnya sampai habis. Hiyy.. Serem banget Pak saya dengarnya. Sampai bulu kuduk saya langsung merinding. Bapak-bapak yang saya minta air tadi juga cerita kalau ia harus sehat agar bisa membawa kabur anak perempuan nya dari kampung terkutuk ini, katanya. Ia bahkan sudah mempersiapkan nya dari sekarang karena sebulan lagi anaknya akan lulus SMA. "cerita Satrio panjang lebar.

" Astaghfirullah Hal Adzim... "ucap Salman dan Rama berbarengan.

" Benar-benar keterlaluan sekali orang kampung ini. Ternyata mereka sungguh-sungguh melakukan apa yang mereka katakan tadi. " sahut Salman lagi dengan prihatin.

"Iya Pak, keterlaluan sekali mereka itu. Kasihan sekali nasib gadis yang berhijab itu di gunduli di depan khalayak ramai. Pasti gadis itu merasa takut dan sedih karena semua orang melihat aurat yang selama ini ia tutupi karena kejadian ini. " ucap Rama ikut-ikutan prihatin.

"Kok Pak Rama dan Pak Bos tau apa yang terjadi di kampung ini? " tanya Satrio heran.

Salman pun menceritakan semuanya yang terjadi tadi pagi kepada Satrio dengan jujur tanpa ada yang di tutupi, begitu juga Rama yang mendengar langsung cerita Salman, karena ia tidak mengetahui cerita ini dari awal mula.

"Astaghfirullah Hal Adzim Pak! Sungguh keterlaluan sekali orang kampung ini. Bagaimana bisa mereka memaksa orang asing yang hanya menyewa penginapan untuk melakukan tradisi aneh mereka. " ucap Satrio sambil mengurut dada setelah mendengar cerita dari Bos nya.

"Entahlah! Saya juga tidak habis fikir. Ayo kita kembali saja ke kota S. Sudah hampir jam 2 siang ini. " ucap Salman memutuskan obrolan mereka.

Ketika mereka hendak memasuki mobil, terdengar suara yang memanggil mereka dengan mengendarai sepeda motor.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Jeng.... Jeng.... Jeng... Siapkah dia??

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   36. Penyamaran terbongkar

    Salman yang cemburu tidak sadar jika sikapnya itu membuat beberapa karyawan Hanum mencurigainya. Ia bahkan tidak sadar mendekati Yasmine dan Hanum yang ada di dekat pintu keluar setelah melepaskan tamunya pergi. "Tuan, mau ambil roti atau cake? Sedari tadi saya lihat Tuan hanya diam dan bengong saja melihat ke arah majikan kami," tegur pelayan yang bernama Mita dengan tatapan curiga. Salman yang di tegur karyawan sang istri langsung tersentak kaget sehingga tanpa sadar tangannya menyenggol kumis palsunya sehingga kumis tersebut copot. Yasmine dan Hanum yang kebetulan melihat kearahnya langsung terbelalak kaget melihat siapa yang di tegur karyawan Bakery. "Papi!!" teriak Yasmine kaget. "Mas Salman!!" ucap Hanum tidak kalah kagetnya. Mereka berdua syok melihat Salman ada di dalam toko dengan menyamar. Salman yang penyamarannya terbongkar menghela napas kasar sembari melotot kearah karyawan Bakery yang menegurnya tadi. "Kamu, gara-gara kamu tegur dan sok akrab, penyamaran saya ket

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   35. Kecemburuan Salman

    "Ah,membosankan! Hampir tiga jam menunggu Yasmine di depan butik, tetapi gak kelihatan karena dia tidak menampakkan diri keluar dari ruangannya. Padahal aku sangat merindukannya, meskipun hanya melihat dari jauh saja sudah membuat hatiku menjadi lega. Memang serba susah menghadapi amarahnya perempuan, marahnya awet. Apa aku ke toko Bakery Hanum saja ya? Siapa tahu bisa melihat wajah teduh Hanum? Ah, aku sangat merindukan mereka berdua! Tidak enak sekali di cuekin dan diasingkan seperti ini oleh istri sendiri," keluh Salman dengan wajah lesu sambil bertopang dagu. Ia bahkan tidak menghiraukan tumpukan berkas yang ada di atas mejanya. Sepulangnya dari mengawasi butik Yasmine, Salman terpaksa kembali ke kantor karena ada meeting penting dengan klien lamanya. Sehingga ia gagal mengawasi sang istri selama sehari penuh. Jangankan sehari penuh, setengah hari saja tidak sampai ia di sana. "Ah, bodoh amat! Lebih baik aku ke toko Hanum saja, lumayan bisa melihat Hanum dari jauh meskipun t

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   34. Pria aneh

    "Bu Bos, itu Tuan Salman gak di suruh masuk aja gitu ke dalam butik?" tanya Jamilah pada Bos cantiknya. "Biarin aja deh, Mil. Mas Salman lagi dalam masa hukuman. Lagian juga ada-ada aja tingkahnya, bikin orang tambah kesel tau gak!" jawab Yasmine dengan nada malas. "Hehehehe, Tuan Salman lucu juga Bu Bos! Masa ngawasin butik istrinya sambil bawa pedagang makanan segitu banyak kayak mau gelar pesta jajanan nusantara," kekeh Jamilah asisten Yasmine dengan geli. "Tau, bikin malu aja!" omel Yasmine membenarkannya. Yasmine mengintip kelakuan sang suami dari lantai dua butiknya dengan geleng-geleng. Ia tersenyum lega saat melihat sang suami kemudian memasuki mobilnya dan pergi dari tempat tersebut tidak lama berselang. "Mil, berhubung suamiku sudah pergi maka aku juga mau pergi! Kamu cek barang yang masuk dan rekapan nya harus dikirim ke e-mail aku secepatnya! Baik-baik di butik dan awasi karyawan lainnya," ucap Yasmine memberikan pesan pada asistennya itu. "Baik, Bu Bos!

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   33. Rama dan Syahdan

    Rama mencak-mencak mendapatkan tugas yang tidak biasa dari Bosnya. Ia memasuki rumah megah Hidayatullah dengan muka masam, bahkan teguran Mbok Yem yang sedang menyapu rumah pun tidak ia hiraukan. "Emak! Bapak! Rama mau pulang! Bisa-bisanya anak kalian ini disuruh mencari pasangan untuk kambing sedangkan mencari pasangan sendiri saja tidak mampu," teriak Rama merengek dengan wajah frustasi. "Rasanya pengen nangis guling-guling, tetapi malu sama umur!" keluhnya lagi sambil melihat keadaan sepanjang jalan. Tiba-tiba saja ia melihat Syahdan, adik sang Bos yang sedang turun dari ojol didepan toko bakery. "Aha..." ucap Rama tiba-tiba punya ide yang brilian. Ia langsung menepikan mobilnya ke pinggir, lalu keluar dari mobil dengan cepat sebelum Adan masuk ke dalam toko bakery tersebut. "Hei, lepaskan gue!" teriak Adan saat lengannya tiba-tiba ditarik seseorang dari belakang. "Ini saya, Tuan muda! Sekarang Tuan muda harus ikut saya tanpa banyak bantahan! Ini perintah Bos!"

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   32. Random nya pria kesepian dan sang asisten

    Sudah seminggu yang lalu Salman menikah ulang dengan Hanum di kantor KUA dengan disaksikan keluarganya kecuali Yasmine. Padahal wanita satu itu yang paling antusias menyewa MUA terkenal untuk mendandani ia dan Hanum agar tampil memesona. Namun sayangnya ia gagal menyaksikan pernikahan ulang suami dengan adik madunya karena Saga tiba-tiba saja demam. Saat ini Salman mendatangi kandang kambing yang ada di bagian belakang kediamannya. Beberapa hari lalu tukang kebun yang merawat kambing tersebut izin pulang kampung karena anaknya mau dilamar. "Enak banget hidupmu Siti, makan tinggal makan sudah disiapin, tidur juga tinggal tidur, gak perlu galau karena kesepian," keluh Salman sambil memberi rerumputan yang sudah di cacah kecil. "Gak kayak aku merana seorang diri. Labelnya sih punya dua istri, tapi kenyataannya malah kayak lagu angka satu. Apes banget," curhatnya dengan si Siti. Si Siti bukannya bersimpati, ia malah mengembek dan terus mengunyah tanpa tahu penderitaan Tuannya.

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   31. Kenapa jadi begini sih?

    Tidak seorangpun yang tidak terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut Yasmine terutama Hanum dan Umi Sarah. "Nak, apa kau yakin dengan apa yang kau katakan tadi?" tanya Umi Sarah yang akhirnya menampakkan diri sambil membawa nampan berisi teh. Ia meletakkan nampan tersebut di atas meja dan duduk di kursi yang kosong di sebelah Hanum. "Yakin Umi. Memangnya kenapa Umi bertanya seperti itu? Apakah Umi tidak mau anak perempuan Umi menikah secara sah dan diakui oleh negara?" jawab Yasmine sambil bertanya kembali. "Bukan begitu maksud Umi. Ibu mana yang tidak ingin anaknya menikah secara sah agama dan negara, tetapi Umi sadar diri karena pernikahan Hanum tidak seperti pernikahan perempuan pada umumnya. Mereka menikah karena keadaan dan terbukti secara agama saja Umi sudah bahagia asalkan mereka tidak berzina atu kumpul kebo. Hanya saja yang menjadi pertimbangan Umi adalah dirimu, Nak. Umi tidak mau nama baikmu tercoreng karena mempunyai adik madu dan Umi tidak ingin Hanum di

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   30. Disidang istri

    Salman yang baru saja sampai di depan gedung perusahaannya mendadak putar balik ke arah yang tadi sempat ia datangi. Ia tersenyum bahagia saat mendapatkan pesan dari istri pertamanya Yasmine yang menyuruhnya untuk datang ke panti asuhan yang dikelola mertuanya dari istri kedua, Hanum. Salman tidak sadar jika singa betina yang baru bangun dari tidur panjangnya sedang menunggu kedatangannya dengan amarah yang menggebu-gebu. "Mbak, apa gak merepotkan meminta Mas Salman kemari?" tanya Hanum dengan cemas sembari memilin tangannya yang mulai berkeringat. "Tentu saja tidak, Hanum! Suami kamu itu harus dikasih pelajaran biar pikirannya terbuka dan gak bodoh lagi," jawab Yasmine dengan ketus. "Tapikan Mas Salman suami Mbak juga," desis Hanum dengan kepala tertunduk. "Oh, iya, ya! Lupa saya," kekeh Yasmine dengan geli. "Baiklah, suami kita itu harus ingatkan jika ia telah dzalim pada istrinya sendiri yaitu kamu! Kamu gak usah khawatir, suami kita itu gak akan marah-marah ata

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   29. Kemarahan Yasmine lagi kepada Salman

    Sudah dua minggu Yasmine dan Saga tinggal di rumah istri muda suaminya. Saga juga sudah akrab dengan Bunda dan Nini nya selama dua mingguan ini. Terkadang Saga tidur dengan Mami nya dan terkadang dengan Bunda nya. Ia semakin senang karena punya banyak teman bermain anak-anak panti yang selalu mengajak Saga untuk bermain hingga terkadang susah di ajak tidur siang. Salman yang memendam rindu dengan istri dan anaknya hanya bisa melihat dari dalam mobilnya yang selalu datang dari kejauhan melihat Saga yang sedang asyik bermain dengan teman barunya. "Saga sayang, Papa kangen sama Saga! Papa juga kangen sama Mami kamu, tapi Papa gak mau bikin hukuman Papa makin bertambah jika Papa nekad menemui kalian! " ucap Salman lirih dari dalam mobil nya melihat Saga dengan tatapan penuh kerinduan. Hanum sedang berada di kamar Uminya karena mereka ada pembicaraan penting tentang toko bakery milik Hanum. "Jadi, gimana pendapat Umi tentang tawaran perusahaan Pak Kemas beberapa hari yang lal

  • Tambah Istri Gara-gara Kambing   28. Menidurkan Saga bersama Hanum

    "Dih, Umi gak tau aja bagaimana Mbak Yasmine memegang kendali penuh di rumah! Jangankan Bang Salman, Papa aja gak bisa membantah semua perkataan Mbak Yasmine termasuk aku! " cibir Adan ikutan bicara sambil mengemil camilan yang di dalam piring. "Nah, tuh kamu tau! Cepetan keluarin koper kami dan bawa ke sini! Makan aja kerjaannya! " sahut Yasmine kembali dalam mode galak. "Eh buset Rosalinda! Ini baru sesuap woi! Sedari tadi gue momong Saga di luar kapan gue makannya! Gak berkepriadikan banget sih jadi kakak ipar! Butuh tenaga gue tapi gue gak di kasih makan! Dasar kakak ipar durhakim lu! " omel Adan misuh-misuh namun mulut terus mengunyah kue tersebut. "Halah lambe mu! Misuh-misuh dari tadi tapi tangan tetap jalan masukin tuh kue ke dalam mulut! Ayo Umi kita ke dalam aja susulin Hanum dengan Saga, siapa tau Hanum kesulitan menidurkan Saga! Awas lu kalau kopernya gak di bawa kesini, gue pecat lu jadi Om nya Saga! " sahut Yasmine mencibir Adan dan mengajak Umi Sarah pergi dari ruang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status