Share

Bab 2

Author: Arjuna
"Bu Rebecca, kamu mengalami cedera perut yang serius dalam kecelakaan mobil itu. Bisa hamil itu benar-benar adalah keajaiban. Kalau kamu gugurkan anak ini, kamu akan sulit untuk hamil lagi."

Dokter itu menatap Rebecca dengan cemas dan menambahkan, "Sebaiknya kamu pertimbangkan lagi dan membicarakannya dengan suamimu."

Rebecca mengepalkan tangannya dan hatinya terasa sakit. Darren tidak pernah memberi tahu hal ini kepadanya.

Setiap kali anggota Keluarga Hernanda dan Keluarga Winata mendesak mereka untuk memiliki anak, Darren akan selalu melimpahkan semua kesalahan pada dirinya sendiri. Dia mengatakan bahwa dirinya masih ingin melewati dunia milik berdua dan tidak ingin diganggu oleh kehadiran seorang anak.

Mata Rebecca pun berkaca-kaca. Darren begitu memikirkannya dan takut dia sedih. Akan tetapi, tidak peduli betapa baiknya pun Darren, itu tidak dapat mengubah fakta bahwa Darren telah menipunya.

"Terima kasih, Dokter. Aku akan memikirkannya."

Rebecca keluar dari klinik dengan linglung, lalu tidak sengaja bertemu dengan Darren dan Cecilia yang sudah pulang di koridor.

Darren dengan hati-hati membantu Cecilia keluar dari ruang USG. Dia terlihat gugup. Tatapannya yang lembut dan penuh kasih sayang tertuju pada Cecilia. Dia tidak mengalihkan pandangannya sedetik pun.

"Kak, jangan begitu gugup. Aku cuma hamil, bukan sakit," ujar Cecilia sambil tersenyum. Dia bertemu dengan Darren ketika masih sangat muda dan selalu memanggil Darren kakak. Setelahnya, dia juga tidak pernah mengubah panggilannya.

Darren tersenyum dan tidak mampu menyembunyikan kegembiraannya. "Tentu saja aku gugup. Ini anak pertama kita. Kita harus merawatnya dengan baik."

Rebecca menggenggam erat lembar janji temu di tangannya. Suhu tubuhnya perlahan-lahan turun. Dia merasa seperti bisa mendengar suara hatinya yang hancur. Matanya terasa panas, tetapi tidak ada air mata yang mengalir keluar.

Ternyata, saat rasa sakit sudah mencapai puncak, air mata juga tidak bisa keluar lagi.

Darren memapah Cecilia masuk ke lift. Di belakangnya, Rebecca perlahan-lahan melonggarkan genggamannya pada lembar janji temu itu dan kembali ke klinik untuk menjadwalkan operasinya di lusa. Dia tidak ingin anaknya lahir di dunia penuh kebohongan, juga tidak ingin anaknya lahir tanpa ayah.

Seolah-olah sedang dipermainkan oleh alam semesta, Rebecca bertemu lagi dengan Darren dan Cecilia di tempat parkir bawah tanah. Dia pun melaju mengikuti mereka tanpa sadar.

Darren membawa Cecilia ke restoran berputar.

Hati Rebecca langsung tenggelam. Itu adalah restoran berputar yang dirancang dan dibangun oleh Darren untuknya pada ulang tahun terakhirnya. Darren pernah mengatakan bahwa hanya dia seorang yang layak makan di sana. Sekarang, Darren malah membawa perempuan lain ke tempat itu.

Di dalam restoran berputar, Cecilia duduk di kursi favorit Rebecca. Di depannya, tersaji hidangan penutup. Tak jauh dari sana, Darren berjalan keluar dengan mendorong gerobak makanan.

Darren dengan anggunnya melepas bunga dari dadanya dan menyerahkannya kepada Cecilia. Sebuah kalung berlian menjuntai di bawah bunga itu. "Selamat! Putri kecilku akan segera jadi seorang ibu."

"Kak ... terima kasih. Aku sangat gembira," ucap Cecilia. Dia hampir menangis karena terharu.

"Kamu bahkan memasak untukku. Cepat biarkan aku mencicipinya! Seusai makan, kamu langsung pulang saja. Aku sudah memonopolimu selama berhari-hari. Sudah saatnya kamu pulang untuk temani Kak Rebecca."

Cecilia mengerjap dengan kuat dan meneteskan dua tetes air mata.

Darren yang merasa sakit hati memeluknya dengan erat dan berujar, "Dasar bodoh, aku nggak akan pergi ke mana pun hari ini. Aku akan tetap berada di sisimu."

"Gimana dengan Kak Rebecca? Besok itu hari ulang tahun pernikahan kalian. Dia akan sedih kalau kamu nggak pulang untuk temani dia."

"Aku sudah mengurusnya. Kamu nggak perlu khawatir." Darren mengelus kepala Cecilia dan membantunya mengenakan kalung itu. "Kamu sudah jadi istriku. Mulai sekarang, aku akan meluangkan lebih banyak waktu untukmu dan anak kita."

Rebecca yang berdiri di sudut melangkah mundur dua langkah. Punggungnya bersandar di dinding yang dingin. Rasa dingin itu membuatnya menggigil.

Benar juga, Cecilia barulah istri sah Darren. Sementara itu, dia hanyalah orang bodoh yang tidak memiliki status apa pun.

Rebecca masih ingat ketika Darren membawanya ke restoran berputar untuk yang pertama kalinya, Darren juga menyiapkan kalung berlian untuknya. Darren bahkan diam-diam menyewa koki Michelin untuk mengajarinya memasak selama sebulan supaya bisa memasak untuknya.

"Sayang, cobalah masakanku. Mulai sekarang, aku yang akan urus makanmu tiga kali sehari. Seumur hidupku, aku akan mencintaimu dengan baik dan hanya mencintaimu seorang," bisik Darren sambil mengenakan kalung itu ke lehernya.

Kini, Darren telah memberikan cinta dan kasih sayangnya yang sama kepada Cecilia.

Dada Rebecca terasa berat dan sakit. Seumur hidup yang dimaksud Darren terlalu singkat.

Rebecca buru-buru berbalik dan meninggalkan restoran. Air mata mengalir membasahi wajahnya. Dia pergi ke firma hukum, lalu meminta pengacara untuk menghitung semua asetnya dan mengembalikan semua yang berhubungan dengan Darren kepadanya.

Warisan yang ditinggalkan orang tua Rebecca sudah cukup untuk menghidupinya selama beberapa generasi. Dia tidak kekurangan uang dan hanya ingin segera memutuskan hubungan dengan Darren.

Setelah senja, Rebecca baru menyelesaikan semua urusannya dan melaju pulang.

Vila kosong itu hanya diterangi oleh lampu yang ditinggalkan pembantu untuknya. Rebecca bersandar lelah di sofa sambil memandangi foto-foto dirinya dan Darren yang memenuhi ruangan. Dadanya terasa berat dan setiap detak jantungnya terasa perih.

Rebecca mengusap keningnya, lalu berdiri, dan menurunkan bingkai-bingkai foto yang menutupi seluruh dinding.

Foto pertama mereka saat kecil, Rebecca mengenakan gaun merah muda dan Darren memujinya sebagai putri tercantik di dunia.

Foto dansa pertama mereka, Darren memeluk pinggangnya dengan lembut dan memintanya berdansa hanya dengannya.

Foto kencan pertama mereka, Darren memeluknya sambil memutar-mutarnya tanpa henti. Darren mengatakan bahwa dirinya adalah pria paling bahagia di dunia.

...

Rebecca mengeluarkan satu per satu foto itu dari bingkai, lalu memasukkannya ke dalam mesin penghancur kertas. Seiring dengan hancurnya foto-foto itu, semua kenangan mereka juga ikut hancur.

Sepanjang malam, Rebecca hanya melakukan hal ini. Dia menghapus setiap jejak kemesraan mereka di masa lalu tanpa menyisakan apa pun. Saat fajar, lengannya sudah mati rasa, tetapi Darren belum kembali.

Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 22

    Darren diam-diam mencari seseorang untuk bekerja sama dengan Rebecca. Setiap tahun, dia memberi Rebecca 5% keuntungan perusahaannya untuk mengembangkan proyek-proyek perusahaannya. Dia tidak berani lanjut mengganggu Rebecca dan bertekad untuk melindunginya dengan caranya sendiri.Ketika para pemegang saham perusahaan mengetahui berita itu, mereka kembali mengonfrontasi Darren. Namun, Darren membuat mereka bungkam dengan menunjukkan perjanjian taruhan itu.Perjanjian yang Darren tandatangani dengan Rebecca tidak dibatasi waktu. Selama Rebecca masih lanjut mengembangkan desa, dana itu akan terus ditransfer kepadanya.Setiap hari, Darren menerima berita dan video tentang Rebecca. Rebecca sudah menjadi makin percaya diri dan bersinar. Dia adalah motivasi Darren untuk bertahan hidup.Suatu malam, Darren bangkit dari kantornya dan pandangannya tiba-tiba gelap. Kemudian, dia pun jatuh ke lantai. Ketika terbangun lagi, dia melihat Mina yang berlinang air mata.Kepala Darren telah cedera bebera

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 21

    Rebecca berbicara dengan fasih di atas panggung. Dia menjelaskan tujuan awal pendirian perusahaan, sekaligus mengajak orang-orang yang mampu untuk ikut serta dalam hal ini.Rebecca juga menguraikan rencana kerja pertamanya. Dia ingin membantu mengembangkan desa-desa pegunungan di sebelah barat. Daerah itu kaya akan aneka jamur hutan dan dia berencana melakukan pengembangan hijau yang sesuai dengan kondisi setempat, sekaligus menarik mantan penduduk desa yang merantau di luar untuk pulang ....Darren berdiri di sudut sambil memperhatikan Rebecca yang mengenakan setelan formal dan berbicara dengan percaya diri. Ada kilatan keterkejutan di matanya.Sudah lama Darren tidak melihat Rebecca begitu bersinar. Sejak bersamanya, Rebecca bagaikan terjebak dalam sumur dan seluruh hidupnya hanya penuh dengan Darren. Rebecca telah mengorbankan segalanya dan mempertaruhkan seluruh dirinya demi mencintai Darren. Namun, Darren justru mengecewakannya. Pada saat ini, Darren sepertinya sudah bisa memaha

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 20

    Wajah Darren miring ke satu sisi. Matanya dipenuhi keterkejutan dan rasa sakit. "Sa ... Becca, apa yang harus aku lakukan supaya kamu bisa maafkan aku?""Aku nggak akan pernah maafkan kamu. Sejak kamu putuskan untuk menunggu Cecilia dewasa dan menikahinya, kita memang sudah ditakdirkan untuk berakhir seperti ini.""Dia sudah gila. Selama kamu kembali, aku akan akhiri hidupnya. Kita bisa langsung pergi daftarkan pernikahan kita. Aku yang salah. Aku benar-benar nggak bisa hidup tanpamu," jelas Darren dengan penuh semangat.Rebecca akhirnya menunjukkan sedikit ekspresi. Dia mengerutkan kening, lalu menatap Darren dengan kesal dan berujar, "Darren, berhentilah membuatku merasa jijik."Jijik?Darren mundur dua langkah dengan terhuyung. Hatinya terasa seperti diremas. Becca-nya menyebutnya menjijikkan. Air matanya jatuh dengan tak terkendali. Dia menatap Rebecca dengan mata berkaca-kaca, lalu membuka mulutnya, tetapi tak ada suara yang keluar.Pada saat ini, Patrick berjalan masuk. Dia melir

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 19

    Ketika industri pariwisata desa resmi diluncurkan, Rebecca mengundang para blogger pariwisata dan kuliner untuk berkunjung. Sebagian besar rumah di desa masih dipertahankan struktur aslinya. Hanya dindingnya yang diperkuat. Beberapa telah dibuka menjadi penginapan, sedangkan yang lain menjadi restoran.Seluruh desa telah direnovasi untuk mencerminkan keindahan alam setempat. Mereka membangun banyak dek observasi, merekonstruksi kemegahan jalan perdagangan kuno, dan bahkan mengajak para nenek untuk mengajarkan kerajinan tenun dan teknik cetak tradisional warisan budaya kepada para wisatawan.Kelompok blogger pertama yang mengunjungi desa ini merasa sangat gembira. Mereka menghabiskan sekitar dua sampai tiga hari untuk bersantai dengan nyaman dan tenang.Dengan meningkatnya promosi di internet, wisata santai di desa ini pun perlahan-lahan menjadi makin populer. Kelompok kedua yang tiba adalah karyawan dari perusahaan ternama yang sedang melakukan liburan akhir tahun. Semua orang mendapa

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 18

    Darren yang tadinya masih bersikap tenang tiba-tiba menjadi gugup dan gelisah. Dia meraih lengan asistennya dan menghujaninya dengan pertanyaan, "Di mana dia? Di mana Becca? Cepat beri tahu aku!""Dia ada di sebuah desa dalam pegunungan di kawasan barat daya." Asisten itu sudah merasa mual akibat diguncang Darren. Darren langsung memasang tampang berseri-seri dan hendak berjalan keluar. Namun, beberapa pemegang saham segera menghentikannya.Tak disangka, Darren malah meninju orang yang paling dekat dengannya. Sekarang, satu-satunya hal yang dipedulikannya adalah Rebecca. Baginya, hal lain tidaklah penting.Darren meninggalkan Grup Hernanda dan bergegas melaju menuju bandara. Dia mengebut sepanjang jalan. Ketika sampai di persimpangan dan mencoba melewati lampu kuning, mobilnya ditabrak oleh truk yang juga menerobos lampu lalu lintas hingga terdorong ke pinggir jalan. Bodi Maybach-nya remuk dan kakinya terjepit oleh jok.Darren berusaha mati-matian untuk melepas sabuk pengaman dan mena

  • Tanpamu, Hidupku Makin Bersinar   Bab 17

    Setelah Patrick selesai berbicara, Rebecca pun tertegun untuk sejenak. Kemudian, dia menggeleng dan menghibur, "Pak Patrick, jangan menyalahkan diri. Masalahku itu nggak ada kaitannya denganmu. Meski itu bukan Cecilia, pasti akan ada orang lainnya."Hati Darren terlalu besar hingga mampu menampung Rebecca dan orang lain. Cinta Darren yang tidak cukup murni dan tidak cukup abadi."Baguslah kalau kamu nggak menyalahkanku. Mulai sekarang, jangan panggil aku Pak Patrick lagi. Panggil saja aku Patrick." Patrick berkata dengan berpura-pura santai, "Aku nggak mau jadi pengacara lagi. Aku mau terjun ke bidang sosial sepertimu. Mulai sekarang, aku akan jadi pengikutmu.""Kamu nggak perlu berbuat begitu. Keadaanku sekarang sangat baik," tolak Rebecca dengan halus."Aku tahu kamu sangat baik. Aku ingin belajar darimu dan berkontribusi." Patrick berpura-pura tidak mengerti penolakan Rebecca. Dia tersenyum, lalu mengambil buku pelajaran dari tangan Rebecca dan lanjut mengajari anak-anak.Patrick ju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status