Beranda / Romansa / Tanpa Status / Bab 2 Kekasih Gelap Pak Bos

Share

Bab 2 Kekasih Gelap Pak Bos

Penulis: J Shara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-12 21:37:02

"Nama saya Nico Aditya. Saya seorang karyawan baru di sini di tim kreatif di salah satu brand perusahaan ini. Saya senang bisa bergabung bersama kalian. Sebelumnya, saya bekerja di beberapa perusahaan. Jadi, saya harap bisa melakukan yang terbaik untuk perusahaan ini, sehingga perusahaan bisa membuat lebih banyak kemajuan dan mendapat keuntungan yang lebih besar. Itu saja yang dapat saya sampaikan dalam perkenalan diri ini kali ini. Saya harap, kita bisa bekerja sama sebagai sebuah tim. Terima kasih."

Agak gugup Nico memperkenalkan dirinya di depan semua karyawan tapi semua orang bertepuk tangan padanya. Beberapa karyawati muda terkagum-kagum dan tampak berbisik-bisik dengan kolega lainnya sambil memandang paras tampan Nico tapi dilihat dari sisi mana pun Nico tampak seperti pria baik-baik.

Semua karyawan bubar dan berjalan menuju kursi kerja mereka masing-masing. Beberapa karyawati melirik ke arah Nico, pria itu masih kikuk dan belum ada kenalan di sana.

Seorang pria dewasa yang merupakan manager di perusahaan itu mendatangi Nico. Seorang pria tampan berusia kepala empat itu tersenyum ramah pada Nico. Ia bernama Arya. "Habis ini segera ke ruanganku!" pintanya pada Nico.

"Nico mengangguk patuh. "Baik, Pak!" sahutnya.

Pria itu berjalan menuju ruangannya dan Nico mengikutinya dari belakang. Ia memberi isyarat ke Nico untuk duduk di kursi.

"Nico," panggil Arya setelah duduk di kursi kebesarannya.

"Ya, Pak?" balas Nico.

"Perusahaan ini mempunyai toko butik yang cukup lama vakum di suatu kawasan yang cukup elit dan aku berniat untuk menghidupkannya kembali."

Tok tok tok.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Silahkan masuk!" seru Arya.

Pintu terbuka dan Nico langsung menoleh ke arah pintu. Ia langsung terpana melihat sosok yang kini masuk di ruangan itu. Nico belum melupakan wanita yang ia lihat seminggu yang lalu di suatu bar sepi dan wanita itu ternyata bekerja di kantor yang sama dengannya.

"Silahkan duduk, Jessica!" kata Arya mempersilahkan wanita bernama Jessica itu untuk duduk di kursi sebelah Nico.

Wanita itu lalu duduk di samping Nico dengan anggunnya, membuat Nico semakin kikuk berada di dekat wanita secantik Jessica, belum lagi aroma parfumnya begitu menggoda indra penciuman yang menghirupnya.

"Jessica, apa kau ingat toko Cattleya yang berada di sekitar balai kota?" tanya Arya sambil menatap serius ke arah Jessica.

"Iya, aku tahu," sahut Jessica, "toko butik yang sudah lama terbengkalai itu, kan?"

"Ya, tepat sekali," kata Arya, "awalnya aku ingin membiarkan saja butik itu bangkrut tapi ... aku berubah pikiran dan ingin mempertahankan toko itu dan aku akan menyerahkan proyek itu padamu."

Kening Jessica mengerut, menatap aneh ke arah atasannya itu. Ia tidak habis pikir, mengapa atasannya tiba-tiba memintanya untuk mempertahankan toko yang nyaris bangkrut tanpa menceritakan sebelumnya padanya.

"Pak Arya, menurutku toko Cattleya itu ... walaupun dipertahankan tidak akan menghasilkan untung yang banyak, di sekitar sana terlalu banyak saingan yang sangat hebat. Lagi pula, minat orang-orang akan pakaian-pakaian klasik sangat minim. Hanya orang-orang tertentu dan mencari desainer yang sudi bekerja merancang pakaian untuk butik itu juga sulit. Jadi, kurasa hanya akan mendatangkan ru-"

"Karena itu aku menyerahkan proyek ini padamu, Jessica," Arya memotong ucapan Jessica, "aku percaya, kau pasti bisa melakukannya."

Jessica menghela napas. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima perintah atasannya itu.

"Kau tenang saja, kau tidak akan sendirian menjalani proyek ini," kata Arya, "untuk itu aku meminta Nico sebagai partnermu, kuharap kalian bisa bekerja sama dengan baik," lanjutnya.

Jessica menoleh ke arah Nico, ia memandang Nico dari atas ke bawah lalu kembali melihat paras Nico yang terlihat masih kikuk.

"Sekarang kau bisa kembali ke tempatmu!" kata Arya pada Jessica.

Jessica membungkuk sekali lalu ia berdiri dan beranjak dari sana. Arya lalu memandang Nico dengan tatapan serius.

"Selama proyek itu berjalan, tolong jaga Jessica!" pinta Arya, nada suaranya agak lirih.

Nico agak merasa aneh dengan ucapan atasannya barusan namun ia mengangguk patuh. "Baik, Pak."

"Sekarang kembalilah ke tempatmu!"

Nico menunduk sekali dengan kikuk lalu ia berdiri dan beranjak dari ruangan Arya. Nico berjalan menuju kursinya. Di sana, ia hanya duduk diam karena belum tahu apa yang harus ia kerjakan.

"Hai, Sob!" seru seorang pria muda bertubuh tinggi dan kurus. Pria itu tiba-tiba melingkarkan lengannya di bahu Nico.

"Oh, hai," balas Nico.

"Nama panggilmu siapa? Nico, ya?"

"Iya, panggil aku Nico saja."

"Kau bisa memanggilku Rendy, kursi kita bersebelahan by the way."

"Oh, salam kenal, Rendy," ucap Nico buru-buru.

"Hehe jangan terlalu kaku! Di sini kita kerja santai tapi serius. Oh, iya kau di tim kreatif brand BnC, berarti kau satu tim dengan Jessica.

"Jessica? Oh ... iya, aku ikut proyek bersama dia."

"Proyek? Benarkah?" Rendy tampak terkejut, "bersama Jessica?"

Nico mengangguk. "Iya."

"Wah, kau beruntung sekali langsung satu proyek dengannya. Dia itu anak emas pak bos di sini," kata Rendy, "Anaknya cantik dan ramah tapi kau harus hati-hati dengannya."

Nico mengernyit bingung. "Oh, ya? Kenapa?"

"Soalnya dia itu pacar pak bos," terang Rendy.

Pandangan Nico langsung mengarah ke ruangan Arya. "Maksudmu, pacar Pak Arya?" tanya Nico hampir tak percaya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tanpa Status   Bab 24 Mari Kita Akhiri!

    Jessica tampak lemah dan murung di kantor. Tidak seceriah seperti yang biasa tampak darinya, ia bahkan tak tersenyum dengan semua orang bahkan menyibukkan dirinya dengan beberapa dokumen yang harus dia selesaikan.Sebenarnya, dokumen itu bisa ia selesaikan kapan saja namun ia memilih untuk tidak menundanya mengerjakannya. Di sisi lain, Nico yang sedari ngobrol bersama rekan kerja lainnya, diam-diam memperhatikan Jessica yang tampak beda dari biasanya. Begitu pun saat makan siang, wanita itu tetap memilih makan sendirian. Ingin sekali Nico menghampirinya namun ia berusaha menahannya. Ia bisa merasakan ada yang beda dengan wanita cantik itu. Malam telah tiba, Nico mencoba mengambil kesempatan untuk bisa bicara dengan Jessica namun wanita itu malah memilih untuk lembur. *** Jam sudah menunjukkan jam 23.00 dan Jessica hendak membereskan dokumen dan meninggalkan mejanya. dengan anggunnya dia berjalan menuju lift namun ia tak menyangka di belakangnya, Nico juga menghampirinya. "Kau bel

  • Tanpa Status   Bab 23 Terima Kasih

    Jessica dan Arman menoleh ke samping, ke arah pria yang berseru dengan lantangnya yang kini berdiri tak jauh dari mereka. Jessica tampak kaget saat melihat sosok itu adalah Nico. Nico menyeringai tajam menatap Arman. "Dengan paksa, Heh?" Arman mendengus sekali lalu secara terpaksa ia melepaskan cengkramannya. Sementara Jessica masih shock, tubuhnya gemetaran karena perlakuan paksa yang dilakukan Arman padanya. Sambil terus menatap tajam Arman, Nico berjalan menghampiri mereka. Setelah berada di samping Jessica yang masih shock, Nico meraih tangan Jessica. Menyadari tangan Jessica yang gemetaran hebat, Nico pun menggenggamnya erat. "Jessica, biar kutemani sampai di parkiran," kata Nico lalu ia menarik Jessica untuk memasuki lift dan meninggalkan Arman. Di dalam lift, mereka hanya berdiaman sementara Nico masih menggenggam tangan Jessica selama lift bergerak ke bawah. Secara berangsur-angsur ketakutan Jessica sirna, bahkan kini ia merasa aman berada bersama Nico. Perlahan ia menenga

  • Tanpa Status   Bab 22 Bimbang

    Jessica diam merenung, ia sampai tak bisa menikmati hidangan steak di hadapannya. Ia mengingat lagi pertemuan terakhir ia dan Nico, bagaimana Nico bersikap tak ramah padanya. Jessica berpikir keras, apa yang membuat pria itu bersikap seperti itu padanya. "Apa steak-nya tidak enak?" Jessica tersentak dari lamunannya, ia menoleh ke arah Arya yang kini tersenyum lembut padanya. "Oh, bukan itu ...," kelit Jessica. "Ada yang mengganggu pikiranmu?" Jessica diam sejenak sebelum menjawab. "Tidak ada, jawabnya sambil berusaha tersenyum manis. Arya lalu menggenggam tangan Jessica. "Jika ada sesuatu yang mengganggu pikirianmu, kau bisa ceritakan padaku." Jessica mengangguk semangat. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja, kok, tidak ada masalah," ucapnya. Arya hanya mengangguk sambil tersenyum mengerti lalu ia kembali menikmati hidangan makan malamnya. *** "Aku lihat kau semakin dekat dengan karyawan baru itu," kata Arya. Jessica yang duduk menyandar di sofa tersenyum tipis. "Kenapa? Ka

  • Tanpa Status   Bab 21 Menjauh

    Nico berjalan terhuyung-huyung saat memasuki apartemennya. Ia tampak lelah dan langsung duduk menyandar di sofanya. Ia lantas meraih remote TV dan menyalakannya namun ia tak bisa menikmati tontonan yang ada di TV. Akibatnya, ia menengadahkan kepalanya dan memandang langit-langit apartemennya, membiarkan TV menyala di sana. Ia memikirkan Jessica, wanita itu sepertinya berhasil menguras pikirannya. Hari ini ia tak henti-hentinya memikirkan wanita itu, apalagi sampai ia pulang dari kantor, wanita itu tak kunjung keluar dari ruangan atasan mereka. Nico memejamkan matanya, tak seharusnya ia terlalu serius dalam menganggap sikap Jessica yang kerap membuatnya berdebar-debar apalagi saat mereka bercinta. Nico mulai berpikir, wanita sepertu Jessica hanya menganggap sex adalah hal yang biasa namun tidak bagi Nico. Sex adalah pengalaman awal Nico dan ia melakukannya dengan perasaan.Nico berpikir mungkin ia tak patut lagi terlalu dekat dengan wanita macam Jessica, ia tak ingin perasaannya pada

  • Tanpa Status   Bab 20 Mengapa?

    Napas Nico tertatih menyaksikan Jessica yang berada di atasnya, menggoyangkan pinggulnya maju mundur di sana. Sesekali ia menggeram, merasakan nikmatnya liang milik Jessica mengaduk-mengaduk miliknya. "Ah ... Jessica ...," desah Nico. Napas Jessica juga memburu, ia memandang wajah Nico yang menatapnya penuh gairah. Ia mempercepat gerakan pinggulnya saat ia merasakan ada sesuatu yang meledak dalam dirinya. "Ugh ... ah ah ah ah, Nico ... aku ... ahh!" Tubuh Jessica mengejang hebat, ia menengadahkan wajahnya dan dadanya membusung. Napasnya terdengar memburu. Nico yang menyaksikan pemandangan seksi itu tak tahan apalagi ia merasakan denyutan-denyutan hebat di dinding kenikmatan milik Jessica. Nico bangun dan mencium bibir Jessica dengan penuh gairah, mereka saling melumat bibir dan sesekali menyesapnya. "Ahh ... Nico ...," desah Jessica saat Nico menyesap puncak buah dadanya. Wanita itu mulai bergairah lagi dan menggerakkan pinggulnya. "Ah ah ah ah ...." Suara desahan mereka saling

  • Tanpa Status   Bab 19 Apa Kau Menyukaiku?

    "A-aku ...," Nico tersipu hingga bingung harus menjawab apa. Jessica diam menunggu pengakuan Nico namun tiba-tiba ia tertawa. "Aku hanya bercanda!" Nico mengusap belakang kepalanya. Ia pun bingung, Jessica adalah wanita yang cantik dan menarik, tentu ia sangat menyukainya. Hanya saja, ia masih ragu apakah wanita itu memiliki hubungan dengan atasannya atau tidak. Karena tidak mungkin ia mendekati wanita yang masih menjadi kekasih pria lain."Baiklah, ayo kita naik itu!" ujar Jessica sambil menunjuk wahana bianglala. Nico menoleh ke arah wahana yang menyerupai kincir raksasa itu. "Apa itu aman?" "Tentu saja," kata Jessica, "kau harus mencobanya! Dari atas kita bisa lihat pemandangan kota yang indah." Nico mengangguk setuju lalu mereka pun menuju ke wahana itu. Dengan semangat Jessica masuk ke salah satu kabin bianglala itu. Mereka saling duduk berhadapan. Bianglala mulai berputar, Jessica tertawa saat melihat Nico agak panik saat merasakan bianglala itu mulai berputar namun tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status