Home / Romansa / Tanpa Status / Bab 3 Pelakor bernama Andien

Share

Bab 3 Pelakor bernama Andien

Author: J Shara
last update Last Updated: 2022-08-14 20:45:51

Nico terperangah mendengar ucapan Rendy barusan, mulutnya sampai menganga karena saking tak percayanya. "Maksudmu, pacar Pak Arya?" tanyanya lagi saking tak percayanya, "kalau dilihat-lihat, Pak Arya sepertinya sudah berkeluarga."

"Memang dia susah beristri dan punya tiga anak," bisik Rendy, "kau seperti tidak tahu saja urusan orang dewasa," tambahnya sambil tertawa.

Nico memilih diam, ia tak harus menyibuki urusan atasannya namun ia melihat lagi ke arah pintu ruangan pria bernama Arya. Pria itu tampak begitu bijaksana dan Nico belum lupa bagaimana sikap atasannya tadi. Hanya saja, ia tak menyangka pria sebaik pak Arya itu ternyata menjalin hubungan cinta dengan salah satu pegawainya.

"Eh, itu Jessica!" seru Rendy.

Pandangan Nico langsung tertuju pada sosok Jessica yang kini berjalan menghampirinya. Wanita itu tampak berjalan begitu anggun dengan kemeja hitam lengan pendek dan rok pensil berwarna coklat muda.

"Kalau kau tidak ada kerjaan lagi segera temui aku, ya! Kita harus segera membicarakan proyek kita." Wanita itu tersenyum sebelum berbalik meninggalkan Nico dan Rendy di sana.

"Wah ... Jessica benar-benar cantik ya kalau dilihat dari dekat tadi," puji Rendy saat Jessica sudah menjauh dari mereka, "kau beruntung sekali bisa menjadi partnernya."

"Um ... aku temui Jessica dulu," kata Nico.

Nico lalu beranjak dan menghampiri Jessica yang tampak asik berbincang-bincang dengan koleganya yang lain.

"Um ... Jessica," panggil Nico.

Jessica menoleh ke arah Nico dan menatap tanya ke arahnya.

"Aku sedang tidak ada kerjaan, bisa kita bicarakan proyeknya sekarang?" kata Nico.

"Oh, tentu," jawab Jessica, "ikut aku ke lobby!" .

Jessica berdiri lalu berjalan dan Nico mengikuti wanita itu dari belakang. Jessica lalu mengajak Nico duduk di sofa yang berada di lobby. Jessica menjelaskan apa saja rencana mengenai toko Cattleya agar toko itu bisa eksis kembali.

"Jadi, saat launching nanti, kita akan menyelenggarakan fashion show di sana," kata Jessica, "nanti kau hubungi Event Organizer yang biasa kita pakai."

"Baik," jawab Nico.

Tiba-tiba handphone Jessica berbunyi dan wanita itu segera menerima panggilan teleponnya begitu melihat nama yang muncul di layar handphone-nya.

"Ya?" tiba-tiba gadis itu tertawa begitu manis, "tidak apa-apa, kenapa? Oh ... baiklah, aku ikut!"

Jessica lalu menutup panggilan teleponnya. "Nico, nanti kita lanjutkan rapat kita. Aku harus pergi dulu," kata Jessica tiba-tiba, "kalau Pak Heri tanya aku ke mana, bilang saja kalau aku pergi dengan Pak Arya."

Mata Nico melotot sejenak sebelum ia mengangguk patuh.

Jessica melemparkan senyuman manisnya yang menawan ke arah Nico sebelum ia beranjak meninggalkan pria itu. Ia tampak terburu-buru menuju kursi kerjanya dan mengambil tasnya.

Nico lalu kembali ke kursinya dan tampak Rendy asik bercerita dengan kolega lainnya.

Rendy yang duduk di samping seorang gadis melirik Nico dan segera menghampirinya. "Hei, kau ternyata lumayan juga," kata Rendy tiba-tiba.

"Lumayan apanya?" tanya Nico tak mengerti maksud Rendy.

"Kau anak baru tapi sudah diberi kepercayaan sama Pak Arya," kata Rendy, "hati-hati loh, partnermu itu pacarnya Pak Arya," Rendy mengingatkan Nico sambil tertawa

Nico mencoba untuk tak percaya pada ucapan Rendy. Wanita cantik dan anggun seperti Jessica tentu bisa mendapatkan pria lajang yang kaya. Nico memilih berkutat dengan layar komputernya di hadapannya dan tidak memedulikan ucapan Rendy yang menurutnya tak masuk akal.

***

"Siapa yang bernama Andien di sini!"

tiba-tiba seorang wanita berusia sekitar empat puluhan tahun masuk dan membuat kehebohan di kantor. "Mana dia? Dasar Pelakor!"

Semua karyawan menoleh ke arah wanita itu dengan tatapan tercengang dan tiba-tiba Pak Arya keluar dari ruangannya, berlari ke arah wanita itu.

"Cici, kenapa kamu malah ke sini?" seru Pak Arya pada wanita itu yang ternyata adalah istri dari Arya.

"Aku sudah tahu kalau wanita itu bekerja di sini, kan?" teriak wanita bernama Cici itu.

"Itu tidak benar!" ucap Arya gusar, "aku sudah tidak berhubungan dengan dia lagi!"

"Kau bohong!" sergah wanita itu, "mana dia? Jangan coba lindungi dia, ya!"

"Sudahlah, kita bicara di rumah saja!"

Arya langsung menarik istrinya dan keluar dari gedung kantor. Semua karyawan berbisik-bisik satu sama lain.

"Untung Jessica belum datang," bisik Rendy pada Nico, "kalau dia ada tadi, bisa habis dia."

"Tapi seingatku, dia menyebut nama Andien," kata Nico.

"Kau tidak tahu saja nama lengkap Jessica, Jessica itu nama lengkapnya Jessica Andini."

Nico memandang Rendy hampir tak percaya lagi. Tapi dia memilih untuk tidak secepat itu percaya. Tidak lama kemudian, tampak Jessica berjalan menuju kursinya dan semua orang kembali bekerja. Dari jauh Nico mengamati Jessica. Ia bertanya-tanya apakah benar Jessica simpanan atasan mereka.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tanpa Status   Bab 24 Mari Kita Akhiri!

    Jessica tampak lemah dan murung di kantor. Tidak seceriah seperti yang biasa tampak darinya, ia bahkan tak tersenyum dengan semua orang bahkan menyibukkan dirinya dengan beberapa dokumen yang harus dia selesaikan.Sebenarnya, dokumen itu bisa ia selesaikan kapan saja namun ia memilih untuk tidak menundanya mengerjakannya. Di sisi lain, Nico yang sedari ngobrol bersama rekan kerja lainnya, diam-diam memperhatikan Jessica yang tampak beda dari biasanya. Begitu pun saat makan siang, wanita itu tetap memilih makan sendirian. Ingin sekali Nico menghampirinya namun ia berusaha menahannya. Ia bisa merasakan ada yang beda dengan wanita cantik itu. Malam telah tiba, Nico mencoba mengambil kesempatan untuk bisa bicara dengan Jessica namun wanita itu malah memilih untuk lembur. *** Jam sudah menunjukkan jam 23.00 dan Jessica hendak membereskan dokumen dan meninggalkan mejanya. dengan anggunnya dia berjalan menuju lift namun ia tak menyangka di belakangnya, Nico juga menghampirinya. "Kau bel

  • Tanpa Status   Bab 23 Terima Kasih

    Jessica dan Arman menoleh ke samping, ke arah pria yang berseru dengan lantangnya yang kini berdiri tak jauh dari mereka. Jessica tampak kaget saat melihat sosok itu adalah Nico. Nico menyeringai tajam menatap Arman. "Dengan paksa, Heh?" Arman mendengus sekali lalu secara terpaksa ia melepaskan cengkramannya. Sementara Jessica masih shock, tubuhnya gemetaran karena perlakuan paksa yang dilakukan Arman padanya. Sambil terus menatap tajam Arman, Nico berjalan menghampiri mereka. Setelah berada di samping Jessica yang masih shock, Nico meraih tangan Jessica. Menyadari tangan Jessica yang gemetaran hebat, Nico pun menggenggamnya erat. "Jessica, biar kutemani sampai di parkiran," kata Nico lalu ia menarik Jessica untuk memasuki lift dan meninggalkan Arman. Di dalam lift, mereka hanya berdiaman sementara Nico masih menggenggam tangan Jessica selama lift bergerak ke bawah. Secara berangsur-angsur ketakutan Jessica sirna, bahkan kini ia merasa aman berada bersama Nico. Perlahan ia menenga

  • Tanpa Status   Bab 22 Bimbang

    Jessica diam merenung, ia sampai tak bisa menikmati hidangan steak di hadapannya. Ia mengingat lagi pertemuan terakhir ia dan Nico, bagaimana Nico bersikap tak ramah padanya. Jessica berpikir keras, apa yang membuat pria itu bersikap seperti itu padanya. "Apa steak-nya tidak enak?" Jessica tersentak dari lamunannya, ia menoleh ke arah Arya yang kini tersenyum lembut padanya. "Oh, bukan itu ...," kelit Jessica. "Ada yang mengganggu pikiranmu?" Jessica diam sejenak sebelum menjawab. "Tidak ada, jawabnya sambil berusaha tersenyum manis. Arya lalu menggenggam tangan Jessica. "Jika ada sesuatu yang mengganggu pikirianmu, kau bisa ceritakan padaku." Jessica mengangguk semangat. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja, kok, tidak ada masalah," ucapnya. Arya hanya mengangguk sambil tersenyum mengerti lalu ia kembali menikmati hidangan makan malamnya. *** "Aku lihat kau semakin dekat dengan karyawan baru itu," kata Arya. Jessica yang duduk menyandar di sofa tersenyum tipis. "Kenapa? Ka

  • Tanpa Status   Bab 21 Menjauh

    Nico berjalan terhuyung-huyung saat memasuki apartemennya. Ia tampak lelah dan langsung duduk menyandar di sofanya. Ia lantas meraih remote TV dan menyalakannya namun ia tak bisa menikmati tontonan yang ada di TV. Akibatnya, ia menengadahkan kepalanya dan memandang langit-langit apartemennya, membiarkan TV menyala di sana. Ia memikirkan Jessica, wanita itu sepertinya berhasil menguras pikirannya. Hari ini ia tak henti-hentinya memikirkan wanita itu, apalagi sampai ia pulang dari kantor, wanita itu tak kunjung keluar dari ruangan atasan mereka. Nico memejamkan matanya, tak seharusnya ia terlalu serius dalam menganggap sikap Jessica yang kerap membuatnya berdebar-debar apalagi saat mereka bercinta. Nico mulai berpikir, wanita sepertu Jessica hanya menganggap sex adalah hal yang biasa namun tidak bagi Nico. Sex adalah pengalaman awal Nico dan ia melakukannya dengan perasaan.Nico berpikir mungkin ia tak patut lagi terlalu dekat dengan wanita macam Jessica, ia tak ingin perasaannya pada

  • Tanpa Status   Bab 20 Mengapa?

    Napas Nico tertatih menyaksikan Jessica yang berada di atasnya, menggoyangkan pinggulnya maju mundur di sana. Sesekali ia menggeram, merasakan nikmatnya liang milik Jessica mengaduk-mengaduk miliknya. "Ah ... Jessica ...," desah Nico. Napas Jessica juga memburu, ia memandang wajah Nico yang menatapnya penuh gairah. Ia mempercepat gerakan pinggulnya saat ia merasakan ada sesuatu yang meledak dalam dirinya. "Ugh ... ah ah ah ah, Nico ... aku ... ahh!" Tubuh Jessica mengejang hebat, ia menengadahkan wajahnya dan dadanya membusung. Napasnya terdengar memburu. Nico yang menyaksikan pemandangan seksi itu tak tahan apalagi ia merasakan denyutan-denyutan hebat di dinding kenikmatan milik Jessica. Nico bangun dan mencium bibir Jessica dengan penuh gairah, mereka saling melumat bibir dan sesekali menyesapnya. "Ahh ... Nico ...," desah Jessica saat Nico menyesap puncak buah dadanya. Wanita itu mulai bergairah lagi dan menggerakkan pinggulnya. "Ah ah ah ah ...." Suara desahan mereka saling

  • Tanpa Status   Bab 19 Apa Kau Menyukaiku?

    "A-aku ...," Nico tersipu hingga bingung harus menjawab apa. Jessica diam menunggu pengakuan Nico namun tiba-tiba ia tertawa. "Aku hanya bercanda!" Nico mengusap belakang kepalanya. Ia pun bingung, Jessica adalah wanita yang cantik dan menarik, tentu ia sangat menyukainya. Hanya saja, ia masih ragu apakah wanita itu memiliki hubungan dengan atasannya atau tidak. Karena tidak mungkin ia mendekati wanita yang masih menjadi kekasih pria lain."Baiklah, ayo kita naik itu!" ujar Jessica sambil menunjuk wahana bianglala. Nico menoleh ke arah wahana yang menyerupai kincir raksasa itu. "Apa itu aman?" "Tentu saja," kata Jessica, "kau harus mencobanya! Dari atas kita bisa lihat pemandangan kota yang indah." Nico mengangguk setuju lalu mereka pun menuju ke wahana itu. Dengan semangat Jessica masuk ke salah satu kabin bianglala itu. Mereka saling duduk berhadapan. Bianglala mulai berputar, Jessica tertawa saat melihat Nico agak panik saat merasakan bianglala itu mulai berputar namun tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status